• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Evaluasi Kerasionalan Klaim Indikasi Iklan Obat Tanpa

Informasi mengenai indikasi suatu obat tanpa resep harus sesuai dengan indikasi zat aktif yang terkandung dalam obat tersebut. Hal tersebut biasanya disampaikan oleh iklan obat tanpa resep di televisi dalam lisan atau tulisan, bahkan ada yang menyampaikan dengan menjabarkan gejala penyakit yang bisa diobati dengan obat tersebut. Informasi indikasi berpengaruh besar bagi pemilihan suatu obat bagi masyarakat pengguna obat. Hal ini membuat produsen-produsen dan pembuat iklan berusaha menyampaikan informasi mengenai indikasi suatu obat dengan cara semenarik mungkin, bahkan kadang tidak sesuai dengan indikasi yang sebenarnya dari zat aktif yang terkandung dalam obat tersebut. Pada penelitian ini, klaim indikasi iklan obat tanpa resep yang diperoleh dievaluasi kerasionalannya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994.

Indikasi iklan obat pereda sakit dan penurun panas menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya boleh menyatakan “untuk meringankan rasa sakit misalnya : sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan atau menurunkan panas “Sesuai aturan tersebut juga berdasarkan mekanisme kerja zat aktifnya, iklan obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep yang meliputi Biogesic Anak®, Panadol Extra®, dan Bodrex Migra®dinilai rasional (Tabel XII).

Beberapa obat analgesik (sakit kepala, demam) tanpa resep mengandung kofein meskipun bukan merupakan obat pereda nyeri, biasanya digunakan dalam campuran obat analgesik untuk sakit kepala seperti migrain. Pada perbadingan yang tepat dengan parasetamol, kofein dapat memperkuat daya kerja parasetamol

dalam meredakan rasa sakit. Hasil evaluasi menunjukkan hampir semua klaim indikasi iklan obat analgesik tanpa resep di televisi sudah menyampaikan indikasi secara tidak berlebihan dan tidak menyesatkan, sehingga konsumen dapat memilih dan menggunakan obat tanpa resep kelompok ini dengan aman dan efektif.

Tabel XII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik (sakit kepala,demam) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Biogesic Anak, tiap 5 ml:

parasetamol (160 mg) sebagai analgesik-antipiretik mampu menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus

efektif meredakan demam anak (9)

2. Panadol Extra:

parasetamol (sama 500 mg) bekerja sebagai analgesik yaitu meredakan nyeri ringan sampai sedang (seperti sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (50 mg, 35 mg, 65 mg) sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol

Panadol Extra:

efektif untuk sakit kepala tak tertahankan (9)

3. Bodrex Migra:

parasetamol (350 mg, 250 mg) dan propifenazon (sama 150 mg) bekerjasama menguatkan efek analgesik yaitu meredakan nyeri dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein (sama 50 mg) sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol

Bodrex Migra:

untuk sakit kepala sebelah (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, indikasi iklan multivitamin dan mineral hanya dibolehkan “untuk pencegahan dan mengatasi kekurangan vitamin dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia”. Aturan indikasi iklan vitamin C adalah “untuk mengatasi kekurangan vitamin C seperti pada sariawan dan perdarahan gusi ; dan untuk keadaan saat kebutuhan akan vitamin C meningkat seperti pada keadaan sesudah operasi, sakit, hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia “. Vitamin dan mineral

yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal sebenarnya tersedia cukup banyak dalam makanan sehari-hari yang komposisinya baik, tidak dapat digunakan sebagai pengganti makanan, dan bukan merupakan sumber energi atau pemelihara kebugaran.

Tabel XIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Neo Ultracap:

vitamin B1(100 mg), vitamin B6 (100 mg), vitamin B12 (200 mcg) mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kofein (50 mg) bekerja meningkatkan kemampuan psikis dengan merangsang kerja susunan saraf pusat

mengatasi letih, lesu, capek, pegal-pegal (x)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Neo Ultracap® yang terdiri dari multivitamin dan mineral tidak rasional klaim indikasi iklannya, (lihat Tabel XIII). Klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional karena tidak menyatakan bahwa vitamin dan mineral tambahan (selain dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari) hanya digunakan pada saat kebutuhan vitamin dan mineral tubuh meningkat (kondisi defisiensi spesifik), dan hanya bersifat membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal saja. Apabila kebutuhan vitamin dan mineral tubuh sudah terpenuhi dengan makan makanan bergizi seimbang, maka tambahan vitamin dan mineral yang bukan berasal dari makanan sudah tidak diperlukan lagi. Bagaimanapun juga konsumsi berlebihan vitamin dan mineral dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh pemakai, terutama yang sulit dikeluarkan dari dalam tubuh.

Hasil evaluasi ini menunjukkan iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini masih memberikan indikasi berlebihan yang dapat menyesatkan, sehingga seharusnya tidak dipercaya begitu saja oleh masyarakat pengguna obat.

Tabel XIV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (diare) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Neo Entrostop:

atapulgit (650 mg) dan pektin (50 mg) mengatasi diare melalui kerja atapulgit sebagai adsorben yaitu menyerap bakteri, toksin, dan gas; juga kerja pektin mengeliminasi bakteri toksin

untuk diare yang tak bisa berhenti (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Dari Tabel XIV diketahui klaim indikasi iklan Neo Entrostop® dinilai rasional karena indikasi yang disebutkan sesuai dan tidak berlebihan dengan mekanisme kerja zat aktif. Tidak terdapat batasan indikasi untuk obat diare dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994.

Tabel XV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna (maag) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Neosanmag Fast:

famotidin (10 mg) sebagai antitukak mengatasi tukak lambung dengan mengurangi sekresi asam lambung melalui kerja sebagai antagonis reseptor H2, kalsium karbonat (800 mg) dan magnesium hidroksida (165 mg) sebagai antasida bekerjasama menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung

obat maag: menetralkan asam lambung dan mengurangi asam lambung (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Antasida dalam iklan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya diindikasikan “untuk mengatasi gejala sakit maag seperti : perih, kembung, mual”. Klaim indikasi iklan Neosanmag Fast® sebagai obat mempunyai kandungan antasida dinilai rasional ditinjau dari kedua kriteria yang digunakan (lihat Tabel XV). Klaim indikasi iklan obat saluran cerna (diare maupun

maag) yang didapatkan dalam penelitian ini sudah dapat dipercaya dan dijadikan acuan untuk pertimbangan pemilihan obat di kalangan masyarakat.

Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiuntelevisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Neo Napacin:

efedrin hidroklorida (12,5 mg, 25 mg) dan teofilin (125 mg, 130 mg) sebagai antiasma bekerjasama meringankan dan mengatasi serangan asma bronkhial dengan merelaksasi otot polos pada bronkhus (bekerja sebagai bronkhodilator)

Neo Napacin:

untuk sesak nafas akibat asma (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Iklan Neo Napacin® dinyatakan rasional klaim indikasinya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif serta batasan indikasi obat asma dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 yang dinyatakan “untuk meringankan gejala sesak nafas karena asma” (lihat Tabel XVI). Dengan demikian klaim indikasi iklan obat saluran nafas (asma) tanpa resep di televisi dapat dipercaya oleh konsumen pengguna obat karena tidak berlebihan dan tidak menyesatkan.

Iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep dalam penelitian ini meliputi iklan Laserin®, dan Vicks Formula 44®. Batasan indikasi yang boleh disampaikan dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 untuk obat batuk antitusif yaitu “untuk meredakan batuk yang tidak berdahak”, obat batuk ekspektoran “untuk meredakan batuk yang berdahak”, dan obat batuk kombinasi antitusif-ekspektoran-antihistamin “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”. Ditinjau dari aturan tersebut juga sesuai dengan mekanisme kerja zat aktif, iklan Laserin®, Vicks Formula 44® dinilai tidak rasional karena klaim indikasi yang disajikan kurang lengkap dan tidak spesifik (lihat Tabel XVII).

Tabel XVII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Laserin, tiap 5 ml:

obat dari bahan alam yang meliputi herba Euphorbia hirta (0,15 g), rhizoma Zingiber officinale (6 g), fruktus cardamom (0,15 g),

caryophyllum (0,6 g), folium Piper betle (1,8 g), folium Abrus

precatorius (0,3 g), folium Mentha arvensis (0,15 g), folium Hibiscus rosa-sinensis (0,15 g), oleum Mentha piperita (0,015 ml), dan succus

liquiritiae (0,015 g); secara keseluruhan bekerja dengan efek

ekspektoran (efek yang paling dominan), antitusif, karminatif, dan dekongestan yang bekerja mengatasi batuk berdahak dengan merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas juga mengatasi batuk tidak berdahak (kering) dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, sesuai juga untuk batuk yang disertai masuk angin karena mempunyai efek karminatif, serta bekerja melegakan obstruksi (penyumbatan) jalan nafas

untuk batuk (x)

2. Vicks Formula 44:

dekstrometorfan hidrobromida (5 mg) sebagai antitusif meredakan batuk tidak berdahak (kering) dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, doksilamin suksinat (3 mg) sebagai antihistamin mengatasi batuk karena alergi dengan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptornya disertai efek samping sedasi-hipnotik ringan seperti menenangkan, menyebabkan dan mempermudah tidur

meredakan batuk dan membantu istirahat (x)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Indikasi obat batuk tanpa resep hendaknya disampaikan cukup spesifik sehingga memudahkan konsumen dalam mengaitkannya dengan gejala sakit yang dirasakan. Karena obat batuk yang berkhasiat ekspektoran sama sekali berbeda mekanisme kerjanya dengan obat batuk yang berkhasiat antitusif untuk menyembuhkan batuk. Merupakan tindakan yang tidak rasional jika misalnya seseorang menderita batuk berdahak dan diberi obat batuk yang mengandung zat antitusif yang berkhasiat menekan batuk karena hal itu justru bisa menghambat pengeluaran dahak.

Tabel XVIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Anakonidin:

dekstrometorfan hidrobromida (5 mg) sebagai antitusif meredakan batuk kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, gliseril guaiakolat (25 mg) sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, pseudoefedrin hidroklorida (7,5 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat (0,5 mg) sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi (antara lain pada hidung, tenggorokan) seperti gatal tenggorokan dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1

meredakan batuk, tenggorokan gatal, dan hidung tersumbat pada anak (x)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Dari Tabel XVIII, untuk iklan obat-obat saluran nafas (batuk, pilek) tanpa resep Iklan Anakonidin® dinilai tidak rasional karena kurang jelas indikasinya, seharusnya menyatakan “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”. Sebaiknya Iklan Anakonidin® yang digunakan untuk anak-anak harus lebih jelas lagi mengenai klaim indikasinya, karena obat untuk anak harus cukup memberikan informasi mengenai obat tersebut, agar masyarakat tidak salah pilih dalam memberikan obat untuk anaknya.

Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 mengatur indikasi obat flu yaitu “untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek”. Dari Tabel XIX klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) Ultraflu® dinilai rasional karena pernyataannya tidak berlebihan, dan tetap dinilai rasional meskipun gejala-gejala flu yang dapat diredakan tidak disebutkan semua (hanya sebagian) .

Tabel XIX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Ultraflu:

parasetamol (400 mg, 600 mg) sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, fenilpropanolamin hidroklorida (12,5 mg, 15 mg) sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat (1mg, 2 mg) sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi (misalnya pada hidung, tenggorokan) seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H1

Ultraflu:

meredakan flu (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasiona

Tabel XX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Mixagrip Flu & Batuk:

parasetamol (500 mg) sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang (misalnya sakit kepala) dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, dekstrometorfan hidrobromida (10 mg) sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, pseudoefedrin hidroklorida sebagai dekongestan hidung (30 mg) mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung

efektif redakan flu danbatuk sekaligus (x)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Iklan-iklan obat saluran nafas (flu, batuk) tanpa resep yaitu Mixagrip Flu & Batuk® dinilai tidak rasional klaim indikasinya (lihat Tabel XX). Hal ini disebabkan klaim indikasi iklan tidak menyebutkan dengan jelas jenis batuk yang bisa diredakan dengan obat yang diiklankan, padahal obat-obat tanpa resep kelompok ini mengandung obat batuk yang berbeda yaitu ada yang ekspektoran (pengencer dahak), dan ada yang antitusif (penekan batuk). Tidak jelasnya klaim indikasi iklan tentang jenis batuk sangat merugikan pemirsa pengguna obat,

karena dapat terjadi kesalahan dalam penggunaan yang mengakibatkan kegagalan pengobatan, padahal sudah mengeluarkan biaya.

Indikasi obat kulit (topikal) menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 adalah “untuk mengatasi infeksi karena jamur “.

Tabel XXI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu (periode Juli 2006)

No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan

1. Canesten, Neo Ultrasiline:

klotrimazol 1% b/b sebagai obat antijamur dengan efek fungisida (membunuh jamur) bekerja mengatasi infeksi jamur pada kulit (misalnya panu, kadas, kurap, jamur pada sela-sela jari kaki) dengan menghambat sintesis ergosterol (yang menyebabkan permeabilitas sel jamur meningkat), atau dengan menghancurkan dinding sel jamur tersebut

Canesten:

atasi gatal jamur, cabut jamur sampai ke akar (x)

Neo Ultrasiline:

efektif untuk panu dan kutu air (9)

Keterangan: 9=rasional, x= tidak rasional

Dari Tabel XXI dapat dilihat Neo Ultrasiline® merupakan iklan obat-obat topikal kulit (infeksi jamur) tanpa resep yang dinilai rasional klaim indikasinya. Iklan Canesten® dinilai tidak rasional klaim indikasinya karena menyatakan “cabut jamur sampai ke akar” yang tidak sesuai dengan mekanisme kerja klotrimazol yaitu menghancurkan kulit sel jamur. Klaim indikasi Canesten® yang berlebihan dan cenderung mengelabui pemirsa tentunya sangat merugikan masyarakat .

Pernyataan sebuah obat tanpa resep ditujukan untuk anak-anak dalam klaim indikasi iklan pada umumnya memang benar sesuai diindikasikan untuk anak-anak. Hal ini terjadi karena sebelum dipasarkan obat-obat tanpa resep tentunya sudah mengalami evaluasi dan pengujian oleh badan yang berwenang termasuk tentang kesesuaian dosisnya. Iklan obat tanpa resep untuk anak pada penelitian ini seperti Biogesic Anak® mengandung parasetamol 160 mg telah

cukup memenuhi dosis untuk anak-anak yaitu 200 mg, sedangkan untuk Anakonidin® yang klaim indikasi adalah untuk batuk pilek ternyata dari kandungannya kurang sesuai dengan indikasinya, dikarenakan biasanya batuk disertai pilek lebih cocok menggunakan ekspektoran, tetapi didalam Anakonidin® juga terkandung obat yang berkhasiat antitusif yang menekan reflek batuk yang kerjanya berlawanan dengan ekspektoran yang gunanya untuk mengeluarkan dahak.

Penyampaian indikasi secara umum (tidak spesifik) atau secara berlebihan (tidak sesuai dengan indikasi obat yang sebenarnya berdasarkan mekanisme kerja obat), semuanya itu dapat menyebabkan kegagalan terapi. Iklan obat tanpa resep di televisi yang klaim indikasinya dinilai rasional sudah mampu membantu masyarakat dalam proses pemilihan obat, sedangkan yang tidak rasional harus diperbaiki klaim indikasi iklannya agar tidak merugikan masyarakat.

Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel XXII. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua

minggu(periode Juli 2006)

No. Kerasionalan klaim indikasi Jumlah Persentase (%)

1. Rasional 8 57,1%

2. Tidak rasional 6 42,9%

Total 14 100,0%

Data pada tabel menunjukkan bahwa secara keseluruhan lebih banyak iklan yang klaim indikasinya rasional daripada yang tidak rasional, meskipun

persentase yang tidak rasional memang masih cukup banyak. Kondisi ini jelas sangat merugikan masyarakat sebagai pemirsa iklan apalagi mereka yang menjadikan indikasi dalam iklan sebagai dasar pemilihan obat tanpa resep, karena klaim indikasi yang tidak rasional menimbulkan banyak terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat yang dapat membahayakan kondisi tubuh pemakai. Pemerintah diharapkan dapat lebih ketat dalam mengawasi klaim indikasi yang akan ditampilkan dalam iklan obat tanpa resep khususnya di media televisi, agar pengobatan rasional yang salah satu komponennya adalah ketepatan indikasi, dapat tercapai di kalangan masyarakat kita.

Dokumen terkait