• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Analisis Tingkat Kesehatan Bank untuk periode tahun 2009– 2011.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi PD. BPR BKK Grogol.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bank

Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial assets) serta memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan profit dan juga terlibat dalam kegiatan sosial, (Hasibuan, 2003:2). Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga dan menanamkan dananya dalam surat berharga.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan bahwa bank adalah badan usaha yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui penjualan jasa keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.

B. Jenis-jenis Bank

Pada dasarnya bank dibangi menjadi 3, yaitu Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat.

1. Bank Sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Indonesia memiliki bank sentral yaitu Bank Indonesia yang merupakan bank yang dapat membuat uang kartal baik dalam bentuk kertas ataupun logam. Bank Indonesia memiliki tugas-tugas sebagai Bank Sentral Indonesia yaitu :

a. Mengatur peredaran uang di Indonesia

b. Tempat penyimpanan terakhir (Lender of the last resort) c. Mengatur perbankan Indonesia (Bank to Bank)

d. Mengatur perkreditan

e. Menjaga stabilitas mata uang

f. Mengajukan pencetakan/penambahan mata uang rupiah

2. Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tetapi lepas dari itu bank umum merupakan suatu lembaga profit yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Bank umum menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam

berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya. Perbedaan dari Bank Umum dengan Bank Sentral adalah Bank Sentral dapat menerbitkan Uang Kartal sedangkan Bank Umum hanya dapat menerbitkan Uang Giral.

3. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Serta Bank Perkreditan Rakyat juga merupakan bank penunjang yang memilik keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat/surat berharga dan tabungan. Pada Bank Perkreditan Rakyat, sistem yang digunakan hampir sama dengan sistem yang digunakan pada koperasi yaitu dengan cara bagi hasil pada setiap bulannya kepada setiap anggotanya.

C. Penilaian Tingkat Kesehatan Perbankan

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik, dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian di bidang perbankan.

D. Pengertian Metode CAMEL

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidit. Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang

menentukan kondisi suatu bank. Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut maka bank tersebut akan mengalami kesulitan.

Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 1. Bobot CAMEL

No. Faktor CAMEL Bobot

Bank Umum BPR

1. Permodalan 25% 30%

2. Kualitas Aktiva Produktif 30% 30%

3. Kualitas Manajemen 25% 20%

4. Rentabilitas 10% 10%

5. Likuiditas 10% 10%

Sumber : Tata cara penilaian tingkat kesehatan bank menurut Bank Indonesia

Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada membedaan antara bank umum dan BPR. Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing faktor

tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu bank.

Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain yang sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.

Bagian–bagian dari metode CAMEL : 1. Capital

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan.

Pengertian kecukupan modal tersebut tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

2. Assets Quality

Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sering disebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Didalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Kualitas aktiva produktif bank yang sangat buruk secara implisit akan menghapus modal bank. Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitas aktiva produktifnya sangat buruk akan bisa

mengakibatkan kondisi modalnya menjadi buruk pula. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di Indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:

a. Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

3. Management

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan. Penilaian

tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar 25 kuesioner yang dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

4. Earning

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja kerugian tersebut akan berpengaruh modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :

a. Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1) Rumusnya adalah :

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.

b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

5. Liquidity

Penilaian terhadap faktor likuiditas dilakukan dengan menilai 2 rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal Inti dan rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima oleh Bank. Kewajiban Bersih Antar Bank adalah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordinasi), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari

tiga bulan dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar.

Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

b. Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di PD. BPR BKK Grogol yang berlokasi di Kabupaten Sukoharjo. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan studi kasus pada PD. BPR BKK Grogol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan bank dan perkembangan tingkat kesehatan keuangan bank pada PD BPR BKK Grogol. Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada PD. BPR BKK Grogol dan tidak dapat digeneralisasikan terhadap objek penelitian lain.

C. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian meliputi :

1. Pihak manajemen

2. Kepala bagian operasional

3. Bagian administrasi dan akuntansi

D. Objek Penelitian

Laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva produktif pada PD. BPR BKK Grogol tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

E. Data yang diperlukan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumbernya, yaitu :

a. Hasil wawancara dengan pihak manajemen serta kepala operasional.

b. Data dari jawaban kuesioner yang diberikan kepada bagian

operasional.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil atau dikumpulkan dari pihak lain baik internal maupun eksternal, yaitu :

a. Sejarah Berdirinya PD. BPR BKK Grogol.

b. Struktur Organisasi PD. BPR BKK Grogol.

c. Data laporan keuangan gan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi, serta laporan kualitas aktiva produktif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode : 1. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung atau secara lisan kepada pimpinan atau karyawan perusahaan.

2. Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat berkas catatan akuntansi dan dokumen lain yang berkaitan dengan objek penelitian.

3. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh pihak manajemen.

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi penelitian ini terdapat variabel-variabel sebagai berikut :

1. Kesehatan Keuangan Bank

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran

serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

2. Capital

Capital adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksud untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.

3. Asset

Asset adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, yaitu pemberian kredit, kepemilikan surat–surat berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan.

4. Management

Management adalah kegiatan manusia untuk memimpin dan mengawasi bekerjanya badan usaha. Manajemen ini terpusat pada administrasi dan mengintegrasi manusia, material, dan uang ke dalam suatu unit operasi yang efektif, mengawasi berbagai kegiatan dalam perusahaan. Penilaian ini didasarkan pada manajemen

permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum.

5. Earning

Earning adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.

6. Liquidity

Liquidity adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.

H. Teknik Analisis Data

Rumus rasio untuk menjawab rumusan masalah pertama yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan keuangan Bank Perkreditan Rakyat untuk masing–masing faktor dan komponennya adalah sebagai berikut :

1. Menghitung angka rasio masing-masing komponen metode CAMEL

a. Permodalan

Dalam menghitung modal tidak hanya dihitung dari jumlah nominalnya, tetapi juga dari rasio kecukupan modal, atau yang sering disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR).

Rasio tersebut merupakan perbandingan antara jumlah modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

1) Perhitungan ATMR

ATMR = aktiva neraca x bobot risiko

2) Pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) KPMM = 8% x ATMR

3) Rasio Modal (CAR)

CAR merupakan perbandingan antara modal bank dengan tertimbang menurut risiko ATMR. Menurut SE BI No. 8/28/ DPBPR tanggal 12 Desember 2006 :

Cara penilaian nilali kredit dihitung berdasarkan kriteria sesuai dengan ( SK Direksi NI No. 30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 ) sebagai berikut :

Rasio modal 8% dengan nilai kredit 81 diberi predikat “sehat” dan untuk setiap kenaikan 0,1% mulai dari 8% dengan nilai kredit 81 ditambah maksimum 100, setiap penurunan 0,1% dari 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dikurangi 1.

b. Kualitas aktiva produktif

Dalam melakukan penelitian terhadap komponen faktor kualitas asset didasarkan atas 2 rasio :

1) Rasio Aktiva Produktif Diklasifikasikan terhadap Aktiva

Produktif (KAP 1). Aktiva Produktif Diklasifikasikan menjadi Lancar, Kurang Lancar, rumusnya :

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan untuk rasio sebesar 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva Produktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah :

Penilaian rasio KAP untuk perhitungan PPAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1 % dari 0 % nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

c. Faktor Manajemen

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu manajemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam penilaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya. Penilaian faktor manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhadap bank yang bersangkutan.

Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan 25 pernyataan/pertanyaan dalam kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok manajemen umum dan kuesioner manajemen risiko. Kuesioner kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan dan budaya kerja. Sedangkan, untuk kuesioner manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

Perhitungan nilai kredit untuk setiap pertanyaan manajemen diberi nilai sampai dengan 4 dengan kriteria :

1) Nilai 0 kondisi lemah 2) Nilai 1,2,3 kondisi antara 3) Nilai 4 kondisi baik

Selanjutnya dari hasil penjumlahan yang diperoleh atas 25 pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh nilai kredit, untuk kewajiban dikalikan dengan bobot faktor manajemen sebesar 20% sehingga didapat angka nilai kredit faktor manajemen.

d. Faktor Rentabilitas

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :

1) Laba terhadap Total Assets (ROA/Earning 1).

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.

2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2). Rumusnya adalah :

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penurunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

e. Faktor Likuiditas

Likuiditas yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

1) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap Aktiva Lancar. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio antara Kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.

2. Menghitung nilai kredit komponen untuk masing-masing CAMEL Nilai Kredit masing-masing rasio CAMEL dapat dihitung melalui rumus :

a) Rasio CAR

Nilai Kredit = 81 + [ (rasio – 8) 0,1 ] b) Rasio KAP

Nilai Kredit = (22,5 - rasio) : 0,15 Rasio PPAP

Nilai Kredit = Rasio x 1 c) Faktor Manajemen

Nilai yang diperoleh dari penelitian faktor manajemen langsung menjadi nilai kreditnya.

d) Rasio ROA

Nilai Kredit= Rasio : 0,015 Rasio BOPO

Nilai Kredit= (100 - rasio) : 0,08 e) Cash Rasio

Nilai Kredit= Rasio : 0,05 Rasio LDR

3. Menghitung nilai kredit faktor untuk masing-masing komponen CAMEL.

Nilai Kredit Faktor masing-masing komponen CAMEL dihitung dengan mengalikan Nilai Kredit Komponen masing-masing faktor CAMEL dengan bobot faktor.

4. Menjumlahkan seluruh nilai kredit faktor CAMEL.

5. Menentukan predikat tingkat kesehatan bank berdasarkan Tabel Predikat Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Setelah menjumlahkan seluruh nilai komponen CAMEL, maka dapat ditentukan predikat tingkat kesehatan bank yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :

Dokumen terkait