Alnopri. 2004. Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Sifat – Sifat Pertumbuhan Bibit Tujuh Genotip Kopi Robusta-Arabika. Jurnal Ilmu – Ilmu Pertanian Indonesia, Vol.6 No 2.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Lampung Damanik, M. M. B., Bachtiar Effendi Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin., dan Hamidah Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Darliah, I. Suprihatin, D. P. Devries, W. Handayati, T. Hermawati dan Sutater. 2001. Variabilitas Genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 18 Klon Mawar Cipanas. Zuriat 3, No 11.
Fattah. 2010. Efektifitas Pupuk Organik Saputra Nutrient pada Tanaman Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan. Dalam: Prosiding Pekan Serealia Nasional : 1-7.
Fehr, W.R. 1987. Principle of Cultivar Development. Theory and Technique. Vol. I. McMillan Pub. Co. New York. 536 p.
Fisher, N. M dan P. R. Goldsworthy 1996. Jagung Tropik dalam Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. UGM Press. Yogyakarta.
Hutapea, J dan Ali Z. M. 2000. Ketahanan Pangan dan Teknologi Produktivitas Menuju Kemandirian Pertanian Indonesia. Jurnal (1-6).
Kartikawati, L. D., Titin, S dan Husni, T. S. 2011. Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang dan Tanaman Sela (Crotalaria junceaL.) pada Gulma dan Pertanaman Jagung (Zea maysL.). Jurnal Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. 16 p.
Pupuk organik. 2012.Pupuk organik Green giant.
Poehlman. 1987. Breeding Field Crops. Third Edition, an AVI Book. New York Ridwan, 2009. Pemanfaatan Bahan Organik dan Bahan Organik Insitu pada
Budidaya Jagung Lahan Kering. Jurnal Ilmah Tambua, Vol 8 No 3 : Hal 421-425. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat.
Rubatzky, V. E dan M, Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi dan Gizi. Terjemahan Catur Herison. ITB-Press. Bandung.
Saleh, M, Nurtirtayani danI. Hayati. 2005. Evaluasi Fenotipik, Heritabilitas dan Korelasi AntaraKomponen Hasil dengan Hasil Terong di Lahan Rawa Lebak. Jurnal Pertanian (1-6). Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Balittra.
Sihotang, B. 2010. Ja .
Sitompul, S. M., dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Stansfield, W. D. 1991. Genetika. Alih Bahasa M. Affandi dan L. T Hardy. Erlangga, Jakarta.
Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Penerjemah: Bambang Sumantri. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Steenis, C. G. G. J., 2003. Flora. Pradnya Paramitha, Jakarta.
Subandi, M, Syam dan A. Widjono. 1988. Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Sudana, W. 2002. Perkembangan Jagung pada Dekade Terakhir sertaPeluang Pengembangan keDepan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.
Sutopo, L. 1998. Teknolog Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sutoro, A. S.., Hadiatmi dan S. G. Budiarti. 1994. Bentuk Tajuk Tanaman Jagung Berpotensi Tinggi. Jurnal Penelitian Pertanian. Jakarta.
Syafruddin, Faesal dan M. Akil. 2000. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung. Jurnal Pertanian.(1-14). Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Sulawesi Selatan.
Tobing, M. P. L., R. K Damanik., Opor Ginting., dan Sabar Ginting. 1995. Diktat Agronomi Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Welsh, J. R., 1991. Dasar-dasar Genetik dan Pemuliaan Tanaman. Erlangga. Jakarta.
Zubachtirodin., Syuryawati dan Constance Rapar. 2007. Petunjuk Teknis Produksi Benih Sumber Jagung Komposit (Bersari Bebas). Balai Penelitian Tanaman Serealia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Makassar
Lampiran 1. Bagan Penelitian
Ulangan I Ulangan II Ulangan III
a U b 20 m 4 m a = 50 cm (jarak antar blok)
V1G0 V2G1 VIGI V3G2 V2G3 V3G1 V2G2 V3G3 V2G0 V1G2 V1G4 V3G0 V1G2 V1GO V2G2 V3G3 V2G1 V1G3 V2GO V1G4 V2G3 V3G1 V3G0 V3G2 V1G1 V2G0 V3G0 V3G1 V3G3 V1G3 V3G2 V1GO V2G2 V2G4 V2G3 V2G1 V3G4 V2G4 V3G4 V2G4 V1G1 V3G2 V1G3 V3G4 V1G4
Lampiran 2. Deskripsi Varietas Jagung Pioneer 12
Tanggal dilepas : 22 Juni 1999
Asal : F1 dari silang tungal (single cross) antara M30A97 denganF30A97. M30A97 dan F30A97 adalah galur murni tropis yang dikembangkan secara berurutan oleh Pioneer Hi-bredPhilippines, Inc. dan Pioneer Hi-Bred, (Thailand) Co. Ltd.
Umur : Berumur dalam 50% polinasi : + 56 - 59 hari 50% keluar rambut : + 57 - 60 hari
Masak fisiologis : + 92 hari (< 600 m dpl), + 120 hari (> 600 m dpl) Batang : Besar dan kokok
Warna batang : Hijau Tinggi tanaman : + 211 cm Daun : Tegak dan lebar Warna daun : Hijau tua Keragaman tanaman : Sangat seragam Perakaran : Baik dan kuat Kerebahan : Tahan rebah
Bentuk malai : Tidak terbuka, ujung terkulai Warna sekam : Hijau
Warna anthera : Kuning
Warna rambut : Putih dengan merah muda di ujungnya Tongkol : Panjang dan silindris
Kedudukan tongkol : Agak tinggi, di pertengahan tinggi tanaman (+ 91 cm) Kelobot : Menutup biji dengan baik
Tipe biji : Mutiara (flint) Warna biji : Oranye
Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 14 - 16 baris Bobot 1000 biji : + 289 g
Kandungan nutrisi : 5,6% minyak, 10,6% protein, dan 71,2% tepung Rata-rata hasil : 8,1 t/ha pipilan kering
Potensi hasil : 10 - 12 t/ha pipilan kering
Ketahanan : Tahan terhadap penyakit karat daun, busuk tongkolDiplodia, dan busuk batang bakteri; agak tahan terhadapbulai, hawar daun H. turcicum, dan busuk batang Pythium
Daerah adaptasi : Beradaptasi luas pada dataran rendah dan tinggi Pengusul : PT. Pioneer Hibrida Indonesia
BISMA
Tanggal dilepas : 4 September 1995
Asal : Persilangan Pool 4 dengan bahan introduksi disertai seleksi massa selama 5 generasi
Umur 50% keluar rambut : + 60 hari Panen : + 96 hari
Batang : Tegap, tinggi sedang (+ 190 cm) Daun : Panjang dan lebar
Warna daun : Hijau tua Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan rebah Tongkol : Besar dan silindris
Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang
Kelobot : Menutup tongkol dengan cukup baik (+ 95%) Tipe biji : Semi mutiara (semi flint)
Warna biji : Kuning
Baris biji : Lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 12 - 18 baris Bobot 1000 biji : + 307 g
Warna janggel : Kebanyakan putih (+ 98 cm) Rata-rata hasil : + 5,7 t/ha pipilan kering Potensi hasil : 7,0 - 7,5 t/ha pipilan kering
Ketahanan : Tahan penyakit karat dan bercak daun
Keterangan : Baik untuk dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Pemulia : Subandi, Rudy Setyono, A. Sudjana, dan Hadiatmi. (Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2010).
SHS 11
Asal : F1 dari silang antara galur murni 207 dengan galur murni 114.
Golongan : Hibrida silang tunggal Umur tanaman : Berumur sedang
Umur 50% keluar rambut : ± 55 hari setelah tanam (HST)
Umur panen : ± 97 HST
Tinggi tanaman : ± 207 cm
Batang : Tinggi sedang, tegap
Daun : Panjang, lebar
Warna batang : Hijau
Warna Daun : Hijau tua
Warna biji : Kuning kemerahan (orange)
Kelobot : Menutup tongkol dengan cukup baik Baris biji : Lurus dan rapat
Kedudukan tongkol : Di tengah-tengah batang
Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan rebah
Jumlah baris/tongkol : 14-16 baris Bobot 1000 biji : ± 325 g
Daya hasil : 9.630 kg/ha pipilan kering Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap penyakit bulai (Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2010).
Lampiran 3. Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16