• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografi

Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak pada ketinggian 455-500 m di atas permukaan laut dan memiliki curah hujan sebesar 1.55 m3. Secara administratif, Desa Sipak terdiri dari 6 dusun, yakni Dusun Sipak, Pasir Randu, Parung Sapi, Muncang, Margaluyu, dan Margasari. Keseluruhan dusun terbagi menjadi 10 Rukun Warga (RW) dan 41 Rukun Tetangga (RT). Dusun Sipak sendiri terbagi menjadi Dusun Sipak 1 dan Sipak 2. Kondisi topografi Desa Sipak ini terdiri dari dataran dan perbukitan, serta dilalui juga oleh sungai yang cukup panjang dan deras alirannya, yaitu Sungai Cidurian yang memisahkan antara Sipak 1 dengan Sipak 2, Pasir Randu, Margasari, dan Margaluyu. Untuk menyebrangi sungai tersebut tersedia jembatan beton yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.

Wilayah Desa Sipak sebelah utara berbatasan dengan Desa Setu, sebelah timur berbatasan dengan PTP Cikasungka, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pangradin, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Pamagersari. Jarak dari Desa Sipak ke ibukota Kecamatan Jasinga yaitu 1 km dengan akses jalan raya beraspal yang dapat ditempuh dengan angkutan umum, sedangkan jarak dari desa ke ibukota Kabupaten Bogor yaitu 40 km, ke ibukota Provinsi Jawa Barat yaitu sekitar 175 km, dan ke ibukota negara yaitu sekitar 165 km.

Pemanfaatan lahan pada desa terluas di Kecamatan Jasinga ini antara lain untuk pemukiman warga seluas 18 ha, sawah seluas 379 ha, jalan raya sepanjang 3 km, pemakaman seluas 4 ha, dan sisanya untuk perkantoran, lapangan olahraga, bangunan pendidikan, dan bangunan peribadatan. Kondisi tanah di Desa Sipak ini dikatakan sangat subur oleh masyarakat. Mereka mengibaratkan menanam apapun di tanah ini akan tumbuh, tanpa harus disiram dan dipupuk, cukup dibiarkan terkena hujan saja. Buktinya di kebun-kebun warga terdapat bermacam-macam tanaman seperti durian, manggis, kecapi, sengon, albasia, jabon, afrika.

Gambar 2 Salah satu lahan perkebunan warga Sipak

Suburnya lahan di Sipak menjadikan desa ini sebagai sentra manggis ternama di Jasinga dengan alasan manggis yang berasal dari desa ini, khususnya di Kampung Parung Sapi, walaupun buahnya kecil, rasanya tetap manis. Manggis ini setiap kali panen dibawa ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, dan daerah Puncak.

Kondisi Demografi

Desa Sipak memiliki jumlah penduduk sebanyak 12 334 jiwa hingga akhir Desember 2008, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 6 546 jiwa dan perempuan sebanyak 5 778 jiwa. Jumlah kepala keluarga (KK) di desa ini sebanyak 2 546 jiwa. Mayoritas warga Desa Sipak ini merupakan warga negara Indonesia (WNI) dan asli dari Desa Sipak. Adapun yang merupakan warga pendatang biasanya datang tidak jauh, masih dari Kecamatan Jasinga, ada juga yang dari Kabupaten Lebak dan dari Jakarta. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Sipak menurut kelompok umur dan jenis kelamin Kelompok umur Jumlah jiwa Jumlah Laki-laki Perempuan 0-4 422 587 1 009 5-9 398 561 959 10-14 547 379 926 15-19 383 479 862 20-24 404 504 908 25-29 467 467 934 30-34 330 338 668 35-39 474 502 976 40-49 411 445 856 50-54 326 517 843 55-59 402 500 902 60-64 209 306 515 65-69 215 209 424 70-ke atas 175 186 361 Jumlah 5 163 5 980 11 143

Sumber: Profil Desa Sipak Tahun 2010

Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk Desa Sipak menurut kelompok umur. Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa jumlah penduduk yang berada di usia produktif antara 15-64 tahun tergolong besar, yaitu sekitar 7 464 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang berada di usia nonproduktif sebesar 3 679 jiwa. Angka-angka ini menunjukkan bahwa Desa Sipak memilik rasio beban ketergantungan yang kecil. Hal ini berarti penduduk usia produktif di Desa Sipak sangat potensial sebagai modal dasar yang besar bagi pembangunan.

Kondisi Sosial-Ekonomi

1. Agama

Mayoritas penduduk Desa Sipak beragama Islam, yaitu sebanyak 9 194 jiwa, sisanya beragama Katolik dan Protestan. Terlihat sekali nuansa Islam yang masih kental di Desa Sipak, seperti pengajian yang masih rutin dijalankan oleh ibu-ibu setiap Kamis sore dan bapak-bapak malam harinya. Pengajian anak-anak yang diasuh oleh tokoh agama Desa Sipak juga banyak berjalan. Biasanya anak- anak mengaji setiap sore hari selepas mereka pulang sekolah. Bangunan-bangunan masjid dan musholla yang mencirikan nuansa islami juga banyak ditemui di Desa Sipak, hampir di setiap dusun terdapat masjid. Karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan masih kental sekali nuansa islaminya, setiap peringatan hari besar Islam selalu dirayakan dengan penuh suka cita oleh warga di masjid-masjid yang berada di Desa Sipak.

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh sebagian besar penduduk Desa Sipak dapat dikatakan tergolong rendah. Biaya pendidikan yang relatif tinggi menurut sebagian besar warga serta rendahnya minat untuk bersekolah menjadi faktor rendahnya tingkat pendidikan di desa ini.

Tabel 2 Komposisi penduduk Desa Sipak berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah

Tidak tamat SD/sederajat 749

Tamat SD/sederajat 1 233

Tamat SLTP/sederajat 954

Tamat SLTA/sederajat 507

Tamat Diploma 32

Tamat Perguruan Tinggi (S1) 68

Tamat Perguruan Tinggi (S2) 2

Tamat Perguruan Tinggi (S3) 0

Jumlah 3 545

Sumber: Profil Desa Sipak Tahun 2010

Hasil wawancara peneliti dengan responden menunjukkan sebagian besar dari mereka hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga lulus SD atau paling tinggi SMP karena tidak mampu membiayai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi, sedangkan untuk rumah tangga yang tergolong mampu, ketika diwawancarai apakah anaknya nanti akan melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi atau tidak, jawaban mereka “tergantung” anaknya mau

bersekolah atau tidak.

3. Mata Pencaharian

Pemanfaatan lahan terluas di Desa Sipak adalah untuk sawah sebesar 379 ha sehingga mayoritas penduduk Desa Sipak bermatapencaharian sebagai petani, yaitu sebanyak 504 orang, tetapi tidak semua petani di desa ini menggarap lahan mereka sendiri, sebagian besar hanyalah buruh tani yang menggarap lahan orang lain. Selain menggarap di sawah, mereka juga menggarap lahan perkebunan mereka yang merupakan hasil dari lahan bekas HGU yang dibagi-bagikan. Rutinitas warga Desa Sipak, khususnya kaum laki-laki, setiap pagi mereka pergi ke sawah atau ke kebun untuk menggarap lahan mereka, kemudian baru pulang menjelang azan Zuhur atau sekitar pukul 12.00 untuk istirahat makan siang dan ibadah shalat Zuhur. Beberapa ada yang kembali lagi ke sawah, sisanya tetap di rumah mengerjakan aktifitas lain.

Berdagang juga merupakan mata pencaharian yang banyak dilakukan oleh penduduk Desa Sipak. Warung-warung sembako, warung-warung kecil, usaha dagang bensin eceran, terdapat hampir di setiap dusun di Desa Sipak. Beberapa juga ada yang menjadi pedagang makanan keliling. Berdagang juga dijadikan pekerjaan sampingan selain bertani. Setiap musm panen tiba, para petani di Desa Sipak membuka lapak di depan rumahnya atau di pinggir-pinggir jalan raya untuk menjual hasil panennya. Buah-buahan yang dijual ada berbagai macam, di

antaranya manggis, rambutan, durian, dan kecapi. Selain membuka lapak, ada juga yang menjualnya keliling kampung.

Tabel 3 Komposisi penduduk Desa Sipak berdasarkan mata pencaharian

Mata pencaharian Jumlah

Petani 504 Pedagang 391 Pegawai Negeri 84 TNI/Polri 8 Pensiunan/Purnawirawan 12 Swasta 142 Buruh pabrik 235 Pengrajin 45 Tukang bangunan 114 Penjahit 45 Tukang las 24 Tukang ojek 155 Bengkel 14 Sopir angkutan 65 Lain-lain 428

Sumber: Profil Desa Sipak Tahun 2010

Tabel 3 membuktikan bahwa sejumlah besar penduduk Desa Sipak bermatapencaharian sebagai petani dan pedagang karena potensi desa yang memungkinkan hal tersebut. Mata pencaharian lainnya yang dilakukan oleh penduduk Desa Sipak relatif beragam seperti yang telah disebutkan dalam tabel. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, banyak penduduk yang juga melakukan migrasi ke kota dan bekerja sebagai buruh proyek.

4. Ketersediaan Fasilitas Umum

Letak Desa Sipak yang berada 1 km dari ibukota Kecamatan Jasinga ini sebenarnya sangat menguntungkan karena hal tersebut mempengaruhi ketersediaan sarana dan prasarana di desa. Desa Sipak dapat dikatakan memiliki sarana dan prasarana yang memadai, di antaranya transportasi, peribadatan, pendidikan, dan olahraga, dan kesehatan.

Sarana dan prasarana transportasi di antaranya tersedia angkutan umum dengan trayek Bogor-Cipanas yang melalui Jasinga, Bogor-Jasinga, dan Jasinga- Leuwiliang. Selain itu, terdapat bus dengan trayek Pandeglang-Rangkas-Bogor yang juga melalui Jasinga. Jalan yang ditempuh pun merupakan jalan raya beraspal yang cukup besar dan berkelok. Jasa angkutan ojek tersedia untuk bisa mengakses wilayah pedalaman desa.

Gambar 3 Akses jalan menuju areal lahan perkebunan

Sarana dan prasarana peribadatan yang terdapat di Desa Sipak hanya masjid sebanyak 8 buah dan musholla sebanyak 10 buah karena mayoritas penduduk Desa Sipak beragama Islam. Sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di antaranya Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 3 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 5 buah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 1 buah. Sekolah Menengah Atas (SMA) belum tersedia di desa ini. Selain sarana pendidikan

umum, terdapat juga sarana pendidikan Islam, di antaranya TK Alqur’an sebanyak 2 buah, Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 2 buah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 1 buah, pondok pesantren sebanyak 22 buah dan majlis taklim sebanyak 10 buah.

Sarana dan prasarana di bidang olahraga yang dimiliki oleh Desa Sipak di antaranya 3 buah lapangan sepak bola, 4 buah lapangan badminton, 2 buah lapangan voli, dan 7 buah lapangan tenis. Di bidang kesehatan, Desa Sipak memiliki 12 posyandu dengan 50 orang kader yang masih aktif setiap bulannya, seorang dokter praktik swasta, seorang bidan desa, seorang bidan praktik swasta, dan 3 orang dukun beranak terlatih. Sarana dan prasarana lainnya yang tersedia di desa ini yaitu kantor desa, 12 buah pos kamling, dan pasar Jasinga yang terletak di Desa Sipak.

5. Pranata Sosial dan Kelembagaan

Kondisi sosial dan politik serta ketenteraman dan ketertiban di wilayah Desa Sipak terbilang cukup aman terkendali. Mayoritas masyarakat Desa Sipak adalah orang Sunda dan beragama Islam sehingga sehingga tatanan kehidupan mereka tidak terlalu beragam. Setiap masyarakat masih memegang teguh norma-norma

dan etika yang berlaku. Itulah sebabnya mereka hidup dengan rukun satu sama lain.

Desa Sipak memiliki kelembagaan berupa kelompok tani yang berjumlah 13 buah tetapi yang baru dilegalisir hanya 5 buah, yaitu kelompok tani Tulus Rahayu, Wargi Mekar, Tunas Harapan, Bondol, dan Warisan, dan 3 buah gapoktan. Selain itu, terdapat juga 10 buah majlis taklim yang merupakan lembaga keagamaan di Desa Sipak.

PELAKSANAAN REFORMA AGRARIA

Dokumen terkait