• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Deskripsi Kualitas Modul

Kualitas modul yang dikembangkan oleh peneliti diperoleh dari hasil penilaian validator, hasil wawancara siswa kelas III A, dan penerapan ke-10

prinsip Tomlinson. Hasil penilaian validator, materi yang dikembangkan oleh

peneliti dikategorikan “sangat layak” berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian

modul yang terdapat pada tabel 4.2. Kegiatan wawancara dan pembagian kuesioner kepada siswa pada saat proses implementasi juga dilakukan sebagai data untuk mengetahui presepsi siswa terhadap kualitas Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di sekitarku”. Hasil wawancara dan penyebaran kuesioner presepsi

siswa terhadap kualitas modul dapat dilihat pada tabel 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Presepsi Siswa

Tabel 4.7 Hasil Kuesioner Persepsi Siswa

No Aspek Jumlah

Siswa 1. Tertarik untuk membaca Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” 26

2. Bahasa dalam Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di

Sekitarku” mudah dipahami 23

3. Dapak memahami maksud dari isi materi pada Modul

Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” 21

4. Merasa senang setelah membaca Modul Pembelajaran IPA

“Tumbuhan Di Sekitarku” 26

5. Dapat melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk/langkah-

langkah dalam Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

23

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya memahami langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terdapat pada Modul

Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”.

20 6

2. Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” mampu menumbuhkan kesadaran dan kepedulian saya terhadap tumbuhan dilingkungan yang sekitar.

24 2

3. Tampilan fisik (warna, huruf, gambar/foto) dalam

Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” sangat menarik.

26 -

4. Saya memahami bahasa yang digunakan pada Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Disekitarku”.

22 4

Kualitas modul juga terlihat dari penerapan ke-10 prinsip Tomlinson dalam kegiatan implementasi pada hari pertama dan kedua dengan bukti: ((1) isi pembelajaran dalam modul menimbulkan rasa penasaran pada siswa, (2) siswa merasa nyaman, senang dan bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan gambar-gambar untuk mempermudah siswa dalam memahami isi materi dalam modul, (3) isi pembelajaran dalam modul membuat siswa menjadi percaya diri dalam belajar, (4) isi dalam modul terdapat kegiatan percobaan dan bertanam vertikultur yang hasil kegiatan tersebut dapat berguna bagi siswa, (5) Siswa antusias saat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran dalam modul disertai petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan, (7) siswa menjadi bebas untuk melakukan berbagai kegiatan yang terdapat dalam modul, (8) modul yang dikembangkan mengarahkan siswa untuk memiliki sikap peduli pada lingkungan, (9) siswa terlibat aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran, (10) adanya interaksi disetiap proses pembelajaran.

Sekitarku” sesuai dengan lingkungan sekitar saya. 6. Modul Pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku”

membuat saya lebih aktif dan mandiri dalam belajar.

64 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses pengembangan modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” untuk siswa kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta menggunakan prosedur pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono, 2015), yaitu: (1) analisis kebutuhan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan hasil bahwa, siswa kelas III A masih kurang memiliki sikap sadar dan peduli lingkungan terutama pada keberadaan tumbuhan yang ada disekitarnya; (2) hasil analisis kebutuhan yang telah didapat dijadikan dasar dalam pengembangan desain yang berdasar pada pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pendekatan PPR dipilih untuk membantu siswa dalam memahami konteks pembelajaran melalui pengalaman belajar yang didapatnya. Modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di sekitarku” dapat membuat siswa tertarik serta antusias untuk membaca dan mempelajari materi pada modul dikarenakan modul ini memberikan penjelasan dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami serta gambar-gambar yang menarik; (3) proses implementasi dilakukan dua kali di SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan melibatkan siswa kelas III A yang pada pertumuan pertama berjumlah 26 siswa dan pada hari kedua berjumlah 23 siswa. Selama proses implementasi, peneliti juga mengumpulkan data tambahan dengan melakukan kegiatan wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner pada siswa untuk mengetahui penilaian kualitas modul yang dikembangkan oleh peneliti. (4) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari modul yang dikembangkan oleh

peneliti; dan (5) modul yang masih memiliki kekurangan dilakukan perbaikan sebagai bentuk penyempurnaan modul agar kualitasnya menjadi sangat baik.

Kualitas modul pembelajaran IPA “Tumbuhan Di Sekitarku” yang didapat tidak terlepas dari 10 prinsip menurut Brian Tomlinson. Ke-10 prinsip tersebut dapat dijadikan sebagai penilaian kualitas modul yang dikembangkan dan dijalankan dalam proses implementasi hari pertama dan kedua. Penerapan ke10 prinsip tersebut, diantaranya: (1) isi pembelajaran dalam modul menimbulkan rasa penasaran pada siswa, (2) siswa merasa nyaman, senang dan bahagia dalam belajar, karena modul menyajikan gambar-gambar untuk mempermudah siswa dalam memahami isi materi dalam modul, (3) isi pembelajaran dalam modul membuat siswa menjadi percaya diri dalam belajar, (4) isi dalam modul terdapat kegiatan percobaan dan bertanam vertikultur yang hasil kegiatan tersebut dapat berguna bagi siswa, (5) Siswa antusias saat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran dalam modul disertai petunjuk untuk mempermudah siswa melakukan kegiatan, (7) siswa menjadi bebas untuk melakukan berbagai kegiatan yang terdapat dalam modul, (8) modul yang dikembangkan mengarahkan siswa untuk memiliki sikap peduli pada lingkungan, (9) siswa terlibat aktif dalam setiap proses kegiatan pembelajaran, (10) adanya interaksi disetiap proses pembelajaran.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian dan implementasi modul “Tumbuhan Di Sekitarku” hanya bisa dilakukan di kelas III A SD N Jetis 1 Yogyakarta karena modul yang dikembangkan sudah disesuaikan

dengan analisis kebutuhan siswa di kelas tersebut. Keterbatasan lain dari penelitian ini adalah membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan pembelajaran.

5.3 Saran

Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya pengembangan modul “Tumbuhan Di Sekitarku” menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif disesuaikan dengan analisis kebutuhan siswa pada kelas yang dijadikan penelitian, sehingga hasilnya dapat sesuai dengan sasaran. Pelaksanaan pembelajaran sebaiknya memperhatikan alokasi waktu sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

67

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. (2013). Instrument Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Alim, Sumarno. (2012). Perbedaan Penelitian dan Pengembangan.

http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/perbedaan-penelitian- danpengembangan, diakses 12 Desember 2016.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. (2013). Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational Research: An Introduction. Boston: Pearson.

Harsono, Y.M. (2015). Developing Learing Materials For Specific Purposes. Teflin Jurnal. Volume 18, No. 2, 169-179

Iskandar, S,M,. (1997). P endidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud & Dikti.

Laurentia, Sumarni. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis

Pedagogi Ignasian Dengan Pendekatan Meaningful Input Dalam Perkuliahan Speaking 1. Jurnal. Volume 27, No. 1, Oktober 2014.

P3MP-USD. (2012). Pedoman Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Rusman, K. Deni & R. Cepi. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pres.

Setyowati, Ratna., dkk. (2013). Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang.

Unnes Science Education Journal, (online),

(http://journal.uns.ac.id/sju/index.php/usej) diakses 12 Desember 2016. Soemarwoto, Otto. (2001). Atur-Diri-Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Subagya. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nanan Syaodih. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Suprijono, Agus. 2016. Model-model P embelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taufiq, M., dkk. (2014). Pengembangan Media P embelajaran IPA Terpadu Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment, (Online),

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php.jpii) diakses 12 Desember 2016. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia .

Jakarta: Balai Pustaka.

Tomlinson. (2005) Material Development in Language Teaching. United Kingdom: Cambridge University Press.

Widodo, Chomsin S. & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Widyanti, St. Andri. (2012). Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa Dalam P endidikan Agama Katolik Di SMP Katolik Se- Kota Madiun. Tidak diterbitkan.

Winarti, E., dan Brigita E.T. Anggadewi. (2015). Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur, Bab 3: Pedagogi Ignasian Sebagai Pendidikan Emansipatoris. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Dokumen terkait