• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cardiovascular Diseases (CVD) .1 Pengertian .1 Pengertian

CVD atau Cardiovascular Diseases merupakan permasalahan yang sangat menarik untuk diteliti. Fakta dari WHO menyebutkan bahwa CVD merupakan penyebab utama kematian diseluruh dunia, yang mengakibatkan 17,5 juta kematian setiap tahunnya. Sebanyak 7,6 juta orang meninggal karena serangan jantung dan 5,7 juta meninggal karena stroke setiap tahunnya. Kematian global akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan mencapai sekitar 25 juta orang pada tahun 2020.

Cardiovascular Diseases adalah istilah bagi serangkaian gangguan yang menyerang jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular), termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebravaskular, dan penyakit vaskular porifer. Penyakit kardiovaskular juga mencakup penyakit lain seperti kerusakan jantung. Penyakit kardiovaskular berhubungan dengan kondisi serangan jantung , angina dan stroke.

(Medicastore, 2008) 2.16.2 Faktor Resiko

Faktor resiko adalah faktor yang meningkatkan terjadinya sesuatu. Didalam suatu studi medis, mengamati faktor resiko untuk mengurangi akibat negatif dari suatu penyakit adalah yang paling efektif untuk dilakukan. Faktor risiko ini dibagi menjadi dua kelompok, yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi kadar kolesterol darah yang tinggi (hiperkolesterolemia), hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dan gaya

hidup (kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol berlebihan). Sementara faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

(Mediastore, 2008) Adapun beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko kematian pada penderita CVD adalah :

a. Tipe Penyakit Kardiovaskular

Konsekuensi langsung dari penyakit kardiovaskular adalah serangan stroke. Badan Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Ada berbagai jenis penyakit kardiovaskular yang harus diwaspadai yaitu : serangan jantung, angina (nyeri dada), dan stroke.

b. Usia

Usia adalah faktor resiko terpenting dalam kasus penyakit kardiovaskular. Di duga 87% kematian akibat penyakit CVD dialami oleh orang yang berusia 60 tahun keatas. Selain itu, resiko kematian akan penyakit stroke semakin meningkat setiap tahunnya pada usia 55 tahun keatas. Banyak penelitian dilakukan untuk mengungkap hubungan meningkatnya tingkat kematian akibat CVD dengan usia penderita, salah satu temuan para peneliti berhubungan dengan level kolesterol seseorang. Kebanyakan level kolesterol meningkat seiring dengan meningkatnya usia seseorang.

c. Jenis kelamin

Pada umumnya lelaki memiliki resiko kematian akibat CVD lebih besar dari pada wanita sebelum menopausal, namun resiko kematian pada wanita yang sudah menopaus sama seperti pada lelaki. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh WHO menyatakan bahwa perbedaan resiko kematian akibat CVD terhadap pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan hormon. Untuk kebanyakan kasus, resiko kematian akibat CVD banyak menyerang para lelaki dibanding wanita. Karena pada wanita, hormon estrogen adalah hormon yang sangat dominan. Estrogen mampu melindungi tubuh seorang wanita dari efek dari metabolisme glukosa yang berlebihan, namun hormon estrogen yang dimiliki wanita ini menurun setelah terjadi menopause sehingga resiko kematian akibat CVD jadi semakin besar.

d. Smoke

Merokok juga merupakan salah satu faktor resiko pada penyakit CVD karena beberapa alasan yaitu : perokok memiliki peluang 2-4 kali lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung koroner dibanding bukan perokok, perokok memiliki resiko terkena stroke dua kali lebih besar dan merokok menurangi sirkulasi darah karena menyempitnya pembuluh darah dan arteri. Oleh karena itu, perokok 10 kali lebih berpeluang terkena penyakit pembuluh darah, termasuk disfungsi ereksi / impotensi. Selain itu merokok menyebabkan anurisma aorta abdomen (pelebaran lokal pembuluh darah aorta di perut). Resiko kematian akibat penyakit ini tinggi di kalangan perokok ketika pembuluh darah tersebut pecah.

e. BMI (Body Mass Indeks)

BMI dihitung sebagai berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan ( ) dan tidak terkait pada jenis kelamin. BMI secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak tubuh. Saat ini, BMI secara internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasikan kelebihan berat badan dan besitas. Orang-orang dengan BMI lebih yaitu kelebihan berat badan dan obesitas pada hakekatnya meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi, stroke, penyakit jantung koroner, dyslipidemia dan diabetes mellitus tipe 2 (Hill,2005).

f. SBP (Sistole Blood Pressure)

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasa diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyut jantung, dan disebut tekanan sistole. Tekanan darah sistole digunakan untuk mendeteksi penyakit kardiovaskular sejak dini. Semakin tinggi tekanan darah sistole, maka resiko kematian akan semakin besar. Karena tekanan darah sistole yang tinggi bisa memicu hipertensi.

g. LACR (Logaritm of Albumin and Creatin)

Fungsi utama albumin dan kreatin adalah sebagai larutan penyangga dan memelihara tekanan onkotik. Tekanan onkotik yang ditimbulkan oleh albumin akan memelihara fungsi ginjal dan mengurangi edema pada saluran pencernaan dan dimanafaatkan dengan metode hemodilusi untuk mangani penderita stroke.

h. LTG (Logaritm of Trigliserin)

Trigliserin merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani. Jadi dengan mengetahui kandungan trigliserin dalam tubuh , maka dapat digunakan untuk mengontrol kelebihan kolesterol untuk mengurangi resiko terkena CVD. Semakin tinggi level trigliserin dalam darah dapat meningkatkan resiko penyakit CVD.

i. HTN (Hipertensi Status)

Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang – kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai tekanan darah tinggi. Menurut WHO, Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronis.

j. DM (Diabetes Status)

Menurut penelitian WHO, penderita diabetes memiliki resiko paling tinggi terkena penyakit CVD. Penyakit diabetes terjadi akibat adanya penimbunan gula dalam darah. Diabetes dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang sepert serangan jantung koroner, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak bisa sembuh akibat infeksi dan harus diamputasi.

Dokumen terkait