• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil analisis kandungan senyawa minyak atsiri daun sirih

Analisis menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa bertujuan untuk mengetahui persentase dan jumlah kandungan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih, baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap. Minyak atsiri sebanyak 0,1L diinjeksikan kedalam kolom pada suhu 280oC yang telah dialiri gas helium, minyak atsiri tersebut dalam bentuk gas bergerak bersama gas helium (fase gerak) melalui kolom kapiler sepanjang 30 meter (Rtx-5 berisi fase diam 5% phenyl

polysiloxane, 95% dimethyl polysiloxane). Komponen minyak atsiri daun sirih

yang memiliki afinitas rendah terhadap fase diam, akan keluar pertama dari kolom karena interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut kecil terhadap fase diam, sehingga waktu retensi yang dimiliki kecil, sebaliknya komponen minyak atsiri daun sirih yang memiliki afinitas besar, akan keluar dari kolom dengan waktu retensi yang besar, hal ini dikarenakan interaksi komponen minyak atsiri daun sirih tersebut terhadap fase diam besar. Puncak-puncak kromatogram yang merupakan hasil pemisahan komponen-komponen minyak atsiri daun sirih akan diterima oleh detektor spektrometri massa dalam bentuk molekul. Molekul-molekul senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih tersebut dalam detektor spektrometri massa kemudian terionisasi, hal tersebut dapat terjadi karena molekul-molekul senyawa tersebut dibombardir oleh elektron berenergi tinggi yang berasal dari sumber elektron tegangan tinggi pada detektor spektrometri massa. Ion-ion tersebut kemudian terdeteksi berdasarkan massanya

yang digambarkan seba minyak atsiri daun si penyulingan dengan ai dapat dilihat pada Gam

Gambar 9. Kromatogram spektrometri

Gambar 10. Kromatogram

n sebagai spektra massa. Hasil pemisahan kompone daun sirih yang diperoleh dari penyulingan de

gan air dan uap secara kromatografi gas-spektrofot da Gambar 9,10, Tabel IV, dan Lampiran 6 – 12.

togram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan metri massa yang dihasilkan dari penyulingan dengan air

togram komponen minyak atsiri daun sirih menggunakan

komponen-komponen ngan dengan air dan spektrofotometri massa

akan kromatografi

gas-Data kromatogram komponen minyak atsiri daun sirih yang dihasilkan dari penyulingan dengan air dan penyulingan dengan air dan uap menunjukkan waktu retensi setiap pemisahan komponen senyawa minyak atsiri daun sirih, luas area, tinggi dari setiap puncak kromatogram, konsentrasi relatif setiap komponen senyawa minyak atsiri daun sirih dan data spektra massa dari setiap komponen minyak atsiri daun sirih meliputi berat molekul, struktur komponen dan nama komponen senyawa penyusun minyak atsiri daun sirih.

Dari data kromatografi gas-spektrometri massa dapat diketahui adanya perbedaan pola puncak kromatogram berdasarkan terjadinya waktu retensi yang bervariasi dari setiap puncak kromatogram yang dimunculkan akibat proses pemisahan komponen minyak atsiri daun sirih baik yang berasal dari penyulingan dengan air maupun yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap.

Pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan dengan air secara kromatografi gas-spektrometri massa terdapat 56 puncak pada kromatogram. Sedangkan, pada pemisahan minyak atsiri daun sirih yang berasal dari penyulingan dengan air dan uap secara kromatografi gas-spektrometri massa terdapat 64 puncak pada kromatogram. Setiap puncak yang muncul pada kromatogram mewakili senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih yang dianalisis menggunakan kromatogarfi gas-spektrometri massa. Dapat diketahui bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki jumlah senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah senyawa penyusun yang dimiliki minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah puncak yang

muncul pada masing-masing kromatogram hasil analisis minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa.

Secara organoleptis dapat diamati bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap yang memiliki senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, memiliki warna yang lebih gelap yaitu berwarna kuning kecoklatan dibanding warna minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air yang berwarna kuning bening.

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada kromatogram dan spektra massa dari komponen minyak atsiri daun sirih dapat dilakukan perbandingan persentase kandungan senyawa yang sama antara minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.

Menurut Guenther (Essential Oil, halaman 160); Eykman, Gorter, dan Schimmel (Heyne, 1987); Mann dkk (Grieve cit Hernani dan Yuliani, 1991), kandungan utama penentu kualitas minyak atsiri daun sirih terdapat pada komponen fenol yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih dalam bentuk

chavicoldanchavibetol. Komponen-komponen utama tersebut memiliki daya anti

bakteri 5 kali lebih bisar dibandingkan dengan fenol biasa.

Oleh karena hal tersebut untuk menentukan kualitas terbaik minyak atsiri daun sirih dilakukan perbandingan persentase komponen chavicol danchavibetol

yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.

Tabel IV. Perbandingan persentase kandunganchavicoldanchavibetol pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap

No Senyawa Persentase Kandungan

(Metode Penyulingan Air)

Persentase Kandungan (Metode Penyulingan Air

dan Uap)

1. Chavibetol (eugenol) 30,58 5,99

2. Chavicol (4-alilfenol) 3,74 0,72

Berdasarkan persentase kandungan senyawa minyak atsiri daun sirih yang diperoleh menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, diketahui bahwa persentase komponenchavicoldanchavibetolyang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air lebih besar bila dibandingakan dengan persentase komponen chavicol dan chavibetol yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap. Persentasechavicol

danchavibetol pada komponen minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan

air sebesar 3,74% dan 30,58%, sedangkan persentase chavicol dan chavibetol

pada komponen minyak atsiri hasil penyulingan dengan air dan uap sebesar 0,72% dan 5,99%.

Selain kromatogram, pada analisis menggunakan alat kromatografi gas-spektometri massa juga diperoleh data keluaran berupa spektra massa, setiap kromatogram yang muncul pada analisis menggunakan alat kromatografi gas-spektrometri massa mewakili komponen senyawa tertentu yang terkandung di dalam minyak atsiri daun sirih, sehingga pada tiap kromatogram yang muncul memiliki spektra massa tertentu yang berbeda.

Untuk dapat mengetahui nama senyawa yang menjadi komponen minyak atsiri daun sirih, pada spektra massa yang muncul dari analisis minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa, dilakukan pencarian nama senyawa berdasarkan spektra massa yang muncul menggunakan sumber data yang terdapat komputer yang terhubung dengan alat kromatografi gas-spektrometri massa.

Berdasarkan perbandingan menggunakan perpustakaan data wiley dan

nisti terhadap spektra massa yang diperoleh dari hasil analisis, maka persentase

nilai SI (spectra identification) pada spektra pembanding menunjukkan kepastian nama dan spesifikasi senyawa yang diperoleh.

Gambar spektra massa dan spektra pembanding dari chavicol dan

Gambar 11. Spektra mass kromatografi

Gambar 12. Spektra mass kromatografi

Pada Gambar (spektra atas) merupak sirih hasil analisis men gambar spektra massa

a massa hasil analisis dan spektra pembandingchavibetol tografi gas-spektrometri massa

a massa hasil analisis dan spektra pembandingchavibetol tografi gas-spektrometri massa

ambar 11 dan 12, dapat dilihat gambar spektra m erupakan gambar spektra massa komponen miny sis menggunakan kromatografi gas-spektrometri mass

massa kedua (spektra bawah) merupakan hasil pen

tolmenggunakan alat

tolmenggunakan alat

spektra massa pertama minyak atsiri daun tri massa. Sedangkan l pencarian spektra

massa pembanding yang sesuai atau menyerupai berdasarkan perpustakaan data yang terdapat dalam komputer analisis yang terhubung dengan alat kromatografi gas-spektrometri massa, sehingga dengan melihat besarnya nilai SI (spectra

identification) yang terdapat pada spektra pembanding dapat menunjukkan

persentase kesesuaian spektra yang dianalisis dengan spektra pembanding.

Pada Gambar 11 diketahui nilai SI (spectra identification) pada spektra pembanding sebesar 96%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massachavicolsesuai dengan spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan perpustakaan dataWiley.

Pada Gambar 12 diketahui nilai SI (spectra identification) pada spektra pembanding sebesar 95%, dapat disimpulkan bahwa spektra hasil anlisis minyak atsiri daun sirih yang diperoleh, merupakan spektra massa chavibetol sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan pada spektra pembanding menggunakan perpustakaan dataWiley.

D. Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik minyak atsiri daun sirih merupakan proses identifikasi umum. Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau, rasa dan warna. Hasil identifikasi diketahui minyak atsiri daun sirih memiliki bau khas tanaman sirih, memiliki rasa pedas-pahit, dan berwarna kuning bening pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, serta berwarna kuning kecoklatan pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap.

Perbedaan warna tersebut terjadi dikarenakan pada analisis minyak atsiri daun sirih menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa diperoleh hasil bahwa minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki kandungan senyawa penyusun yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan senyawa penyusun yang terdapat pada minyak atsiri daun sirih hasil penyulingan dengan air, yang masing-masing diwakili oleh jumlah puncak yang muncul pada tiap kromatogram, yaitu pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan air dan uap memiliki 64 puncak dan pada minyak atsiri hasil penyulingan dengan air memiliki 56 puncak. Sehingga dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah senyawa yang terdapat di dalam minyak atsiri daun sirih, menimbulkan warna yang semakin gelap bila dibandingkan dengan minyak atsiri daun sirih yang memiliki senyawa penyusun lebih sedikit.

Dokumen terkait