• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KABUPATEN KAMPAR

6.3. Analisis SWOT Deskripsi 1 Faktor Strategis Internal

6.3.2. Faktor Strategis Ekternal

Dari hasil wawancara dengan responden dan identifikasi masalah secara umum maka diperoleh faktor strategis eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kampar, eksternal strategis tersebut terdiri atas faktor peluang dan ancaman, yang masing- masing terdiri atas :

A. Peluang (Opportunity)

a. Permintaan Pasar Terhadap Komoditas Perkebunan yang Tinggi

Adanya permintaan pasar yang cukup besar terhadap produk perkebunan di Kabupaten Kampar merupakan salah satu peluang atau faktor yang dapat mendorong dalam upaya menarik minat investasi bidang perkebunan Khususnya Perkebunan kelapa sawit. Hingga saat ini minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil), merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kampar yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik di pasaran dunia, hal seperti ini merupakan suatu peluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit baik secara individu atau kelompok bahkan secara skala besar Kabupaten Kampar.

b. Tersedianya Kredit

Pada dasarnya lembaga permodalan baik institusi perbankan maupun non perbankan sangat terbuka (welcome) dalam menyediakan modal usaha bagi kalangan usaha untuk melakukan kegiatan investasi khususnya di subsektor perkebunan di Kabupaten Kampar, walaupun ketersediaan kredit usaha tersebut tentu saja melalui prosedur dan syarat yang ditetapkan. Peluang ini merupakan salah satu solusi dalam upaya mencari alternatif pemecahan masalah pendanaan modal usaha pada masyarakat dan invstor di Kabupaten Kampar. Pemanfaatan peluang ketersediaan kredit ini diharapkan dapat mengundang investor untuk berinvestasi di Kabupaten Kampar, yang pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

c. Tersedianya Teknologi

Perkembangan teknologi yang semakin pesat baik teknologi industri maupun teknologi informasi sangat menunjang pembangunan pada suatu daerah. perkembangan fakror teknologi yang mendukung pembangunan salah satunya adalah teknologi informasi, yang telah membuka peluang yang cukup besar untuk dimanfaatkan dalam rangka pembangunan Kabupaten Kampar kedepan seperti informasi pasar, baik lokal maupun luar negeri akan mudah diperoleh. Disamping itu proses transaksi dengan cepat dapat dilakukan melalui media teknologi informasi tersebut. Dengan demikian secara tidak langsung, akan dapat memotong biaya operasional pada berbagai bidang usaha dalam jumlah yang cukup besar.

Ketersediaan teknologi industri dewasa ini sangat membantu dalam pembangunan daerah Kabupaten Kampar. Teknologi-teknologi yang diciptakan tersebut dapat mengefisienkan biaya produksi dalam pembangunan. Dengan

83 efisiennya biaya produksi dapat memberikan keuntungan bagi pelaku usaha. Ketersedia an teknologi baik dibidang industri pengolahan hasil perkebunan maupun industri- industri bidang lainnya, merupakan suatu peluang bagi pembangunan Kabupaten Kampar.

d. Kerjasama Regional

Saat ini terdapat peluang kerja sama yang bersifat regional dan interna sional atau dengan negara lain, seperti negara Malaysia dan Singapura. Bentuk-bentuk kerjasama itu antara lain IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapura – Growth Triangle), IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand – Growth Triangle). Dengan dilakukannya kerjasama internasional ini diharapkan akan diperoleh kesempatan yang lebih luas bagi kalangan pengusaha untuk menjalankan usahanya di Kabuputen Kampar khususnya dibidang subsektor perkebunan.

Keterlibatan negara lain dalam bentuk kerjasama internasional sangat dimungkinkan untuk dilakukan dalam upaya pembangunan perkebunan di Kabupaten Kampar. Kerjasama ini sangat potensial kerena ditunjang dengan faktor letak geografis yang cukup strategis dan potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi.

B. Ancaman (Threat)

a. Perdagangan Bebas (globalisasi)

Globalisasi dapat diartikan perpaduan pasar keuangan diseluruh dunia menjadi suatu pasar internasional yang pelakunya adalah seluruh pelaku ekonomi yang berasal dari seluruh negara yang ada didunia. Pasar keuangan dapat dikelompokkan sebagai pasar internal dan pasar eksternal. Artinya, siapa saja atau

perusahaan apa saja dapat melakukan globalisasi dengan cara memasuki atau memiliki jaringan yang bagus di pasar internasional.

Potensi dan iklim usaha yang cukup kondusif saat ini belum menjamin keberlangsungan usaha pada masa mendatang. Cepat atau lambat kondisi ini akan dipengaruhi oleh datangnya pesaing asing yang berusaha di bidang yang sama. Pada saat itu persaingan usaha menjadi semakin ketat, ditambah dengan diberlakukannya perdagangan bebas (AFTA) secara lebih luas. Implikasi dari kondisi ini menyebabkan daerah yang survive adalah daerah yang mampu bersaing dan selalu memperhatikan perubahan yang terjadi atau adaptable dengan iklim persaingan yang ketat tersebut.

b. Persaingan Dengan Daerah Lain

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 serta disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 32 dan 33 Tahun 2004, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi daerah terhadap hak dan kewenangan dalam mengatur rumah tangganya sendiri serta memberikan kebebasan bagi daerah untuk menentukan prioritas pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki, hal inilah yang dinilai dapat menimbulkan persaingan dengan daerah lain yang mengusahakan investasi dalam kegiatan yang sama dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) pada masing- masing daerah.

c. Alih Fungsi Lahan.

Alih fungsi lahan dapat menjadi salah satu faktor ancaman karena perluasan areal perkebunan kelapa sawit swadaya murni yang dilakukan secara individu atau berkelompok (kelompok tani), akan memberikan ancaman terhadap

85 subsektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Berdasarkan pada fakta lapangan bahwa penambahan luasan areal perkebunan dari tahun ketahun mengalami peningkatan termasuk tenaga kerja dib idang subsektor ini. Selain itu alih fungsi lahan bukan saja terjadi pada subsektor pertanian akan tetapi terjadi dibeberapa desa eks transmigrasi di Kabupaten Kampar, seperti penggunaan lahan-lahan potensial dan lahan pekarangan awalnya diperuntukkan pemerintah sebagai lahan tanaman holtikultura mengalami perubahan fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

Tabel 25. Matriks Analisis SWOT Strategi Pembangunan Kabupaten Kampar

Internal Faktor

Eksternal Faktor

STRENGTHS(S) S1. Sumber daya alam yang cukup tinggi S2. Perkembangan industri

kecil menengah S3. Prasarana jalan yang

memadai S4. Letak geografis

Kabupaten Kampar yang strategis

WEAKNESSES (W) W1. Pelayan publik yang

masih rendah W2. Rendahnya kualitas

dan kemampuan SDM masyarakat.

W3. Kurangnya kualitas dan sarana kesehatan yang memadai W4.Sifat kehidupan masyarakat yang agraris tradisional OPORTUNITIES (O) O1.Permintaan pasar terhadap komoditas perkebunan yang tinggi O2.Ketersediaan kredit O3.Tersedianya teknologi O4.Kerjasama regional STRATEGI (S-O) 1.Memperluas jaringan

pemasaran produk yang dihasilkan oleh

masyarakat (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4) 2. Meningkatkan kerja

sama antar Kabupaten, Provinsi dan luar negeri dalam bidang ekonomi dan perdagangan (S1, S2, S4,O1, O2,O3, O4). 3. Mengoptimalkan

pengelolaan SDA untuk kesejahteraan rakyat (S1, S2, S4, O1, O2, O3, O4) STRATEGI (W-O) 1.Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (W1, W2, W3, O4). 2.Meningkatkan sumberdaya manusia masyarakat (W2, W3, W4, O3, O4) THREATS (T) T1.Perdaganga bebas (Globalisasi) T2.persaingan dengan daerah lain T3.Alih fungsi lahan

STRATEGI (S-T) 1.Memanfaatkan keuggulan komparatif Kabupaten Kampar (S1, S2, S3, S4, T1, T3) 2. Pengembangan sistem manajemen lingkungan untuk industri perkebunan (S1,S2, S3, T5) STRATEGI (W-T) 1.Mengembangkan usaha

kecil menengah agar memiliki daya saing yang kuat akan pasar Global (T1, W4)

87

6.4. Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Kampar