• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Efek Penambahan Tween 80 dan PEG 6000 serta Interaksinya dalam

1. Respon viskositas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi data yang didapat dari hasil penelitian. Data yang diharapkan adalah data dengan distribusi normal (Mario dan Sujarweni, 2006). Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai p > 0,05 (Istyastono, 2012). Hasil dari uji normalitas data respon viskositas dapat dilihat pada tabel XIII.

Tabel XIII. Uji Shapiro-Wilk respon viskositas tiap formula

Formula p Value

F1 1

Fa 1

Fb 0,637

Fab 1

Pada tabel XIII, dapat dilihat bahwa data dari respon viskositas untuk tiap formula memiliki nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data respon viskositas tiap formula memiliki distribusi normal.

Kesamaan varians adalah salah satu syarat agar uji ANOVA dapat dilakukan, bertujuan untuk mellihat kesamaan varians pada suatu populasi. Uji yang digunakan adalah uji Levene, apabila nilai p > 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa data tidak menunjukkan perbedaan varians (Suhartono, 2008). Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel XIV.

Tabel XIV. Uji Levene respon viskositas

Respon p Value

Viskositas 0,752

Data pada tabel XIV menunjukkan bahwa respon viskositas memiliki nilai p > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki kesamaan varians dan dapat dilakukan uji parametrik.

Uji normalitas dan uji kesamaan varians di atas menunjukkan bahwa data respon viskositas dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA. Data viskositas krim ekstrak tomat yang diukur 48 jam setelah pembuatan memberikan hasil yang dapat dilihat pada tabel XV.

Tabel XV. Hasil uji ANOVA respon viskositas Faktor Df Sum of Squares Mean Square F p Value Tween 80 1 7184,4 7184,4 15,3268 0,004450 PEG 6000 1 5386,4 5386,4 11,4910 0,009502 Interaksi 1 929,2 929,2 1,9823 0,196803 Residual 8 3750 468,7

Pada tabel XV, dapat dilihat bahwa Tween 80 dan PEG 6000 sama-sama signifikan dalam mempengaruhi respon viskositas krim ekstrak tomat. Sementara interaksi keduanya tidak memiliki efek yang signifikan dalam menentukan respon viskositas krim ekstrak tomat. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai p dari Tween 80 dan PEG 6000 yang lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai p dari interaksi keduanya lebih besar dari 0,05.

Baik Tween 80 dan PEG 6000 telah diketahui mempengaruhi respon viskositas secara signifikan. Perlu dilakukan perhitungan nilai efek terhadap

respon viskositas untuk mengetahui faktor yang dominan, sebagaimana terlihat pada tabel XVI.

Tabel XVI. Efek Tween 80 dan PEG 6000 serta interaksinya dalam menentukan respon viskositas

Efek Nilai

Tween 80 50

PEG 6000 40

Interaksi 20

Pada tabel XVI, juga dapat dilihat bahwa Tween 80 dan PEG 6000 mampu menaikkan respon viskositas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai efek yang positif. Namun, Tween 80 memiliki nilai efek yang lebih besar dibandingkan PEG 6000. Jadi, Tween 80 merupakan faktor yang dominan mempengaruhi respon viskositas karena diketahui bahwa interaksi Tween 80 dan PEG 6000 tidak berpengaruh signifikan terhadap respon viskositas krim ekstrak tomat.

Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas:

Y=85,227(±30,931)+2,636(±5,541)A+2,386(±6,623)B+1,682(±1,195)AB…….(6) Berikut ini adalah parameter dari persamaan 6:

1. residual standard error : 21,65 2. multiple R-squared : 0,7826 3. adjusted R-squared : 0,7011 4. p Value : 0,004994

Persamaan desain faktorial yang diperoleh hendaknya signifikan (nilai p < 0,05). Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas dikatakan signifikan karena memiliki nilai p sebesar 0,004994. Nilai multiple R-squared 0,800-1,000 menunjukkan adanya hubungan kelinearan yang kuat antara level yang diteliti dengan respon (Dahlan, 2008). Nilai adjusted R-squared sebesar 0,7011

menunjukkan bahwa 70,11% perubahan pada faktor dapat dijelaskan oleh perubahan dalam respon viskositas. Oleh karena itu, persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan respon viskositas dari krim ekstrak tomat.

2. Respon ukuran droplet

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat distribusi data yang didapat dari hasil penelitian. Data yang diharapkan adalah data dengan distribusi normal (Mario dan Sujarweni, 2006). Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk. Data dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki nilai p > 0,05 (Istyastono, 2012). Hasil dari uji normalitas data respon ukuran droplet dapat dilihat pada tabel XVII.

Tabel XVII. Uji Shapiro-Wilk respon ukuran droplet tiap formula

Formula p Value

F1 0,7703

Fa 0,1939

Fb 0,4455

Fab 0,1385

Pada tabel XVII, dapat dilihat bahwa data dari respon viskositas untuk tiap formula memiliki nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data respon viskositas tiap formula memiliki distribusi normal.

Kesamaan varians adalah salah satu syarat agar uji ANOVA dapat dilakukan, bertujuan untuk mellihat kesamaan varians pada suatu populasi. Uji yang digunakan adalah uji Levene, apabila nilai p > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data tidak menunjukkan perbedaan varians (Suhartono, 2008). Hasil yang didapat dapat dilihat pada tabel XVIII.

Tabel XVIII. Uji Levene respon ukuran droplet

Respon p Value

Ukuran droplet 0,5597

Data pada tabel XVIII menunjukkan bahwa respon ukuran droplet memiliki nilai p > 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki kesamaan varians dan dapat dilakukan uji parametrik.

Uji normalitas dan uji kesamaan varians di atas menunjukkan bahwa data respon ukuran droplet dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA. Data ukuran droplet krim ekstrak tomat yang diukur 48 jam setelah pembuatan memberikan hasil sebagai yang dapat dilihat pada tabel XIX.

Tabel XIX. Hasil uji ANOVA respon ukuran droplet Faktor Df Sum of Squares Mean Square F p Value Tween 80 1 167,291 167,29 26,768 0,0008492 PEG 6000 1 124,875 124,88 19,981 0,0020832 Interaksi 1 106,662 106,66 17,067 0,0032930 Residual 8 49,997 6,25

Pada tabel XIX, dapat dilihat bahwa baik Tween 80, PEG 6000, maupun interaksi keduanya ternyata memiliki efek yang signifikan dalam mempengaruhi respon ukuran droplet krim ekstrak tomat. Penyataan tersebut dibuktikan dari nilai p ketiganya yang lebih kecil dari 0,05.

Baik Tween 80, PEG 6000, maupun interaksi keduanya telah diketahui mempengaruhi respon ukuran droplet secara signifikan. Untuk melihat faktor mana yang lebih mempengaruhi respon ukuran droplet, perlu dilakukan perhitungan nilai efek terhadap respon sebagaimana terlihat pada tabel XX.

Tabel XX. Efek Tween 80 dan PEG 6000 serta interaksinya dalam menentukan respon ukuran droplet

Efek Nilai

Tween 80 -8,04

PEG 6000 -6,09

Berdasarkan tabel XX, dapat diketahui bahwa Tween 80 dan PEG 6000 mampu menurunkan respon ukuran droplet, di mana nilai efeknya negatif. Sedangkan, Interaksi Tween 80 dan PEG 6000 mampu meningkatkan respon ukuran dropet. Tween 80 tidak dapat dikatakan sebagai faktor yang dominan mempengaruhi respon ukuran droplet krim ekstrak tomat. Hal ini dikarenakan adanya interaksi signifikan Tween 80 dan PEG 6000 dalam mempengaruhi respon ukuran droplet.

Tween 80 dan PEG 6000 merupakan dua faktor yang cukup berpengaruh dalam menentukan respon viskositas dan ukuran droplet sediaan krim ekstrak tomat. Tween 80 merupakan surfaktan nonionik yang mampu meningkatkan viskositas dari krim ekstrak tomat. Meningkatnya viskositas krim ini dapat pula meningkatkan stabilitas ukuran droplet dikarenakan droplet akan semakin susah bergabung dengan droplet lainnya akibat viskositas tinggi. Semakin jarangnya penggabungan droplet-droplet menjadi suatu droplet yang lebih besar akan menyebabkan distribusi ukuran droplet krim ekstrak tomat yang lebih kecil. Namun perlu diingat bahwa viskositas emulsi merupakan suatu sistem kompleks yang dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal, seperti ukuran partikel, sifat-sifat alami dari fase internal, fase ekstreknal, maupun surfaktan itu sendiri (Lin, 1967).

Suhu menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam stabilitas krim. Pada suhu yang tinggi, setiap partikel akan bergerak lebih aktif. Begitu pula hal yang terjadi pada droplet-droplet krim. Pergerakan yang lebih aktif akan menyebabkan tabrakan antar droplet yang lebih sering sehingga memicu terjadinya koalesensi.

Persamaan desain faktorial untuk respon ukuran droplet:

Y = 56,0136 (±3,5715) – 3,8650 (±0,6399) A -4,3994 (±0,7647) B + 0,5698 (±0,1379) AB...(7) Berikut ini adalah parameter-parameter dari persamaan 7:

1. residual standard error : 2,5 2. multiple R-squared : 0,8886 3. adjusted R-squared : 0,8468 4. p Value : 0,0003617

Persamaan desain faktorial yang diperoleh hendaknya signifikan (nilai p < 0,05). Persamaan desain faktorial untuk respon ukuran droplet dikatakan signifikan karena memiliki nilai p sebesar 0,0003617. Nilai multiple R-squared 0,800-1,000 menunjukkan adanya hubungan kelinearan yang kuat antara level yang diteliti dengan respon (Dahlan, 2008). Nilai adjusted R-squared sebesar 0,8468 menunjukkan bahwa 84,68% perubahan pada faktor dapat dijelaskan oleh perubahan dalam respon ukuran droplet. Oleh karena itu, persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan respon ukuran droplet dari krim ekstrak tomat.

F. Prediksi Komposisi Optimum Tween 80 dan PEG 6000

Dokumen terkait