• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lima lokasi yaitu Pekalongan (Lampung), Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat), Purworejo (Jawa Tengah) dan Malang (Jawa Timur). Kelima lokasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Lokasi Pekalongan (Lampung) merupakan lahan kering tegalan. Lokasi Bogor merupakan lahan kering di kebun percobaan IPB dengan curah hujan tinggi. Lokasi Sukabumi merupakan lahan sawah yang dikeringkan. Lokasi Purworejo merupakan lahan kering dengan tanah berpasir. Lokasi Malang merupakan lahan sawah yang dikeringkan dan terdapat rembesan air pada permukaan tanahnya.

Pelaksanaan penelitian secara umum berjalan baik. Pertumbuhan awal tanaman cukup baik, kecuali di Purworejo yang mengalami kekeringan akibat curah hujan yang kurang pada masa awal pertumbuhan. Adanya serangan burung pada awal pertanaman di Bogor mengakibatkan berkurangnya benih yang telah ditanam sehingga harus dilakukan penyulaman dan tanam ulang.

Hama yang menyerang tanaman pada fase vegetatif antara lain belalang pemakan daun, namun serangannya tidak sampai menyebabkan kerugian hasil yang signifikan. Serangan blas daun (Pyricularia grisea pv. oryzae) terjadi di Pekalongan (Lampung) dan Purworejo, namun tidak menimbulkan kerugian yang besar. Hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv. oryzae) menyerang tanaman di Bogor. Lokasi penelitian di Bogor merupakan daerah endemik hawar daun bakteri. Serangan dapat ditanggulangi meskipun tidak maksimal. Hawar daun bakteri juga menyerang sebagian tanaman di Purworejo, namun dalam skala serangan yang lebih kecil.

Hama yang menyerang tanaman pada fase generatif antara lain walang sangit (Leptocorisa oratorius) yang menyerang tanaman pada saat muncul malai sampai bulir padi matang susu. Walang sangit menghisap cairan bulir padi yang menyebabkan gabah menjadi berubah warna, mengapur dan hampa. Serangan hama ini terjadi di Bogor dan Purworejo, namun serangan yang lebih luas tidak terjadi karena masih dapat ditanggulangi dengan penggunaan insektisida. Serangan blas leher menyerang tanaman di Lampung. Lokasi penelitian

merupakan daerah endemik penyakit blas karena patogen ini juga menyerang rumput gajah di sekitar pertanaman. Tanaman padi yang lain di sekitar lokasi penelitian juga mengalami serangan serupa. Serangan burung terjadi pada fase generatif sampai menjelang panen di Malang, Purworejo dan Bogor. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu tanam dengan areal pertanaman sekitar, umur galur yang lebih genjah serta tinggi tanaman pada galur-galur tertentu yang memudahkan burung untuk menyerang.

Keragaan Karakter Agronomis

Keragaan Umum

Hasil analisis ragam gabungan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada semua karakter agronomis yang diamati. Pengaruh genotipe, lokasi dan interaksi genotipe dengan lokasi (G x E) berpengaruh nyata terhadap karakter- karakter yang diamati (Tabel 6). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan respon genotipe-genotipe yang diuji dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Genotipe tanaman akan berinteraksi dengan lingkungan tumbuhnya. Besar kecilnya interaksi bergantung pada genotipe tanaman dan karakteristik lingkungannya (Baihaki 2000).

Tabel 6 Analisis ragam pengaruh genotipe (G), lokasi (E), dan interaksi G×E pada karakter agronomis galur harapan padi gogo hasil kultur antera

Karakter KT Genotipe F Hit Genotipe KT Lokasi F Hit Lokasi KT G×E F Hit G×E

Jumlah anakan vegetatif 305,82 64,99* 648,92 137,89* 12,98 2,76* Jumlah anakan produktif 257,78 72,14* 295,05 82,56* 9,37 2,62* Tinggi tanaman 5780,12 169,46* 2245,93 65,85* 112,08 3,29* Umur berbunga 123,93 65,71* 3840,33 2036,38* 26,97 14,30* Umur panen 86,06 24,68* 4373,64 1254,33* 25,42 7,29* Panjang malai 58,18 36,05* 83,61 51,80* 5,91 3,66* Jumlah gabah isi 5355,41 13,87* 3922,81 10,16* 2843,66 7,36* Jumlah gabah hampa 19098,46 49,17* 26955,93 69,40* 4262,83 10,98* Persen gabah isi 598,88 12,18* 10894,03 221,54* 1002,93 20,40* Persen gabah hampa 2356,69 48,05* 2552,31 52,04* 568,43 11,59* Bobot 1000 butir 61,92 32,61* 9,56 5,03* 9,17 4,83*

Produksi 10,61 9,12* 43,10 37,04* 8,08 6,94*

Tabel 7 Nilai rata-rata karakter agronomis galur harapan padi gogo di lima lokasi Genotipe Karakter Agronomis JAV (btg/rmp) JAP (btg/rmp) TT (cm) UB (HST) UP (HST) PM (cm) JGI (btr/malai) JGH (btr/malai) B1000 (gram) PROD (ton/ha) FG1-70-2-1 12,6 c 10,8 cd 131,51 a 81,8 b 112,7 bc 27,64 a 114,1 ab 64,6 abc 30,73 a 3,19 bcd FG1R-36-1-1 15,7 b 14,2 b 86,55 def 87,8 a 115,8 ab 23,18 c 114,0 ab 38,2 bc 27,48 bc 3,90 abc FG1R-30-1-5 11,8 c 9,9 cd 113,46 c 90,4 a 118,8 a 26,49 ab 114,1 ab 104,0 a 26,92 bc 2,17 d FG1R-30-1-4 10,9 cd 10,0 cd 115,80 bc 89,5 a 117,9 a 25,27 b 96,9 b 104,8 a 26,71 bc 1,97 d FG1-6-1-2 11,4 cd 9,9 cd 108,72 c 83,7 b 112,2 c 25,54 b 139,1 a 65,3 abc 27,85 bc 3,46 abcd FG1-65-1-2 9,1 d 8,9 d 121,16 b 88,4 a 118,2 a 27,71 a 133,6 ab 56,5 abc 31,55 a 2,87 cd FG1R-30-1-3 10,9 cd 9,7 cd 115,39 bc 89,8 a 117,3 a 25,74 b 107,6 ab 104,5 a 27,40 bc 2,27 cd FG1R-30-1-1 10,8 cd 9,6 cd 112,86 c 88,4 a 117,1 a 26,21 ab 108,0 ab 100,3 a 27,02 bc 2,13 d FM1R-1-3-1 13,1 c 10,9 cd 90,69 d 87,4 a 115,8 ab 25,29 b 135,1 ab 87,2 a 27,28 bc 4,54 ab Fat-4-1-1 13,4 c 11,6 c 89,26 de 87,3 a 116,6 a 25,08 b 138,9 ab 75,4 ab 27,93 b 4,77 ab Towuti 20,9 a 18,9 a 81,51 f 87,1 a 116,2 ab 22,28 c 96,4 b 18,6 c 25,65 c 5,12 a Situ Bagendit 21,2 a 19,4 a 82,45 ef 88,7 a 117,9 a 23,10 c 98,0 b 27,3 c 25,81 bc 4,84 ab Rata-rata 13,5 12,0 104,11 87,5 116,4 25,30 116,3 70,6 27,69 3,43 KK (%) 16,1 15,8 5,61 1,6 1,6 5,00 16,9 27,9 5,0 30,60

Keterangan : JAV=Jumlah anakan vegetatif (batang/rumpun); JAP=Jumlah anakan produktif (batang/rumpun); TT=Tinggi tanaman (cm); UB=Umur berbunga (HST); UP=Umur panen (HST); PM=Panjang malai (cm); JGI=Jumlah gabah isi (butir/malai); JGH=Jumlah gabah hampa (butir/malai); B1000=Bobot gabah seribu butir (gram); PROD=Produktivitas GKG (ton/ha). Angka yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan tidak berbeda nyata dengan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Nilai rata-rata karakter agronomis di lima lokasi pengujian disajikan pada Tabel 7. Galur FG1R-36-1-1 memiliki rata-rata jumlah anakan vegetatif dan anakan produktif terbanyak, serta jumlah gabah hampa paling sedikit. Galur FM1R-1-3-1, Fat-4-1-1 dan FG1R-36-1-1 memiliki tinggi tanaman relatif sedang. Galur FG1-70-2-1 memiliki umur berbunga dan umur panen tercepat, berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya. Galur FG1-65-1-2 dan FG1-70-2-1 memiliki malai terpanjang. Galur FG1-6-1-2 memiliki rata-rata jumlah gabah isi terbanyak, berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya. Galur FG1-70- 2-1 dan FG1-65-1-2 memiliki bobot gabah 1000 butir paling tinggi dan berbeda nyata dengan kedua varietas pembanding.

Keragaan Karakter Agronomis di Masing-masing Lokasi Jumlah Anakan Vegetatif dan Jumlah Anakan Produktif

Rata-rata jumlah anakan vegetatif per rumpun galur harapan padi gogo di tiap lokasi pengujian disajikan pada Tabel 8. Galur FG1R-36-1-1 memiliki rata- rata jumlah anakan vegetatif 15,7 batang per rumpun dan berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya (Tabel 7). Rata-rata jumlah anakan vegetatif dari semua genotipe terbanyak yaitu di lokasi Malang (Tabel 8).

Tabel 8 Rata-rata jumlah anakan vegetatif galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur Jumlah anakan vegetatif (batang/rumpun)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 10,9 cd 13,9 bc 10,8 de 9,5 b 18,1 bc FG1R-36-1-1 13,0 bc 16,3 b 16,4 c 14,4 a 18,6 bc FG1R-30-1-5 11,9 bcd 10,8 cd 9,2 ef 10,0 b 17,4 c FG1R-30-1-4 10,2 cd 10,8 cd 9,5 def 7,6 b 16,6 c FG1-6-1-2 9,2 de 10,3 cd 9,6 def 10,1 b 17,7 bc FG1-65-1-2 6,8 e 9,4 d 7,6 f 6,9 b 15,0 c FG1R-30-1-3 9,7 de 11,4 cd 9,3 ef 7,9 b 16,3 c FG1R-30-1-1 10,3 cd 10,3 cd 10,2 de 6,6 b 16,6 c FM1R-1-3-1 10,8 cd 13,6 bcd 11,3 de 8,6 b 21,2 b Fat-4-1-1 14,3 ab 13,8 bc 11,9 d 8,8 b 18,1 bc Situ Bagendit 14,7 ab 22,6 a 22,7 a 15,7 a 29,1 a Towuti 16,5 a 25,6 a 19,5 b 14,7 a 30,0 a Rata-rata 11,5 14,0 12,3 10,1 19,5 KK (%) 17,2 18,4 12,1 22,6 12,1

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Adanya perbedaan rata-rata jumlah anakan per rumpun di masing-masing lokasi menunjukkan adanya interaksi antara genotipe dengan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi jumlah anakan antara lain curah hujan, jarak tanam, teknik budidaya dan ketersediaan unsur hara (Yudarwati 2010). Rata-rata jumlah anakan yang sedikit di Purworejo antara lain dipengaruhi oleh curah hujan yang kurang pada masa awal pertanaman sehingga menghambat pertumbuhan anakan. Curah hujan dan faktor lingkungan yang lebih mendukung di Malang mempengaruhi pertumbuhan awal dan jumlah anakan yang lebih banyak.

Rata-rata jumlah anakan vegetatif dari semua galur yang diuji berkisar antara 9,1 - 15,7 anakan per rumpun. Las et al. (2004) mengkategorikan varietas dengan jumlah anakan total per rumpun sedikit (<10), sedang (11-15), banyak (16-20) dan sangat banyak (>20). Berdasarkan kategori tersebut galur FG1-65-1-2 tergolong memiliki jumlah anakan yang sedikit. Galur FG1-70-2-1, FG1R-30-1-5, FG1R-30-1-4, FG1-6-1-2, FG1R-30-1-3, FG1R-30-1-1, FM1R-1-3-1, dan Fat-4- 1-1 dikategorikan memiliki jumlah anakan sedang. Galur FG1R-36-1-1 tergolong memiliki anakan banyak.

Tabel 9 Rata-rata jumlah anakan produktif galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur Jumlah anakan produktif (batang/rumpun)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 8,7 e 12,0 de 10,6 de 7,7 b 15,3 bc FG1R-36-1-1 10,8 cd 15,2 c 16,2 c 12,5 a 15,6 b FG1R-30-1-5 9,5 cde 10,1 de 8,9 ef 8,3 b 12,8 bc FG1R-30-1-4 11,4 c 10,7 de 9,1 ef 6,1 b 12,6 bc FG1-6-1-2 9,2 de 9,0 e 9,4 ef 7,8 b 14,1 bc FG1-65-1-2 9,8 cde 9,2 e 7,5 f 5,8 b 12,4 bc FG1R-30-1-3 10,5 cde 11,0 de 9,2 ef 6,2 b 11,8 c FG1R-30-1-1 9,2 de 10,0 de 10,1 de 6,2 b 12,6 bc FM1R-1-3-1 8,7 e 11,6 de 11,2 de 7,3 b 16,0 b Fat-4-1-1 10,8 cd 13,2 cd 11,9 d 7,3 b 14,9 bc Situ Bagendit 14,9 b 20,7 b 22,7 a 13,0 a 23,2 a Towuti 16,6 a 24,1 a 19,5 b 15,0 a 21,7 a Rata-rata 10,8 13,1 12,2 8,5 15,2 KK (%) 11,1 15,8 12,9 26,2 14,5

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Rata-rata jumlah anakan produktif per rumpun dari galur harapan padi gogo disajikan pada Tabel 9. Anakan produktif merupakan anakan tanaman padi yang menghasilkan malai normal yang produktif. Jumlah anakan produktif merupakan salah satu parameter komponen hasil produksi padi. Rata-rata jumlah anakan produktif semua galur yang diuji berkisar antara 8,9 sampai dengan 14,2 batang per rumpun (Tabel 7). Galur FG1R-36-1-1 mempunyai rata-rata jumlah anakan produktif terbanyak yaitu 14,2 batang per rumpun. Rata-rata jumlah anakan produktif semua galur di lokasi Malang paling banyak yaitu 15,2 batang per rumpun (Tabel 9). Tidak semua anakan yang terbentuk pada fase vegetatif membentuk malai normal pada fase generatif.

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan karakter yang cukup penting karena berpengaruh terhadap tingkat kerebahan dan efisiensi dalam pemanenan. Umumnya dalam proses seleksi pemuliaan tanaman tidak mengarah kepada tanaman yang lebih tinggi, karena akan rentan rebah. Rata-rata tinggi tanaman galur harapan padi gogo yang diuji disajikan pada Tabel 10. Rata-rata tinggi tanaman dari semua genotipe berkisar antara 81,5 - 131,5 cm. Kriteria tinggi tanaman berdasarkan Rice Standard Evaluation System dari IRRI untuk padi gogo yaitu agak pendek (< 90 cm), sedang (90-125 cm), dan tinggi (> 125 cm) (IRRI 2012). Berdasarkan kriteria tersebut, genotipe-genotipe dengan rata-rata tinggi tanaman yang tergolong agak pendek yaitu FG1R-36-1-1, Fat-4-1-1, Situ Bagendit dan Towuti. Galur-galur dengan tinggi tanaman tergolong sedang yaitu FG1R-30-1-5, FG1R-30-1-4, FG1-6-1-2, FG1R-30-1-3, FG1-65-1-2 dan FG1R- 30-1-1. Galur dengan tinggi tanaman yang tergolong tinggi yaitu FG1-70-2-1 (Tabel 10).

Kriteria padi tipe baru berdasarkan standar IRRI yaitu mempunyai tinggi tanaman antara 80-100 cm (IRRI 2012). Dari sepuluh galur yang diuji diperoleh tiga galur yang memenuhi kriteria ini yaitu FG1R-36-1-1, FM1R-1-3-1 dan Fat-4- 1-1 dengan rata-rata tinggi tanaman berkisar antara 86,6 - 90,7 cm. Galur FG1-70- 2-1 mempunyai postur paling tinggi dengan rata-rata tinggi tanaman 131,5 cm sehingga lebih rentan rebah dan rentan serangan burung. Penampilan galur FG1- 70-2-1 di Malang mencapai tinggi 142,1 cm.

Tabel 10 Rata-rata tinggi tanaman galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur

Tinggi tanaman (cm)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 134,8 a 132,8 a 136,1 a 111,9 ab 142,1 a FG1R-36-1-1 88,8 cd 72,6 d 91,5 d 84,8 e 95,2 d FG1R-30-1-5 118,1 b 105,0 b 122,6 b 103,9 bc 117,7 c FG1R-30-1-4 121,6 b 107,3 b 121,9 b 107,8 abc 120,6 bc FG1-6-1-2 99,7 c 101,1 b 114,6 c 103,3 bc 125,0 b FG1-65-1-2 118,2 b 108,2 b 125,4 b 116,1 a 138,0 a FG1R-30-1-3 116,2 b 107,3 b 124,6 b 106,9 abc 122,0 bc FG1R-30-1-1 114,2 b 107,2 b 125,1 b 100,6 cd 117,4 c FM1R-1-3-1 94,9 cd 81,6 c 90,0 d 91,2 de 95,8 d Fat-4-1-1 93,5 cd 82,9 c 89,0 d 90,2 e 90,9 de Situ Bagendit 74,9 e 71,8 d 88,9 d 82,3 e 89,8 de Towuti 83,1 de 75,3 cd 87,5 d 81,0 e 85,5 e Rata-rata 104,8 96,1 109,7 98,3 111,6 KK (%) 7,5 5,5 3,8 6,8 3,9

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Rata-rata tinggi tanaman seluruh genotipe yang diuji di Malang, Sukabumi dan Lampung berkisar antara 104,8 - 111,6 cm, sedangkan di Bogor dan Purworejo rata-rata tinggi tanaman seluruh genotipe yaitu 96,1 cm dan 98,3 cm. Perbedaan rata-rata tinggi tanaman di tiap lokasi menunjukkan adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi keragaan tinggi tanaman. Karakter tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur N. Kelebihan N akan menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih tinggi sehingga tanaman mudah rebah.

Umur Berbunga dan Umur Panen

Munculnya bunga merupakan tanda bahwa tanaman telah memasuki masa peralihan dari fase vegetatif menuju fase generatif. Rata-rata umur berbunga galur harapan padi gogo di tiap lokasi pengujian disajikan pada Tabel 11. Rata-rata umur berbunga dari semua galur yang diuji berkisar antara 81,8 sampai dengan 90,4 hari setelah tanam (HST) (Tabel 7). Galur FG1-70-2-1 dan FG1-6-1-2 memiliki umur berbunga yang paling pendek yaitu 81,8 dan 83,7 HST. Galur FG1R-30-1-5 mempunyai umur berbunga paling panjang yaitu 90,40 HST.

Tabel 11 Rata-rata umur berbunga galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur Umur berbunga (HST)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 76,5 f 77,5 d 74,5 f 82,3 abcd 98,0 gh FG1R-36-1-1 85,3 d 80,0 c 88,5 ab 85,0 a 100,3 fg FG1R-30-1-5 89,0 bc 85,8 a 87,5 b 83,0 abc 106,8 ab FG1R-30-1-4 89,0 bc 80,3 c 88,0 b 84,5 ab 105,5 bc FG1-6-1-2 79,5 e 77,5 d 81,5 e 81,3 bcde 98,8 gh FG1-65-1-2 89,5 ab 82,5 b 85,3 d 84,3 ab 100,5 efg FG1R-30-1-3 90,8 a 81,3 bc 87,8 b 81,5 bcde 107,8 a FG1R-30-1-1 87,5 c 81,5 bc 85,0 d 80,5 cde 107,3 ab FM1R-1-3-1 90,0 ab 79,8 c 86,5 c 78,5 e 102,3 def Fat-4-1-1 90,3 ab 79,8 c 85,5 d 79,5 de 101,5 ef Situ Bagendit 84,3 d 80,5 bc 88,3 ab 80,0 cde 102,5 de Towuti 84,3 d 82,5 b 89,3 a 83,0 abc 104,3 cd

Rata-rata 86,3 80,7 85,6 81,9 102,9

KK (%) 1,2 1,6 0,8 2,6 1,3

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Umur berbunga berkorelasi positif dengan umur tanaman atau masa panen. Galur yang mempunyai umur berbunga lebih pendek umumnya umur masak galur tersebut juga lebih pendek atau biasa disebut dengan umur genjah. Umur panen merupakan salah satu karakter/peubah penting dalam mempertimbangkan untuk memilih galur atau varietas. Umur panen yang lebih cepat akan menguntungkan karena masa tanam menjadi lebih pendek sehingga bisa dipanen lebih cepat.

Rata-rata umur panen galur harapan padi gogo di tiap lokasi pengujian disajikan pada Tabel 12. Galur dengan umur terpendek yang teramati yaitu galur FG1-6-1-2 dan FG1-70-2-1 dengan umur panen masing-masing 112,2 dan 112,7 HST. Galur dengan umur panen terpanjang yaitu galur FG1-65-1-2 dan FG1R-30- 1-5 dengan umur panen masing-masing 118,2 dan 118,8 HST (Tabel 7). Siregar (1981) mengelompokkan umur panen (P) varietas padi menjadi empat yaitu

sangat genjah (P ≤ 110 HST), genjah (110 < P ≤ 115 HST), sedang (115 < P ≤ 125 HST), dan berumur dalam (125 < P ≤ 150 HST). Berdasarkan pengelompokan tersebut terdapat dua galur yang tergolong genjah yaitu FG1-6-1-2 dan FG1-70-2- 1, sedangkan sepuluh galur yang lain tergolong berumur sedang.

Tabel 12 Rata-rata umur panen galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur Umur panen (HST)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 106,0 d 108,3 e 103,5 d 116,0 a 129,8 c FG1R-36-1-1 114,5 c 110,8 cde 109,8 b 115,3 ab 128,5 c FG1R-30-1-5 119,5 ab 116,8 a 109,5 b 113,0 bc 135,0 ab FG1R-30-1-4 119,5 ab 111,3 cd 109,0 b 114,5 ab 135,0 ab FG1-6-1-2 109,8 d 108,3 e 105,8 c 111,3 cd 125,8 d FG1-65-1-2 119,8 ab 114,3 b 109,0 b 114,3 ab 133,5 ab FG1R-30-1-3 117,3 abc 112,5 bcd 108,8 b 113,0 bc 135,0 ab FG1R-30-1-1 117,5 abc 113,3 bc 108,8 b 110,5 cd 135,5 a FM1R-1-3-1 118,5 abc 110,0 de 109,0 b 108,5 d 133,0 b Fat-4-1-1 121,0 a 110,3 de 109,3 b 109,3 d 133,3 b Situ Bagendit 114,3 c 111,3 cd 111,8 a 110,0 d 133,8 ab Towuti 115,0 bc 114,0 b 112,0 a 113,0 bc 135,5 a Rata-rata 116,0 111,7 108,8 112,2 132,8 KK (%) 2,6 1,5 0,8 1,6 1,0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Rata-rata umur berbunga 50% dan umur panen dari semua galur yang diuji berbeda di tiap lokasi pengujian. Rata-rata umur berbunga dan umur panen di Malang lebih lama dibandingkan dengan lokasi yang lain, yaitu umur berbunga 102,9 HST dan umur panen 132,8 HST. Umur berbunga di Bogor paling cepat yaitu 80,7 HST. Rata-rata umur panen di Sukabumi yaitu 108,8 HST, lebih cepat dibandingkan dengan lokasi yang lain. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh faktor lingkungan yang menyebabkan perbedaan umur berbunga dan umur panen di masing-masing lokasi. Faktor yang mempengaruhi umur berbunga dan umur panen antara lain suhu dan intensitas sinar matahari. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah 230C. Suhu yang terlalu tinggi pada masa ini dapat menyebabkan gabah hampa karena proses fotosintesis akan terganggu. (Yudarwati 2010).

Panjang Malai, Gabah Isi dan Gabah Hampa

Pengamatan panjang malai diukur dari leher malai sampai dengan ujung malai. Umumnya malai panjang menghasilkan gabah lebih banyak dibandingkan dengan malai pendek. Meskipun jumlah gabah isi dan gabah hampa per malai juga akan mempengaruhi berat produksi per satuan luas, namun malai yang lebih panjang memiliki peluang lebih tinggi produksi hasilnya dengan gabah yang lebih banyak. Rata-rata panjang malai galur-galur padi gogo disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Rata-rata panjang malai galur harapan padi gogo di lima lokasi

Galur Panjang malai (cm)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 27,27 abc 28,42 a 29,37 a 28,54 b 24,59 b FG1R-36-1-1 25,22 bcd 20,18 c 22,20 e 25,09 fg 23,23 cd FG1R-30-1-5 27,84 ab 26,10 ab 25,95 b 28,64 b 23,93 bc FG1R-30-1-4 26,14 abc 25,28 b 24,53 cd 26,38 ef 24,03 bc FG1-6-1-2 24,62 cd 24,74 b 26,07 b 29,50 b 22,78 cd FG1-65-1-2 28,55 a 26,23 ab 26,28 b 31,54 a 25,98 a FG1R-30-1-3 25,92 abc 24,44 b 25,40 bc 28,19 bc 24,76 b FG1R-30-1-1 25,63 abc 26,43 ab 26,15 b 28,12 bcd 24,73 b FM1R-1-3-1 26,25 abc 26,37 ab 23,47 de 26,83 cde 23,52 bcd Fat-4-1-1 25,75 abc 26,92 ab 23,41 de 26,50 def 22,81 cd Situ Bagendit 21,31 e 20,59 c 22,94 e 24,08 g 22,47 d Towuti 22,82 de 21,89 c 22,80 e 25,10 fg 22,90 cd

Rata-rata 25,61 24,80 24,88 27,40 23,81

KK (%) 6,88 6,16 3,72 3,80 3,41

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Sembilan dari sepuluh galur yang diuji rata-rata memiliki malai yang lebih panjang dan berbeda nyata dibandingkan dengan kedua varietas pembandingnya. Galur FG1-65-1-2 dan FG1-70-2-1 memiliki rata-rata malai terpanjang yaitu 27,71 dan 27,64 cm. Berdasarkan pengelompokan yang dilakukan Rusdiansyah (2006), seluruh genotipe yang diuji memiliki malai yang tergolong sedang (20-30 cm). Malai yang tergolong pendek yaitu kurang dari 20 cm, dan yang tergolong panjang lebih dari 30 cm. Rata-rata panjang malai dari seluruh galur di masing- masing lokasi pengujian menunjukkan rata-rata yang berbeda. Di lokasi Purworejo rata-rata memiliki malai yang lebih panjang dibandingkan dengan

lokasi lainnya (27,40 cm), sedangkan rata-rata malai terpendek yaitu di Malang (23,81 cm) (Tabel 13). Perbedaan rata-rata panjang malai di tiap lokasi menunjukkan adanya pengaruh faktor lingkungan terhadap karakter panjang malai.

Rata-rata jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan jumlah gabah total per malai dari galur-galur yang diuji disajikan pada Tabel 14, 15 dan 16. Gabah merupakan komponen hasil yang terpenting pada tanaman padi, karena jumlah gabah isi akan mempengaruhi bobot produksi yang dihasilkan tanaman.

Tabel 14 Rata-rata jumlah gabah isi per malai galur harapan padi gogo di lima lokasi pengujian

Galur Jumlah gabah isi (butir/malai)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 144,3 a 91,9 cd 118,0 abc 106,7 ef 107,7 ef FG1R-36-1-1 122,3 abc 93,6 cd 124,2 abc 98,9 ef 127,1 cde FG1R-30-1-5 149,0 a 136,2 ab 121,3 abc 127,9 bcde 36,1 h FG1R-30-1-4 149,6 a 96,9 cd 92,7 c 115,2 cdef 30,1 h FG1-6-1-2 147,2 a 110,4 bcd 126,8 abc 175,7 a 135,4 bcd FG1-65-1-2 150,1 a 108,1 bcd 141,2 a 109, 6 def 158,9 ab FG1R-30-1-3 121,6 abc 99,6 cd 112,9 abc 142,5 abcd 61,6 g FG1R-30-1-1 128,0 ab 136,9 ab 104,5 bc 107,2 ef 63,6 g FM1R-1-3-1 97,0 bcd 118,5 bc 126,6 abc 159,5 ab 173,7 a Fat-4-1-1 121,1 abc 149,0 a 131,5 ab 145,7 abc 147,2 bc Situ Bagendit 81,8 d 86,0 d 110,2 abc 93,8 ef 110,5 def Towuti 93,9 cd 100,8 cd 116,3 abc 86,0 f 93,0 f

Rata-rata 125,5 110,6 118,9 123,3 103,7

KK (%) 16,0 17,6 17,2 17,2 16,3

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Rata-rata jumlah gabah isi dari seluruh galur yang diuji berkisar antara 96,9 sampai dengan 139,1 butir gabah per malai (Tabel 7). Sembilan dari sepuluh galur yang diuji memiliki jumlah gabah isi lebih banyak dibandingkan dengan kedua varietas pembandingnya. Galur FG1-6-1-2 memiliki rata-rata jumlah gabah isi terbanyak di semua lokasi (berkisar antara 110,4 – 175,7 butir per malai), berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya (Tabel 14). Banyaknya jumlah gabah isi galur-galur yang diuji dibandingkan dengan varietas pembandingnya menunjukkan keberhasilan persilangan antar tetuanya (padi lokal

Pulau Buru dan padi tipe baru) yaitu untuk meningkatkan jumlah gabah isi per malai. Jumlah gabah hampa galur FG1R-36-1-1 di semua lokasi paling sedikit yaitu berkisar antara 15,5 - 50,1 butir per malai, dengan rata-rata 38,2 butir gabah hampa per malai (Tabel 15).

Tabel 15 Rata-rata jumlah gabah hampa per malai galur harapan padi gogo di lima lokasi pengujian

Galur Jumlah gabah hampa (butir/malai)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 49,4 de 50,9 b 82,4 b 81,3 abc 59,2 cd FG1R-36-1-1 48,2 de 15,5 c 37,5 c 50,1 d 39,7 cd FG1R-30-1-5 72,7 bc 44,5 b 100,0 ab 80,3 abc 222,6 a FG1R-30-1-4 66,6 bcde 42,1 b 115,3 a 72,0 bcd 227,8 a FG1-6-1-2 44,9 e 58,3 ab 81,0 b 75,0 abcd 67,2 bcd FG1-65-1-2 85,0 b 36,2 bc 35,1 c 84,0 abc 42,3 cd FG1R-30-1-3 68,9 bcd 51,4 b 107,8 ab 99,2 a 195,2 a FG1R-30-1-1 53,5 cde 58,0 ab 111,8 ab 91,8 ab 186,3 a FM1R-1-3-1 119,0 a 50,6 b 85,0 ab 75,4 abcd 106,1 b Fat-4-1-1 83,8 b 80,5 a 78,9 b 59,9 cd 73,8 bc Situ Bagendit 19,3 f 14,9 c 14,8 c 17,1 e 27,0 d Towuti 22,5 f 14,7 c 25,4 c 26,2 e 47,6 cd Rata-rata 61,2 43,1 72,9 67,8 107,9 KK (%) 22,6 38,6 27,6 23,4 26,4

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Jumlah gabah total per malai terbanyak yaitu galur Fat-4-1-1, FM1R-1-3- 1, FG1R-30-1-5 dan FG1R-30-1-3 dengan rata-rata jumlah gabah total di semua lokasi berkisar antara 212,1 - 222,3 butir per malai, berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya (Tabel 16). Persentase jumlah gabah isi dan gabah hampa per malai dari galur-galur yang diuji disajikan pada Tabel 17 dan Tabel 18. Galur FG1R-36-1-1 memiliki rata-rata persentase gabah isi terbanyak di semua lokasi. Persentase jumlah gabah isi galur FG1R-36-1-1 terbanyak di lokasi Bogor yaitu 85,5% dan tidak berbeda nyata dengan kedua varietas pembandingnya (Tabel 17). Galur FG1R-36-1-1 juga memiliki persentase gabah hampa paling sedikit di semua lokasi (berkisar antara 14,5 – 33,2%) (Tabel 18).

Tabel 16 Rata-rata jumlah gabah total per malai galur harapan padi gogo di lima lokasi pengujian

Galur Jumlah gabah total (butir/malai)

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 193,7 abc 142,8 cde 200,4 ab 188,0 d 166,9 de FG1R-36-1-1 170,5 c 109,1 de 161,7 cd 149,0 e 166,8 de FG1R-30-1-5 221,7 ab 180,7 bc 221,3 a 208,2 bcd 258,7 ab FG1R-30-1-4 216,2 ab 139,0 cde 208,0 ab 187,2 d 257,9 ab FG1-6-1-2 192,1 bc 168,7 bc 207,8 ab 250,7 a 202,6 cd FG1-65-1-2 235,1 a 144,3 cd 176,3 bc 193,6 d 201,2 cd FG1R-30-1-3 190,5 bc 151,0 cd 220,7 a 241,7 ab 256,8 ab FG1R-30-1-1 181,5 bc 194,9 ab 216,3 a 199,0 cd 249,9 ab FM1R-1-3-1 216,0 ab 169,1 bc 211,6 a 234,9 abc 279,8 a Fat-4-1-1 204,9 abc 229,5 a 210,4 ab 205,6 bcd 221,0 bc Situ Bagendit 101,1 d 100,9 e 125,0 e 110,9 e 137,5 e Towuti 116,4 d 115,5 de 141,7 de 112,2 e 140,6 e Rata-rata 186,6 153,8 191,8 190,1 211,6 KK (%) 14,0 17,4 11,3 13,0 14,4

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Tabel 17 Rata-rata persentase gabah isi galur harapan padi gogo di lima lokasi

Genotipe Persentase gabah isi

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 74,3 abc 64,3 c 58,8 bc 56,5 ef 64,7 d FG1R-36-1-1 71,9 bcd 85,5 ab 77,2 a 66,8 bcde 76,7 abc FG1R-30-1-5 67,0 cde 75,3 bc 54,7 bcd 61,7 cdef 14,3 f FG1R-30-1-4 68,7 bcd 69,8 c 45,3 d 62,3 cdef 11,9 f FG1-6-1-2 76,4 ab 65,1 c 61,1 bc 70,3 bcd 67,0 cd FG1-65-1-2 64,2 de 75,3 bc 80,0 a 56,8 ef 79,2 ab FG1R-30-1-3 64,0 de 65,6 c 51,9 bcd 58,8 def 25,2 e FG1R-30-1-1 70,6 bcd 71,0 c 47,5 cd 53,2 f 25,9 e FM1R-1-3-1 44,7 f 71,4 c 60,3 bc 67,8 bcde 62,0 d Fat-4-1-1 59,3 e 65,4 c 62,5 b 71,0 bc 69,4 bcd Towuti 81,0 a 85,2 ab 88,2 a 84,5 a 81,7 a Situ Bagendit 80,4 a 87,3 a 82,9 a 76,5 ab 66,3 cd Rata-rata 68,6 73,4 64,2 65,7 53,7 KK (%) 7,4 9,6 13,1 10,7 13,3

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf kesalahan 5%.

Tabel 18 Rata-rata persentase gabah hampa galur harapan padi gogo di lima lokasi

Genotipe Persentase gabah hampa

Lampung Bogor Sukabumi Purworejo Malang

FG1-70-2-1 25,7 def 35,7 a 41,0 bc 43,5 ab 35,3 c FG1R-36-1-1 28,1 cde 14,5 bc 22,3 d 33,2 bcde 23,4 def FG1R-30-1-5 33,0 bcd 24,7 ab 45,2 abc 38,3 abcd 85,7 a FG1R-30-1-4 31,3 cde 30,3 a 55,0 a 37,7 abcd 88,1 a FG1-6-1-2 23,6 ef 34,9 a 39,2 bc 29,7 cde 33,0 cd FG1-65-1-2 35,9 bc 24,7 ab 19,9 d 43,2 ab 20,8 ef FG1R-30-1-3 36,0 bc 34,4 a 48,5 abc 41,3 abc 74,8 b FG1R-30-1-1 29,4 cde 29,0 a 52,3 ab 46,8 a 74,1 b FM1R-1-3-1 55,3 a 28,6 a 40,2 bc 32,2 bcde 38,0 c Fat-4-1-1 40,7 b 34,6 a 37,2 c 29,0 de 30,6 cde Towuti 19,0 f 14,8 bc 11,8 d 15,6 f 18,4 f Situ Bagendit 19,6 f 12,7 c 16,5 d 23,5 ef 33,7 cd Rata-rata 31,5 26,6 35,8 34,3 46,3 KK (%) 16,1 26,6 23,4 20,4 15,4

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak

Dokumen terkait