• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Pokok Produksi dan Penjualan Akar Wangi 1 Harga Pokok Produksi (HPPo) Akar Wangi 1 Harga Pokok Produksi (HPPo) Akar Wangi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Harga Pokok Produksi dan Penjualan Akar Wangi 1 Harga Pokok Produksi (HPPo) Akar Wangi 1 Harga Pokok Produksi (HPPo) Akar Wangi

Perhitungan harga pokok produksi akar wangi dilakukan untuk mengidentifikasi secara rinci biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan akar

wangi dengan luas garapan sebesar satu hektar. Rincian Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi akar wangi adalah :

1. Biaya bahan baku langsung

Bahan baku langsung akar wangi adalah bibit akar wangi. Bibit akar wangi didapat melalui hasil panen akar wangi sebelumnya. Akan tetapi untuk mengetahui harga pokok produksi akar wangi secara keseluruhan maka harga bibit akar wangi tetap diperhitungkan. Bibit akar wangi memiliki kisaran harga Rp 1.500,00-3.000,00 per kg. Hal ini bergantung dari kualitas bibit akar wangi.

2. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung yang dipekerjakan untuk menghasilkan akar wangi adalah buruh tani. Sistem pembayaran tenaga kerja ada dua, yaitu sistem harian dan sistem borongan. Upah sistem harian berkisar antara Rp 10.000,00-35.000,00 per orang bergantung pada jarak dekat atau jauhnya rumah buruh tani dan jenis kelamin. Upah sistem borongan menggunakan dasar perhitungan banyaknya bibit akar wangi yang akan ditanam, luas areal yang akan disiangi, dan banyaknya akar wangi yang dapat dipanen setiap buruh.

3. Biaya overhead

Biaya overhead adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya overhead dalam produksi akar wangi adalah pupuk, transportasi, pajak dan sewa lahan. Biaya transportasi dalam perhitungan adalah biaya pengontrolan lahan.

Pengkodean dilakukan untuk membedakan setiap petani, kode untuk petani adalah A5001-A5025. Kode A5001 adalah petani ke-1, A5002 adalah petani ke-2, dan seterusnya hingga petani ke-25. Tabel 5. menunjukkan salah satu perhitungan harga pokok produksi akar wangi, yaitu petani dengan kode A5001. Kode petani untuk Kecamatan Samarang adalah A5001, A5002, A5003, A5004, A5009, A5016, A5017, A5018, A5024, dan A5025. Kode petani untuk Kecamatan Bayongbong adalah A5005, A5006, A5007, A5010, A5014, A5020, dan A5021. Kode petani untuk Kecamatan Cilawu adalah A5011, A5012, A5013,

A5015, A5019, A5022, dan A5023. Kode petani untuk Kecamatan Leles adalah A5008.

Tabel 5. Contoh perhitungan harga pokok produksi akar wangi petani A5001

No Jenis Biaya Harga per Unit (Rp)

Unit Satuan Jumlah (Rp)

1 Biaya bahan baku (BBL)

Biaya bibit 3.000,00 2.000,00 Kg 6.000.000,00

JUMLAH BBL 6.000.000,00

2 Biaya tenaga kerja langsung (TKL) Pencangkulan 500,00 700,00 Tumbak 350.000,00 Pembibitan 200,00 2.000,00 Kg 400.000,00 Pemupukan 300,00 1.000,00 Kg 300.000,00 Penyiangan 1 3.500,00 700,00 Tumbak 2.450.000,00 Penyiangan 2 3.500,00 700,00 Tumbak 2.450.000,00 Penyiangan 3 3.500,00 700,00 Tumbak 2.450.000,00 Pemanenan 400,00 18.000,00 Kg 7.200.000,00 JUMLAH TKL 15.600.000

3 Biaya overhead (BOP)

Pupuk 2.000,00 1.000,00 Kg 2.000.000,00 Pajak 100.000,00 1,00 Tahun 100.000,00 Transportasi 300.000,00 300.000,00 JUMLAH BOP 2.400.000,00 HPP 24.000.000,00 Produksi Kg 18.000,00 HPP per kg 1.333,33

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat sistem pembayaran tenaga kerja adalah sistem borongan. Pembayaran pencangkulan dan penyiangan didasarkan pada luas garapan yaitu 700 tumbak. Sedangkan pembayaran pembibitan, pemupukan, dan pemanenan didasarkan pada banyaknya bibit yang ditanam, pupuk yang diberikan, serta akar wangi yang dihasilkan saat panen. Kebutuhan akar wangi untuk menghasilakan 1 kg minyak akar wangi adalah 300-400 kg akar wangi. Kondisi ini berlaku saat penyulingan menghasilkan minyak sebanyak 3-6 kg. Harga pokok produksi akar wangi pada petani A5001 bernilai cukup tinggi yaitu sebesar Rp 1.333,33 per kg. Hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu tingginya biaya pupuk yang dikeluarkan dan biaya tenaga kerja selama satu periode musim tanam.

Harga pokok produksi akar wangi dikelompokkan per wilayah. Hal ini bertujuan untuk melihat penyebaran harga pokok produksi yang terjadi. Tabel 6. menunjukkan rata-rata harga pokok produksi akar wangi per wilayah. Perhitungan

harga pokok produksi akar wangi secara keseluruhan dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Tabel 6. Rata-rata harga pokok produksi akar wangi per wilayah

No Kecamatan Rata-rata Harga Pokok Produksi (Rp/kg)

1 Samarang 1.144,42

2 Bayongbong 1.137,04

3 Cilawu 1.177,94

4 Leles 1.336,67

Berdasarkan Tabel 6. harga pokok produksi Kecamatan Samarang, Bayongbong dan Cilawu berada di kisaran harga Rp 1.100,00 per kg. Sedangkan untuk Kecamatan Leles memiliki rata-rata harga pokok produksi akar wangi yang lebih tinggi yaitu sebesar. Rp 1.336,67 per kg. Harga pokok produksi di Kecamatan Leles lebih tinggi disebabkan biaya penyiangan yang tinggi. Penyiangan pada umumnya dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu periode tanam. Penyiangan di Kecamatan Leles dilakukan sebanyak empat kali dalam satu periode tanam. Hal ini terkait dengan kualitas akar wangi yang dihasilkan berdasarkan wilayah. Kecamatan Leles pada umumnya menghasilkan akar wangi dengan kualitas dua dan tiga. Wilayah yang menghasilakan akar wangi kualitas satu adalah Pasir Wangi dan Cikurai. Sedangkan kualitas dua dihasilkan wilayah Samarang, Leles, dan Bayongbong. Perbedaan kualitas berdasarkan wilayah inilah yang menyebabkan dilakukannya penyiangan sebanyak empat kali di Kecamatan Leles untuk menghasilkan akar wangi yang lebih baik.

4.2.2 Harga Pokok Penjualan (HPPe) Akar Wangi

Harga pokok penjualan dilakukan dengan menghitung persediaan awal ditambah harga pokok produksi dan dikurangi persediaan akhir. Harga pokok penjualan menunjukkan biaya keseluruhan yang telah dikeluarkan, yaitu mencakup biaya persediaan dan harga pokok produksi. Harga pokok penjualan dapat menjadi dasar harga penjualan produk dengan menambahkan estimasi laba yang ingin diperoleh. Perhitungan harga pokok penjualan menggunakan metode

job costing, yaitu berdasarkan pekerjaan. Akar wangi yang dihasilkan langsung dijual atau disuling. Hal ini menyebabkan nilai persediaan awal dan persediaan akhir bernilai nol. Tabel 7. menunjukkan salah satu perhitungan harga pokok penjualan akar wangi pada petani A5001. Sedangkan seluruh perhitungan harga pokok penjualan akar wangi dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 7. Contoh perhitungan harga pokok penjualan akar wangi petani A5001

No Jenis Biaya Harga per

Unit (Rp)

Unit Satuan Jumlah (Rp)

1 Persediaan awal 0,00 0,00 Kg 0,00

2 HPP 1.333,33 18.000,00 Kg 24.000.000,00

3 Barang siap dijual 24.000.000,00

4 Persediaan akhir 0,00 0,00 Kg 0,00

5 Harga pokok penjualan 24.000.000,00

6 Jumlah akar wangi 18.000,00 Kg

7 Harga pokok penjualan / kg

1.333,33

Tabel 7. menunjukkan harga pokok penjualan (HPPe) akar wangi petani A5001 bernilai Rp 1.333,33 per kg. Jika dilihat dalam Tabel 7. tidak terdapat persediaan awal maupun persediaan akhir akar wangi. Hal ini menyebabkan harga pokok penjualan bernilai sama dengan harga pokok produksi yaitu sebesar Rp 1.333,33 per kg. Akar wangi yang telah dipanen umumnya langsung dijual kepada penyuling maupun ke pengumpul akar wangi, atau akar wangi langsung disuling menjadi minyak. Hal ini menyebabkan tidak terdapat persediaan awal maupun persediaan akhir. Nilai harga pokok penjualan sama dengan harga pokok produksi, maka rata-rata harga pokok penjualan akar wangi per wilayah akan bernilai sama dengan harga pokok produksi. Rata-rata harga pokok penjualan akar wangi per wilayah dapat dilihat dalam Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata harga pokok penjualan per wilayah

No Kecamatan Rata-Rata Harga Pokok Produksi (Rp/kg)

1 Samarang 1.144,42

2 Bayongbong 1.137,04

3 Cilawu 1.177,94

4 Leles 1.336,67

Harga pokok penjualan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga penjualan. Harga penjualan ditentukan dengan menambahkan estimasi profit yang ingin didapat. Tabel 9. menunjukkan rata-rata harga penjualan per wilayah dengan estimasi profit sebesar 10%, 30%, 80%, 100%, 120%, 150%, dan 200% dari harga pokok.

Tabel 9. Estimasi harga penjualan akar wangi dengan profit sebesar 10%, 30%, 80%, 100%, 120%, 150%

No Estimasi Profit

Estimasi Harga Jual (Rp/kg) Samarang (Rp/kg) Bayongbong (Rp/kg) Cilawu (Rp/kg) Leles (Rp/kg) 1 10 % 1.258,86 1.250,74 1.295,74 1.470,34 2 30% 1.487,74 1.478,15 1.531,33 1.737,67 3 80% 2.059,95 2.046,67 2.120,30 2.406,01 4 100% 2.517,72 2.501,49 2.591,48 2.940,67 5 120% 2.861,04 2.842,60 2.944,86 3.341,68 6 150% 3.089,93 3.070,01 3.180,45 3.609,01 7 200% 3.433,25 3.411,12 3.533,83 4.010,01

Berdasarkan Tabel 9. dapat dilihat harga estimasi harga jual dengan tingkat keuntungan tertentu. Selama ini harga jual akar akar wangi berkisar antara Rp 1.500,00–3.000,00 per kg. Hal ini menunjukkan keuntungan yang didapat petani berkisar antara 30-120%. Ketika musim panen raya harga akar wangi cenderung turun hingga mencapai Rp 1.200,00 per kg. Hal ini menunjukkan keuntungan terendah yang diperoleh petani saat musim panen adalah 10%.

4.3 Harga Pokok Produksi dan Penjualan Minyak Akar Wangi

Dokumen terkait