• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 – HASIL SURVEI

3.1. GAMBARAN UMUM LAYANAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

3.1.1. Graha Literasi

Graha Literasi Perpustakaan Nasional dahulunya adalah bangunan cagar budaya (BCB) yang memiliki sejarah perkembangan Perpustakaan. Gedung ini juga dipakai oleh Perpustakaan sejarah dan ilmu Politik, didirikan tahun 1952 atas bantuan Bung Hatta semasa menjabat Wakil Presiden. Gedung ini semula adalah bekas gedung Perkumpulan Masyarakat untuk Promosi Perpustakaan di Hindia Belanda (Vereeniging tot Bevordering van het Bivbliotheekwezen in Nederlandsch-Indie) yang didirikan pada tanggal 19 Agustus 1916 oleh Pemerintah Hindia Hindia pada masa Gubernur Jenderal J. P. Graaf van Limburg Stirum, dengan ketuanya Ede Abraham Zeilinga. Sesaat setelah memasuki pintu utama bangunan, terdapat lorong yang diapit oleh empat ruangan. Keempat ruangan menggambarkan perjalanan literasi. Terdiri dari (1) Ruang Aksara, yang menampilkan sejarah keberaksaraan bangsa Indonesia (2) Ruang Media, yang menampilkan media tulis yang berasal dari alam. (3) Ruang Peristiwa Membaca, yang menampilkan visualisasi peristiwa membaca dari masa ke masa, dan (4) Ruang Perpustakaan yang menampilkan bentuk perpustakaan dan fungsi perpustakaan

Seluruh pengunjung yang berjalan kaki (tidak menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil) dipastikan akan melewati gedung ini terlebih dahulu. Dalam kenormalan baru, petugas Graha Literasi mendapat tugas tambahan mengatur jumlah orang masuk dan keluar dari gedung layanan Perpusnas.

.

3.1.2. Layanan Kunjungan dan Informasi

Layanan Kunjungan dan Informasi berada di lantai 2 Gedung Perpusnas yang akan memberikan kemudahan bagi pemustaka dalam mendapatkan informasi dan pengaduan layanan perpustakaan Perpusnas. Meja layanan informasi diselenggarakan secara onsite di lobby gedung dan di lantai 2 dekat konter keanggotaan maupun virtual melalui email layanan_informasi@perpusnas.go.id atau info@perpusnas.go.id. Selain, meja informasi umum, Layanan Kunjungan dan Informasi juga menerima layanan kunjungan kelompok. Dalam situasi kenormalan baru di pandemi Covid-19, penerimaan kunjungan kelompok ditiadakan.

Gambar 3.2. Layanan Kunjungan dan Informasi

3.1.3. Layanan Keanggotaan dan Bimbingan Pemustaka

Layanan Keanggotaan Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang ditujukan kepada seluruh kelompok masyarakat yang akan menjadi anggota Perpustakaan Nasional RI.

Layanan Keanggotaan dan Bimbingan Pemustaka adalah layanan pencetakan kartu anggota secara onsite dan layanan menjawab pertanyaan seputar keanggotaan yang umumnya terkait masalah login, yaitu lupa nomor anggota dan lupa password melalui media e-mail layanan_keanggotaan@perpusnas.go.id. Konter pencetakan kartu anggota terletak di lantai 2 yang telah menggunakan sistem manajemen queue dalam antrean.

Layananan Keanggotaan dan Bimbingan Pemustaka juga mempunyai tugas menyelenggarakan bimbingan pemustaka kepada pemustaka baru. Bimbingan ini bertujuan mengenalkan layanan perpustakaan Perpusnas kepada pemustaka yang baru berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan Perpusnas. Bimbingan pemustaka berbentuk kelas. Dalam kenormalan baru, bimbingan pemustaka tidak diselenggarakan.

3.1.4. Layanan Anak

Layanan Anak terdapat di Lantai 7. Ruangan untuk layanan ini didesain sesuai dengan selera anak sehingga mereka merasa nyaman dan betah di ruangan. Layanan ini dilayankan di lantai 7 dengan sistem akses terbuka. Sistem akses terbuka artinya pemustaka dapat langsung mengambil koleksi perpustakaan dari rak penyimpanan.

Gambar 3.4. Layanan Anak

Layanan Anak Perpustakaan Nasional RI menyediakan berbagai macam koleksi yang bersifat edukatif sekaligus rekreatif, antara lain:

1. Koleksi buku untuk balita;

2. Koleksi buku umum dari berbagai subjek dari mulai agama, pengetahuan alam, sampai dengan sejarah untuk anak usia Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Pertama;

Gambar 3.3. Layanan Keanggotaan dan Bimbingan Pemustaka

3. Koleksi ensiklopedia yang memuat berbagai pengetahuan umum; 4. Buku komik edukatif seri WHY;

5. Majalah anak edukatif dan rekreatif seperti majalah Bobo, majalah Quark, dan majalah Donald Bebek;

6. Mainan edukatif dengan menghubungi pustakawan yang bertugas

Saat ini, koleksi buku di Layanan Anak sudah dapat dipinjam untuk dibawa pulang.

3.1.5. Layanan Lansia dan Disabilitas

Layanan ini berada di lantai 7 (tujuh) Perpustakaan Nasional RI terdapat. Terdapat empat ruang baca khusus untuk tuna netra yang masing-masing dilengkapi dengan komputer yang disediakan khusus bagi pemustaka tunanetra yang ingin mengakses audio book. Ruangan ini dirancang sesuai dengan kebutuhan para lansia dan penyandang difabel. Dimulai dari rancangan akses menuju gedung, penyediaan lift, hingga toilet khusus.

Ruangan tersebut juga dilengkapi dengan beragam sarana penunjang berupa kursi roda, meja yang didesain khusus bagi yang menggunakan kursi roda dan dilengkapi dengan ruang rapat yang bebas digunakan. Para pemustaka lansia dan penyandang disabilitas tersebut akan mendapatkan pendamping khusus yang menguasai huruf braille.

Gambar 3.5. Layanan Lansia dan Disabiltas

Pada layanan ini terdapat juga fasilitas CCTV Low Vision. Teknologi pendamping ini disediakan bagi penderita tunanetra dan lansia yang ingin membaca buku umum yang terdapat di ruang layanan Lansia dan Disabilitas. CCTV Low Vision merupakan alat yang

digunakan untuk memperbesar huruf pada buku agar dapat terbaca oleh penderita low vision dan pemustaka lansia yang daya lihatnya sudah berkurang.

Layanan Lansia dan Disabilitas Perpustakaan Nasional RI memiliki berbagai macam koleksi serta teknologi pendamping yang dapat diakses oleh lansia dan penyandang tunanetra. Koleksi yang dimiliki layanan tersebut mencakup:

1. Buku Braille

Buku braille adalah buku khusus untuk memenuhi pemustaka tunanetra. Koleksi buku braille yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI terdiri dari berbagai jenis subjek berjumlah kurang lebih 3000 eksemplar.

2. Audio Book dan Digital Talking Book

Selain koleksi braille, koleksi audio book dan digital talking book pun dilayankan guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tunanetra. Koleksi audio book dan digital talking book ini dapat diakses dengan menggunakan komputer khusus yang terletak di dalam ruang baca khusus.

3. Buku Umum

Koleksi buku umum yang terdapat pada layanan Lansia dan Disabilitas tersedia dalam berbagai subjek khususnya subjek yang berkaitan dengan kesehatan serta subjek lain yang bersifat rekreatif bagi pemustaka lansia. Buku ini pun dapat digunakan oleh pemustaka tunanetra khususnya low vision dengan menggunakan teknologi CCTV low vision yang terdapat di ruang baca khusus layanan Lansia dan Disabilitas.

4. Koran Terbaru

Guna memenuhi kebutuhan informasi mutakhir bagi para lansia, layanan Lansia dan Disabilitas, Perpustakaan Nasional RI juga menyediakan koran terbaru.

3.1.6. Layanan Audio Visual

Koleksi Audio Visual terdiri dari beberapa jenis dan bentuk, terdiri dari mikrofilm, mikrofis, kaset dan video serta CD/DVD, baik koleksi lama maupun terbaru. Layanan ini terletak di lantai 8. Layanan ini sangat penting dalam menunjang penelitian para ahli dalam melengkapi tulisan dalam bentuk gambar (citra), gambar bergerak, dan suara.

Gambar 3.6. Layanan Audio Visual

Selain itu koleksi audio visual merupakan hasil alih media dari koleksi Perpustakaan Nasional RI ke dalam bentuk mikrofis dan mikrofilm serta digital untuk menjaga kelestarian fisik asli koleksi. Pada layanan ini juga terdapat teater mini yang dapat digunakan oleh anggota Perpustakaan.

3.1.7. Layanan Naskah Nusantara

Koleksi naskah kuno Nusantara ditulis dalam berbagai aksara dan bahasa. Untuk aksara daerah berupa aksara Jawa, Kejawen, Sunda Kuno, Bali, Bugis, Batak dan Lampung, sedangkan aksara lainnya terdiri dari aksara Arab, Arab Pegon, dan latin. Bahasa Jawa, Jawa Kuno, Bali, Sasak, Bugis, Sunda, Madura, Lampung, Batak, Rejang dan lain-lain merupakan bahasa daerah yang banyak digunakan pada naskah Nusantara.

Gambar 3.7. Layanan Naskah Nusantara

Koleksi naskah Perpustakaan Nasional mulai dikumpulkan sejak 200 tahun lalu atau sejak berdirinya Koninklijk Bataviaach Genootshap van Kunsten en Wetenschappen pada

tanggal 24 April 1778. Sebagian besar diantaranya hasil pengumpulan kolektor seperti Pigeaud, Brandes, Cohen Stuart, Von de Wall, Van de Tuk dan Aryati Soedirjo, serta KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Koleksi naskah Nusantara tertua adalah Kakawin Arjunawiwaha 1344 menggunakan aksara Sunda Kuno. Koleksi naskah unggulan Perpustakaan Nasional antara lain 4 (empat) buah naskah Nusantara yang telah mendapatkan pengakuan dunia (Sertifikat UNESCO) yang telah menjadi Memory of the World, yaitu Kak Nagarakretagama 2013, Babad Dipon 2013, La Galigo 2012, dan Cerita Panji 2.

Layanan ini terletak di Lantai 9 banyak diakses oleh mahasiswa Filologi dan mahasiswa umum, peneliti kebudayaan. Layanan Koleksi Naskah Nusantara menerapkan sistem layanan tertutup dan hanya boleh dibaca di tempat. Pemustaka tidak semua mengakses naskah tetapi hanya memanfaatkan fasilitas.

3.1.8. Layanan Monograf Tertutup

Layanan Monograf Tertutup berada di empat lantai, yaitu lantai 10, 11, 12, dan 12A. Lantai 10 ruang penyimpanan koleksi dengan nomor kelas 000 - 499, lantai 11 ruang penyimpanan koleksi dengan nomor kelas 500 – 999. Lantai 12 ruang baca untuk koleksi dengan nomor kelas 000 - 499. Lantai 12A ruang baca untuk koleksi dengan nomor kelas 500 - 999. Pemustaka yang memulai penelusuran kebutuhan sumber informasi, mencari kebutuhan bahan pustakanya melalui pangkalan data yang tersedia, baik melalui OPAC maupun akses lain yang disediakan seperti e-Resources dan IOS, baik secara online dari luar Perpusnas maupun datang langsung ke Perpusnas. Pemustaka yang menelusur melalui OPAC secara online, setelah mendapatkan bahan pustaka yang diinginkan, menghubungi pustakawan Perpusnas melalui Call Center atau mengirimkan email. Namun bila bahan yang dibutuhkan tidak tersedia pustakawan akan menawarkan bantuan mencarikan bahan yang terkait atau relevan dengan bahan yang dibutuhkan.

Koleksi yang terdapat pada Layanan Monograf Tertutup terbagi dalam 2 (lantai), yakni: 1. Koleksi dengan nomor klas 000 - 400 tersedia di lantai 10;

Koleksi yang tersedia di lantai 10 meliputi: koleksi karya umum, koleksi ilmu komputer (software dan hardware), koleksi tentang metodologi penelitian, koleksi ilmu filsafat, koleksi ilmu sosial, koleksi mengenai bahasa.

2. Koleksi dengan nomor klas 500 – 900 tersedia di lantai 11.

Koleksi yang tersedia di lantai 11 meliputi: koleksi ilmu murni (sains), koleksi ilmu terapan (budidaya tanaman, beternak hewan, resep masakan, bisnis, manajemen, dll), koleksi tentang kesenian dan olahraga, koleksi kesusasteraan (fiksi Indonesia, fiksi luar negeri, antologi puisi, dll), dan ilmu sejarah, biografi serta geografi.

Gambar 3.8. Layanan Monograf Tertutup

Bagi pemustaka yang menelusur melalui katalog OPAC secara onsite (datang langsung ke Perpusnas) juga sama proses awalnya dengan penelusuran online dari luar Perpusnas. Setelah menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan pemustaka akan mencetak struk berisi informasi tentang koleksi yang ditemukan di OPAC dan menyerahkan struk tersebut kepada pustakawan, yang selanjutnya akan mencarikan dan mengambil koleksi tersebut di rak penyimpanannya serta mengirimnya ke meja sirkulasi melalui telelift.

3.1.9. Layanan Buku Langka

Layanan Koleksi Buku Langka merupakan layanan berupa baca buku di tempat berupa buku yang masuk kategori langka baik karena usianya yang lama dan karena sudah tidak atau sulit ditemukan di pasaran. Pemustaka dapat memanfaatkan layanan ini untuk menambah pengetahuan, studi literatur maupun penelitian yang berkaitan dengan sumber informasi jangka waktu 1500 – 1900-an. Koleksi buku langka Perpustakaan Nasional RI adalah koleksi buku yang memuat berbagai disiplin ilmu, dan ditulis sebagian besar dalam bahasa Belanda, serta terbit pada masa kolonial Belanda, sebagian besar berbahasa Belanda dan bahasa asing lainnya.

Gambar 3.9. Layanan Buku Langka

Layanan ini berada di lantai 14. Layanan ini bersifat tertutup, artinya pemustaka tidak bisa mencari sendiri koleksi yang diinginkan. Pada layanan ini Pustakawan akan membantu pemustaka untuk mencari hasil penelusuran sumber informasi ke tempat penyimpanan.

3.1.10. Layanan Referensi, Tesis, dan Ilmu Perpustakaan

Layanan koleksi referens terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu sistem terbuka dan tertutup. Koleksi terbuka berupa koleksi terkait ilmu perpustakaan. Sedangkan koleksi tertutup berupa koleksi referensi yang tidak secara langsung bisa diakses oleh pemustaka. Pada sistem tertutup, pemustaka baru bisa menikmati koleksi setelah melalui petugas karena koleksi berada di dalam ruangan. Koleksi tertutup seperti kamus, ensiklopedi, hand book, himpunan perundang-undangan (> tahun 1990), skripsi (± 1%), tesis dan disertasi. Tesis dan disertasi mayoritas merupakan sumbangan dari Universitas Indonesia (< tahun 2009). Sedangkan untuk koleksi tesis dan disertasi (> tahun 2009), maka harus mengikuti aturan sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 4 tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, maka koleksi harus diserahkan ke Dirjen Deposit di Perpustakaan Nasional (Jl. Salemba Raya).

Gambar 3.10. Layanan Referens

Koleksi yang tersedia pada Layanan Referensi antara lain: 1. Koleksi skripsi, tesis, dan disertasi;

2. Koleksi laporan penelitian; 3. Koleksi statistik;

4. Koleksi buku direktori; 5. Kamus;

6. Tesaurus; 7. Ensiklopedi;

8. Buku panduan (handbook);

Koleksi-koleksi tersebut dapat dibaca di ruang baca yang tersedia pada lantai 15. Selain koleksi referensi, Perpustakaan Nasional RI menyediakan koleksi ilmu perpustakaan yang dapat diakses langsung oleh pemustaka. Layanan Referensi pun memberikan layanan penelusuran informasi kepada pemustaka. Layanan penelusuran informasi merupakan layanan Perpustakaan yang berhubungan dengan temu kembali jawaban atau literatur yang memiliki subjek tertentu dengan sarana yang tersedia di dalam atau di luar Perpustakaan Nasional RI.

3.1.11. Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan

Perpustakaan Nasional RI memiliki koleksi yang beraneka ragam, diantaranya adalah koleksi peta, atlas, lukisan dan foto. Koleksi tersebut saat ini disimpan di layanan Peta, Lukisan

dan Foto yang merupakan koleksi yang sangat berharga dan memiliki nilai sejarah. Koleksi foto di Perpusnas pada awalnya adalah hasil reprografi dari koleksi buku langka, majalah langka dan terus berkembang sampai mendapat tambahan koleksi foto hibah dari Yayasan Idayu dan dari koleksi foto IPPHOS. Koleksi foto Idayu dan IPPHOS sangat unik, menarik dan tidak ada di tempat lain, diantaranya adalah foto-foto antara tahun 1945-1980-an. Banyak terdapat foto-foto perjuangan para tokoh bangsa semasa perang kemerdekaan (suasana perang dan perundingan) antara lain foto-foto Presiden Soekarno dalam berbagai kegiatan yang belum pernah dipublikasikan dan juga kegiatan masyarakat pada masa itu sampai masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Gambar 3.11. Layanan Koleksi Foto, Peta, dan Lukisan

3.1.12. Layanan Multimedia

Layanan Multimedia adalah kegiatan penyampaian bantuan kepada pemustaka untuk berselancar di dunia maya (internet) dengan menyediakan perangkat dan fasilitas untuk melakukan navigasi, berinteraksi,

berkreasi dan berkomunikasi guna mendapatkan informasi yang lebih banyak dan luas, dengan fasilitas komputer dan jaringan wifi secara gratis serta ruang yang Layanan Multimedia memiliki 2 (dua) jenis layanan yaitu:

1. Layanan Multimedia Berbasis Komputer

Untuk mengakomodasi pemustaka yang tidak membawa laptop layanan Multimedia memiliki 101 komputer yang sudah terkoneksi dengan internet yang dapat digunakan untuk menelusur informasi yang dibutuhkan dan juga memanfaatkan koleksi digital yang dimiliki Perpustakaan Nasional RI. Layanan ini khusus disediakan untuk mahasiswa dan umum usia 18 tahun ke atas. Sebelum menggunakan fasilitas komputer, pemustaka terlebih dahulu menyerahkan kartu anggota kepada petugas layanan.

2. Layanan Multimedia Berbasis Wifi

Layanan multimedia berbasis wifi untuk mengakomodir pemustaka yang membawa laptop atau perangkat elektronik digital lainnya yang dapat terkoneksi wifi, layanan multimedia ini menyediakan tempat yang dapat membuat pemustaka merasa nyaman dalam mencari informasi melalui internet dan juga memanfaatkan koleksi digital yang dimiliki Perpustakaan.

Layanan Multimedia adalah layanan yang menyediakan fasilitas pandang dan dengar (interaksi manusia dan komputer). Layanan ini terletak di lantai 19 Gedung Perpustakaan Nasional.

3.1.13. Layanan Terbitan Berkala

Layanan Terbitan Berkala merupakan salah satu kelompok layanan yang ada di Perpustakaan Nasional RI. Koleksi yang dilayankan pada Layanan Berkala Mutakhir berupa surat kabar, majalah, tabloid, dan jurnal ilmiah. Seluruh koleksi berkala mutakhir yang dilayankan pada Layanan Berkala Mutakhir baik koleksi surat kabar, majalah, tabloid, maupun jurnal ilmiah memiliki waktu terbit 5 (lima) tahun terakhir.

Layanan ini terletak di Lantai 20, Gedung Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Perpustakaan Nasional RI. Sistem yang digunakan adalah sistem layanan tertutup dimana pemustaka tidak dapat langsung mencari bahan pustaka di rak melainkan harus terlebih dahulu melalui katalog online. Khusus untuk koleksi surat kabar yang terbit pada hari itu, dapat langsung diambil pada rak display untuk dibaca.

Gambar 3.13. Layanan Terbitan Berkala Mutakhir

3.1.14. Layanan Informasi Mancanegara

Layanan Informasi Mancanegara adalah layanan baca di tempat koleksi terkait negara-negara di dunia. Layanan ini menempati lantai 20. Fasilitas yang tersedia pada Layanan Informasi Mancanegara antara lain: 1. Ruang Baca; pemustaka dapat membaca dengan nyaman di ruang baca yang tersedia pada Layanan Informasi Mancanegara. 2. Fotokopi; pemustaka yang ingin memfotokopi koleksi dapat mempergunakan fasilitas fotokopi yang tersedia di layanan Informasi Mancanegara. Pemustaka dapat menghubungi pustakawan yang bertugas pada layanan tersebut.

Gambar 3.14. Layanan Informasi Mancanegara

3.1.15. Layanan Monograf Terbuka

Layanan yang diberikan kepada pemustaka yaitu layanan baca di tempat, layanan penelusuran informasi, layanan foto copy, layanan peminjaman ruang diskusi. Di layanan ini terdapat 3 (tiga) ruangan diskusi. Setiap ruangan memiliki kapasitas tampung 6 orang.

Pemustaka yang akan menggunakan ruangan diskusi tersebut syaratnya sudah menjadi anggota. Koleksi monograf umum yang mencakup monograf terbitan dalam dan luar negeri. Adapun koleksi monograf diantaranya karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, ilmu terapan, kesusastraan, kesenian dan olah raga, geografi, sejarah dan budaya. Buku-buku tersebut tidak bisa dibawa pulang, hanya bisa dibaca di tempat.

Gambar 3.15. Layanan Monograf Terbuka

3.1.16. Layanan Majalah Terjilid

Layanan ini merupakan layanan yang menyediakan koleksi majalah-majalah terjilid lama, yaitu majalah mulai dari tahun terlama (zaman kolonialisme) sampai dengan 3 tahun terakhir di tahun berjalan .Untuk dapat mengakses layanan ini, peneliti ataupun mahasiswa diharuskan terdaftar menjadi anggota Perpustakaan Nasional RI. Prosedur untuk mendapatkan layanan ini adalah diharuskan sudah menjadi anggota, lalu melihat katalog mengenai ada tidaknya majalah yang dicari, kemudian konfirmasi ke pustakawan untuk proses pengambilan buku tersebut. Layanan ini terletak pada lantai 23 yang di dalamnya koleksi yang tersedia terdiri dari:

1. Majalah Lama

Majalah lama baik yang terbit di Indonesia maupun majalah yang terbit di luar negeri. Koleksi majalah tersebut telah mengalami proses penjilidan yang bertujuan untuk memudahkan pustakawan dan pemustaka dalam proses penelusuran. Koleksi majalah lama yang paling tua yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional RI adalah “The Hollandsche Spectator” yang terbit pada tahun 1648. Selain majalah terbitan Belanda, Perpustakaan Nasional RI memiliki majalah lama terbitan dalam negeri yaitu “Warna

Sari” yakni majalah dalam tulisan Jawa yang terbit pada tahun 1857, dan “Bianglala” yang terbit pada tahun 1820.

2. Jurnal Lama

Jurnal lama baik yang terbit di Indonesia maupun jurnal yang terbit di luar negeri. Serupa dengan koleksi majalah, koleksi jurnal lama yang terdapat di layanan Majalah Terjilid sudah mengalami proses penjilidan agar mudah untuk ditemukan pada saat proses penelusuran. Informasi yang terkandung di dalam sumber informasi yang berupa majalah terjilid dapat menjadi sumber rujukan yang saling mengisi dan melengkapi informasi yang ada pada sumber lainnya seperti buku langka, manuskrip, serta surat kabar langka.

Gambar 3.16. Layanan Majalah Terjilid

3.1.17. Layanan Informasi Budaya Nusantara

Layanan Informasi Budaya Nusantara berada di lantai 24 pada Perpustakaan Nasional Pada layanan ini terdapat berbagai macam koleksi mengenai kebudayaan nusantara. Layanan ini masuk dalam kategori Layanan Koleksi Terbuka.

Layanan informasi budaya nusantara Perpustakaan Nasional RI menyediakan koleksi yang terdiri atas:

1. Koleksi monograf dengan subjek kebudayaan Indonesia

Koleksi-koleksi tersebut ditulis oleh penulis berkewarganegaraan Indonesia, maupun penulis berkewarganegaraan asing. Subjek kebudayaan yang dibahas mulai dari kesenian, sejarah kebudayaan Indonesia, sampai dengan bahasa daerah.

2. Karya seni budaya Indonesia

Di Layanan Informasi Budaya Nusantara terdapat karya seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Karya seni budaya tersebut antara lain: Kain Tenun Buna (Nusa Tenggara Timur), Kain Tenun Hinggi Sumba (Nusa Tenggara Timur), Kain Tenun Sikka Motif Belah Ketupat, Selendang Batik Tulis dari Madura, Cirebon, Pekalongan, Replika Relief Candi Borobudur, dan Replika Relief Nuansa Batak.

Fasilitas yang terdapat pada layanan Informasi Budaya Nusantara antara lain: 1. Ruang baca

Layanan koleksi budaya nusantara dilengkapi dengan ruang baca bagi pemustaka yang ingin membaca koleksi.

2. Ruang diskusi

Layanan koleksi budaya nusantara, dilengkapi dengan 2 ruang diskusi. 3. Panggung seni

Panggung seni dipergunakan pada acara-acara tertentu seperti penyambutan tamu kenegaraan dan talkshow.

4. Executive Lounge

Executive lounge dilengkapi dengan set konferensi pers, sofa, bar, dan display buku. ruangan ini dipergunakan untuk acara - acara kenegaraan dan acara penyambutan tamu kenegaraan.

3.1.18. Layanan Surat Kabar Langka

Surat kabar langka merupakan surat kabar (koran) yang dilihat dari segi usia, yaitu koran yang diterbitkan pada puluhan tahun bahkan ratusan tahun silam sehingga menjadi koran langka karena sulit dijumpai di pasaran sehingga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Bahan pustaka koran langka pada umunya merupakan bahan yang terbuat dari kerta dan mudah terbakar dan mudah rusak. Pelestarian dan perawatan surat kabar langka di lingkungan Perpustakaan Nasional RI merupakan

kegiatan yang mendapat perhatian. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor biologi, faktor fisika dan faktor manusia. Pelaksanaan kegiatan pelestarian koran langka meliputi bidang konservasi dan transformasi digital dan bidang reprografi yang meliputi alih media ke bentuk foto.

Koleksi surat kabar terdiri dari terbitan masa kolonial Belanda, masa pendudukan jepang, masa awal kemerdekaan, periode 1950an sampai dengan terbitan tiga tahun lalu. Tersedia lebih dari 1.000 judul koleksi terbitan dalam dan luar negeri. Perpustakaan Nasional

Dokumen terkait