Kinerja komprehensif klaster yang dapat direpresentasikan oleh nilai kinerja total yang merupakan agregasi dari empat nilai kinerja aspek utama klaster
industri. Berdasarkan dari scoring board yang telah dihasilkan pada
implementasi model di klaster industri teri nasi dan rumput laut di Jawa Timur diperoleh nilai kinerja komprehensif berturut-turut 62.45% dan 58% dengan status kinerja cukup baik. Dari hasil penilaian pakar dalam penentuan bobot semua komponen pada setiap level hirarki pembentuk kinerja komprehensif klaster industri hasil laut diperoleh nilai bobot yang bervariasi untuk keempat aspek yang disebutkan, hal ini menunjukkan bahwa setiap aspek dalam klaster mempunyai kontribusi komprehensif yang bervariasi tergantung pada nilai bobot, target yang ditetapkan dan capaian dari setiap kinerja parsialnya. Dengan demikian jika dilihat kontribusi kinerja parsial aspek klaster industri terhadap kinerja komprehensif klaster industri hasil laut khususnya teri nasi dan rumput laut dapat dilihat dari rekapitulasi yang disajikan pada tabel berikut :
Tabel 26 Kontribusi setiap aspek pada kinerja komprehensif klaster industri teri nasi
No Aspek Bobot
absolut
Kinerja aspek Kontribusi pada kinerja komprehensif
1 Sosial 0.166404 67.4% 0.112
2 Lingkungan 0.155004 25% 0.039
3 Ekonomi 0.343577 76.7% 0.264
4 Proses Bisnis Internal 0.318294 66.0% 0.210
Total 0.625
Pada saat ini klaster industri teri nasi memiliki kinerja komprehensif 62.5% yang berarti telah memenuhi 62.5 % dari yang telah ditargetkan baik dari aspek sosial, lingkungan, ekonomi maupun proses bisnis internal dengan kontributor terbesar ada pada aspek ekonomi. Dari fenomena ini dapat dilihat bahwa pelaku industri pada klaster telah memiliki kompetensi yang bagus dari sisi ekonomi dan proses bisnis internal, namun belum diimbangi dengan aspek lainnya secara signifikan khususnya aspek lingkungan. Beberapa indikator kinerja yang dijadikan tolok ukur keberhasilan pada aspek ini ternyata belum mendapatkan perhatian yang cukup di antaranya adalah sertifikasi kategori kepedulian lingkungan. Namun demikian berdasarkan interview dengan responden praktisi
industri, banyak perusahaan telah mengupayakan untuk mendapatkan sertifikat tersebut.
Capaian kinerja komprehensif klaster industri rumput laut meskipun berada pada status yang sama dengan klaster industri teri nasi, namun memiliki variasi yang berbeda pada setiap capaian kinerja parsial dan indikator kinerjanya. Secara parsial kontribusi kinerja setiap aspek klaster industri terhadap kinerja komprehensif klaster agroindustri rumput laut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 27 Kontribusi setiap aspek pada kinerja komprehensif klaster industri rumput laut
No Aspek Bobot
absolut
Kinerja aspek Kontribusi pada kinerja komprehensif
1 Sosial 0.166404 46.2% 0.077
2 Lingkungan 0.155004 25.0% 0.039
3 Ekonomi 0.343577 82.0% 0.283
4 Proses Bisnis Internal 0.318294 57.9% 0.184
Total 0.583
Meskipun nilai numerik capaian kinerja komprehensif klaster relatif sama bahkan sedikit lebih kecil, namun klaster industri rumput laut memiliki capaian kinerja ekonomi yang sangat tinggi yaitu 82% atau telah memenuhi 82% dari target yang ditetapkan dengan capaian tertinggi pada indikator kinerja kunci keuntungan klaster yaitu sebesar 113%.
Penentuan Status Kinerja Klaster Industri
Model pengukuran kinerja komprehensif dirancang untuk bisa menampilkan capaian kinerja klaster industri hasil laut baik secara numerik maupun status linguistik. Status kinerja dikelompokkan dalam tiga kategori yang secara linguistik dinamakan Baik, Cukup dan Kurang. Penetapan status berdasarkan nilai numerik telah dikemukakan sebelumnya melalui batasan-batasan nilai capaian dari masing-masing indikator kinerja kunci, kinerja parsial (aspek) maupun kinerja komprehensif. Penentuan status secara mutlak didasarkan pada batasan nilai numerik dapat diberlakukan untuk indikator kinerja kunci maupun kinerja parsial (aspek), namun hal ini tidak relevan jika diterapkan untuk penentuan status kinerja komprehensif. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan dijumpai satu kondisi, di mana nilai capaian kinerja komprehensif secara numerik masuk
kategori Baik, namun jika didisagregasi ke kinerja per aspeknya terdapat aspek yang memiliki kinerja sangat kecil atau bahkan bisa bernilai nol. Kondisi ini tentu saja tidak menunjukkan suatu kinerja yang baik, karena dalam sebuah sistem klaster industri ada tuntutan untuk baik pada semua aspek yaitu aspek sosial, lingkungan, ekonomi dan proses bisnis internal.
Antisipasi untuk kondisi nilai kinerja parsial yang tidak seimbang khususnya dalam penentuan status kinerja komprehensif sebuah klaster dapat dilakukan dengan memberikan aturan tambahan dengan memperhatikan capaian pada setiap kinerja aspek klaster. Idealnya aturan tambahan ini ditentukan oleh
keputusan bersama dalam Working Group (kelompok kerja) klaster. Pada model
pengukuran kinerja klaster industri hasil laut ini telah dibuat rule (aturan) dalam
penentuan status kinerja komprehensif seperti pada Tabel 28.
Tabel 28 Aturan dalam penentuan status kinerja komprehensif klaster
Sosial Lingkungan Ekonomi Proses Bisnis Internal
Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Baik Baik
Sedang Baik Baik Baik
Baik Sedang Baik Baik
Baik Baik Sedang Baik
Baik Baik Baik Sedang
Baik Baik Sedang Sedang
Sedang Baik Baik Sedang
Sedang Baik Sedang Baik
Sedang Baik Sedang Sedang
Baik Sedang Sedang Baik
Sedang Sedang Sedang Baik
Sedang Sedang Baik Sedang
Kurang (>0.25) Sedang Sedang Sedang
Sedang Kurang (>0.25) Sedang Sedang
Kurang (>0.25) Kurang (>0.25) Sedang Sedang
Kurang (<=0.25) Sedang Sedang Sedang
Sedang Kurang (<=0.25) Sedang Sedang
Kurang (<=0.25) Kurang (<=0.25) Sedang Sedang
Sedang Sedang Kurang Kurang
Sedang Sedang Sedang Kurang
Sedang Sedang Kurang Sedang
Sedang Kurang Kurang Kurang
Kurang Sedang Kurang Kurang
Kurang Kurang Kurang Sedang
Kurang Kurang Sedang Kurang
Sedang Kurang Kurang Sedang
Sedang Kurang Sedang Kurang
Kurang Sedang Kurang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sedang Buruk Kinerja Status Kinerja Komprehensif Baik
Dengan mengacu pada aturan di atas, maka dapat dihindari pernyataan status kinerja klaster komprehensif yang baik sementara status kinerja parsialnya ada yang bernilai ekstrim kurang. Misalnya pada impelementasi klaster industri hasil laut baik untuk industri teri nasi maupun industri rumput laut, meskipun keduanya memiliki nilai capaian kinerja komprehensif secara numerik masuk kategori Cukup Baik, namun jika dilihat secara parsial terdapat satu kinerja aspek yang kurang yaitu kinerja lingkungan dengan nilai 25%. Jika mengacu pada tabel aturan di atas, maka kinerja komprehensif klaster tidak bisa dinyatakan Cukup tetapi lebih buruk lagi yaitu masuk dalam kategori Kurang. Untuk selanjutnya aturan ini bisa direvisi berdasarkan keputusan bersama dengan alasan yang kuat.
Penerapan penentuan status berdasarkan aturan yang telah dijelaskan di atas, memberikan konsekuensi terhadap representasi nilai kinerja komprehensif
pada scoring board. Representasi dalam nilai numerik tidak konsisten lagi untuk
digunakan dalam penentuan status kinerja komprehensif, karena dapat terjadi status yang dicapai tidak sesuai dengan nilai numerik dalam ketentuan batasan
status. Representasi pada scoring board final akan berupa nilai kategori (baik,
sedang dan kurang) tanpa harus menyertakan nilai numerik. Berdasarkan
ketentuan di atas maka tampilan akhir scoring board kinerja komprehensif klaster
untuk teri nasi dapat dilihat pada Tabel 29.
Kinerja komprehensif klaster agroindustri teri nasi memiliki kategori kurang, hal ini dikarenakan tidak terpenuhinya batas kriteria yang ditentukan bahwa semua nilai kinerja parsial (aspek) klaster harus lebih besar dari 25 %, sementara dari hasil pengukuran ternyata salah satu kinerja parsial yaitu kinerja lingkungan memiliki capaian 25%. Dengan demikian nilai kinerja komprehensif dinyatakan berada pada kategori kurang yang berarti memerlukan perbaikan signifikan khususnya pada kinerja lingkungan. Hal yang sama juga terjadi pada hasil pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri rumpul laut, di mana capaian kinerja komprehensifnya dinyatakan dalam kategori kurang karena ada satu kinerja parsial (aspek lingkungan) yang memiliki nilai 25 %.
Tabel 29 Status kinerja komprehensif klaster agroindustri teri nasi
Relatif Absolut
Kurang
Kinerja Sosial 0.166404 11.2% 67.4% Cukup
1 Indeks CSR (Corporate Social
Responsibility) 0.1237 0.847159 4 3 63.5% 75.0% Cukup
2 Keanggotaan klaster 0.0223 0.152841 4 1 3.8% 25.0% Kurang
Kinerja Lingkungan 0.155004 3.88% 25% Kurang
1 Indeks CER (Corporate Environment
Responsibility) 0.0515 1 4 1 25% 25% Kurang
Kinerja Ekonomi 0.343577 26.4% 76.7% Baik
1 Keuntungan Klaster 0.0541 0.548292 100% 94% 51.8% 94% Baik
2 Indeks RCA (Revealed Comparative
Advantage) 0.0243 0.245697 4 2.16 13.3% 54% Cukup 3 Kinerja Pasar (Market Performance) 0.0203 0.206011 100% 57% 11.7% 57% Cukup
Kinerja Proses Bisnis Internal 0.318294 21.0% 66.0% Cukup
1 Output standar 0.0328 0.148133 75 40 7.9% 53% Cukup
2 Nilai Rendemen 0.0519 0.234936 100% 107% 25.1% 107% Baik
3 Indeks kepuasan pelanggan atas
produk 0.0626 0.283137 4 3 21.2% 75% Baik
4 Produktivitas
petani/nelayan/petambak 0.0738 0.333794 12.5 4.4 11.7% 35% Kurang
Kinerja Komprehensif Klaster
Kinerja Kunci dan indikator kinerja Bobot relatif
Bobot
Normal Target Capaian
Skor
Status
Sementara itu tabel hasil pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri rumput laut dapat dilihat pada Tabel 30.
Tabel 30 Status kinerja komprehensif klaster agroindustri rumput laut
Relatif Absolut
Kurang
Kinerja Sosial 0.166404 7.7% 46.2% Kurang
1 Indeks CSR (Corporate Social
Responsibility) 0.1237 0.847159 4 2 42.4% 50.0% Kurang
2 Keanggotaan klaster 0.0223 0.152841 4 1 3.8% 25.0% Kurang
Kinerja Lingkungan 0.155004 3.88% 25% Kurang
1 Indeks CER (Corporate Environment
Responsibility) 0.0515 1 4 1 25% 25% Kurang
Kinerja Ekonomi 0.343577 28.3% 82% Baik
1 Keuntungan Klaster 0.0541 0.548292 100% 113% 62.1% 113% Baik 2 Indeks RCA (Revealed Comparative
Advantage) 0.0243 0.245697 4 2.16 13.3% 54.0% Cukup
3 Market Performance 0.0203 0.206011 100% 33% 6.9% 33.3% Cukup
Kinerja Proses Bisnis Internal 0.318294 18.4% 57.9% Cukup
1 Output standar 0.0328 0.148103 75 40 7.9% 53% Cukup
2 Nilai Rendemen 0.0520 0.235095 100% 80% 18.8% 80% Baik
3 Indeks kepuasan pelanggan atas
produk 0.0626 0.283078 4 3 21.2% 75% Baik
4
Produktivitas
petani/nelayan/petambak 0.0738 0.333724 150 45 10.0% 30% Kurang
Kinerja Kunci dan indikator kinerja Bobot
relatif
Bobot
Normal Target Capaian
Skor
Status Kinerja Komprehensif Klaster
Nilai capaian kinerja komprehensif klaster industri teri nasi yang secara numerik sedikit lebih baik dibanding kinerja klaster industri rumput laut tidak secara otomatis menunjukkan kinerja absolut lebih baik, namun perlu dilihat lagi nilai target yang ditetapkan oleh masing-masing klaster industri. Nilai kinerja tersebut lebih berfungsi untuk melihat kemampuannya dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam mengimplementasikan model pengukuran kinerja ini maka penentuan target harus benar-benar mendapat perhatian. Penetapan target yang tidak tepat akan memberikan informasi kinerja yang tidak akurat. Oleh karena itu dalam menetapkan target harus dipenuhi
kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic dan Timebound),
yang pengertiannya masing-masing telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Penetapan target harus didasari oleh kondisi dan asumsi ataupun ekspektasi yang diinginkan, sehingga dalam penentuannya harus dilakukan oleh orang- orang yang berkompeten. Pada sistem klaster penetapan nilai target ini sebaiknya dilakukan oleh Kelompok Kerja yang merupakan perwakilan dari seluruh stakeholder klaster industri.
Pengukuran kinerja tidak hanya dilakukan untuk mengetahui level kinerja dari sebuah klaster industri, namun yang lebih penting adalah sebagai umpan balik dalam memperbaiki kinerja klaster industri secara keseluruhan. Untuk keperluan ini maka monitoring dan evaluasi harus dilakukan secara kontinyu sehingga bisa dianalisis lebih lanjut untuk lebih ditingkatkan. Salah satu cara untuk monitoring adalah dengan membuat grafik capaian setiap indikator kinerja atau paling sedikit per kinerja aspek klaster. Dari hasil implementasi model pada klaster industri dapat digambarkan grafik capaian baik untuk kinerja komprehensif maupun setiap indikator kinerja kunci dengan menggunakan pola sebagai berikut :
Gambar 65 Contoh grafik monitoring kinerja klaster industri
Asumsi telah dilakukan pengukuran kinerja secara rutin setiap periode (tahun) dan diplotkan secara grafis setiap nilai capaian (saat ini), target yang ditetapkan dan nilai capaian masa lalu. Dari sini akan dapat dilihat beberapa kondisi yang mungkin di antaranya perbandingan antara nilai capaian tahun lalu dengan tahun sekarang dan perbandingan antara nilai target yang ditetapkan dengan pencapaian kinerja saat ini. Perbandingan yang pertama akan bermanfaat bagi investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi atau tidak, sementara untuk perbandingan kedua digunakan sebagai pengendalian internal klaster industri. Berdasarkan capaian dibanding target, setiap pelaku klaster bisa menyusun rencana strategis maupun operasionalnya yang mengarah pada peningkatan kinerja klaster baik secara individu maupun secara sistem.
Pada penelitian ini dilakukan analisis what if untuk bisa melihat perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi kedepan jika terdapat sejumlah perubahan baik
kebijakan maupun lingkungan bisnis hasil laut. Analisis what if akan lebih
dititikberatkan pada beberapa kondisi yang mungkin dicapai jika pendekatan klaster dilakukan secara optimal, sementara itu analisis ini hanya terbatas dilakukan pada beberapa indikator yang dipilih berdasarkan berbagai
pertimbangan. Fasilitas analisis what-if dalam sistem SPK akan memudahkan
dalam pengambilan inisiasi untuk perbaikan kinerja. Mekanisme umpan balik akan diuraikan lebih spesifik pada bagian terakhir di pembahasan ini.
2 3 3 5 4 5 5 6 3 3 5 7 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Kiner ja (% ) Pencapaian kinerja Target kinerja 1 2 3 4 Periode tahun ke