• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hiswanti Fakultas Komunikasi Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957

Pendahuluan

Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari diri pribadi sebagai upaya preventif. Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah melakukan medical check up. Dengan hal ini diharapkan dapat memberikan informasi dini tentang kondisi kesehatan diri. Informasi dini sangat berguna untuk menentukan langkah penanganan atau pencegahan penyakit, sehingga apabila diketemukan tanda atau indikasi suatu penyakit maka akan lebih memudahkan penanganannya. Apabila dikaitkan dengan biaya pengobatan, maka informasi dini tentang kondisi kesehatan akan menjadikan biaya pengobatan menjadi lebih murah, karena semakin buruk kondisi kesehatan akan menyebabkan biaya penyembuhan semakin tinggi.

Parahita Diagnostic Centre sebagai salah satu klinik yang menyelenggarakan medical check up, mencermati bahwa pasien – pasien yang datang untuk melakukan medical check up sebagian besar adalah pasien rujukan dari dokter dan pasien yang terindikasi telah mengidap suatu indikasi penyakit. Pelanggan dalam kondisi sehat atau belum terindikasi penyakit yang datang khusus memeriksakan diri sangat jarang. Termasuk pula konsumen yang telah melakukan pemeriksaan sebelumnya karena indikasi penyakit tertentu tidak kembali lagi untuk rutin melakukan medical check up. Hal ini menandakan bahwa belum semua masyarakat kita memiliki kesadaran untuk melakukan medical check up apalagi secara rutin. Medical check up belum merupakan suatu kebutuhan. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk dapat menyampaikan

gagasan atau ide yang berisi ajakan untuk melakukan medical check up rutin ini kepada penderita ataupun pada calon pasien yang belum terindikasi suatu penyakit untuk melakukannya. Sebagian orang justru tidak ingin mengetahui ada penyakit apa pada dirinya dan takut jika hasil pemeriksaan laboratorium kliniknya tidak sesuai dengan harapan. Sehingga pemeriksaan diri dilakukan apabila memang telah sakit atau telah muncul keluhan kembali.

Terdapat pula pasien yang telah merasa sembuh dari penyakitnya enggan untuk melakukan kontrol rutin. Padahal seperti kita ketahui untuk pasien yang telah dinyatakan oleh dokter mengidap penyakit tertentu diantaranya jantung, diabetes, hipertensi pengecekan secara rutin kondisi kesehatannya menjadi suatu kegiatan yang harus dijalani pasien. Banyak kejadian pasien memperoleh serangan penyakit jantung atau hipertensi dengan tiba- tiba yang langsung merenggut nyawa. Hal ini salah satunya disebabkan tidak diperhatikannya sinyal – sinyal diri, mengabaikan untuk melakukan medical check up dan mengabaikan gejala – gejala yang dirasakan.

Oleh karena itu Parahita Diagnostic Centre melakukan kegiatan komunikasi pemasaran sosial untuk membangun kesadaran kepada para pelanggan dan keluarganya yang pernah melakukan pemeriksaan. Parahita Diagnostic Centre Laboratorium berkeinginan kualitas kesehatan pasien – pasiennya yang telah terindikasi suatu penyakit dapat terus stabil dengan pemantauan yang rutin dan bagi yang belum terganggu kesehatan dapat secara rutin pula memantau perkembangan kesehatannya sehingga bila terkena suatu penyakit dapat diketahui secara dini.

Melalui kegiatan komunikasi pemasaran sosial, Parahita Diagnostic Centre berusaha untuk mengubah perilaku untuk membiasakan diri melakukan medical check up dengan memotivasi pasien dan keluarganya agar menyadari bahwa medical check up penting untuk dilakukan, sehingga perilaku pelanggan dan keluarganya dapat merubah dan termotivasi untuk melakukan medical check up dengan rutin tanpa harus menunggu sakit terlebih dahulu.

Sebelum mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran sosial penulis membawa terlebih dahulu kepada pengertian komunikasi pemasaran yaitu merupakan usaha menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk

menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi (Sutisna, 2003 : 267). Untuk memahami komunikasi pemasaran sosial Philip Kotler mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran sosial adalah suatu proses untuk membuat rancangan, implementasi, dan pengawasan program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran (Kotler,1997:126).

Philip Kotler dalam pendapatnya tersebut jelas sekali menguraikan bahwa komunikasi pemasaran sosial merupakan suatu proses kegiatan yang diawali dengan membuat sebuah rancangan, dilanjutkan dengan implementasi dan pengawasan program yang ditujukan pada penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran. Hasil akhir yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi pemasaran sosial tertuju pada diterimanya suatu gagasan sosial atau perilaku tertentu pada target sasaran. Komunikasi pemasaran sosial pada prinsipnya memiliki sejumlah perbedaan dengan pemasaran komersil, hal seperti itu dikemukakan oleh Ronald E. Rice dan Charles K. Atkin yang mengemukakan bahwa : (1). Klien tidak selalu membayar dengan uang untuk suatu produk atau

jasa

(2). Program sosial marketing menghimpun dukungan publik dengan tentangan ketidak setujuan terus berlangsung. (Rice dan Atkin, 1989 : 89).

Berbeda dengan pemasaran komersial, upaya untuk memasarkan sebuah ide atau gagasan yang tidak berwujud dan tidak dapat dirasakan langsung manfaatnya kepada suatu kelompok atau masyarakat memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi yang berkenaan dengan program yang diarahkan kepada merubah pola pikir dan perilaku yang belum banyak dilakukan oleh banyak orang dan sesuatu yang belum menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat. Upaya yang dilakukan akan mengalami kendala pertentangan dari khalayak yang sulit untuk lepas dari kebiasaan lamanya. Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Kotler bahwa Komunikasi pemasaran sosial dalam dimensi problem analisis mencakup :

a. Marketing sosial lebih sering mendapat tekanan dari sasaran khalayaknya

b. Dalam marketing sosial khalayaknya akan lebih sulit meninggalkan kebiasaan yang sudah lama mengakar

c. Marketing sosial lebih banyak mempunyai konsumen yang menentang dari apa yang ditawarkan. (Kotler, 1993: 98)

Komunikasi idea atau gagasan tersebut dilakukan guna memotivasi orang lain untuk melakukan idea tau gagasan yang ditawarkan. Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai –nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu invisible yang memberi kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan (Rambe, 2015 : 158). Dengan demikian terlihat bahwa nilai – nilai dan sikap adalah sesuatu yang mempengaruhi motivasi seseorang. Nilai dan sikap mempunyai daya dorong dalam mengarahkan sesorang pada suatu perilaku tertentu. Hal ini selaras dengan pendapat bahwa motivasi atau motivation berarti pemberian motif,penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.

Sementara itu jika merujuk pada informasi yang ada di website Parahita Diagnostic Centre dan informan, Medical check up dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk melakukan kontrol terkait kondisi kesehatannya yang dilakukan di pelayanan – pelayanan kesehatan masyarakat. Pada kegiatan medical check up seseorang akan serangkaian pemeriksaan dengan menggunakan peralatan medis ataupun pemeriksaan laboratorium yang ditangani oleh tenaga kesehatan profesional.

Kegiatan medical check up dapat dilakukan atas keinginan atau inisiatif pribadi untuk mengetahui kondisi kesehatan atau dapat pula dilakukan atas dasar rekomendasi dokter bahwa seseorang memerlukan pemeriksaan penunjang, agar dokter dapat menegakkan diagnosa dengan lebih baik dan akurat. Oleh karena penegakan diagnosa melalui pemeriksaan penunjang yang diperoleh dengan melakukan medical check up akan dapat mempengaruhi treathment yang nantinya diberikan dokter.

Untuk mendapatkan informasi yang memadai tentang permasalahan ini, peneliti dalam menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada informan yang memiliki kridebilitas dan memahami betul program komunikasi pemasaran sosial di Parahita Diagnostic Centre yang terdiri dari Manager Marketing dan Staf Divisi Marketing Parahita Diagnostic Centre, juga melakukan analisis data sekunder dan pada akhirnya semua data dianalisis dengan triangulasi data.