• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Sosial Ekonomi

Karakteristik sosial ekonomi terdiri dari karakteristik sampel dan karakteristik keluarga. Karakteristik sampel meliputi pendidikan dan daerah tempat tinggal sampel, sedangkan karakteristik keluarga terdiri dari pekerjaan ayah dan ibu, serta status ekonomi keluarga. Daerah tempat tinggal sampel terdiri dari daerah perkotaan dan perdesaan. Seluruh sampel laki-laki yang tinggal di perkotaan sebanyak 50.5%. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sampel laki-laki yang tinggal di perdesaan, yaitu sebanyak 49.5%. Keadaan ini terjadi pada seluruh kelompok usia, kecuali sampel laki-laki berusia 10-12 tahun sedikit lebih banyak yang tinggal di perdesaan (51.8%) dibandingkan dengan perkotaan (48.2%) (Tabel 7).

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting untuk mengetahui karakteristik sampel. Sebagian besar sampel laki-laki berusia 10-12 tahun tidak pernah sekolah dengan persentase 71.2% (Tabel 7). Pada kelompok tidak pernah sekolah juga termasuk sampel yang belum tamat SD/MI. Sampel laki-laki berusia 13-15 tahun sebagian besar tamat SD/MI (57.9%), sedangkan sampel laki-laki berusia 16-19 tahun paling banyak memiliki pendidikan tamat SMP/MTS (46.6%).

Pekerjaan orang tua terdiri dari pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu. Pekerjaan ayah dari seluruh sampel laki-laki sebagai petani/nelayan (31.6%) dan wiraswasta/layan dagang/jasa (28.6%) memiliki persentase paling tinggi. Sebagian besar ibu dari seluruh sampel laki-laki tidak memiliki pekerjaan dengan persentase 52.6%. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel laki-laki. Ibu dari seluruh sampel laki-laki yang bekerja, paling banyak sebagai petani/nelayan sebanyak 18.2%.

Seluruh sampel laki-laki memiliki status ekonomi yang paling tinggi pada kuintil satu (25.7%) dan kuintil dua (22.1%), sedangkan sampel yang termasuk dalam kuintil lima hanya sebesar 14.3%. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel laki-laki. Semakin rendah tingkat kuintil, maka semakin rendah pendapatan keluarga per kapita.

Tabel 7 Sebaran sampel laki-laki menurut karakteristik sosial ekonomi dan kelompok usia Karakteristik

Kelompok Usia

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun Total

n (%) n (%) n (%) n (%)

Daerah tempat tinggal 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0)

Perkotaan 3275 (48.2) 3279 (50.6) 3805 (52.6) 10359 (50.5)

Perdesaan 3522 (51.8) 3203 (49.4) 3425 (47.4) 10150 (49.5)

Pendidikan 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0) Tidak pernah sekolah 4838(71.2) 1017 (15.7) 501 (6.9) 6356 (31.0)

Tamat SD/MI 1935 (28.5) 3754 (57.9) 1444 (20.0) 7133 (34.8) Tamat SMP/MTS 24 (0.4) 1694 (26.1) 3367 (46.6) 5085 (24.8) Lainnya 0 (0.0) 17 (0.3) 1918 (26.5) 1935 (9.4) Pekerjaan ayah 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0) Tidak bekerja 660 (9.7) 674 (10.4) 787 (10.9) 2121 (10.3) TNI/Polri/PNS/Pegawai 713 (10.5) 683 (10.5) 772 (10.7) 2168 (10.6) Wiraswasta/layan jasa/dagang 1983 (29.2) 1838 (28.4) 2047 (28.3) 5868 (28.6) Petani/Nelayan 2168 (31.9) 2024 (31.2) 2280 (31.5) 6472 (31.6) Buruh 1072 (15.8) 1046 (16.1) 1107 (15.3) 3225 (15.7) Lainnya 201 (3.0) 217 (3.3) 237 (3.3) 655 (3.2) Pekerjaan ibu 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0) Tidak bekerja 3519 (51.8) 3431 (52.9) 3839 (53.1) 10789 (52.6) TNI/Polri/PNS/Pegawai 349 (5.1) 321 (5.0) 356 (4.9) 1026 (5.0) Wiraswasta/layan jasa/dagang 792 (11.7) 746 (11.5) 888 (12.3) 2426 (11.8) Petani/Nelayan 1286 (18.9) 1139 (17.6) 1306 (18.1) 3731 (18.2) Buruh 328 (4.8) 321 (5.0) 323 (4.5) 972 (4.7) Lainnya 523 (7.7) 524 (8.1) 518 (7.2) 1565 (7.6) Status Ekonomi 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0) Kuintil 1 1809 (26.6) 1746 (26.9) 1719 (23.8) 5274 (25.7) Kuintil 2 1556 (22.9) 1448 (22.3) 1520 (21.0) 4524 (22.1) Kuintil 3 1340 (19.7) 1303 (20.1) 1408 (19.5) 4051 (19.8) Kuintil 4 1188 (17.5) 1129 (17.4) 1410 (19.5) 3727 (18.2) Kuintil 5 904 (13.3) 856 (13.2) 1173 (16.2) 2933 (14.3)

Daerah tempat tinggal dapat menentukan kemudahan akses terhadap asupan pangan. Sampel perempuan yang tinggal di perkotaan sebanyak 51.1%, jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sampel perempuan yang tinggal di perdesaan (48.9%). Keadaan ini juga terjadi pada sampel perempuan berusia 13-15 tahun dan 16-19 tahun, sedangkan sampel perempuan berusia 10-12 tahun lebih banyak yang tinggal di perdesaan (51.4%) dibandingkan perkotaan (48.6%) (Tabel 8).

Berdasarkan karakteristik pendidikan, sebagian besar sampel perempuan yang berusia 10-12 tahun tergolong tidak pernah sekolah dengan persentase 67.3%. Pada kelompok tidak pernah sekolah juga termasuk sampel yang belum tamat SD/MI. Sampel perempuan berusia 13-15 tahun sebagian besar tamat SD/MI (57.1%), sedangkan sampel perempuan berusia 16-19 tahun paling banyak memiliki pendidikan tamat SMP/MTS (47.2%).

Pekerjaan ayah dari seluruh sampel perempuan sebagai petani/nelayan (30.4%) dan wiraswasta/layan dagang/jasa (29.2%) memiliki persentase paling tinggi. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel perempuan. Sebagian besar ibu dari seluruh sampel perempuan tidak memiliki pekerjaan dengan persentase 54.0%. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel perempuan. Persentase paling tinggi untuk ibu yang bekerja adalah sebagai petani/nelayan dengan persentase sebesar 17.0%.

Status ekonomi menunjukkan bahwa seluruh sampel perempuan memiliki status ekonomi yang paling tinggi pada kuintil satu (25.0%) dan kuintil dua (22.3%), sedangkan sampel yang termasuk dalam kuintil lima hanya sebesar 15.1%. Keadaan ini juga terjadi pada seluruh kelompok usia sampel perempuan. Semakin rendah tingkat kuintil, maka semakin rendah pendapatan keluarga per kapita setiap bulannya.

Tabel 8 Sebaran sampel perempuan menurut karakteristik sosial ekonomi dan kelompok usia Karakteristik

Kelompok Usia

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun Total

n (%) n (%) n (%) n (%)

Daerah tempat tinggal 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0)

Perkotaan 2985 (48.6) 3000 (50.1) 3676 (54.4) 9661 (51.1)

Perdesaan 3159 (51.4) 2990 (49.9) 3081 (45.6) 9230 (48.9)

Pendidikan 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0) Tidak pernah sekolah 4135 (67.3) 745 (12.4) 397 (5.9) 5277 (27.9)

Tamat SD/MI 1986 (32.3) 3423 (57.1) 1196 (17.7) 6605 (35.0) Tamat SMP/MTS 23 (0.4) 1807 (30.2) 3187 (47.2) 5017 (26.6) Lainnya 0 (0.0) 15 (0.3) 1977 (29.3) 1992 (10.5) Pekerjaan ayah 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0) Tidak bekerja 637 (10.4) 636 (10.6) 835 (12.4) 2108 (11.2) TNI/Polri/PNS/Pegawai 600 (9.8) 608 (10.2) 775 (11.5) 1983 (10.5) Wiraswasta/layan jasa/dagang 1800 (29.3) 1778 (29.7) 1932 (28.6) 5510 (29.2) Petani/Nelayan 1931 (31.4) 1840 (30.7) 1974 (29.2) 5745 (30.4) Buruh 942 (15.3) 892 (14.9) 974 (14.4) 2808 (14.9) Lainnya 234 (3.8) 236 (3.9) 267 (4.0) 737 (3.9) Pekerjaan ibu 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0) Tidak bekerja 3238 (52.7) 3168 (52.9) 3798 (56.2) 10204 (54.0) TNI/Polri/PNS/Pegawai 292 (4.8) 318 (5.3) 341 (5.0) 951 (5.0) Wiraswasta/layan jasa/dagang 7757 (12.3) 683 (11.4) 797 (11.8) 2237 (11.8) Petani/Nelayan 1104 (18.0) 1063 (17.7) 1043 (15.4) 3210 (17.0) Buruh 283 (4.6) 278 (4.6) 308 (4.6) 869 (4.6) Lainnya 470 (7.6) 480 (8.0) 470 (7.0) 1420 (7.5) Status Ekonomi 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0) Kuintil 1 1650 (26.9) 1548 (25.8) 1534 (22.7) 4732 (25.0) Kuintil 2 1419 (23.1) 1361 (22.7) 1424 (21.1) 4204 (22.3) Kuintil 3 1197 (19.5) 1181 (19.7) 1344 (19.9) 3722 (19.7) Kuintil 4 1007 (16.4) 1060 (17.7) 1313 (19.4) 3380 (17.9) Kuintil 5 871 (14.2) 840 (14.0) 1142 (16.9) 2853 (15.1)

Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang ditentukan oleh asupan pangan dan penggunaan zat-zat gizi. Pengelompokkan status gizi remaja didasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur. Seluruh sampel laki-laki dan perempuan sebagian besar memiliki status gizi normal dengan persentase masing-masing 70.8% dan 77.6% (Tabel 9) dengan rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) 18.7±3.5 kg/m2 dan 19.1±3.5 kg/m2. Secara keseluruhan status gizi sampel tergolong normal (74.1%) dengan rata-rata Indeks Massa Tubuh (IMT) 18.9±3.5 kg/m2. Berdasarkan kelompok usia, baik laki-laki maupun perempuan, sebagian besar memiliki status gizi yang tergolong normal. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap status gizi menurut jenis kelamin dan kelompok usia (p<0.01). Hasil uji beda dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

Tabel 9 Sebaran sampel menurut status gizi, jenis kelamin dan kelompok usia Karakteristik

Kelompok Usia

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun Total

n (%) n (%) n (%) n (%) Laki-laki 17.4±3.7 18.7±3.3 20.0±2.9 18.7±3.5a Kurus 1096 (16.1) 1004 (15.5) 1239 (17.1) 3339 (16.3) Normal 4214 (62.0) 4703 (72.6) 5605 (77.5) 14522 (70.8) Gemuk 1487 (21.9) 775 (12.0) 386 (5.3) 2648 (12.9) Total 6797 (100.0) 6482 (100.0) 7230 (100.0) 20509 (100.0) Perempuan 17.5±3.5 19.3±3.2 20.4±3.1 19.1±3.5b Kurus 805 (13.1) 625 (10.4) 615 (9.1) 2045 (10.8) Normal 4230 (68.8) 4763 (79.5) 5663 (83.8) 14656 (77.6) Gemuk 1109 (18.1) 602 (10.1) 479 (7.1) 2190 (11.6) Total 6144 (100.0) 5990 (100.0) 6757 (100.0) 18891 (100.0) Laki-laki dan perempuan 17.4±3.6 a 19.0±3.3b 20.2±3.1c 18.9±3.5 Kurus 1901 (14.7) 1629 (13.1) 1854 (13.3) 5384 (13.7) Normal 8444 (65.2) 9466 (75.9) 11268 (80.6) 29178 (74.1) Gemuk 2596 (20.1) 1377 (11.0) 865 (6.2) 4838 (12.3) Total 12941 (100.0) 12472 (100.0) 13987 (100.0) 39400 (100.0)

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memiliki status gizi normal pada setiap jenis kelamin dan kelompok umur, sesuai dengan hasil laporan Riskesdas 2010 yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tergolong status gizi normal pada sampel yang berusia 6-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun, dan 19 tahun dengan persentase masing-masing 78.6%, 87.4%, 89.7% dan 70.0% (Balitbangkes 2010).

Persentase yang paling tinggi pada sampel yang berstatus gizi gemuk adalah pada sampel laki-laki (21.9%) dan perempuan (18.1%) yang berusia 10-12 tahun dengan rata-rata berat badan masing-masing 40.1±10.8 kg dan

41.4±10.1 kg, serta rata-rata tinggi badan masing-masing 132.2±16.9 cm dan 133.7±15.9 cm (Lampiran 6). Menurut Bredbenner et al. (2009), proporsi jaringan lemak bebas tertinggi yaitu pada masa bayi dan anak yang mulai tumbuh. Ketika anak laki-laki maupun perempuan mulai memasuki masa remaja perubahan proporsi jaringan lemak bebas pun dimulai. Selain itu menurut Supariasa et al. (2001), terjadinya peningkatan tinggi dan berat badan pada masa remaja mengakibatkan adanya perubahan pada komposisi tubuh. Laki-laki menghasilkan hormon testosteron yang mendorong terbentuknya lebih banyak massa otot, menumbuhkan tulang yang lebih padat dan berat, serta membangun sel darah merah yang lebih banyak dibanding perempuan. Kadar lemak tubuh pada perempuan terus meningkat di masa remaja namun menurun pada laki-laki. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar hormon estrogen yang menstimulasi penumpukan lemak subkutan (lemak bawah kulit) pada perempuan (Bredbenner et al. 2009).

Persentase sampel yang berstatus gizi gemuk pada sampel berusia 16-19 tahun lebih tinggi pada sampel perempuan (7.1%) dibandingkan dengan sampel laki-laki (5.3%) dengan rata-rata berat badan masing-masing 72.7±13.8 kg dan 63.5±10.7 kg, serta rata-rata tinggi badan masing-masing 161.4±12.8 cm dan 150.8±10.0 cm (Lampiran 6). Hal ini diduga karena pada akhir masa remaja, kandungan lemak pada perempuan adalah dua kali lebih banyak dibanding laki-laki (Bredbenner et al. 2009).

Asupan Air Menurut Sumber Air dari minuman

Air dalam tubuh manusia berasal dari minuman, makanan, dan hasil metabolisme. Sebagian besar asupan air pada manusia berasal dari minuman (Santoso et al. 2011). Pada penelitian ini, air dari minuman dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu air putih dan selain air putih.

Sampel yang berusia 10-12 tahun mengonsumsi air putih sebanyak 764.8±421.0 mL, sampel berusia 13-15 tahun sebanyak 801.7±466.1 mL, dan sampel berusia 16-19 tahun sebanyak 828.9±507.1 mL. Sampel laki-laki mengonsumsi air putih sebanyak 812.9±482.4 mL yang lebih banyak dibandingkan dengan sampel perempuan 785.0±451.3 mL (Tabel 10).

Air dari minuman selain air putih yang paling banyak dikonsumsi sampel adalah teh. Rata-rata asupan teh pada sampel laki-laki adalah sebesar 72.8±146.0 mL dan pada sampel perempuan adalah sebesar 71.5±136.1 mL.

Minuman kopi banyak dikonsumsi oleh sampel laki-laki berusia 16-19 tahun dengan rata-rata sebesar 39.5±119.8 mL. Susu kental manis, sirup dan susu banyak dikonsumsi oleh sampel berusia 10-12 tahun baik pada sampel laki-laki maupun perempuan. Asupan jus, minuman berkarbonasi dan lainnya (seperti es dawet, jamu, es cincau, dan lainnya) paling sedikit dikonsumsi oleh sampel jika dibandingkan dengan jenis minuman lainnya.

Tabel 10 Rata-rata asupan air dari minuman pada remaja menurut sumber, jenis kelamin dan kelompok usia (mL/kap/hari)

Asupan Air Minuman Kelompok Usia Total

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Laki-laki

Air putih 772.0 ± 433.0 813.9 ± 480.4 850.5 ± 523.5 812.9 ± 482.4

Selain air putih

1. Teh 65.0 ± 134.0 75.0 ± 154.4 78.0 ± 148.6 72.8 ± 146.0

2. Kopi 6.8 ± 45.4 13.6 ± 67.1 39.5 ± 119.8 20.5 ± 85.8

3. Susu kental manis 12.1 ± 59.2 7.4 ± 45.1 7.2 ± 41.8 8.9 ± 49.2

4. Sirup 12.6 ± 72.3 10.4 ± 64.6 5.7 ± 47.4 9.5 ± 62.1 5. Susu 15.8 ± 72.1 10.8 ± 59.2 7.2 ± 46.7 11.2 ± 60.1 6. Jus 5.9 ± 42.4 6.2 ± 43.8 4.4 ± 37.5 5.5 ± 41.2 7. Minuman berkarbonasi 3.3 ± 35.8 3.8 ± 36.9 3.6 ± 35.7 3.6 ± 36.1 8. Lainnya 11.3 ± 55.5 8.1 ± 50.8 6.3 ± 47.2 8.5 ± 51.2 Total 904.9 ± 439.9 949.2 ± 491.2 1002.4 ± 530.1 953.3 ± 491.0 Perempuan Air putih 756.7 ± 407.0 788.4 ± 449.8 807.8 ± 488.0 785.0 ± 451.3

Selain air putih

1. Teh 66.7 ± 132.5 72.6 ± 136.5 74.9 ± 138.8 71.5 ± 136.1

2. Kopi 3.0 ± 31.8 4.5 ± 36.8 8.0 ± 58.2 5.3 ± 44.4

3. Susu kental manis 10.6 ± 53.2 8.9 ± 48.3 8.3 ± 44.9 9.2 ± 48.8

4. Sirup 15.1 ± 79.4 11.5 ± 67.0 7.1 ± 54.2 11.1 ± 67.3 5. Susu 15.5 ± 72.6 11.4 ± 59.5 8.3 ± 49.3 11.6 ± 60.9 6. Jus 6.6 ± 46.2 7.3 ± 47.1 7.9 ± 53.9 7.3 ± 49.3 7. Minuman berkarbonasi 2.6 ± 31.1 3.0 ± 29.8 2.8 ± 32.3 2.8 ± 31.1 8. Lainnya 9.9 ± 54.7 8.2 ± 52.8 7.9 ± 59.4 8.6 ± 55.8 Total 886.7 ± 421.5 915.6 ± 454.7 933.0 ± 492.4 912.4 ± 458.7

Laki-laki dan Perempuan

Air putih 764.8 ± 421.0 801.7 ± 466.1 828.9 ± 507.1 799.5 ± 467.9

Selain air putih

1. Teh 65.8 ± 133.4 73.9 ± 146.1 76.5 ± 144.0 72.2 ± 141.3

2. Kopi 5.0 ± 39.5 9.2 ± 54.9 24.3 ± 96.4 13.2 ± 69.6

3. Susu kental manis 11.4 ± 56.4 8.1 ± 46.7 7.7 ± 43.3 9.1 ± 49.0

4. Sirup 13.8 ± 75.7 10.9 ± 65.8 6.4 ± 50.8 10.3 ± 64.7 5. Susu 15.7 ± 72.3 11.1 ± 59.3 7.7 ± 48.0 11.4 ± 60.5 6. Jus 6.2 ± 44.2 6.7 ± 45.4 6.1 ± 46.2 6.3 ± 45.3 7. Minuman berkarbonasi 2.9 ± 33.7 3.4 ± 33.7 3.2 ± 34.1 3.2 ± 33.8 8. Lainnya 10.6 ± 55.1 8.1 ± 51.8 7.1 ± 53.4 8.6 ± 53.5 Total 896.3 ± 431.3 933.1 ± 474.3 968.9 ± 513.4 933.7 ± 476.2

Rata-rata total asupan air dari minuman pada sampel berusia 10-12 tahun adalah 896.3±431.3 mL, usia 13-15 tahun adalah 933.1±474.3 mL, dan usia 16-19 tahun adalah 968.9±513.4 mL. Rata-rata total asupan air dari minuman pada seluruh sampel laki-laki adalah sebesar 953.3±491.0 mL dan pada seluruh sampel perempuan adalah sebesar 912.4±458.7 mL (Tabel 10).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa air dari minuman yang paling banyak dikonsumsi adalah air putih. Berdasarkan survei yang dilakukan di Singapura menunjukkan bahwa sumber air tubuh yang paling utama adalah air putih (74%) (AFIC 1998). Selain itu penelitian The Indonesian

Regional Hydration Study (THIRST) di Indonesia menunjukkan bahwa 63.4%

remaja lebih menyukai air putih sebagai minuman utama setiap harinya (Hardinsyah et al. 2010 dalam Santoso et al. 2011).

Rata-rata sampel dengan usia yang lebih tua memiliki asupan air putih yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang lebih muda usianya. Penelitian yang dilakukan oleh Kant dan Graubard (2010) menunjukkan hasil bahwa asupan air putih semakin meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fulgoni (2007) menunjukkan bahwa pada remaja semakin bertambahnya usia, asupan air putih semakin banyak. Pada penelitian ini, asupan air dari minuman selain air putih yang paling banyak dikonsumsi adalah teh, baik menurut jenis kelamin, maupun kelompok usia (Lampiran 7). Hasil survei di Singapura menunjukkan bahwa teh dan kopi merupakan minuman kedua yang paling banyak dikonsumsi setelah air putih (AFIC 1998).

Air dari makanan

Selain berasal dari minuman, total asupan air juga berasal dari makanan. Air dari makanan yang paling banyak dikonsumsi sampel berasal dari golongan serealia, umbi, dan olahannya dengan jumlah sebanyak 277.8±122.2 mL. Rata-rata asupan air dari serealia, umbi, dan olahannya pada sampel laki-laki adalah sebesar 291.5±123.0 mL dan pada sampel perempuan adalah sebesar 262.9±119.6 mL. Asupan air dari golongan sayuran dan olahannya merupakan terbanyak kedua yang dikonsumsi oleh sampel. Rata-rata asupan air dari sayuran dan olahannya pada seluruh sampel adalah 78.2±92.2 mL, pada sampel laki-laki sebanyak 78.3±93.9 mL dan pada sampel perempuan sebanyak 78.0±90.3 mL.

Rata-rata total asupan air dari makanan pada sampel berusia 10-12 tahun adalah 447.6.3±183.0 mL, usia 13-15 tahun adalah 473.8±185.4 mL, dan usia 16-19 tahun adalah 495.3±190.8 mL. Rata-rata total asupan air dari makanan pada seluruh sampel laki-laki adalah sebesar 486.2±190.5 mL dan pada seluruh sampel perempuan adalah sebesar 458.3±183.3 mL (Tabel 10).

Tabel 11 Rata-rata asupan air dari makanan pada remaja menurut sumber, jenis kelamin dan kelompok usia

Asupan Air Makanan Kelompok Usia Total

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Laki-laki

1. Serealia, umbi dan olahannya 272.1 ± 120.7 294.1 ± 121.3 307.4 ± 124..2 291.5 ± 123.0 2. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan

olahannya

26.6 ± 66.7 29.1 ± 56.3 31.6 ± 63.2 29.1 ± 62.4 3. Daging dan olahannya 6.7 ± 19.9 6.8 ± 22.6 7.4 ± 23.7 7.0 ± 22.2 4. Telur dan olahannya 14.1 ± 25.5 13.1 ± 25.0 12.9 ± 24.7 13.4 ± 25.1 5. Ikan, hasil perikanan dan

olahannya

25.6 ± 41.0 26.1 ± 41.0 28.5 ± 44.5 26.8 ± 42.3 6. Sayuran dan olahannya 70.7 ± 90.6 78.6 ± 92.7 85.2 ± 97.5 78.3 ± 93.9

7. Buah-buahan 9.9 ± 35.3 10.2 ± 34.9 10.7 ± 36.5 10.2 ± 35.6

8. Olahan susu 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0

9. Lemak dan minyak 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1

10. Serba-serbi 2.9 ± 11.8 3.6 ± 12.5 4.2 ± 13.9 3.6 ± 12.8

11. Makanan jajanan 25.2 ± 61.6 27.2 ± 65.8 26.4 ± 66.1 26.2 ± 64.5 Total 453.8 ± 188.8 488.7 ± 183.4 514.4 ± 193.7 486.2 ± 190.5

Perempuan

1. Serealia, umbi dan olahannya 257.7 ± 116.1 262.9 ± 120.7 267.6 ± 121.6 262.9 ± 119.6 2. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan

olahannya

24.9 ± 59.0 26.6 ± 57.2 27.0 ± 55.8 26.2 ± 57.3 3. Daging dan olahannya 6.3 ± 20.2 6.9 ± 23.2 7.0 ± 21.1 6.8 ± 21.5 4. Telur dan olahannya 13.7 ± 24.8 11.8 ± 23.1 11.7 ± 22.4 12.4 ± 23.4 5. Ikan, hasil perikanan dan

olahannya

25.6 ± 39.2 26.4 ± 42.4 27.7 ± 43.7 26.6 ± 41.8 6. Sayuran dan olahannya 72.5 ± 87.3 77.9 ± 91.8 83.0 ± 91.4 78.0 ± 90.3

7. Buah-buahan 10.1 ± 33.5 10.7 ± 37.4 13.3 ± 42.7 11.4 ± 38.2

8. Olahan susu 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0

9. Lemak dan minyak 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1

10. Serba-serbi 2.7 ± 11.2 3.5 ± 12.5 3.7 ± 11.7 3.3 ± 11.8

11. Makanan jajanan 27.3 ± 63.9 31.1 ± 70.1 33.8 ± 73.1 30.8 ± 69.3 Total 440.8 ± 176.1 457.6 ± 186.3 474.8 ± 185.5 458.3 ± 183.3

Laki-laki dan Perempuan

1. Serealia, umbi dan olahannya 265.2 ± 118.8 279.1 ± 122.0 288.2 ± 124.6 277.8 ± 122.2 2. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan

olahannya

25.8 ± 63.2 27.9 ± 56.7 29.4 ± 59.7 27.7 ± 60.0 3. Daging dan olahannya 6.5 ± 20.1 6.9 ± 22.9 7.3 ± 22.5 6.9 ± 21.8 4. Telur dan olahannya 13.9 ± 25.2 12.4 ± 24.1 12.4 ± 23.6 12.9 ± 24.3 5. Ikan, hasil perikanan dan

olahannya

25.6 ± 40.2 26.2 ± 41.7 28.1 ± 44.1 26.7 ± 42.1 6. Sayuran dan olahannya 71.6 ± 89.1 78.2 ± 92.2 84.2 ± 94.6 78.2 ± 92.2

7. Buah-buahan 10.0 ± 34.4 10.4 ± 36.1 11.9 ± 39.7 10.8 ± 36.9

8. Olahan susu 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0

9. Lemak dan minyak 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1 0.0 ± 0.1

10. Serba-serbi 2.8 ± 11.5 3.5 ± 12.5 3.9 ± 12.9 3.4 ± 12.3

11. Makanan jajanan 26.2 ± 62.7 29.0 ± 67.9 30.0 ± 69.6 28.4 ± 66.9 Total 447.6 ± 183.0 473.8 ± 185.4 495.3 ± 190.8 472.8 ± 187.6

Jumlah air dari makanan dipengaruhi oleh jenis asupan makanan sampel. Bila seseorang banyak mengonsumsi makanan lembek atau cair, sayur dan buah termasuk salad, maka sumber air tubuh dari makanan akan lebih tinggi. Akan terjadi sebaliknya bila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan dari produk serealia, tepung dan daging yang kering (Santoso et al. 2011).

Asupan air dari makanan paling banyak berasal dari golongan serealia, umbi, dan olahannya. Menurut Hardinsyah et al. (2010) dalam Santoso et al. 2011, sebagian besar sumber air dari makanan adalah makanan pokok (46%)

serta buah dan sayur (30%). Makanan pokok orang Indonesia pada umumnya adalah nasi yang mengandung kadar air 25-35%, sementara buah dikonsumsi dalam jumlah yang relatif sedikit meskipun banyak kadar airnya.

Air metabolik

Total asupan air juga berasal dari air hasil metabolisme (air metabolik). Air metabolik berasal dari hasil oksidasi substrat zat gizi makro, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Rata-rata asupan air metabolik seluruh sampel sebanyak 161.7±64.2 mL, dengan rata-rata asupan pada sampel laki-laki sebanyak 165.6±65.2 mL dan sampel perempuan sebanyak 157.5±62.8 mL. Rata-rata asupan air metabolik pada sampel berusia 10-12 tahun adalah 157.4±63.5 mL, usia 13-15 tahun sebanyak 162.1±65.3 mL, dan usia 16-19 tahun sebanyak 165.4±63.6 mL (Tabel 12).

Tabel 12 Rata-rata asupan air metabolik pada remaja menurut jenis kelamin dan kelompok usia (mL)

Air Metabolik Kelompok Usia Total

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Laki-laki 159.5 ± 64.6 166.3 ± 65.9 170.8 ± 64.6 165.6 ± 65.2 Perempuan 155.0 ± 62.1 157.6 ± 64.3 159.5 ± 61.9 157.5 ± 62.8 Total 157.4 ± 63.5 162.1 ± 65.3 165.4 ± 63.6 161.7 ± 64.2

Asupan air metabolik pada penelitian ini belum sesuai dengan anjuran yang ada. Muchtadi et al. (1993) menyatakan bahwa air hasil metabolisme (air yang dibentuk jika gula, lemak dan protein dimetabolisme untuk menghasilkan energi) sekitar 350 mL. Menurut Verdu dan Navarrete (2009) menyatakan bahwa air yang berasal dari proses metabolisme adalah sebanyak 300 mL. Kurangnya asupan air diduga disebabkan oleh kurangnya asupan pangan yang mengandung karbohidrat dan lemak (Tabel 17).

Total Asupan Air

Total asupan air berasal dari tiga sumber, yaitu air dari minuman, air dari makanan, dan air hasil metabolisme (air metabolik). Rata-rata total asupan air sampel adalah sebanyak 1568±564 mL dengan rata-rata asupan pada sampel laki-laki adalah sebanyak 1605±581 mL dan pada sampel perempuan sebanyak 1528±542 mL. Berdasarkan kelompok usia, rata-rata total asupan air pada sampel berusia 10-12 tahun sebanyak 1501±519 mL, usia 13-15 tahun sebanyak 1569±562 mL, dan usia 16-19 tahun sebanyak 1630±597 mL.

Tabel 13 Rata-rata asupan air pada remaja menurut sumber, jenis kelamin dan kelompok usia mL/kap/hari (%)

Asupan Air Kelompok Usia Total

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Laki-laki

Air dari makanan 453.8 ± 188.8 488.7 ± 183.4 514.4 ± 193.7 486.2 ± 190.5 (31.0 ± 10.3) (31.8 ± 10.2) (32.0 ± 10.7) (31.6 ± 10.4) Air metabolik 159.5 ± 64.6 166.3 ± 65.9 170.8 ± 64.6 165.6 ± 65.2 (11.0 ± 3.8) (10.8 ± 3.7) (10.7 ± 3.7) (10.8 ± 3.7) Air dari minuman 904.9 ± 439.9 949.2 ± 491.2 1002.4 ± 530.1 953.3 ± 491.0 (58.1 ± 12.6) (57.4 ± 12.7) (57.3 ± 13.3) (57.6 ± 12.9)

Total 1518 ± 531 1604 ± 580 1688 ± 613 1605 ± 581a

Perempuan

Air dari makanan 440.8 ± 176.1 457.6 ± 186.3 474.8 ± 185.5 458.3 ± 183.3 (30.8 ±10.3) (31.0 ± 10.3) (31.7 ± 10.6) (31.2 ± 10.4) Air metabolik 155.0 ± 62.1 157.6 ± 64.3 159.5 ± 61.9 157.5 ± 62.8 (10.9 ± 3.7) (10.7 ± 3.7) (10.7 ± 3.7) (10.8 ± 3.7) Air dari minuman 886.7 ± 421.5 915.6 ± 454.7 933.0 ± 492.4 912.4 ± 458.7 (58.3 ± 12.5) (58.3 ± 12.7) (57.6 ± 13.1) (58.0 ± 12.8)

Total 1483 ± 506 1531 ± 540 1567 ± 573 1528 ± 542b

Laki-laki dan Perempuan

Air dari makanan 447.6 ± 183.0 473.8 ± 185.4 495.3 ± 190.8 472.8 ± 187.6 (30.9 ± 10.3) (31.4 ± 10.3) (31.9 ± 10.6) (31.4 ± 10.4) Air metabolik 157.4 ± 63.5 162.1 ± 65.3 165.4 ± 63.6 161.7 ± 64.2 (10.9 ± 3.8) (10.8 ± 3.7) (10.7 ± 3.7) (10.8 ± 3.7) Air dari minuman 896.3 ± 431.3 933.1 ± 474.3 968.9 ± 513.4 933.7 ± 476.2 (58.2 ± 12.6) (57.8 ± 12.7) (57.4 ± 13.2) (57.8 ± 12.8) Total 1501 ± 519a 1569 ± 562b 1630 ± 597c 1568 ± 564

Keterangan : Tanda a, b, c pada tabel hasil menunjukkan hasil uji beda statistik. Tanda yang berbeda antar kolom menunjukkan hasil uji berbeda signifikan menurut kelompok usia, sedangkan tanda yang berbeda antar baris menunjukkan hasil uji beda signifikan menurut jenis kelamin.

Berdasarkan hasil penelitian ini, rata-rata total asupan air pada sampel laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan sampel perempuan (p<0.01) (Gambar 4). Menurut AFIC (2000) pria memiliki lebih banyak air dalam tubuhnya dibandingkan wanita karena pria memiliki otot tanpa lemak (lean

muscle) lebih besar dari wanita. Otot menahan lebih banyak air dibandingkan

jaringan lemak. Hal tersebut juga dikarenakan aktivitas yang dilakukan oleh pria biasanya lebih banyak daripada wanita sehingga dibutuhkan cairan yang lebih banyak untuk menggantikan cairan yang keluar akibat aktivitas tersebut. Rata-rata sampel dengan usia yang lebih tua memiliki asupan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel yang lebih muda usianya (p<0.01) (Gambar 4). Hasil uji beda dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

Gambar 4 Air dari makanan, air dari minuman, dan total asupan air pada remaja menurut usia dan jenis kelamin

Persentase kontribusi air dari minuman, makanan dan air metabolik pada seluruh sampel, baik laki-laki dan perempuan dengan tiga kelompok usia, memiliki persentase yang hampir sama. Persentase kontribusi air dari makanan dan air metabolik terhadap total asupan air pada seluruh sampel masing-masing sebesar 31.4±10.4% dan 10.8±3.7%, sedangkan persentase air dari minuman terhadap total asupan air adalah sebesar 57.8±12.8%. Persentase kontribusi air dari makanan, air metabolik dan air dari minuman terhadap total asupan air masing-masing sebesar 31.6±10.4%, 10.8±3.7%, dan 57.6±12.9% pada sampel laki-laki, sedangkan pada sampel perempuan masing-masing sebesar 31.2±10.4%, 10.8±3.7%, dan 58.0±12.8% (Tabel 13).

Berdasarkan Institute of Medicine (2004) dalam Santoso et al. (2011), asupan air pada populasi di Amerika Serikat menunjukan total asupan air 28% berasal dari makanan dan 72% dari minuman, yang terdiri dari 28% air putih dan 44% minuman lain-lain. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji (2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5% pada sampel remaja, sedangkan rata-rata asupan air dari makanan dan air metabolik terhadap total asupan air sebesar 26.5%. Menurut Santoso et al. (2011), secara umum dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi air dari minuman yaitu 65% dan air dari makanan dan air metabolik sebesar 35%.

y = 1,5867x + 157,37 R² = 0,8074 y = 8,8436x + 440,12 R² = 0,9059 y = 14,518x + 877,68 R² = 0,9427 y = 24,964x + 1475 R² = 0,9342 y = 0,6921x + 153,85 R² = 0,8075 y = 5,1606x + 431,39 R² = 0,8904 y = 7,0903x + 875,25 R² = 0,8638 y = 12,988x + 1460,3 R² = 0,9544 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Ju m lah air ( m L) Usia (Tahun) Air metabolik (Lk) Air dari makanan (Lk) Air dari minuman (Lk) Total asupan air (Lk) Air metabolik (Pr) Air dari makanan (Pr) Air dari minuman (Pr) Total asupan air (Pr)

Ket :

Lk = Laki-laki Pr = Perempuan

Kontribusi air dari minuman terhadap total asupan air lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh food recall 1x24 jam yang dilakukan oleh tim pengumpul data Riskesdas 2010, hanya fokus kepada makanan yang dikonsumsi oleh sampel.

Recall terhadap asupan air putih dan air dari minuman lainnya tidak dilakukan

wawancara secara detail dan mendalam.

Estimasi Total Asupan Air

Estimasi total asupan air pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah air dari minuman yang seharusnya dikonsumsi oleh sampel jika data yang diketahui adalah jumlah air dari makanan dan air metabolik. Asupan air sampel berdasarkan data Riskesdas 2010 cenderung underestimate, sehingga untuk mengoreksi kekurangan asupan air tersebut dilakukan estimasi total asupan air.

Estimasi total asupan air yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase kontribusi air dari makanan dan metabolik terhadap total asupan air sebesar 30%, sedangkan kontribusi air dari minuman terhadap total asupan air sebesar 70%. Persentase ini diambil berdasarkan penelitian Fauji (2011) dan

Institute of Medicine (2005) dalam Santoso et al. (2011).

Penelitian Fauji (2011) dilakukan pada 1200 sampel yang tinggal di daerah perkotaan, hanya dilakukan pada enam lokasi penelitian di Indonesia, serta sebagian besar asupan air dari makanan berasal dari nasi dan sayuran berkuah, sehingga air metaboliknya cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan acuan Santoso et al. (2011). Penelitian Fauji tidak mencakup daerah perdesaan dan hanya dilakukan pada sebagian kecil wilayah di Indonesia, sehingga persentase kontribusi asupan airnya tidak dapat diimplikasikan untuk data nasional seperti data Riskesdas 2010.

Persentase kontribusi asupan air menurut Institute of Medicine (2005) dalam Santoso et al. (2011) didasarkan pada penelitian yang dilakukan di Amerika dengan pola konsumsi lebih banyak mengonsumsi makanan sumber lemak, sehingga menghasilkan air metabolik yang relatif tinggi. Kontribusi asupan air makanan dan metabolik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian Fauji yang dilakukan di Indonesia. Persentase kontribusi asupan air acuan Santoso et al. (2011) juga tidak dapat digunakan pada penelitian ini, karena tidak sesuai dengan pola konsumsi orang Indonesia.

Berdasarkan Tabel 14, total estimasi asupan air pada seluruh sampel adalah sebanyak 2115±779 mL dengan air dari minuman yang seharusnya dikonsumsi sebanyak 1480.6±545.2 mL. Total estimasi asupan air pada sampel laki-laki adalah sebanyak 2173±792 mL dengan air dari minuman sebanyak 1520.9±554.6 mL. Total estimasi asupan air pada sampel perempuan adalah sebanyak 2052±759 mL dengan air dari minuman sebanyak 1436.7±531.3 mL. Rata-rata estimasi asupan air lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata asupan air sampel dari data Riskesdas 2010.

Tabel 14 Rata-rata estimasi asupan air pada remaja berdasarkan pendekatan asupan makanan pada data Riskesdas 2010 menurut jenis kelamin dan kelompok usia (mL/kap/hari)

Asupan air Kelompok Usia Total

10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun

Laki-laki

1. Air dari makanan dan metabolik

613.3 ± 232.0 655.0 ± 232.1 685.2 ± 242.6 651.8 ± 237.7

2. Estimasi air dari minuman

1431.0 ± 541.3 1528.2 ± 541.7 1598.9 ± 566.2 1520.9 ± 554.6

3. Estimasi total asupan air

2044 ± 773 2183 ± 774 2284 ± 809 2173 ± 792

4. Total asupan air Riskesdas 2010

1518 ± 531 1604 ± 580 1688 ± 613 1605 ± 581

Perempuan

1. Air dari makanan dan metabolik

595.8 ± 217.8 615.2 ± 232.5 634.3 ± 230.7 615.7 ± 227.7

2. Estimasi air dari minuman

1390.3 ± 508.3 1435.6 ± 542.4 1480.0 ± 538.4 1436.7 ± 531.3

3. Estimasi total asupan air

1986 ± 726 2051 ± 775 2114 ± 769 2052 ± 759

4. Total asupan air Riskesdas 2010

1483 ± 506 1531 ± 540 1567 ± 573 1528 ± 542

Laki-laki dan Perempuan

1. Air dari makanan dan metabolik

605.0 ± 225.5 635.9 ± 233.1 660.6± 238.3 634.5 ± 233.7

2. Estimasi air dari minuman

1411.7 ± 526.2 1483.7 ± 544.0 1541.5 ± 556.1 1480.6 ± 545.2

3. Estimasi total asupan air

2017 ± 752 2120 ± 777 2202 ± 794 2115 ± 779

4. Total asupan air Riskesdas 2010

1501 ± 519 1569 ± 562 1630 ± 597 1568 ± 564

Kebutuhan Air dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Air

Rata-rata kebutuhan air pada seluruh sampel adalah 2745±673 mL,

Dokumen terkait