• Tidak ada hasil yang ditemukan

BT = Berthing time atau waktu tambat kapal di dermaga

ET = Effective time atau waktu efektif tambat kapal melakukan bongkar muat

NOT = Not Operation Time atau jumlah waktu kapal tidak bekerja yang direncanakan

IT = Idle Time atau waktu terbuang kapal selama di tambatan tidak termasuk yang direncanakan

BWT = Berth Working Time atau waktu kerja kapal yang tersedia ketika bongkar muat termasuk waktu tidak bekerja yang direncanakan

f. Not Operating Time (NOT) atau waktu tidak kerja adalah jumlah jam yang direncanakan kapal tidak bekerja selama berada di tambatan, termasuk waktu istirahat dan waktu menunggu buruh, serta waktu menunggu akan lepas tambat kapal dinyatakan dalam satuan jam.

g. Berth Working Time (BWT) adalah waktu kerja bongkar muat yang tersedia selama kapal berada di tambatan. Jumlah jam kerja tiap hari untuk tiap kapal berpedoman pada jumlah jam yang tertinggi kerja gang buruh tiap gilir kerja (shift) tersebut tidak termasuk waktu istirahat atau jumlah jam kerja bongkar muat di tambatan yang terdiri atas Effective Time dan Idle Time. Rata-rata terdapat ± 12 orang dalam satu gang dengan jam kerja per shift 8 jam.

h. Effective Time (ET) atau Operation Time (OT) adalah waktu sesungguhnya yang dipakai oleh kapal bertambat di dermaga selama berlangsungnya kegiatan bongkar muat.

i. Idle Time (ET) atau waktu terbuang adalah jumlah jam kerja yang tidak terpakai (terbuang selama waktu kerja bongkar muat di tambatan tidak termasuk jam istirahat, dinyatakan dalam satuan jam).

Selanjutnya data port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan perbandingan dengan data port performance indicators Pelabuhan Singapura untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif sehingga dapat mengetahui kemungkinan kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port.

3. Menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi internationalhub port

Analisis yang digunakan untuk menentukan strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi international hub port adalah dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) (Marimin 2004). Metode ini digunakan untuk menentukan kelayakan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai international hub port sebanding dengan Pelabuhan Singapura. Analisis SWOT diperoleh dari identifikasi kondisi, potensi dan permasalahan masing-masing pelabuhan dengan aspek-aspek terkait. Tujuan dari analisis ini adalah menentukan faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal yang akan menentukan masa depan meliputi :

a. Internal : Jumlah kunjungan kapal, lokasi, fasilitas, jumlah kontainer, kedalaman alur dan kolam, port performance indivator dan SDM

b. Eksternal : Pangsa pasar, jumlah penduduk, dukungan pemerintah,

persaingan antar pelabuhan, dan perkembangan teknologi. Konsep dasar SWOT dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 7. Skema konsep SWOT

Gambar 2.3 Skema konsep SWOT

Lingkungan Internal Strengths Kekuatan Weaknesses Kelemahan Lingkungan Eksternal Opportunities Peluang Treats Ancaman

Dari konsep tersebut kemudian diterjemahkan kelebihan dan kelemahan baik dari faktor internal dan eksternal dalam sebuah matriks yang menggambarkan kondisi keterkaitan satu sama lain, contoh matriks SWOT dapat disajikan pada Gambar 2.4.

Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (Opportunity) Identifikasi Peluang Tantangan (Threats) Identifikasi ancaman Kekuatan/Potensi (Strenght) Identifikasi Kekuatan

Alternatif Strategi (SO)

Menggunakan kekuatan untuk menangkap kesempatan Alternatif Strategi (ST) Menggunakan kekuatan untuk menghindarkan ancaman Kelemahan (Weakness) Identifikasi Kelemahan

Alternatif Strategi (WO)

Mengatasi kelemahan dengan mengambil keputusan Alternatif Strategi (WT) Meminimalkan kelemahan dan menghindarkan ancaman (Sumber : Rangkuti 2006)

Gambar 2. 4 Skema matriks SWOT

Alternatif strategi-strategi dalam analisis SWOT (Rangkuti 2006), antara lain : 1. Strategi SO, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan/meraih peluang.

2. Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk meraih

peluang.

4. Strategi WT, yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk lolos dari ancaman.

Untuk merumuskan langkah-langkah strategi dalam menjadikan pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port international digunakan analisis SWOT. Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor internal yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dirangkum ke dalam matriks faktor strategi internal IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary), sementara itu faktor-faktor lingkungan yang mencerminkan peluang dan ancaman dituangkan ke dalam matriks faktor eksternal EFAS (External Internal Strategic Factor Analysis Summary).

Perhitungan dan penilaian kontribusi masing-masing faktor tersebut terhadap Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port internasional dilakukan menurut ketentuan sebagai berikut :

• Masing-masing butir faktor di dalam IFAS dan EFAS diboboti sesuai dengan tingkat kepentingannya dengan skala mulai dari 1 (tidak penting) sampai 9 (sangat penting). Nilai bobot masing-masing faktor tersebut dinormalkan sehingga jumlah nilai bobot keseluruhan adalah 1.

• Masing-masing faktor di dalam IFAS dan EFAS diberi nilai atau rating dengan skala mulai dari 1 sampai dengan 9 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap data yang diperoleh. Skala 5 berada pada posisi seimbang atau netral. Faktor yang berpengaruh positif (semua yang tergolong sebagai kekuatan dan peluang) diberi nilai 5 sedangkan faktor yang bersifat negatif semua yang tergolong sebagai kelemahan dan ancaman diberi nilai di bawah lima.

Gambar 2.5 Rating skala nilai

• Masing-masing besaran bobot dan rating merupakan rata-rata dari penilaian yang diberikan oleh responden.

• Kalikan bobot dan rating masing-masing faktor untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.

• Jumlahkan nilai faktor-faktor internal untuk mendapatkan total nilai faktor internal.

• Lakukan hal yang sama untuk faktor-faktor eksternalnya. Total nilai faktor internal dan total nilai faktor eksternalnya menjadi rujukan untuk menentukan strategi yang diambil menyangkut keberadaan dan pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port international. • Berdasarkan pertimbangan atas crossing faktor-faktor yang termasuk ke

dalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dituangkan ke dalam matriks, kemudian dirumuskan langkah-langkah strategi pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok yang terangkum ke dalam strategi S-O (strength-opportunity, kekuatan-peluang), strategi S-T, Strategi W-O, dan Strategi W-T.

Dapat juga dengan menggunakan cara sebagai berikut :

• Pada kolom 1 dilakukan penyusunan terhadap semua faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada IFAS serta peluang dan ancaman pada EFAS

• Pembobotan pada kolom 2 antara 0 sampai 1, nilai 1.0 untuk faktor yang dianggap sangat penting dan 0.0, untuk faktor yang dianggap tidak penting • Pemberian nilai rating pada kolom 3. Rating adalah pengaruh yang

diberikan faktor, nilai 1 untuk pengaruh yang sangat kecil dan nilai 4 untuk pengaruh yang sangat besar

• Kolom 4 adalah hasil perkalian bobot dan rating • Menjumlahkan total skor yang didapatkan dari kolom 4

Nilai total menunjukkan reaksi organisasi atau perusahaan terhadap faktor internal dan eksternal. Nilai 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi yang rendah, nilai 2,00 sampai 2,99 menunjukkan posisi rata-rata, sedangkan nilai 3,00 sampai 4,00 menunjukkan yang kuat (Rangkuti 2007).

3

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN