• Tidak ada hasil yang ditemukan

88% lulusan SMA tidak

KOMPETENSI Landasan

2.10. Berpikir Sistemik (System Thinking)

Penelitian dengan tujuan untuk melakukan analisis kebijakan dan merekayasa model perlu dilakukan dengan pendekatan sistem yang disebut dengan system thinking yaitu cara memandang masalah sebagai sebuah sistem yang kompleks (Maani dan Cavana 2000). Hal tersebut disebabkan banyaknya variabel yang terkait dan dalam kondisi dinamis yaitu kondisi yang selalu berubah karena adanya pengaruh waktu. Dengan adanya gejala yang selalu mengalami perubahan setiap waktu dan merupakan variabel yang kompleks maka disebut system dynamic. Menurut Eriyatno (2003) dalam pendekatan sistem harus memenuhi karakteristik kompleks yaitu adanya interaksi antar elemen yang cukup rumit, dinamis yaitu adanya faktor yang berubah menurut

waktu dan ada pendugaan ke masa depan, probabilistik yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi.

Hal yang mendasar pada system thinking yaitu sistem memiliki karakteristik cybernistic, holistic, dan efektif. Cybernistic artinya dalam sistem tersebut terdapat tujuan yang akan dicapai dengan jangkauan masa depan.

Holistic yaitu mengkaji sistem secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai

komponen terkait dan selalu dalam kondisi yang dinamis serta mengalami perubahan karena waktu, sedangkan efektif dan efisien adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut bersifat sistemik, tepat, dan hemat.

Berdasarkan adanya umpan balik dalam sistem maka sistem terdiri atas sistem terbuka dan tertutup. Pada sistem terbuka input masuk ke dalam proses dan selanjutnya memperoleh output. Output tidak memberikan efek umpan balik dan tidak ada faktor koreksi sehingga dibutuhkan faktor eksternal. Contoh dari sistem terbuka adalah jam tangan, radio dan sebagainya. Pada sistem tertutup terdapat umpan balik sehingga output dikembalikan sebagai input ke dalam sistem. Sistem tertutup adalah sistem dimana output yang dihasilkan merupakan tanggapan dari input dan perilaku sistem akan dipengaruhi output tersebut. Dengan demikian sistem tertutup menyediakan sarana koreksi dalam rangka pencapaian tujuan sistem. Gambar 2.6 dan 2.7. menyajikan skema sistem terbuka dan tertutup.

Gambar 2.6. Sistem Terbuka Sumber : Eriyatno (2003)

Gambar 2.7 Sistem Tertutup Sumber : Eriyatno (2003)

Berdasarkan cara mengkajinya maka sistem dapat digolongkan dalam tiga cara yaitu melalui sistem analisis, desain, dan kontrol. Pada sistem analisis input dan proses sudah diketahui sedangkan output dari sistem yang ingin diketahui. Pada sistem desain input dan output telah ditentukan tetapi proses belum diketahui, sedangkan pada sistem kontrol input belum diketahui sehingga perlu dicari sedangkan proses dan outputnya sudah diketahui. Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan masukan yang ada maka penelitian ini termasuk sistem analisis karena melakukan menganalisis pengaruh kebijakan pendidikan terhadap pengetahuan siswa terhadap lingkungan.

Penelitian dengan pendekatan sistem berangkat dari kondisi ideal dengan kondisi yang nyata. Selanjutnya adalah penetapan kesenjangan, pembuatan analisis, penyusunan kebijakan, dan memperkirakan dampak (Aminullah, 2004). Pengungkapan kejadian nyata adalah memaparkan keadaan sebenarnya sebagai hasil dari proses nyata dalam pengubahan masukan menjadi keluaran. Penentuan

output yang diharapkan adalah sasaran yang diprogramkan. Oleh karena itu

bersifat rencana sehingga merujuk kepada waktu mendatang. Penetapan kesenjangan adalah perbedaan antara kejadian nyata dengan kejadian yang diinginkan. Pembuatan analisis adalah menganalisis jalan yang perlu ditempuh untuk mengisi kesenjangan antara kejadian nyata dengan kejadian yang diinginkan. Penyusunan kebijakan dilakukan dengan menetapkan pilihan tindakan atau keputusan yang akan diambil untuk mempengaruhi proses nyata dalam sistem yang menghasilkan kejadian nyata. Memperkirakan dampak

Input Proses Output

Umpan Balik

adalah mempertimbangkan kemungkinan adanya penolakan dari lingkungan sistem terhadap pilihan tindakan atau keputusan yang akan diambil.

Menurut Hartisari (2004) tahapan dalam pendekatan sistem dimulai dari analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, membuat model, verifikasi, dan validasi. Analisis Kebutuhan adalah menginventarisasi kebutuhan stakeholder yang dimasukkan dalam batasan sistem. Melalui analisis tersebut dapat diketahui disusun kebutuhan yang sinergis dan berbeda. Perbedaan kebutuhan tersebut merupakan masalah dalam sistem yang perlu diformulasikan. Variabel sinergis dan yang berbeda merupakan dasar dalam melakukan identifikasi sistem untuk selanjutnya dibuat model. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Hal ini digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat (causal loop). Model adalah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala yang ada di dunia nyata. Dengan demikian model yang dibangun dapat menggambarkan kondisi keseluruhan asalkan faktor dominan yang berlaku sama, sehingga model di lokasi studi kasus berlaku secara luas. Model dapat digunakan untuk memudahkan menganalisis kebijakan setelah dilakukan simulasi, validasi dan verifikasi. Model digunakan untuk analisis kebijakan karena simulasi model tidak membutuhkan waktu yang lama, lingkup sangat luas, efisien, dan relatif mudah dikerjakan.

Model terdiri dari model kuantitatif, kualitatif, dan ikonik. Causal Loop

Diagram (CLD) atau diagram sebab akibat berikut model Stock Flow Diagram

(SFD) atau diagram alir termasuk model kualitatif. CLD adalah hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya dengan hubungan positif dan negatif. Hubungan positif jika terjadi peningkatan unsur yang satu akibat peningkatan atau kenaikan unsur yang lain demikian pula jika terjadi penurunan. Sedangkan hubungan negatif terjadi jika peningkatan unsur yang satu menyebabkan pengurangan atau penurunan unsur yang lain.

Model yang dibuat dari data kuantitatif merupakan hard system untuk simulasi dapat digunakan Powersim atau Visual Basic . Diagram dasar dari simulasi adalah eksponensial growth, eksponensial collapse, decay, goal seeking,

menyeimbangkan yaitu mempunyai kecenderungan melawan perubahan dalam sistem untuk stabilitas sistem menuju goal (keadaan yang dikehendaki) dan peluruhan (decay). Diagram simpal kausal positif untuk memperkuat sehingga menyebabkan exponential growth atau exponential collaps. Diagram alir (SFD) adalah diagram simpal kausal yang telah diperluas dan dipresentasikan dengan menggunakan simbol-simbol perangkat lunak. Hasil simulasi model dapat berupa Kurva S (Sigmoid) terjadi karena percepatan pertumbuhan akibat pengaruh simpal positif, kemudian mengalami perlambatan karena ditekan oleh oleh simpal negatif yang bekerja setelah pertumbuhan mencapai maksimum. Sedangkan Osilasi adalah suatu kondisi dimana perilaku model menunjukkan gejala osilasi yaitu gerakan turun naik secara berkala. Hasil simulasi model dapat bervariasi berdasarkan model simulasi dasar. Dalam kehidupan nyata terdapat 8 jenis model baku yang dikenal dengan archetype. Model baku tersebut adalah Fixes That Fail, Shifting The Burden, Limits To Success, Drifting Goal, Growth and Underinvestment, Success to Successful, Escalation, Tragedy of

the Commons ( Kim dan Anderson, 1998) Model yang dibangun dan disimulasi

perlu dilakukan kalibrasi melalui pustaka atau perbandingan antara output yang dihasilkan dengan nilai acuan dari pustaka atau hasil pengukuran langsung dari lapangan. Jika terjadi perbedaan maka dilakukan perubahan beberapa parameter hingga perbedaan tersebut tidak nyata (Hartrisari dan Handoko, 2004).

Pembuatan model berdasarkan pengetahuan termasuk dalam soft

sistem dengan metode pengolahan diantaranya adalah Analisis Prospektif dan

Interpretative Struktural Modelling (ISM).

2 10.1. Analisis Prospektif

Analisis Prospektif bermanfaat untuk mempersiapkan tindakan strategis, dan melihat apakah dibutuhkan perubahan di masa depan. Menurut Hartisari (2004) tahapan dalam melakukan analisis prospektif adalah menemukan

faktor kunci dari sistem yang akan dikaji, menentukan tujuan strategis dan

kepentingan pelaku utama, membangun alternatif skenario model kebijakan, serta menentukan alternatif saran kebijakan. Langkah-langkah dalam Analisis Prospektif adalah sebagai berikut:

2. Menemukan elemen kunci di masa depan.

3. Mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Tahapan untuk mengidentifikasi faktor penentu di masa depan adalah identifikasi kriteria yaitu mencari variabel yang mempengaruhi tujuan studi melalui lokakarya. Jumlah variabel yang diharapkan berkisar 15 sampai 20, yang selanjutnya dilakukan analisis antar faktor dengan cara menyiapkan tabel dan melihat hubungan secara timbal balik. Adapun pedoman penilaiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3. Pedoman Penilaian Pengaruh Variabel

Skor Keterangan

0 Tidak ada pengaruh : jika tidak ada pengaruh terhadap faktor lain