Affan JM. 2011. Seleksi Lokasi Pengembangan Budidaya dalam Keramba Jaring Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Kualitas Air di Perairan Pantai Timur Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal Sains MIPA. 17(3). Desember 2011, 99-106.
Akbar S, Marsoedi, Soemarno, Kusnendar E. 2012. Pengaruh Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscoguttatus) Pada Fase Pendederan di Keramba Jaring Apung (KJA). Jurnal Teknologi Pangan 1(2). November 2012.
[BAPEKAB] Badan Perencanaan Kabupaten Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dan PT Plarenco. 2004. Kajian Pengembangan Sea Farming di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu [Laporan Akhir]. 102p.
Barg UC. 1992. Guidelines of the promotion of environmental management of coastal aquaculture development. FAO Fisheries Technical Paper 328, FAO, Rome. 122 pages.
Bengen DG. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Di dalam: Prosiding Pelatihan Pengelolaan Pesisir dan Terpadu; Bogor. 29 oktober – 3 november 2001. 28-55.
Bengen DG. 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor Boyd C.E. 1990. Water Quality in Warm Water Fish Pond. Auburn University
Agricultural Experimenta Satation. Auburn Alabama.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Seribu. Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Dalam Angka 2014. Katalog BPS: 1102001.3101.020. Jakarta. Brotowijoyo MD, Dj Tribawono, E Mulbyantoro. 1995. Pengantar Lingkungan
Perairan dan Budidaya Air. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Clark J. 1974. Coastal Ecosystems: Ecological considerations for management of the coastal zone. The Conservation Foundation, Washington, D.C. 178p. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
Effendi I. 2006. Riset Terapan Pengembangan Sea Farming di Kepulauan Seribu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB). Bogor.
English S, Wilkinson C, Baker V. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville: Australian Institute of Marine Science.
Goddard S. 1996. Importance and Benefit of Using Lipids in Fish Nutrition. Fett/ Lipid. 9: 292–299. (Steffens W. 1996. Importance and benefit of using lipids in fish nutrition. Fett/Lipid 9, 292– 299).
Gomez ED, HT Yap. 1988. Monitoring Reef Condition in Kenchington, R. A. and B. E. T. Hudson (ed.): Coral Reef Management Hand Book. UNESCO Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. Hardjojo B, Djokosetiyanto. 2005. Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi
Kesatu, Modul 1 - 6. Universitas Terbuka. Jakarta.
37
budidaya perikanan sistem keramba jaring apung [Tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hutagalung HP. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota. Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Iwama GK. 1991. Interactions Between Aquaculture and the Environment. Critical Reviews in Environtmental Control. 21(2):177-216.
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 2004. Keputusan Menteri KLH No. 51/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. KLH, Jakarta. Kurnia R. 2013. Model Sea Ranching Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
Fuscoguttatus) di Perairan Semak Daun, Kepulauan Seribu ((Sea Ranching Model Of Brown-Marbled Grouper (Epinephelus Fuscoguttatus) In Semak Daun Island, Seribu Islands)). Jurnal Marine Fisheries 4(1): 59-66
Ludwig JA, Reynolds. 1988. Statistical ecology : A primer methods and computing. John Wiley & Sons. New York.
Machbub B. 2010. Model Perhitungan Daya Tampung Beban pencemaran Air Danau dan Waduk. Jurnal Sumber Daya Air. Vol. 6 No. 2. November 2010: 103-204.
Mannuputty AEW, Djuariah. 2009. Panduan metode point intercept transect (PIT) untuk masyarakat. COREMAP II-LIPI. Jakarta.
Mansur W. 2013. Estimasi Limbah Organik dan Daya Dukung Perairan dalam Upaya Pengelolaan Terumbu Karang di Perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu. Depik, 2 (3): Desember 2013. ISSN 2089-7790. Marasabessy MD, Edward, Valentin FL. Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam
Air Laut Dan Sedimen Di Perairan Pulau Bacan, Maluku Utara. Makara, Sains, 14(1), April 2010: 32-38.
Mardjudo A, Rahman ARA. 2014. Usaha Perikanan Ikan Teri (Stolephorus, spp) dengan Alat Tangkap Bagan Tancap di Desa Bukit Aru Indah Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Jurnal Ilmiah AgrIBA No. 2 September 2014.
Marganof, Darusman LK, Riani E., Pramudya B. 2007. Analisis Beban Pencearan, Kapasitas Asimilasi dan Tingkat Pencemaran Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Perairan Danau Maninjau. Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 12(1) (2007): 8-14.
Mayunar, Purba R, Imanto PT. 1995. Pemilihan lokasi budidaya ikan laut. Dalam Sudradjat et al. (Eds.). 1995. Prosiding temu usaha pemasyarakatan teknologi keramba jaring apung bagi budidaya laut, Puslitbang Perikanan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta: 179-189.
Mayunar 1995. Budidaya Ikan Laut Dalam Keramba Jaring Apung Serta Prospeknya. ISSN 0216-1877. Oseana, Volume XX, Nomor 2, 1995: 1-12. Mcclanahan TR, Graham NAJ. 2005. Recovery trajectories of coral reef fish
assemblages within Kenyan marine protected areas, Marine Ecology Progress Series. Vol 294: 241–248.
Meade JW. 1989. Aquaculture Management. AnAvi Book, Van Nostrand Reinhold, New York. 175p.
Mukuan EMR,, Sukoso. Arfiati D, Kepel RC. 2013. Fish Farming Development Potency with Floating Fish Cage System in Amuring District, South Minahasa Regency, Indonesia. IOSR Journal Of Environmental Science,
38
Toxicology And Food Technology (IOSR-JESTFT) e-ISSN: 2319-2402, p- ISSN: 2319-2399. 5(2) (Jul. - Aug. 2013), PP 05-11.
Najamuddin, Samar I, Adityawan A. 2012. Keragaman Ikan Karang di Perairan Pulau Makian Provinsi Maluku Utara. Depik, 1(2): 114-120. Agustus 2012. ISSN 2089-7790.
Napitupulu DL, SN Hodijah AC, Nugroho. 2005. Socio-economic assessment: in the user of reef resources by local community and other direct stakeholders. A research report. TERANGI. Jakarta: 140 hlm
Ngamel AK. 2012. Analisis Finansial Usaha Budidaya Rumput Laut Dan Nilai Tambah Tepung Karaginan Di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Sains Terapan Edisi II 2(1): 68-83
Nontji A. 2007. Laut Nusantara. Edisi Revisi. Penerbit Gedia, Jakarta.
Noor A. 2009. Model Pengelolaan Kualitas Lingkungan Berbasis Daya Dukung (Carrying Capacity) Perairan Teluk Bagi Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung Ikan Kerapu (Studi Kasus Di Teluk Tamiang, Kabupaten Kotabaru, Propinsi Kalimantan Selatan). [Disertasi]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
[PKSPL] Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. 2006. Konsep Pengembangan Sea Farming di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Working Paper PKSPL-IPB, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta, disampaikan pada 12 Oktober 2006.
Poernomo A. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Udang Ramah Lingkungan. Ditjend Perikanan, Jakarta.
Purnomo T. Hariyadi S. Yonvitner. Kajian Potensi Perairan Dangkal untuk Pengembangan Wisata Bahari dan Dampak Pemanfaatannya Bagi Masyarakat Sekitar (studi kasus Pulau Semak Daun sebagai daerah penunjang kegiatan wisata Pulau Pramuka Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu). Depik, 2(3): 172-183. Desember 2013. ISSN 2089- 7790.
Purwita IH, 2010. Pengelolaan Wisata Bahari Dengan Pendekatan Ekosistem Terumbu Karang Di Kelurahan Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Dalam Kegiatan Diving dan Snorkling). Tesis. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah PascaSarjana. IPB. Bogor
Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru Sulawesi Selatan Bagi Pengembangan Budidaya Bandeng Dalam Keramba Jaring Apung. Desertasi SPs IPB. Bogor.
Rudiyanto BY, 2011. Analisis Kelembagaan dan Biaya Transaksi dal Pengelolaan Seafarming di Pulau panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Tesis Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Rustam 2010. Analisis Parameter Fisik, Kimia, Biologi dan Daya Dukung Lingkungan Perairan Pesisir untuk Pengembangan Usaha Budidaya Udang Windu di Kabupaten Barru. Jurnal Natur Indonesia 13(1), Oktober 2010:33- 40.
39
Sriyanti N. Mufilkhati I, Fatchiya A. 2006. Persepsi Nelayan Tentang Pendidikan Formal di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Buletin Ekonomi Perikanan 6(3) Tahun 2006.
Tacon AJ. 2003. Aquaculture production and trend analysis. In: Review of the State of World Aquaculture. FAO Fishery Circular No. 886, Rev. 2, FAO. Rome, pp. 5-30
UNEP. 1993. Monitoring Coral Reef For Global Change. Reference Methods For Marine Sollution Studies no. 61. 72 p
Warren H. 1982. Evaluation of Matter Discharged from Trout Farming in Denmark. In: Albaster, J.S. _Ed.., Report of the EIFAC Workshop on Fish-Farm Effluents, EIFAC Tec. Pap. 41, 166 pp
Yasin M. 2013. Analisa Ekonomi Usaha Tambak Udang Berdasarkan Luas Lahan Di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Ilmiah AgrIBA No.2 Edisi September Tahun 2013.
Yayasan Terumbu Karang Indonesia. 2009. Terumbu Karang Jakarta: Pengamatan Jangka Panjang terumbu karang Kepulauan Seribu (2003-2007). Jakarta.
40
Lampiran 1. Hitungan volume air laut melalui elevasi pasang surut
Hari ke-i HWLi (cm) LWLi (cm) Hi (m) Volume (m3)
1 50 -52 1.02 3,214,938 2 50 -53 1.03 3,246,457 3 50 -53 1.03 3,246,457 4 49 -52 1.01 3,183,419 5 48 -51 0.99 3,120,381 6 47.5 -50 0.98 3,073,103 7 47 -49 0.96 3,025,824 8 30 -25 0.55 1,733,545 9 25 -20 0.45 1,418,355 10 20 -20 0.40 1,260,760 11 20 -30 0.50 1,575,950 12 20 -30 0.50 1,575,950 13 25 -30 0.55 1,733,545 14 30 -40 0.70 2,206,330 15 35 -45 0.80 2,521,520 16 40 -49 0.89 2,805,191 17 42 -50 0.92 2,899,748 18 45 -52 0.97 3,057,343 19 48 -60 1.08 3,404,052 20 50 -60 1.10 3,467,090 21 51 -58 1.09 3,435,571 22 50 -52 1.02 3,214,938 23 49 -49 0.98 3,088,862 24 40 -30 0.70 2,206,330 25 30 -30 0.60 1,891,140 26 30 -40 0.70 2,206,330 27 30 -50 0.80 2,521,520 28 40 -52 0.92 2,899,748 29 52 -52 1.04 3,277,976 30 52 -53 1.05 3,309,495 Rata-rata 39.85 -44.57 0.84 2,660,729 Sumber: Kurnia (2013)
41
Lampiran 2. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Kep.Men Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004)
No Parameter Satuan Baku Mutu
Fisika 1 Kecerahan m Coral: >5 Mangrove: - Lamun: >3 2 Kebauan Alami 3 Kekeruhan NTU <5 4 Padatan tersuspensi total mg/l Coral: 20
Mangrove: 80 Lamun: 20 5 Sampah Nihil 6 Suhu °C Coral: 28-30 Mangrove: 28-32 Lamun: 28-30 7 Lapisan minyak nihil
Kimia 1 pH - 7-8,5 2 Salinitas ‰ Coral: 33-34 Mangrove: s/d 34 Lamun: 33-34 3 Oksigen terlarut mg/l >5 4 BOD5 mg/l 20 5 Amonia total mg/l 0.3 6 Fosfat mg/l 0.015 7 Nitrat mg/l 0.008 8 Sianida mg/l 0.5 9 Sulfida mg/l 0.01
10 PAH (Poliaromatik Hidrokarbon) mg/l 0.003 11 Senyawa fenol total mg/l 0.002 12 PCB total (Poliklor bifenil) µg/l 0.01 13 Surfaktan (deterjen) mg/l 1 14 Minyak & Lemak mg/l 1 15 Pestisida µg/l 0.01 16 TBT (tributil tin) µg/l 0.01
42
Lampiran 3. Penghitungan Pendugaan Limbah N dari Hasil Produksi Ikan Kerapu Sebanyak 1080 Kg.
Satu unit keramba berisi enam buah petakan. Satu petakan berisi 450 ekor ikan kerapu, dengan total dalam satu unit yaitu 2700 ekor ikan kerapu. Asumsi proses pembesaran ikan memiliki tingkat kelangsungan hidup 80%, sehingga hasil akhir panen berjumlah 2160 ekor. Jika diasumsikan setiap ekor ikan memiliki berat 500 gram, maka produksi yang didapat yaitu sebesar 1080 Kg. Proses pembesaran ini menggunakan acuan konversi pakan (Sih-Yang Sim et al, 2005 in Akbar et al, 2012) dengan rasio 1:6.
Model Penghitungan Menggunakan Acuan Noor (2009): Keterangan Nilai Satuan Kandungan N dalam pakan 12.6 % Kandungan N dalam pakan yang habis 82 % kandungan N dalam pakan terbuang 18 % kandungan N dalam kecernaan pakan 81 % kandungan N dalam feses 19 % kandungan N dalam daging 26.1 % kandungan N dalam ekskresi 73.9 %
 Kandungan N dalam pakan :
Nilai N (12,6%) = 12,6% x 6480 Kg = 816,48 Kg N
 Kandungan N dalam pakan yang habis :
Nilai N (82%) = 82% x 816,48 Kg N = 669,51 Kg N
 Kandungan N dalam pakan terbuang :
Nilai N (18%) = 18% x 816,48 Kg N = 146,97 Kg N
 Kandungan N dalam kecernaan pakan :
Nilai N (81%) = 81% x 669,51 Kg N = 542,30 Kg N
 Kandungan N dalam feses :
Nilai N (19%) = 19 % x 669,51 Kg N = 127,21 Kg N
 Kandungan N dalam daging :
Nilai N (26,1%) = 26,1% x 542,30 Kg N = 141,54 Kg N
 Kandungan N dalam ekskresi :
Nilai N (73,9%) = 73,9% x 542,30 Kg N = 400,76 Kg N
Sehingga dapat diketahui nilai total loading N dari kegiatan keramba jaring apung, yaitu:
 Total Nilai loading N :
(Nilai N pakan sisa + Nilai N dalam feses + Nilai N dari hasil ekskresi) = (146,97 Kg + 127,21 Kg + 400,76 Kg)
43
Lampiran 4. Perhitungan Pendugaan Daya Dukung Menggunakan Pendekatan Limbah N
Perhitungan Nutrifikasi N yang telah dikembangkan dan dimodifikasi oleh Barg (1992) dengan menggunakan nutrient loading model, yaitu:
=� �
Ec merupakan konsentrasi N dalam air (mg/l);
 N adalah jumlah nitrogen dengan asumsi 75% yang masuk ke perairan (Budidaya + Antropogenik)
 F adalah flushing time, dan
 V adalah volume perairan.
Mendapatkan Nilai Ec perlu diketahui nilai F (flushing time)
Maka dapat diketahui menggunakan pendekatan metode tidal exchange, yaitu:
= , dan = �ℎ−��
� �ℎ
Berdasarkan data perairan yang didapat, maka:
= . , .. − . . .
= , = , � ℎ���
Maka didapatkan nilai dari F (flushing time) adalah:
= , = , hari
Maka didapatkan juga nilai konsentasi N dalam air (Ec/C1):
= , ₂g , = , mg/₃
Perhitungan selanjutnya adalah mengetahui atau menganalisis beban pencemaran.
= ×
Konsentrasi limbah yang diteliti terdapat dua nilai konsentrasi yang berbeda, yaitu dari konsentrasi yang masuk ke perairan dengan konsentrasi yang sudah ada. Oleh karena itu untuk mengetahui total konsentrasi limbah yang masuk ke perairan. model perhitungan sebagai berikut:
� . � = � . � + � . �
Berdasarkan model perhitungan diatas, maka didapatkan nilai total konsentrasi limbah yang masuk ke perairan (C3) sebagai berikut:
� =� . � + � .� �
� = . . � , . + .. . � ,
= , +. . ,
44
Lampiran 4. Perhitungan Pendugaan Daya Dukung Menggunakan Pendekatan Limbah N (Lanjutan)
Mendapatkan nilai daya tampung yaitu menggunakan baku mutu perairan (NH3)
berdasarkan Kep.Men LH No 51 Tahun 2004.
Daya Tampung = Baku Mutu – Total Konsentrasi (C3)
= 0,3 – 0,0272 = 0,2728
Mengetahui jumlah unit
Jumlah Unit = � � �� �
�� �� � � � � � = ,
, = 90 unit
45
Lampiran 5. Pendugaan Daya Dukung Pendekatan Limbah NH3-N Berdasarkan Musim (Musim Barat dan Musim Timur)
Pendugaan Daya Dukung Musim Barat
Bulan Flushing Time (hari) (a) Volume (m³) (b) C (mg/l) (c) C (mg/l) (d) Baku Mutu NH (mg/l) (e) Daya Tampung (mg/l) (f = e-d)
Jumlah Ikan (ton) (g = f c) Oktober (2013) 0,33 1656958,91 0,0042 0,0237 0,3 0,2763 71,79 November (2013) 0,40 2184262,50 0,0038 0,0264 0,2736 78,07 Desember (2013) 0,46 1980874,59 0,0037 0,0280 0,2720 79,43 Januari (2014) 0,40 2357306,00 0,0033 0,0255 0,2745 88,52 Februari (2014) 0,40 1905243,63 0,0044 0,0268 0,2732 67,3 Maret (2014) 0,34 1470589,10 0,0047 0,0243 0,2757 62,77
Rata-rata musim barat 0,39 1925872,46 0,0040 0,0258 0,3 0,2742 74,65 Pendugaan Daya Dukung Musim Timur
Bulan Flushing Time (hari) (a) Volume (m³) (b) C (mg/l) (c) C (mg/l) (d) Baku Mutu NH (mg/l) (e) Daya Tampung (mg/l) (f = e-d)
Jumlah Ikan (ton) (g = f c) april (2014) 0,37 1772924,84 0,0043 0,0253 0,3 0,2747 69,25 mei (2014) 0,40 2253004,56 0,0036 0,0265 0,2735 81,23 juni (2014) 0,42 2440532,98 0,0036 0,0269 0,2731 81,83 juli (2014) 0,43 2301415,71 0,0038 0,0263 0,2737 77,21 agustus (2014) 0,35 1866124,08 0,0039 0,0232 0,2768 76,51 september (2014) 0,33 1591783,04 0,0042 0,0232 0,2768 70,49
46
Lampiran 6. Perhitungan biaya pembuatan keramba jaring apung
a) Biaya Investasi
Uraian KJA Jumlah
(satuan) Satuan Harga Satuan Total Harga (Rp)
Drum 18 buah 130000 2340000 Bambu 43 batang 30000 1290000 Jaring 6 kotak 220000 1320000 Jangkar 10 buah 100000 1000000 Tali 7 gulung 75000 525000 Total 6475000 b) Biaya Tetap Uraian Biaya (Rp) Biaya Penyusutan Alat tangkap 500000 Kapal 350000 Mesin 450000 KJA 810000 Biaya Pemeliharaan Alat Tangkap 250000 Kapal 250000 Mesin 100000 KJA 150000 Total 2860000 c) Biaya Variabel Uraian Biaya (Rp)
Benih Kerapu Macan 4400000
Bahan Bakar 3465000
Total 7865000
Total Cost / Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Total Cost / Total Biaya = Rp 2.860.000 + Rp 7.865.000
47
Lampiran 7. Data Hasil Panen dan Perhitungan Analisis Usaha Kelompok Sea farming tahun 2013
Nama Tanggal Panen Jumlah Panen
(ekor) Jumlah Panen (kg) Rajiun 3-Jan -2012 58 25 Nawawi 4-Jan-2012 82 39.4 5-Mar-2012 110 51.4 19-Juni-2012 241 113.4 Sulaeman 9-Jan-2012 160 70 23-Juni-2012 30 12.8 Samiun 14-Jan-2012 251 106.7 27-Jan-2012 133 50.8 29-Jan-2012 156 68.6 25-Agsts-2012 85 40 Sukma 2-Feb-2012 150 49 Basri 18-Feb-2012 40 29.8 Mahiyin 19-Feb-2012 110 40 17-Juli_2012 100 56 Asnawi 1-Juni-2012 132 67.6 La Kardi 15-Juni-2012 152 90.4 26-Juli-2012 108 51.3 Marhadi 15-Juli-2012 227 119 2-Agsts-2012 100 40.1
Abd. Sukur S 20-Juli-2012 51 18
Andi Amin 28-Juli-2012 78 40.4
20-Okt-2012 287 145.5 Taslim 29-Juli-2012 70 35 Wijaya 9-Agsts-2012 80 50.2 Sahril 18-Agsts-2012 50 30 Total 3041 1440.4
Rata-rata Jumlah Panen (Ekor) = 202 ekor Rata-rata Jumlah Panen (Kg) = 96.03 kg Harga Jual per Kg = Rp 110.000 Total Pendapatan = Rp 10.563.300
Keuntungan = Total Pendapatan – Total Biaya = Rp 10.563.000 – Rp 10.725.000 = - Rp 161.700
Benefit Cost Ratio Break Even Point / � � =� � � � � � � �� � BEP Kg = Rp . . Rp . / � � = .. .. BEP Kg = , Kg / � � = , BEP Rp =Rp ., Kg. BEP Rp = Rp . /Kg
49