• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Kriteria Keberhasilan Klaster Agroindustr

Keberhasilan atau kinerja sebuah klaster industri dapat diukur berdasarkan beberapa kriteria yang selanjutnya bisa diderivasikan menjadi beberapa sub kriteria. Dalam perancangan model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut, eksplorasi kriteria-kriteria tersebut perlu dilakukan secara akurat. Pada penelitian ini eksplorasi kriteria dilakukan dengan elisitasi pengetahuan pakar baik melalui kajian pustaka, brainstorming dengan pakar maupun dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada pakar dalam bentuk kuesioner semi terbuka. Pakar yang dilibatkan dalam proses elisitasi sebanyak 15 orang pakar yang terdiri dari 5 orang praktisi agroindustri hasil laut, 7 orang dari pemerintah dan 3 orang akademisi.

Identifikasi kriteria kinerja klaster tidak sepenuhnya berdasarkan pengetahuan dari pakar, melainkan juga dari hasil kajian dan analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Brainstroming dan elisitasi pendapat dari pakar diperlukan untuk mengklarifikasi, memverifikasi dan sekaligus memberikan masukan tambahan kriteria yang masih belum teridentifikasi. Oleh karena itu penyusunan kuesioner tahap I untuk pakar didasarkan pada hirarki kriteria. Selanjutnya berdasarkan hirarki kriteria tersebut disusun sebuah kuesioner (terlampir) yang diperuntukkan para pakar untuk memberikan masukan dan penilaian terhadap beberapa kriteria dan sub kriteria yang telah didefinisikan. Dalam perancangan kuesioner khususnya untuk menentukan kriteria keberhasilan klaster yang menentukan kinerja klaster secara komprehensif digunakan alat bantu berupa diagram sebab akibat (cause & effect)

Elisitasi pendapat pakar dengan menggunakan kuesioner tahap I menghasilkan sejumlah informasi tentang prioritas awal kriteria keberhasilan klaster industri yang dihasilkan oleh pemilihan pakar, di samping itu juga diperoleh tambahan kriteria dan penilaian seperti ditampilkan pada Tabel 5. Disain kuesioner pada tahap ini hanya diperuntukkan dalam pemilihan sejumlah kriteria

keberhasilan klaster industri yang diajukan dan penambahan kriteria yang dianggap perlu oleh pakar, tidak untuk kebutuhan pembobotan kriteria secara komprehensif. Namun demikian, dari isian kuesioner pakar tahap I ini dapat dilakukan pengolahan sederhana untuk menghitung bobot relatif masing-masing sub kriteria terhadap kriteria utama. Jumlah responden pakar yang memilih alternatif kriteria tertentu dibandingkan dengan total alternatif responden yang ada, sehingga diperoleh persen relatif dari masing-masing alternatif kriteria. Nilai persen relatif setiap alternatif kriteria ini selanjutnya dinormalkan sehingga diperoleh nilai total dari setiap level pertanyaan sebesar 100 %. Normalisasi nilai dilakukan dengan operasi matematis berikut :

= = n i i i i p x P 1 ...(28) keterangan :

Pi = prosentase normal untuk alternatif kriteria i

pi = prosentase alternatif kriteria i sebelum dinormalkan (persen relatif)

n = jumlah alternatif kriteria pada setiap pertanyaan

Tabel 5 Rekapitulasi hasil eksplorasi kriteria keberhasilan klaster industri

No Bobot relatif

I LEVEL HARAPAN

1 Harapan/keinginan dan manfaat klaster industri bagi pelaku :

1.1 Keunggulan kompetetif industri yang berkelanjutan 23.1% 2 Terjadinya pertumbuhan industri hasil laut yang lebih baik (2) 15.4% 2.9 Peningkatan kemampuan dan kemudahan dalam berinovasi 7.7% 3.8 Terjadinya peningkatan keuntungan bagi semua pelaku dalam klaster 15.4%

4.7

Terjalinnya rantai nilai yang kokoh diantara pelaku dari hulu ke hilir yang dapat

menjamin terjadinya sustainabilitas industri 38.5% II LEVEL KRITERIA UTAMA

Kriteria Utama keberhasilan klaster industri

1 Aspek Finansial 38.5%

2 Aspek Kelembagaan 15.4%

3 Aspek Sosial 30.8%

4 Aspek Lingkungan 15.4%

III LEVEL SUB KRITERIA

3.1 Kriteria efektivitas kelembagaan klaster

1 Kelengkapan komponen klaster 23.1%

2 Terjadinya interaksi antar pelaku klaster yang optimal (fungsional klaster) 38.5% 3 Terciptanya nilai tambah pelaku klaster 7.7% 4 Partisipasi aktif dari pelaku-pelaku dalam klaster 7.7% 5 Komitmen pelaku klaster (berfungsi sesuai fungsinya). 7.7%

6 Terdapat Visi dan Misi bersama 7.7%

7 Adanya insentif dari otoritas 7.7%

Tabel 5 Lanjutan

No Bobot

relatif Kriteria dan Sub Kriteria

3.1.1 Kriteria kelengkapan komponen dalam sebuah klaster

1 Kelembagaan klaster industri 8.3%

2 Keterwakilan industri inti 41.7%

3 Keterwakilan industri pendukung 25.0%

4 Keterwakilan institusi pendukung 16.7%

5 Kelengkapan industri hulu ke hilir di wilayah (propinsi) 8.3% 3.1.2 Kriteria efektivitas fungsional klaster industri

1 Adanya mekanisme koordinasi yang terstruktur 9.1%

2

Terjadinya kolaborasi dan aliansi strategis antar pelaku klaster industri dalam

meningkatkan kompetensi inti 36.4%

3 Tersedianya sebuah sistem monitoring dan evaluasi yang akurat 27.3%

4 Keterbukaan (beban kerja, beban biaya dan waktu) 9.1%

5 Pasrtisipasi kontrol secara aktif dari pelaku klaster 9.1% 6 Tersedianya standar kompetensi terkait insentif yang diberikan 9.1% 3.2.1 Kriteria Finansial

1 Besarnya keuntungan (profit margin) dari masing-masing pelaku klaster industri 30.8% 2 Keseimbangan keuntungan di antara seluruh pelaku klaster industri 23.1% 3 Keadilan yang proporsional sesuai peran masing-masing 7.7%

4 Kestabilan harga jual 15.4%

5 Kepastian pasar 7.7%

6 Adanya saling memberi positif diantara pelaku klaster 7.7% 7 Besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing pelaku 7.7% 3.2.2 Kriteria internal proses bisnis

1 Peningkatan permintaan produk dari sebuah klaster industri 18.8% 2 Peningkatan kapasitas produksi sebuah klaster industri 18.8% 3 Pertumbuhan industri di dalam sebuhan klaster industri 31.3%

4 Pertumbuhan industri secara keseluruhan 12.5%

5 Kepastian pasar 6.3%

6 Kepastian harga jual 6.3%

7 Dukungan infrastruktur yang memadai 6.3%

3.3 Kriteria aspek sosial

1 Hubungan dengan masyarakat sekitar 26.7%

2 Bersifat ramah lingkungan 20.0%

3 Pengaruhnya terhadap ketenagakerjaan secara nasional maupun regional 33.3% 4 Pengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomis masyarakat sekitar 6.7% 5 Semakin baiknya piramida/struktur pendidikan masyarakat sekitar 6.7%

6 Meningkatnya kesejahteraan penduduk sekitar 6.7%

3.3.1 Kriteria terjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar

1 Keterlibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan industri 33.3% 2 Tersedianya program-program perusahaan dalam klaster industri yang bisa diakses

masyarakat sekitar 25.0%

3 Apresiasi masyarakat terhadap pelaku klaster industri 33.3% 4 Peningkatan pendidikan bagi masyarakat sehingga mampu meningkatkanan taraf

Tabel 5 Lanjutan

No Bobot

relatif Kriteria dan Sub Kriteria

3.3.2 Kriteria klaster industri yang ramah lingkungan

1 Seluruh proses produksi berorientasi pada ramah lingkungan 44.4%

2

Ketersediaan green area (wilayah hijau) yang melindungi masyarakat dari segala

bentuk peluang gangguan lingkungan. 33.3%

3 Menghasilkan produk samping bermanfaat bagi masyarakat 11.1% 4 Membaiknya indeks lingkungan hidup yang ditetapkan KLH 11.1% 3.3.3 Kriteria dampak terhadap ketenagakerjaan

1 Penyerapan tenaga kerja 30.8%

2 Peningkatan Kualitas SDM 30.8%

3 Tersedianya sarana peningkatan kualitas SDM yang memadai 23.1% 4 Peningkatan program secara kontinyu untuk peningkatan pendapatan dan taraf hidup 7.7%

5 Peningkatan profesionalisme dan daya kompetetif 7.7%

Hasil pengolahan data akuisisi pengetahuan pakar menunjukkan adanya variasi pengetahuan. Variasi ini di antaranya dikarenakan latar belakang dan pengalaman yang berbeda. Namun demikian kepakaran responden tetap bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk dipertimbangkan pada penyusunan model pengukuran kinerja klaster industri. Berdasarkan pengetahuan pakar dari kuesioner tahap 1 dan hasil observasi pada beberapa proses pembangunan klaster industri, maka dapat dilakukan elaborasi lebih mendalam dengan bantuan diagram sebab akibat untuk memetakan dan mengidentifikasi peluang munculnya kriteria baru yang relevan yang pada level 1 dan 2 dapat dilihat pada gambar berikut :

Setiap aspek yang berkontribusi pada kinerja klaster dapat direpresentasikan oleh sejumlah kriteria seperti tampak pada gambar di atas. Pada beberapa aspek penggalian lebih dilakukan berdasarkan hasil pengolahan kuesioner tahap I dan referensi lain untuk mengidentifikasi lebih detail apakah masih ada sub-sub kriteria yang bisa di turunkan dari setiap kriteria yang sudah diidentifikasi. Beberapa kriteria ternyata masih bisa di turunkan dalam bentuk sub- sub kriteria sehingga akan lebih memudahkan dalam identifikasi alternatif indikator kinerja yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan dari sudut aspek sosial ini. Adapun hasil elaborasi diagram sebab akibat untuk aspek sosial dapat ditampilkan dilihat pada Gambar 39.

Gambar 39 Kriteria dan sub kriteria kinerja sosial klaster agroindustri hasil laut

Sementara itu untuk aspek lingkungan, terdapat beberapa kriteria dan sub kriteria derivasinya yang merupakan faktor penentu kinerja lingkungan sebuah klaster industri hasil laut seperti tampak pada gambar berikut :

Gambar 40 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja lingkungan klaster agroindustri hasil laut

Kinerja ekonomi yang merupakan gambaran kondisi finansial dan pertumbuhan ternyata juga dipengaruhi oleh faktor pembentuk kinerja aspek sosial yaitu ketenagakerjaan dan kelembagaan. Hal ini diperoleh dari hasil analisa berdasarkan diagram sebab akibat, sehingga secara agregat kriteria dan sub kriteria pembentuk kinerja aspek ekonomi klaster industri hasil laut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 41 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja ekonomi klaster agroindustri hasil laut

Penguatan kelembagaan klaster industri perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan klaster itu sendiri, oleh karena itu elaborasi pada kriteria ini harus dilakukan dengan teliti dan terinci. Berdasarkan hasil brainstorming dan kajian logis, maka dapat diperoleh derivasi dari kinerja kelembagaan klaster seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

Kinerja kelembagaan

Efektifitas fungsional klaster Kolaborasi antar

pelaku klaster

Mekanisme koordinasi

Kualitas sistem monitoring & evaluasi Kelengkapan komponen klaster Keterwakilan industri inti

Keterwakilan institusi pendukung Ketewakilan

industri pendukung

Gambar 42 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja ekonomi klaster agroindustri hasil laut

Berdasarkan hasil elaborasi lanjutan dari kuesioner tahap I dan brainstorming pada pakar terbatas serta kajian literatur maka secara lengkap struktur hirarki kriteria yang menentukan kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut dapat dirumuskan seperti pada Gambar 43. Pada setiap level tujuan akan berkontribusi sejumlah aspek kinerja klaster yang dapat diderivasi menjadi beberapa kriteria. Beberapa kriteria dapat diderivasi lagi ke dalam sub kriteria atau sub-sub kriteria. Derivasi akan dihentikan jika dipandang telah diperoleh satu kriteria yang unik yang dapat diwakili oleh beberapa indikator kinerja terukur yang memenuhi kaidah SMART (Specific, Measurable, Agreed, Realistic dan Timebound). Pada level terakhir ini dilakukan eksplorasi beberapa alternatif indikator kinerja kunci (IKK) melalui brainstorming dan kajian literatur yang relevan. Berdasarkan hasil eksplorasi ini, selanjutnya didisain kuesioner pakar bagian dua dengan tujuan untuk mendapatkan nilai bobot dari masing-masing alternatif indikator kinerja kunci yang telah diperoleh. Secara lengkap proses eksplorasi IKK klaster agroindustri hasil laut akan diuraikan pada bagian setelah ini.

Pada struktur hirarki di atas dapat dilihat bahwa pembangunan sebuah klaster agroindustri hasil laut didasarkan pada lima tujuan yang terdiri dari (1) terciptanya keunggulan komparatif dan kompetitif yang berkelanjutan, (2) terwujudnya pertumbuhan industri hasil laut, (3) peningkatan kemampuan dalam berinovasi, (4) terjadinya peningkatan kesejahteraan pelaku seluruh anggota klaster dan (5) terjadinya rantai nilai yang kokoh dari hulu sampai dengan hilir. Pencapaian dari masing-masing tujuan tersebut dapat dilihat dari kinerja beberapa aspek klaster agroindustri hasil laut yaitu (1) aspek sosial, (2) aspek lingkungan, (3) aspek ekonomi dan (4) aspek teknis (proses bisnis internal). Kinerja dari masing-masing aspek klaster industri hasil laut ditentukan oleh beberapa kriteria yang selanjutnya dapat diderivasi lebih rinci menjadi sub-sub kriteria. Pada level terakhir sebuah hirarki kriteria barulah alternatif-alternatif indikator kinerja kunci dapat dieksplorasi.

Seluruh kriteria dan sub kriteria yang berhasil diderivasi seperti tampak pada gambar memiliki prioritas yang berbeda di dalam penentuan kinerja klaster agroindustri hasil laut tergantung persepsi dari pakar. Oleh karena itu perlu dilakukan satu langkah pembobotan pada setiap elemen di masing-masing level hirarki, sehingga secara kuantitatif dapat ditentukan bobot masing-masing kriteria dan sub kriteria yang diidentifikasi. Penilaian berpasangan terhadap kriteria dan sub kriteria akan dilakukan oleh pakar yang telah ditentukan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah sesuai dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytic Hierarchy Process (AHP) dan hasil penilaiannya akan diolah dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Expert Choice 2000. Elisitasi pendapat pakar dilakukan melalui pengisian kuesioner tahap II yang didisain berdasarkan struktur hirarki kinerja klaster agroindustri hasil laut.

Kuesioner pakar tahap II terdiri dari dua bagian di mana bagian I merupakan penilaian pakar melalui perbandingan berpasangan dari setiap level hirarki kriteria dan bagian II merupakan kuesioner untuk mendapatkan penilaian pakar terhadap sejumlah alternatif indikator kinerja kunci. Bagian I bertujuan untuk mendapatkan prioritas berdasarkan nilai bobot dari masing-masing kriteria dan sub kriteria yang dinilai, sementara itu bagian pada bagian dua dilakukan penilaian terhadap alternatif indikator kinerja kunci menggunakan skala likert 1 (satu) sampai dengan 5 (lima). Nilai 1 menunjukkan bahwa IKK dinilai sangat tidak penting yang artinya sangat tidak dipentingkan untuk menilai kinerja dari sebuah klaster agroindustri

hasil laut, sementara 2 sampai 5 berturut-turut adalah tidak penting, cukup penting, penting dan sangat penting.