DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1. Water heater yang ada di pasaran
Saat ini banyak water heater yang beredar di pasaran dengan berbagai
macam model dan bentuk. Ada 4 contoh Water heater yang akan dibahas, yang
memiliki cara kerja yang berbeda-beda.
a. Water heater model 1
Semua Water heater memiliki cara kerja yang sederhana yaitu sama seperti
memasak air. Perbedaannya adalah terletak pada kondisi/keadaan air yang
dipanaskan dan rangkaian dari water heater tersebut.
Untuk mendapatkan air panas dari water heater model ini adalah dengan
cara melilitkan saluran pipa pada tabung yang panas. Tabung bisa menjadi panas
karena adanya proses pembakaran di bagian bawah tabung. Pada model ini
saluran pipa air tidak kontak langsung dengan api atau tidak kontak langsung
dengan gas buang. Air yang dipanaskan yaitu air yang mengalir di dalam pipa.
Pada model ini terdapat fan atau kipas yang berfungsi untuk membantu proses
pembakaran dengan cara mengalirkan oksigen yang ada di udara. Gas buang hasil
pembakaran yang sudah dingin dibuang melewati saluran yang berada di atas
water heater
b. Water heater model 2
Pada water heater model 2 ini prinsip kerjanya sama seperti memasak air
tetapi ada pipa untuk aliran air. Berbeda dengan water heater model 1, pada water
heater model 2 ini terdapat penampung air. Air dingin mengalir masuk melalui
saluran masuk dan setelah panas keluar melalui saluran keluar.
Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa pipa aliran air masuk berwarna biru
sedangkan pipa aliran keluar berwarna merah. Di dalam penampung air juga
terdapat pipa untuk aliran gas buang. Jika dibandingkan dengan water heater
model 1, water heater model 2 ini proses awal untuk memanaskan air lebih lama
karena air berada pada penampung air dengan jumlah yang banyak sedangkan air
pada water heater model 1 air yang dipanaskan lebih sedikit karena berada pada
pipa yang langsung dipanaskan.
c. Water heater model 3
Untuk mendapatkan air panas dari Water Heater model 3 dilakukan dengan
cara memanaskan saluran pipa air secara langsung dengan api atau gas buang
yang bersuhu tinggi.
Pipa saluran air yang digunakan untuk mengalirkan air ini berada di dalam
tabung, dibuat spiral dan kontak langsung dengan api atau gas buang yang
bersuhu tinggi. Terdapat fan yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari luar.
Air yang dipanaskan adalah air yang mengalir di dalam pipa yang langsung
kontak dengan api atau gas buang yang bersuhu tinggi.
d. Water heater model 4
Cara kerja water heater model 4 ini hampir sama dengan water heater
model 2. Air yang dipanaskan berada di dalam penampung air. Perbedaannya
terdapat pada caranya membuang gas buang yang dipergunakan untuk
memanaskan air.
Di dalam saluran gas buang terdapat spiral yang mengarahkan jalan
keluarnya gas buang. Dengan adanya spiral ini, diharapkan gas buang tidak
langsung keluar. Gas buang dibuat berada lebih lama di dalam saluran, agar
semua panas dapat dipindahkan ke pipa saluran air. Suhu keluar gas buang ketika
keluar water heater tidak tinggi dan suhu air di dalam saluran pipa menjadi lebih
tinggi (bila dibandingkan dengan water heater model 2).
2.1.2. Perpindahan Kalor
Kalor adalah energi yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Perpindahan kalor ini disebabkan adanya perbedaan suhu di antara kedua
tempat tersebut. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.
a. Perpindahan Kalor Konduksi
Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa
disertai perpindahan partikel-partikel zat perantara. Peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi terjadi bila benda yang bersuhu tinggi bersentuhan dengan benda
yang bersuhu rendah. Berdasarkan teori partikel, partikel penyusun benda yang
bersuhu tinggi mempunyai energi kinetik yang tinggi pula. Hal ini berarti
partikelnya bergerak dengan cepat. Sebaliknya pada benda yang bersuhu rendah,
partikel-partikelnya bergerak lebih lambat. Dari hasil percobaan para ahli, ternyata
ditemukan ada benda yang dapat menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda
yang sukar menghantarkan kalor. Pada water heater perpindahan kalor secara
konduksi terjadi pada permukaan luar pipa ke permukaan bagian dalam pipa, dari
b. Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan energi kalor yang diikuti
gerak partikel-partikel zat perantara atau mediumnya. Pada perpindahan kalor ini
dapat terjadi pada zat cair dan gas. Sebagai contoh perpindahan kalor konveksi
pada zat cair adalah pada saat kita memasak air, meskipun yang dipanaskan hanya
air bagian bawah namun air bagian atas dapat berubah suhunya. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi aliran kalor dari air bagian bawah ke air bagian atas.
Sedangkan perpindahan kalor konveksi di udara adalah terjadinya angin laut pada
siang hari dan angin darat pada malam hari. Terjadi angin laut dan darat karena
adanya perbedaan suhu antara laut dengan darat yang menyebabkan perbedaan
massa jenis udara diatas permukaan darat dan permukaan laut. Pada water heater
perpindahan kalor secara konveksi terjadi dari permukaan dalam pipa menuju air
yang ada di dalam pipa.
c. Perpindahan Kalor Radiasi
Perpindahan kalor radiasi adalah perpindahan kalor yang dapat terjadi tanpa
melalui zat perantara. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka udara
akan terasa panas. Atau saat berada di sekitar api unggun, orang yang berada di
sekitar api unggun akan merasakan hangat walaupun tidak bersentuhan dengan api
secara langsung. Pada water heater perpindahan kalor secara radiasi terjadi pada
tabung bagian dalam menuju tabung bagian luar, dari tabung bagian luar ke udara
2.1.3. Perancangan pipa saluran air
Untuk aliran air pada water heater ini menggunakan pipa tembaga yang
dibentuk seperti spiral. Ada berbagai hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan
saluran air ini, diantaranya adalah :
a. Pemilihan bahan
Pipa yang dipilih harus memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi.
Sehingga bahan mampu mengalirkan kalor konduksi yang besar, mampu
memindahkan kalor yang diterima dari api menuju fluida yang mengalir di dalam
pipa. Konduktivitas termal suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk
memindahkan kalor melalui benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas
termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang
baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal kecil merupakan
penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk). Semakin tinggi nilai
konduktivitas termal bahan, semakin besar laju aliran kalornya. Selain itu dalam
pemilihan saluran air juga harus mempertimbangkan harga dari saluran pipanya.
Tabel 2.1 Nilai konduktivitas termal/bahan ( sumber: Holman, J.P,
1993, Perpindahan kalor)
No Bahan Nilai konduktifitas termal Watt/m.ºC 1 Baja 40 2 Perak 419 3 Tembaga 380 4 Alumunium 204 5 Gabus 0,042
Berdasarkan Tabel 2.1, dipilih bahan pipa dari tembaga yang memiliki
nilai konduktivitas yang tinggi dengan harga yang terjangkau.
b. Pemilihan diameter pipa
Pemilihan diameter pipa juga merupakan hal yang penting, semakin kecil
diameter pipa, semakin besar daya pompa. Semakin kecil diameter, semakin
besar hambatannya. Ukuran diameter pipa dipilih sedemikian sehingga tidak
menghasilkan daya pompa yang besar, tetapi harga jual water heater dapat
terjangkau.
c. Hambatan pipa
Hambatan yang terjadi ketika air mengalir diusahakan kecil. Dalam
pembentukan saluran pipa tidak dibuat pipa yang melengkung tajam agar
hambatan yang dihasilkan tidak besar. Apabila terjadi pembelokan saluran, sudut
pembelokan diusahakan lebih besar dari sudut 90°. Hal ini dimaksudkan agar
gesekan yang terjadi antara fluida dan pipa semakin kecil dan daya pompa yang
diperlukan untuk mendorong air lebih kecil. Dengan alasan tersebut, saluran pipa
di buat berbentuk spiral.
2.1.4. Bahan Bakar
Pada penelitian ini proses pembakarannya menggunakan bahan bakar dari
gas yaitu gas LPG (Liquified Petroleum Gas). Di Indonesia ada tiga macam LPG
yang diproduksi dan dipasarkan oleh PT. Pertamina yaitu bahan bakar gas LPG
untuk rumah tangga, gas LPG Propana dan gas LPG Butana. Komponen utama
bahan bakar LPG (dari hasil produksi kilang minyak dan gas) adalah gas propana
selebihnya adalah gas pentana
C5H12
yang dicairkan. Perbandingan komposisi propana dan butana adalah 30 : 70. LPG lebih berat dari udara dengan berat jenissekitar 2,01 (dibandingkan dengan udara). Tekanan uap LPG cair dalam tabung
sekitar 5 – 6,2 2 cm kg
. Nilai kalori sekitar : 21.000 BTU/lb. zat mercaptan
umumnya ditambahkan ke LPG untuk memberikan bau khas, supaya kalau terjadi
kebocoran, dapat segera terdeteksi dengan cepat dan mudah.
Reaksi pembakaran propana
C3H8
, jika terbakar sempurna adalah sebagai berikut :8 3H
C + 5O2 → 3CO2 + 4H2O + panas
propana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut
setara dengan 46000000 J/kg atau 46MJ/kg
Reaksi pembakaran butana
C4H10
, jika terbakar sempurna adalah sebagai berikut :2C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O + panas
butana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut hampir sama
Sebagai gambaran : Untuk menaikkan 1 gram air sebesar 1°C
dibutuhkan energi sebesar 4,186 J. Untuk menaikkan suhu 1 liter air dari suhu
ruangan (30°C) akan dibutuhkan energi sebesar 293,020 J. Pada tahap ini, air baru
mencapai suhu 100°C dan belum mendidih. Diperlukan energi sebesar 2257 J/gr
air untuk merubah air menjadi uap. Pada kondisi udara luar 1 kg propana memiliki
volume sekitar 0,543. Satu Kg LPG memiliki energi yang setara untuk
mendidihkan air 90 liter. Tabel 2.2 menyajikan daya pemanasan dari efisiensi alat
masak LPG dengan bahan bakar gas. Terlihat bahwa efisiensi alat masak dengan
gas LPG berkisar sebesar 60 %
Tabel 2.2 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya (Sumber :
http://aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf)
Bahan Bakar Daya Pemanasan Efisiensi alat masak Kayu bakar 4.000 kkal/kg 15%
Arang 8.000 kkal/kg 15% Minyak tanah 11.000 kkal/kg 40% Gas kota 4.500 kkal/m3 55% Listrik 860 kkal/kWh 60% LPG 11.900 kkal/kg 60%
2.1.5 Sumber Api
Sumber nyala api dapat diambil dari kompor. Ada berbagai macam
kompor dengan bentuk geometri dan bahan bakar kompor yang berbeda. Bahan
bakar kompor juga menentukan titik nyala api. Ada kompor yang mampu
kecil. Pada kenyataanya setiap kompor menghasilkan bentuk api dan besar api
yang khas. Semakin banyak api yang mampu dihasilkan kompor dan semakin
banyak api yang mampu menyentuh sistem saluran pipa air dengan siripnya, tentu
akan semakin besar kalor yang dapat dipindahkan ke dalam air melalui saluran
pipa air. Dengan catatan proses pembakaran yang terjadi dalam peralatan water
heater berlangsung dengan sempurna. Berikut ini adalah contoh sumber api
berbahan bakar gas LPG yang terdapat di pasaran.
Gambar 2.5 Kompor gas Gambar 2.6 Selang regulator
2.1.6. Isolator dan konduktor
Dari hasil percobaan para ahli, ternyata ditemukan ada benda yang dapat
menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda yang sukar menghantarkan
kalor. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor tersebut, benda dibedakan
a. Konduktor adalah benda-benda yang mudah menghantarkan kalor dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Contohnya adalah besi, alumunium, tembaga,
seng. Nilai sifat-sifat dari berbagai bahan dari logam dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Sifat-sifat bahan logam pada suhu 200C ( sumber: Holman, J.P, 1993,
Perpindahan kalor) No Bahan k (W/mºC) cp(kJ.kg.˚C) ρ (kg/m3) α (m2 /sx102) 1 Perak 419 0,2340 10,524 17,004 2 Tembaga 385 0,091 558 4,42 3 Alumunium 204 0,208 169 3,33 4 Seng 112 0,091 446 1,60 5 Besi 58 0,11 474 0,63 6 Baja 54 0,465 7,833 1,474
b. Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh benda yang termasuk isolator adalah
kayu, kain, gabus, dan air. Pada penelitian ini isolator diperlukan agar hasil
pembakaran bahan bakar tidak banyak keluar dari water heater. Pemanas air ini
memiliki tiga tabung yang berdiameter berbeda. Proses pembakaran terjadi di
dalam tabung yang berdiameter kecil. Agar panas yang dihasilkan tidak banyak
keluar diperlukan isolator. Yang dapat digunakan sebagai isolator adalah udara
Tabel 2.4 Sifat-sifat bahan bukan logam ( sumber: Holman, J.P, 1993, Perpindahan kalor) No Bahan k (W/mºC) c (kJ/kg.˚C) ρ (kg/m3) α (m2 /sx107) 1 Asbes 0,154 0,816 470-570 3,3-4 2 Gabus 0,045 1,88 45-120 2-5,3 3 Gelas 0,78 0,84 2700 3,4 4 Bata bangunan 0,69 0,84 1600 5,2 5 Udara 0,009246 1.0266 3.601 0.02501 2.1.7. Sirip
Sirip sering digunakan pada alat penukar kalor untuk meningkatkan luasan
perpindahan kalor antara permukaan utama dengan fluida di sekitarnya. Sirip
biasa digunakan dalam pengkondisian udara dan juga peralatan elektronik, motor
listrik dan lain-lain. Dalam semua peralatan tersebut udara digunakan sebagai
media perpindahan panas. Idealnya, material sirip harus mempunyai konduktivitas
termal yang tinggi sehingga dapat membantu perpindahan panas dari sumber api
ke air. Semakin besar dan banyak sirip yang dipasang maka semakin besar pula
kalor yang dipindahkan. Gambar 2.7 memperlihatkan contoh penggunaan sirip di
Gambar 2.7 Penggunaan sirip pada pendingin ruangan
Gambar 2.8 Penggunaan sirip pada CPU komputer
Pada penelitian ini, sirip yang digunakan berbahan dari pipa tembaga yang
Gambar 2.9 Sirip yang dipasang pada saluran air
Gambar 2.10 Efisiensi sirip siku empat dan segitiga ( sumber: Holman, J.P,
Gambar 2.11 Grafik efisiensi sirip siku empat ( sumber: Holman, J.P, 1993,
Perpindahan kalor)
2.1.8. Saluran udara masuk
Pada proses pembakaran diperlukan oksigen yang diambil dari udara
bebas. Karena sumber api berada di bawah alat pemanas air sehingga harus ada
saluran udara, agar udara bisa masuk sehingga proses pembakaran dapat terjadi
dengan sempurna. Jika kekurangan oksigen dapat menyebabkan proses
pembakaran yang tidak sempurna dan panas yang dihasilkan tidak sesuai yang
diharapkan. Sehingga diantara alat pemanas air dengan sumber api diberi jarak
atau celah yang bertujuan untuk memberikan ruang atau saluran udara masuk.
2.1.9. Saluran gas buang
Pada proses pembakaran selain menghasilkan panas juga menghasilkan
gas buang. Gas buang yang dihasilkan berupa gas dan uap air. Agar nyala api
buang bisa keluar. Dalam perancangan saluran gas buang perlu
mempertimbangkan besar kecilnya debit gas buang yang terjadi dan diusahakan
gas buang dapat mengalir keluar dengan lancar. Selain itu perancangan saluran
gas buang harus dipilih sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pengguna dari
water heater. Perancangan saluran gas buang juga menentukan nyala api yang
dihasilkan. Jika saluran gas buang terancang dengan baik maka api akan berfungsi
dengan baik untuk memanaskan air
2.1.10.Laju aliran kalor
Laju aliran kalor yang diterima air ketika mengalir di dalam pipa dapat
dihitung dengan persamaan (2.2). Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa
air menggunakan persamaan (2.1)
Gambar 2.12 Aliran fluida dalam saluran air
massajenisluaspenampangkecepatanair
mair air m
r2
um (2.1)
i o
air air air m c T T q (2.2)Pada persamaan (2.1) dan (2.2)
air
q : laju aliran kalor yang diterima air, watt
air
air
c : kalor jenis air, 4179 J/kgoC. Tin : suhu air masuk water heater, oC
Tout : suhu air keluar water heater, oC.
m
u : kecepatan rata-rata fluida mengalir, m/s
: massa jenis fluida yang mengalir, kg/m3
d : diameter saluran, m
Laju aliran kalor yang diberikan gas dapat dihitung dengan persamaan (2.3)
gas
q = mgascgas
(2.3)
Pada persamaan (2.3) :
gas
m : massa gas elpiji yang terpakai (kg/s)
gas
c : nilai kalor jenis elpiji ( J/kg), (1kkal = 4186,6 J)
2.1.11.Efisiensi Water Heater
Efisiensi Water Heater dapat dihitung dengan persamaan (2.4)
% 100 x q q gas air (2.4) Pada persamaan (2.4) :
: Efisiensi water heater (%)
air
q : Laju aliran kalor yang diterima air, watt
gas
q : Laju aliran kalor yang diberikan gas, watt
2.2.1. Tinjauan Pustaka
Saat ini banyak water heater yang beredar di pasaran. Bermacam – macam juga yang ditawarkan dari model bentuk, kapasitas air yang mengalir, suhu yang
dihasilkan dan bahan bakar yang digunakan. Referensi pembuatan water heater
dengan bahan bakar gas LPG pada penelitian ini mengacu pada beberapa water
yang beredar di pasaran, seperti pada gambar yang tersaji berikut :
a. Water Heater gas LPG tipe WH1
Gambar 2.13 Water heater gas LPG tipe WH1
Spesifikasi :
• Jenis : Instan
• Pemasangan : Vertikal
• Sumber pemanas : Gas LPG
• Bahan pipa saluran air : Tembaga Fitur Teknis ::
• Kapasitas (liter) : 6 liter / menit
• Tekanan air maksimum (bar) : 0.8
• Diameter pipa koneksi (inch) : 0.4
• Suhu (°celcius) : 75
• Kalori (kcal/h) : 8600
Dimensi Produk ::
• Panjang (cm) : 30
• Lebar (cm) : 4.6
• Tinggi (cm) : 44
• Berat (kg) : 13 b. Water Heater gas LPG tipe WH2
Gambar 2.14 Water heater gas LPG tipe WH 2
Spesifikasi :
• Jenis : Instan
• Pemasangan : Vertikal
• Sumber pemanas : Gas
• Bahan pipa saluran air : Tembaga Fitur Teknis ::
• Kapasitas (liter) : 6 liter / menit
• Tekanan air maksimum (bar) : 0.8
• Diameter pipa koneksi (inch) : 0.4
• Suhu (°celcius) : 75
• Kalori (kcal/h) : 8600
Dimensi Produk :
• Panjang (cm) : 30
• Lebar (cm) : 4.6
• Tinggi (cm) : 44
• Berat (kg) : 13 c. Water Heater gas LPG tipe WH3
Gambar 2.15 Water heater gas LPG tipe WH 3
Spesifikasi :
Ukuran ( PxLxT) mm :
Pemasangan : Eksternal/ Internal*
P369 x L290 x T138
Berat : 6, 1 Kg
Kapasitas air panas : 5 ltr/ mnt
Gas Input : 0, 5 Kg/ h
Ignition : Baterai
Tekanan Gas : 280 mm H2O
Suhu : 60o C
Outlet Gas : 1/ 2 "
Outlet Air Panas : 1/ 2 "
Tekanan Air Minimum : 0, 2 kgf/ cm2
Instant Warm System : No d. Water Heater gas LPG tipe WH4
Gambar 2.16 Water heater gas LPG tipe WH 4
Spesifikasi :
Instalasi : Eksternal / Internal
Kapasitas : 5 ltr/mnt
Ignition : Baterai ukuran D
Tekanan Gas : 280mm H20
Suhu : 60o C
Outlet Gas : ½”
Outles Air Dingin : ½” Outlet Air Panas : ½”
2.2.2. Hasil penelitian
Putra, P.H (2012) melakukan penelitian tentang karakteristik water heater
dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada
dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 300
lubang masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water
heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci. Penelitian bertujuan (a)
merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit
air dengan suhu air yang keluar dari water heater, (c) mendapatkan hubungan
antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air dan (d)
mendapatkan hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater. Penelitian
memperoleh hasil (a) water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water
heater yang ada di pasaran, mampu menghasilkan air panas dengan temperatur
42,9 °C pada debit 10 liter/menit, (b) hubungan antara debit air yang mengalir (m)
dengan temperatur air keluar water heater (To) dapat dinyatakan dengan
persamaan To = -0,027 m3 + 1,126 m2 – 16,52 m + 129,9 ( m dalam liter/menit, To
dalam ° C) dan R2 = 0,997, (c) hubungan antara debit air yang mengalir dengan
laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan Qair = 17,09 m3 – 489 m2 + 439 m + 3654 (m dalam liter/menit, Qair dalam watt) dan R2 = 0,94 (d) hubungan
antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan
dengan persamaan η = 0,077 m3
-2,208 m2 + 19,84 m + 16,50 (m dalam
liter/menit, η dalam persen) dan R2
= 0,94
Setiawan, Eko (2012) melakukan penelitian tentang pemanas air dengan
dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang
masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater,
dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci yang bertujuan untuk (a)
merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit
air dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit
air dengan laju aliran kalor, (d) menghitung kalor yang diterima water heater (e)
menghitung kalor gas LPG dan (f) menghitung efisiensi water heater. Penelitian
ini memperoleh hasil (a) water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu
bersaing dengan water heater yang ada di pasaran. Pada debit aliran : 14
liter/menit dan dengan suhu air yang keluar sebesar 45 ˚C, (b) Hubungan antara
debit air yang masuk dengan temperatur air yang mengalir dinyatakan dengan
persamaan : T out = 0,297 mair 2 – 9,566 mair + 121,9 ( mair dalam liter/menit, Tout dalam
˚C ) R2
= 0,990, (c) Hubungan antara debit air yang masuk dengan laju aliran
kalor yang diperlukan dinyatakan dengan persamaan : qair = - 171,9 mair2+ 3154 mair
+ 6873 ( mair dalam liter/menit, qair dalam watt) R2 = 0,967, (d) kalor yang diterima
air dari water heater berkisar antara : 17551,8 – 14216,96 watt. Jumlah kalor terbesar 17551,8 watt, (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar : 22142,46 watt,
(f) Hubungan antara debit air yang masuk dengan efisiensi water heater yang
diperlukan dinyatakan dengan persamaan : n = - 0,776 mair2 + 14,24 mair + 31,04
29