• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Subjek

Dalam dokumen Regulasi emosi negatif anak indigo. (Halaman 59-72)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Subjek

2. I

Jumat, 7 Januari 2010

bertemu orang tua subjek, memohon ijin

dan survey No. Subjek Waktu

Penelitian

Tempat Penelitian Kegiatan Selasa,

12 Januari 2010 di tempat usaha orang tua

wawancara dan observasi pertama

subjek, serta wawancara orang tua

subjek (ibu) Sabtu, 16 Januari 2010 di tempat usaha orang tua wawancara dan observasi ke dua Minggu, 24 Januari 2010 di tempat usaha orang tua wawancara dan observasi ke tiga 2. I Sabtu, 30 Januari 2010

Sekolah I Indigo observasi subjek Kamis,

21 Januari 2010

di rumah kakek subjek

bertemu orang tua subjek memohon ijin

dan survey di rumah kakek

subjek (pagi)

wawancara dengan orang tua subjek (ibu) Jumat, 22 Januari 2010 di rumah kakek subjek (malam) wawancara dan observasi pertama subjek Jumat, 29 Januari 2010 di rumah kakek subjek wawancara dan observasi kedua di dalam perjalanan menuju Sekolah I Indigo observasi ketiga 3. II Sabtu, 30 Januari 2010

Sekolah I Indigo observasi subjek

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Deskripsi subjek penelitian disajikan mengikuti subjek penelitian dengan identitas yang disamarkan untuk menjaga kerahasiaan subjek.

1. Subjek 1

Sub sub-bab ini menyajikan identitas subjek dan latar belakang subjek. a. Identitas Subjek

Nama : Pr

Usia : 9 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 21 Agustus 2000 Urutan lahir : Bungsu dari empat bersaudara

Hobi : main catur, computer, basket dan taekwondo Tipe keindigoan : humanis dan interdimensional

Nama ayah : AC

Pekerjaan ayah : wiraswasta (pendidikan) Nama ibu : PP

Pekerjaan ibu : wiraswasta (pendidikan)

b. Latar Belakang Subjek

Latar belakang subjek menyajikan latar belakang kehidupan subjek, latar belakang keindigoan subjek dan kesimpulan tes grafis subjek.

1) Latar Belakang Kehidupan Subjek

Subjek adalah anak yang ramah. Ia menyapa lebih dahulu orang yang dikenalnya. Sehari-hari sepulang sekolah, ia tidak langsung pulang ke rumah tetapi terlebih dahulu ke tempat usaha milik orang tuanya di salah satu mall. Orang tua subjek memiliki usaha membina minat serta

bakat anak di bidang olah raga (bela diri khususnya) dan seni di tempat tersebut. Di sanalah biasanya subjek menghabiskan waktu untuk belajar, mengerjakan tugas-tugas sekolah dan bermain. Dia juga senang sekali membaca buku di tempat usaha sebelahnya atau mengajak penjaganya bermain catur bersama, tetapi hal yang paling digemarinya adalah bermain komputer, biasanya kalau sudah asik dia lupa mengerjakan tugas sehingga harus diingatkan oleh ibunya. Menurut ibunya, subjek termasuk pribadi yang sangat tertutup, perasaannya sangat halus. Subjek sangat sedih bila memperoleh penglihatan tentang bencana alam, seperti ketika akan terjadi gempa di Padang. Kesedihan itu bisa dirasakan berhari-hari sehingga ia terlihat sangat gelisah. Subjek biasanya menceritakan apa yang dilihat kepada ibunya. Subjek juga pernah merasa sangat marah, hingga membuat mobil yang ditumpangi tiba-tiba mogok setelah subjek berteriak. Subjek lupa apa yang menyebabkan ia begitu marah, tetapi menurut ibunya subjek marah karena ayahnya tidak percaya dan menuduhnya berbohong.

Subjek sangat senang membaca, terutama membaca tentang anatomi tubuh manusia. Bahkan ia dapat dengan cepat memahami cara kerja organ-organ tubuh tersebut. Kegemaran subjek akan komputer membuatnya dapat membuka password orang lain. Kemampuan tersebut didapat dengan mencoba-coba sendiri tanpa diberi tahu pemiliknya. Kakak laki-laki subjek sering merasa kesal karena beberapa kali

password-nya berhasil dibuka. Setiap Sabtu dua minggu sekali subjek biasanya sekolah di Sekolah I Indigo.

Subjek sangat dekat dengan ibu dan kakak sulungnya, Rt, yang juga indigo. Subjek merasa nyaman berada di dekat Rt karena subjek merasa Rt bisa memahami subjek. Subjek sering merasa jengkel terhadap kedua kakak yang lain, Ag dan An, karena mereka sering mengganggu subjek dengan keisengannya.

Subjek lebih banyak bermasalah dengan guru dibandingkan teman sebayanya di sekolah. Subjek sering tidak sekolah karena harus mengobati orang yang sangat membutuhkannya, tetapi guru subjek tidak mau mengerti. Subjek sering dimarahi atau disindir oleh gurunya. Hal tersebut sering kali membuat subjek merasa jengkel, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan pendapatnya. Subjek merasa gurunya tidak pernah mempercayai penjelasannya mengenai peristiwa yang sesungguhnya terjadi. Hal tersebut membuat subjek memilih untuk diam karena tidak ingin memperpanjang masalah. Subjek merasa tidak mungkin melawan gurunya meskipun dia benar.

Subjek tidak pernah bermain dengan tetangganya, karena selain ibunya tidak membiasakan ia untuk nangga (bermain ke tempat tetangga), biasanya ia sampai dirumah sudah malam dan langsung tidur. Subjek baru pindah beberapa bulan yang lalu sehingga belum banyak mengenal tetangganya. Di lingkungan rumah yang lama subjek juga jarang bermain dengan teman sebaya di sekitar rumahnya.

Di keluarga, orang tua subjek menerapkan komunikasi dua arah dalam mengasuh putra dan putrinya. Ibu subjek menjelaskan bahwa memperlakukan anak indigo memang harus berbeda dari memperlakukan anak yang tidak indigo, tetapi tidak berarti mengistimewakan anak indigo. Pendekatan yang dilakukan orang tua subjek pada anaknya yang indigo lebih banyak berbagi dan diskusi. Orang tua subjek cenderung memberikan gambaran dampak positif dan negatif dari tindakan yang akan diambil, kemudian anak yang tetap menentukan pilihan dan harus siap menghadapi konsekuensi dari keputusannya itu. Orang tua subjek memahami bahwa anak indigo tidak dapat didoktrin karena mereka bisa marah, tetapi anak indigo tetap harus diberi batasan-batasan untuk bertindak sehingga lebih terarah. Orang tua subjek memberikan doktrin yang lebih ketat kepada anak-anaknya yang tidak indigo.

2) Latar Belakang Keindigoan Subjek

Subjek dilahirkan melalui proses normal meskipun ibunya harus mengalami pendarahan pasca melahirkan. Subjek dilahirkan dengan proses yang tidak mudah karena ibu subjek sempat urus-urus sebanyak tiga belas kali sebelum melahirkan. Subjek lahir bungkus seperti kedua kakaknya yang lain. Ibu subjek merasakan setengah mati kala melahirkan subjek karena kehabisan tenaga, untunglah waktu itu subjek bisa lahir dengan selamat. Bayi yang lahir bungkus menurut mitos orang Jawa pertanda yang bagus, terlebih kalau memotong bungkus yang

menyelubungi itu dengan pari (padi), maka maknanya akan lebih baik. Sebelum melahirkan ibu subjek tidak mendapat firasat apapun kalau akan melahirkan anak indigo.

Keistimewaan subjek mulai tampak ketika subjek berusia 6 bulan, subjek mulai mencari lantai dan tidur sampai pagi. Subjek tidak mau berbicara sampai usia 3 tahun kecuali subjek memang harus bicara. Dokter menyatakan tidak ada hambatan bicara yang dialami subjek, tetapi mungkin subjek bayi tirakat.

Subjek memiliki kemampuan melihat dan berteman dengan mahluk halus. Pada awalnya keluarga menganggap normal anak-anak dapat melihat mahluk halus. Menurut keluarganya kemampuan tersebut akan hilang setelah usia anak 5 tahun. Ternyata kemampuan tersebut tidak hilang, bahkan semakin lama subjek mampu menemukan cara sendiri untuk meng-on atau off jika melihat mahluk halus, hanya dengan berdiam diri sejenak.

Subjek dapat menyembuhkan dirinya sendiri ketika sakit dengan cara tidur di lantai. Kemampuan subjek berkembang lagi dengan dapat meramalkan kejadian alam, menguasai ilmu pengobatan, serta telepati. Semua itu di dapatkan begitu saja tanpa proses belajar secara khusus. Ketika menyembuhkan orang biasanya subjek akan mendapat bisikan dari Tuhan apakah orang tersebut bisa disembuhkan atau tidak. Biasanya ada batasan waktu untuk mengobati orang yang sakit, tergantung dengan parah tidaknya penyakit yang diderita orang tersebut.

Subjek dibawa ke Pro V Clinic, atas rekomendasi dari teman ibunya. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan oleh Dr. Erwin Kusuma subjek dinyatakan sebagai anak indigo, tipe dimensional dan humanis. Setelah mengetahui dirinya digolongkan sebagai anak indigo, subjek tidak merasa adanya perbedaan. Subjek tetap melakukan aktifitasnya dan bersikap seperti biasanya.

3) Kesimpulan Tes Grafis

Subjek memiliki sifat dominan serta keinginan untuk menunjukkan diri. Subjek memiliki intelektual dan kemampuan merencanakan sesuatu dengan baik, penyesuaian dirinya cukup baik, akan tetapi kurang memiliki daya juang. Subjek tidak menyukai hal yang rumit.

Subjek memiliki hambatan terutama dalam hal belajar. Serba ingin tahu, namun tidak jelas tujuannya. Merasa tidak mampu mencapai hasil dan mencoba menutupi kekurangan. Subjek memiliki keinginan meraih sesuatu sehingga berusaha memberikan yang terbaik. Terkadang muncul rasa curiga subjek terhadap orang lain sebab ia masih merasa kurang mampu dengan dirinya. Potensi subjek akan optimal jika merasa nyaman sehinga ia membutuhkan suasana yang mendukung.

Subjek secara emosi masih mudah terpengaruh gangguan dari lingkungan, namun masih relatif stabil untuk anak-anak. Emosi subjek tampaknya cukup stabil, tetapi dalam hal-hal tertentu masih ada indikasi kurang bisa mengontrol perasaannya meskipun masih dalam kategori

wajar. Subjek cenderung bertindak secara spontan, dorongan tidak terhambat, memiliki suasana hati yang hidup, bertingkah laku sesuai keinginannya, secara pasif suka menikmati keadaan dan mudah didominasi oleh drive nya (ketidaksadarannya). Keadaan tersebut membuat subjek mudah marah. Di sisi lain, ada rasa tidak aman, kurang yakin pada diri sendiri. Subjek memiliki perasaan bersalah sehingga ada kecenderungan minder atau rendah diri. Subjek terkadang merasa cemas atau gelisah. Subjek berkeinginan untuk realistis dengan hal-hal yang nyata sehari-hari. Subjek terkadang tidak mau mendengar hal-hal yang tidak dimengerti oleh dirinya sendiri.

Subjek mudah bergaul, tampak stabil, dan mempunyai keseimbangan sikap sosial. Subjek dapat menyesuaikan diri, ia suka menyenangkan dan menolong orang lain. Tetapi subjek memiliki kecenderungan membatasi diri, sukar dapat mengerti, dan memiliki sifat egosentris. Subjek memiliki perasaan tidak pasti, serta perasaan tertekan dalam berhubungan dengan lingkungan. Subjek merasa tidak aman dengan kritik dan pendapat orang lain. Subjek menganggap keluarga berperan besar, namun menganggap diri kurang begitu penting atau kurang berperan dalam keluarga. Subjek merasa kurang dipercaya dan kurang berharga. Subjek memiliki ketergantungan serta kebutuhan terhadap rasa aman dari keluarga. Subjek memiliki keinginan melakukan hubungan dengan orang lain hanya saja ia masih tertutup. Subjek cukup dekat dengan ibunya, tetapi ia juga memiliki kebutuhan untuk dekat dengan ayah.

2. Subjek II

Sub sub-bab ini akan menyajikan identitas subjek dan latar belakang subjek. a. Identitas Subjek

Nama : Rm

Usia : 8 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 28 November 2001 Urutan lahir : sulung dari 3 bersaudara

Hobi : main bola, sepeda dan main komputer Tipe keindigoan : konseptual dan interdimensional Nama ayah : BI

Pekerjaan ayah : TNI AD Nama ibu : RP

Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga

b. Latar Belakang Subjek

Latar belakang subjek menyajikan latar belakang kehidupan subjek, latar belakang keindigoan subjek dan kesimpulan tes grafis subjek.

1) Latar Belakang Kehidupan Subjek

Subjek adalah anak yang kritis, pembawaannya terlihat dewasa dan sopan. Subjek mengamati orang yang baru dikenal baik-baik seperti memastikan orang tersebut tidak membahayakan, sikap seperti ini membuat subjek terkesan selalu waspada. Subjek terkadang terlihat sangat emosional ketika berhadapan dengan Bg, adik laki-lakinya, atau teman-teman yang mengganggunya. Subjek pernah dianggap kesurupan karena menghajar 5 orang teman sampai masuk UKS karena

mengganggu subjek dan teman-teman lainnya. Dari kecil Rm termasuk anak yang agak tertutup, tidak semua hal diceritakan. Subjek menyaring sendiri apa yang harus dibicarakan dan apa yang tidak.

Subjek tampak sekali memiliki ambisi yang besar di bidang akademis. Subjek termasuk anak yang pandai di sekolah. Selain berprestasi di kelas ia juga sering mewakili sekolah untuk olimpiade saintce. Selain sekolah, subjek mengikuti les KUMON dari Senin sampai Jumat, mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu adalah hari bebas baginya untuk bermain komputer. Hari bebas ini sangat di manfaatkannya untuk bermain atau berjalan-jalan dengan keluarga, karena di hari-hari biasa ia harus belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah ataupun tugas les. Kalau ada les, subjek baru sekitar jam dua siang sampai di rumah. Subjek sudah lelah sekali. Setiap Sabtu dua minggu sekali subjek biasanya sekolah di Sekolah I Indigo.

Subjek sangat dekat dengan ibunya, apalagi ia harus tinggal jauh dari ayahnya yang bertugas sebagai TNI AD di luar kota, sehingga ia hanya bisa bertemu 5-8 bulan sekali saja. Aki (kakek) adalah figur pengganti ayah baginya, ia juga sering bertukar pikiran dengan akinya itu. Sedangkan nien (nenek) lebih memanjakan Bg, adik laki-lakinya. Bg adalah golden boy bagi nein. Hal tersebut membuat Rm sering merasa iri terhadap adiknya. Subjek terlihat lebih sayang dan melindungi Ky, adik perempuannya yang masih bayi.

Rm dibesarkan dalam lingkungan keluarga ABRI, selain ayah, aki dan om-omnya anggota TNI AD, AU dan AL. Lingkungan tersebut membuat subjek terbiasa dengan pola asuh yang disiplin serta aturan-aturan meskipun tidak otoriter. Subjek tetap diberi kebebasan untuk memilih apa yang dikehendaki, termasuk tempat bersekolah serta lingkungan bergaul. Subjek adalah cucu tertua dalam keluarga besarnya, sehingga ia lebih ngemong terhadap saudara-saudara sepupunya.

Subjek tidak memiliki masalah dalam sosialisasinya, karena ia bisa bergaul dengan teman seusia maupun yang lebih dewasa darinya. Terkadang subjek merasa lebih nyaman berbincang-bincang dengan orang yang lebih tua karena merasa lebih dipahami. Ketika masih tinggal di Bandung bersama ayah dan ibunya, subjek sering bermain dengan teman-teman sekitar rumahnya. Namun, kebiasaan itu tidak lagi dilakukan setelah tinggal di rumah aki (kakeknya) di Jakarta. Subjek pulang dari les sudah sore dan tidak ada teman seusia yang tinggal disekitar rumah akinya. Sekitar tempat tinggal akinya relatif sepi dan jarang sekali terlihat orang bermain di luar rumah, meskipun itu adalah perumahan.

2) Latar belakang Keindigoan Subjek

Subjek baru diketahui indigo setelah di bawa ke Pro V Clinic. Waktu subjek umur 1 tahun orang tuanya belum mengetahui kalau dia indigo. Waktu itu, kakak ibunya yang penerbang akan berangkat untuk bertugas.

Tiba-tiba Rm menahan, ia berusaha menahan kaki omnya itu sambil menangis, padahal di luar jemputan omnya sudah datang. Akhirnya om subjek terlambat selama 1 jam sehingga sudah digantikan untuk penerbangan. Akhirnya di switch tidak jadi ke Solo tapi ke Kuala Lumpur. Ternyata dalam perjalanan pesawat yang semula harus diterbangkan om subjek kecelakaan dan jatuh di Solo. Rm dapat meramalkan dengan tepat beberapa kejadian. Awalnya keluarga meyakini kejadian tersebut tidak mungkin terjadi, tapi nyatanya terjadi juga.

Subjek bisa melihat mahluk halus. Subjek yang kurang terbuka tidak bercerita yang dilihatnya kepada siapa pun. Setelah berusia hampir 5 tahun subjek mulai bercerita mengenai apa yang dilihatnya, meskipun tidak seketika itu juga. Selain itu Rm biasa memvisualisasikan mengenai apa yang dilihatnya melalui gambar. Seperti ketika akan terjadi musibah banjir besar, subjek hanya menggambar kota yang terendam air. Rm pun sering melakukan jelajah ruang. Subjek pernah dibawa ke dokter tapi dinyatakan tidak sakit dan dirujuk ke psikiater di Bandung, dirujuk ke Psikolog lalu akhirnya ke Dr. Erwin Kusuma. Waktu akan melahirkan Rm, ibunya harus bed rest selama 5 bulan, dalam usia kandungan 4-9 bulan, karena mengalami perdarahan (placenta trivia). Ibu subjek u hanya full berdoa, dan dzikir agar diberi keselamatan. Waktu dilahirkan posisi subjek terlilit 7 lilitan tali pusar, jantungnya sempat berhenti. Beruntung setelah dikeluarkan saat sholat subuh, bayinya menangis.

3) Kesimpulan Tes Grafis

Subjek memiliki intelektual dan kemampuan perencanaan yang baik. Selain itu subjek memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan vitalitas atau energy yang besar. Dorongan yang ada di dalam dirinya cukup untuk meraih atau melakukan sesuatu yang subjek inginkan. Ada indikasi terkadang semaunya sendiri. Ambisius, idealis, kurang realistis, serta menekankan dunia harapan. Keyakinan diri dan kemauan subjek kuat. Subjek berfikir segala sesuatu dengan sudut pandangnya. Penuntut, dominan, dan cenderung menentang kekuasaan. Subjek memiliki perasaan kurang mampu namun berusaha ditutupi.

Secara emosi, masih sangat reaktif atau impulsif, mudah terpengaruh dan dikuasai emosi. Subjek masih kurang matang dan belum dapat mengendalikan dorongan. Suasana hati gembira, spontan, bebas, berperilaku sekehendak hatinya sendiri, namun juga mudah marah. Subjek lebih mengutamakan kebebasan. Ia berusaha tetap bersikap baik walaupun tidak dapat menerima.

Subjek dapat mengalami konflik dengan lingkungan. Ada ketegangan dalam diri serta rasa cemas terkait dengan penerimaan dari lingkungan. Subjek memiliki kebutuhan untuk diyakinkan bahwa apa yang ia pilih itu benar dan didukung. Subjek bisa melakukan aktifitas dengan cukup energik sehari-hari, hal ini didukung oleh dorongannya yang spontan dan cenderung stabil. 


Dalam relasi sosial, subjek mudah bergaul namun masih egosentris dan membatasi diri. Subjek merasa dirinya penting, memiliki kemauan yang keras tanpa mengindahkan perasaan sesame, sibuk sendiri dan mengagumi diri sendiri. Subjek kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, cenderung bermusuhan.

Subjek ingin bebas, dan menolak pendapat atau kritik orang lain. Di sisi lain, masih ada ketergantungan, mengharapkan perhatian dan perlindungan, terutama dari keluarga. Subjek merasa kurang mendapat penerimaan dari keluarga. Figur otoritas kurang berperan atau kehadirannya dirasakan kurang dalam keluarga.

Subjek memiliki hubungan yang sangat baik dengan ibu, daripada ayah. Subjek cukup sensitif terhadap sesuatu hal terlebih untuk sesuatu yang kurang dia mengerti.
 
 Subjek mempunyai kebutuhan untuk didukung orang lain. Upaya menyenangkan orang lain membuat subjek dapat menyesuaikan diri.

Dalam dokumen Regulasi emosi negatif anak indigo. (Halaman 59-72)

Dokumen terkait