• Tidak ada hasil yang ditemukan

FLAG INDONESIA JAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Perusahaaan

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Frisian Flag Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu di Indonesia yang berada dibawah lisensi Royal

FrieslandCampina, Belanda. PT Frisian Flag Indonesia merupakan pemimpin pasar

industri susu Indonesia yang berkomitmen untuk menghasilkan produk susu berkualitas terbaik dan mempunyai nutrisi yang tinggi. Perusahaan ini telah memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen dan mitra usahanya selama lebih dari 90 tahun.

Perusahaan ini memulai perjalanannya di tahun 1922 dengan nama susu

Friesche Vlag” atau lebih dikenal dengan Susu Bendera yang diimpor oleh

Coperative Condensfabriek Friesland di Belanda, yang kemudian berubah nama

menjadi Royal Friesland Foods. PT Friesche Vlag Indonesia didirikan pada tahun 1969 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dari Belanda dan memulai kegiatan usahanya dengan memasarkan produk-produk susu yang diimpor dari Belanda. PT Friesche Vlag memulai produksi lokalnya dengan produk komersial pertama berupa susu kental manis (SKM).

PT Frisian Flag Indonesia menjalin kerja sama internasional dengan Royal

Friesland Coberco Dairy Foods yang sekarang dikenal dengan nama Friesland

Foods. Saham perusahaan ini dimiliki oleh PT Mantrust sebagai pihak nasional dan

Friesland Foods dari Leeuwarden, Belanda. PT Friesche Vlag Indonesia mengambil

alih PT Foremost Indonesia yang juga merupakan produsen susu kental manis untuk lebih meningkatkan kapasitas produksinya pada tahun 1976.

PT Friesche Vlag Indonesia mulai memproduksi susu bubuk pada tahun 1979, dan mulai memproduksi susu cair pada tahun 1991. PT Friesche Vlag Indonesia (FVI) berubah nama menjadi PT Frisian Flag Indonesia (FFI) pada tahun 2002 dan pada tahun 2008, perusahaan ini melakukan kerja sama dengan perusahaan

Campina dan membentuk organisasi kooperatif dengan nama Royal

FrieslandCampina.

susu di PT FFI menggunakan teknologi mutakhir dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksinya sehingga menerima Good Manufacturing Practices (GMP) Award. PT Frisian Flag juga memperoleh Occupational Health & Safety Advisory Services (OHSAS) serta menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan memiliki mutu dan kemasan yang terjamin.

PT Frisian Flag Indonesia memiliki dua Plant pabrik, yaitu Plant Pasar Rebo

dan Plant Ciracas. PT Frisian Flag Indonesia membagi aktivitas produksinya di

Plant Pasar Rebo menjadi dua lini, yaitu lini produksi susu kental manis dan lini

produksi susu bubuk, sedangkan di Plant Ciracas terdiri atas lini produksi susu kental manis dan lini produksi sterilized milk (susu cair siap minum) dengan jenis produk yang beragam.

PT Frisian Flag Indonesia memperkenalkan logo terbarunya pada tanggal 10 Desember 2010 untuk melestarikan karakter Frisian Flag, yaitu bendera dan warna biru cerah (Gambar 4). Logo baru ini dikelilingi oleh cincin untuk memvisualisasikan radiasi energi Frisian Flag, selain itu juga menggambarkan sinar matahari, sumber inspirasi dan vitalitas.

Tag line yang ditambahkan pada logo ini adalah “Raih Esokmu”. Perubahan

logo dan deskripsinya melambangkan komitmen Frisian Flag untuk merespon konsumen dan mencerminkan perubahan yang sesuai dengan hari ini, dinamis dan modern. Logo baru ini juga memiliki irama yang sama dengan keluarga

FrieslandCampina lainnya di regional, seperti merek Dutch Lady (di Malaysia &

Vietnam) maupun merk Foremost di Thailand.

Visi dan Misi

PT Frisian Flag Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pemimpin dalam bidang industri berbahan dasar susu di Indonesia, menjadi perusahaan untuk mengembangkan karyawan yang berbakat, mencapai hasil yang bersih dan memuaskan, serta dapat dipertahankan bagi para pemegang saham. PT Frisian Flag mempunyai misi untuk memenuhi visi tersebut, yaitu selalu berusaha untuk menjadi nomor satu dalam produk secara keseluruhan. PT Frisian Flag Indonesia menstimulasi konsumsi susu di Indonesia dan mencapai pertumbuhan di bidang penting pada pasar susu, serta memegang kuat posisi merk yang lebih disukai oleh masyarakat seluruh Indonesia. Perusahaan ini memiliki karyawan yang berpotensi dan berdedikasi di semua bidang, selain itu juga memiliki succession planning yang dapat memastikan perusahaan dapat terus berkembang.

Organisasi dan Pengelolaan

Struktur organisasi yang baik sangat berperan dalam menunjang suatu kegiatan perusahaan yang lancar dan sistematis. PT Frisian Flag membentuk suatu struktur organisasi dengan bagian dan pertanggungjawaban yang jelas, serta evaluasi yang dilakukan terus-menerus yang mengarah pada pengembangan yang lebih baik. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang President Director (Direktur Utama) yang membawahi lima Direktur lainnya, yaitu Consumer Marketing Director (Direktur Pemasaran), Financial Director (Direktur Administrasi dan Keuangan), Human

Resource Development and General Affair Director (Direktur Personalia dan

Umum), Trade Marketing Director (Direktur Penjualan), serta Operation Director

(Direktur Operasi). Seluruh kegiatan produksi yang berjalan di perusahaan ini berada di bawah tanggung jawab Direktur Operasi, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Manajer Pabrik (Plant Manager) untuk masing-masing Pabrik (Pasar Rebo & Ciracas). Selain Manajer Pabrik, Direktur Operasi juga membawahi beberapa departemen yang masing-masing mempunyai tugas berbeda. Tiap departemen memiliki Kepala Departmen yang bertanggung jawab dalam departemennya masing-masing, yaitu CorporateQASHE Manager yang membawahi

QA (Quality Assurance) & SHE (Safety Health Environtment) Manager, Quality

Control (QC) Manager, Gabungan Manajer Departemen Penelitian dan

Plant Manager dibantu oleh beberapa head of department (kepala bagian) yang bertanggung jawab atas departemennya masing-masing, antara lain bagian

Processing (Pengolahan) & Packaging (Pengemasan). Bagian pengolahan Susu

Kental Manis (SKM) & pengemasannya (dalam kemasan sachet & pouch) serta pengolahan susu bubuk & pengemasannya (dalam pouch & duplex) terdapat di Plant

Pasar Rebo, sedangkan di Plant Ciracas terdapat bagian pengolahan SKM & pengemasannya (dalam kaleng) & pengolahan susu cair serta pengemasannya (dalam bentuk kemasan UHT maupun botol steril). Plant Manager juga dibantu oleh

Engineering Department (Departemen Teknik). Masing-masing kepala bagian

dibantu oleh seorang administrator, shift supervisor, shift foreman, dan shift

operator, kecuali untuk Departemen Gudang dan Teknik, supervisor tidak terbagi ke

dalam shift.

Lokasi dan Tata Letak Bangunan

PT Frisian Flag Indonesia pusat berlokasi di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Cijantung, Jakarta Timur. Perusahaan ini memiliki dua pabrik yang beroperasi, yaitu terletak di perusahaan pusat (di Pasar Rebo) dengan peruntukan produksi susu bubuk dan susu kental manis sachet dan pouch (dikenal dengan nama Plant Pasar Rebo) dan pabrik kedua terletak di Jalan Raya Bogor Km 26, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Plant Ciracas yang memproduksi susu kental manis kaleng dan susu cair. Pemilihan kedua lokasi tersebut dianggap strategis karena memudahkan pengadaan tenaga kerja, pemasokan bahan baku, transportasi distribusi, kemudahan akses sarana komunikasi, serta dekat dengan daerah pemasaran yang potensial.

PT Frisian Flag Indonesia menyediakan fasilitas berupa pengadaan air dan listrik untuk menjaga kenyamanan dan kelancaran produksi di pabrik. Air yang digunakan merupakan air tanah yang berasal dari sumur dalam dengan kedalaman kurang lebih 180 m, dengan jumlah kurang lebih 3 sumur di sekitar pabrik. Air ini digunakan untuk keperluan produksi, proses pencucian peralatan, dan lain sebagainya. Pengadaan listrik diperoleh dari PT PLN dengan daya 1500 kVA, 380 V digunakan untuk pemenuhan kebutuhan listrik kantor, laboratorium, dan kantin. Fasilitas lain berupa pabrik dioperasikan dengan 4 unit generator dengan daya masing-masing 512 kVA, 50 0V dan 2 unit generator dengan daya masing-masing

468 kVA, 400 V. PT Frisian Flag Indonesia juga dilengkapi dengan pengadaan uap dari ketel uap (boiler) yang merupakan bagian dari unit pabrik. Uap ini digunakan untuk kepentingan produksi. Total ketel uap yang dimiliki ada tiga buah, ketel pertama memiliki kapasitas 2,5 ton/jam dengan tekanan maksimum 12 kg/cm, ketel kedua memiliki kapasitas 7 ton/jam dengan tekanan maksimum 27,5 kg/cm2, sedangkan ketel terakhir memiliki kapasitas 12 ton/jam dengan tekanan maksimum 29,5 kg/cm2.

Ketenagakerjaan

Tenaga kerja di PT Frisian Flag Indonesia terdiri atas Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA), namun staff dan karyawan perusahaan ini sebagian besar adalah Warga Negara Indonesia dengan jumlah lebih dari 1000 karyawan. Calon karyawan akan diuji terlebih dahulu oleh bagian HRD dan departemen yang bersangkutan sesuai dengan posisi atau jabatan yang akan dipegang. Calon karyawan yang diterima sebagai karyawan tetap terlebih dahulu harus menjalani masa percobaan selama 3 bulan.

Jumlah jam kerja bagi seluruh karyawan adalah 40 jam kerja setiap minggunya (5 hari kerja, 1 hari = 8 jam). Karyawan yang bekerja di kantor mempunyai shift kerja yang dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.30 WIB, sedangkan untuk karyawan pabrik mempunyai shift kerja yang diatur dalam 3 shift, yaitu shift

pertama yang dimulai dari pukul 07.00 sampai 15.00 WIB, shift kedua dari pukul 15.00 sampai 23.00 WIB dan shift terakhir dimulai dari pukul 23.00 sampai 07.00 WIB. Karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam kerja akan diberi upah lembur sesuai dengan ketentuan perusahaan. Kantin perusahaan menyediakan makan pagi, siang, sore, dan malam untuk karyawan setiap harinya. PT Frisian Flag Indonesia juga memberikan susu hasil produksinya kepada karyawan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Karyawan yang bekerja pada shift ketiga atau berpuasa di bulan Ramadhan akan mendapat uang makan sesuai ketentuan perusahaan.

Gaji karyawan diberikan berdasarkan golongan yang ditetapkan oleh PT Frisian Flag Indonesia dan diberikan tiap bulan. Perusahaan mengadakan penilaian bagi karyawan-karyawannya untuk kenaikan gaji sekali dalam setahun. Penilaian tersebut didasari oleh prestasi, masa kerja, dan kecakapan karyawan tersebut dalam bekerja. Kenaikan gaji juga diberikan apabila job value di pasar meningkat atau

terjadi kenaikan angka indeks konsumen yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk perusahaan itu. Karyawan tersebut harus jujur, baik, terampil, dan loyal terhadap perusahaan agar jabatannya bisa meningkat. Jabatan yang tinggi biasanya mensyaratkan karyawan dengan sifat kepemimpinan yang baik. Perusahaan akan mempertimbangkan dulu karyawan-karyawan lama yang memenuhi persyaratan sebelum menerima atau menempatkan karyawan baru apabila ada kedudukan yang kosong .

Karyawan yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi yang berupa peringatan tertulis maupun tidak tertulis. Peringatan tersebut memiliki tiga tingkatan berdasarkan bobot kesalahan yang diperbuat. Semua karyawan berhak mendapatkan cuti tahunan selama 12 hari kerja per tahun, dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus-menerus. Cuti tidak dapat dikumpulkan dan hanya dapat digunakan selama tahun tersebut. Karyawan wanita yang hamil berhak mendapatkan cuti hamil selama 3 bulan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun (55 tahun) berhak mendapatkan uang pensiun dari PT ASTEK, sedangkan tunjangan yang biasa diberikan adalah tunjangan hari raya, bonus akhir tahun, dan asuransi kecelakaan selama 24 jam penuh.

Jenis-jenis Produk

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Frisian Flag Indonesia Plant Pasar Rebo terbagi menjadi dua, yaitu susu kental manis dan susu bubuk. Produk susu kental manis terdiri atas Susu Kental Manis Putih 42 g, Susu Kental Manis Cokelat 42 g, Susu Kental Manis putih 45 g dan Snack Kental Manis untuk produksi dalam negeri. PT Frisian Flag Indonesia juga memproduksi produk yang serupa untuk diekspor ke luar negeri dengan brand yang berbeda. Produk susu bubuk terdiri atas Bendera Bubuk Full Cream, Bendera Bubuk Cokelat, Bendera Bubuk 123 Vanila, Madu dan Cokelat dan Bendera Bubuk 456 Vanila, Madu dan Cokelat.

Identifikasi Permasalahan

Susu kental manis merupakan salah satu produksi PT Frisian Flag Indonesia yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat. Salah satu inovasi yang dilakukan oleh PT Frisian Flag Indonesia adalah membuat susu kental manis dalam kemasan sachet.

Kemasan sachet mempunyai kelebihan yaitu harganya lebih murah dibandingkan dengan kemasan kaleng dan dapat langsung dihabiskan setelah dibuka. Kemasan

sachet ini selain mempunyai kelebihan, ternyata juga mempunyai kekurangan, yaitu

tingginya persentase kerusakan kemasan yang dihasilkan oleh mesin filling dan mesin sealer. Persentase kerusakan kemasan yang tinggi dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Evaluasi terhadap kerusakan kemasan sangat dibutuhkan untuk mengetahui mesin yang digunakan yang paling banyak menghasilkan kerusakan kemasan, tipe-tipe kerusakan kemasan, penyebab terjadinya kerusakan kemasan, serta alternatif perbaikkan untuk mengurangi persentase kerusakan kemasan tersebut.

Mutu bahan baku juga berpengaruh terhadap tingginya persentase kerusakan kemasan. Syarat mutu penerimaan susu murni sebagai bahan baku di PT Frisian Flag Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat Mutu Penerimaan Susu Murni di PT Frisian Flag Indonesia

Parameter Spesifikasi Unit

Temperatur ≤ 8 ⁰C

Organoleptik Normal -

Bau Normal -

Alkohol 70% Negatif/tidak ada koagulasi - Alkohol 77 % (untuk Cair) Negatif/tidak ada koagulasi -

Lemak Min 3,0 % Kekentalan Min 11,0 % Protein Min 2,4 % Laktosa < 4,80 % FPD (-0,490)-(-0,565) ⁰C pH 6,60-6,95 - Keasaman Max 17,5 ⁰N Sumber: Hidayah (2010)

Susu murni dari beberapa koperasi susu dirim ke PT Frisian Flag Indonesia menggunakan truk tangki. Susu murni yang telah sampai di PT Frisian Flag Indonesia diambil sampelnya untuk dilakukan uji alkohol. Susu murni yang telah

penyedot (Hidayah, 2010). Syarat mutu penerimaan susu murni di PT Frisian Flag Indonesia telah memenuhi standar Standar Nasional Indonesia (Tabel 2). Bahan baku dan bahan penunjang pembuatan susu kental manis di PT Frisian Flag juga telah memenuhi standar Codex Stan. Codex Stan (2010) menyatakan bahan baku pembuatan susu kental manis adalah susu dan susu subuk, krim dan krim bubuk dan lemak susu, sedangkan untuk bahan penunjang yang diizinkan adalah air, gula dan

sodium chloride. Air merupakan bahan baku lain selain susu murni. Air yang

digunakan untuk proses produksi berasal dari sumur dan Perusahaan Air Minum dan telah memenuhi standar baku air minum (Hidayah, 2010).

Kerusakan kemasan di PT Frisian Flag Indonesia departemen SCM Packing

terbagi menjadi dua, yaitu kerusakan kemasan dari dalam (mesin filling) dan kerusakan kemasan dari luar (mesin sealer). Pengambilan dan penimbangan kerusakan kemasan dilakukan 2 kali dalam satu shift, yang satu harinya terdapat tiga

shift. Hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam penimbangan kerusakan kemasan

agar memperoleh data yang akurat adalah pembuangan kerusakan kemasan di ember masing-masing, pengambilan kerusakan kemasan dari dalam dan luar, penimbangan dilakukan oleh dua orang agar tidak salah ketika membaca angka yang tertera di timbangan, timbangan tidak error dan dalam keadaan zero (0.0), pembacaan nama mesin ketika menimbang dengan benar, penulisan hasil timbangan kerusakan kemasan di kolom mesin yang benar dan penghitungan menggunakan kalkulator. Skema cara kerja mesin filling dapat dilihat pada Gambar 5 dan skema cara kerja mesin sealer dapat dilihat pada Gambar 6.

Analisis dan Penyebab Permasalahan

Pengambilan data dimulai dari 3 April 2012 hingga 8 Juli 2012. Data yang telah diperoleh dalam kg dikonversikan ke dalam pcs, kemudian dibuat diagram pareto untuk mengetahui mesin filling yang menghasilkan kerusakan kemasan dari dalam terbanyak dan mesin sealer yang menghasilkan kerusakan kemasan dari luar terbanyak. Tiga mesin filling dan lima mesin sealer penghasil kerusakan kemasan terbanyak diidentifikasi penyebabnya dan dievaluasi tipe-tipe kerusakan kemasan yang sering terjadi, kemudian dianalisis dengan why-why analysis dan diagram tulang ikan (diagram sebab-akibat). Persentase kerusakan kemasan dari dalam selama 14 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.

Magazine Al foil Pemberian kode Sensor eyemark Vertical sealer Nozzle (Pengisian) Horizontal sealer Potongan perforasi

Potongan end cut

Konveyor

Mesin sealer

Pembelahan Al foil

Gambar 6. Skema Cara Kerja Mesin Sealer Mesin filling konveyor Pelipatan renceng Konveyor Plastik pengemas sekunder Cetakan pelipat kemasan plastik Back sealer End sealer Konveyor Pengemasan dengan karton

Tabel 4. Persentase Kerusakan Kemasandari Dalam Selama 14 Minggu

Keterangan: Persentase kerusakan kemasan dari dalam merupakan persentase yang disumbangkan oleh masing-masing mesin filling dari total kerusakan kemasan. Persentase kumulatif merupakan jumlah kumulatif dari persentase kerusakan kemasan dari dalam seluruh mesin filling.

Persentase kerusakan kemasan dari dalam dan persentase kumulatifnya yang telah diperoleh melalui perhitungan sederhana, kemudian dibuat diagram pareto. Diagram pareto persentase kerusakan kemasan dari dalam selama 14 minggu dapat dilihat pada Gambar 7. Persentase kerusakan kemasan dari dalam berada pada sumbu vertikal sebelah kiri, sedangkan persentase kumulatifnya berada pada sumbu vertikal sebelah kanan.

Mesin Filling Persentase Kerusakan

Kemasan dari Dalam (%) Persentase Kumulatif (%)

P 10,15 10,15 L 8,73 18,88 Q 6,99 25,87 B 6,97 32,85 O 6,76 39,60 G 5,66 45,26 F 5,60 50,87 K 5,59 56,46 H 5,28 61,74 C 5,26 67,01 I 4,97 71,98 D 4,93 76,90 R 4,86 81,77 E 4,80 86,57 J 4,47 91,03 A 3,27 94,30 N 2,87 97,17 M 2,83 100,00 Total 100,00

Gambar 7. Persentase Kerusakan Kemasan dari Dalam Selama 14 Minggu. = Persentase Kerusakan Kemasan dari Dalam Masing-masing Mesin, = Persentase Kumulatif dari Persentase Kerusakan Kemasan Semua Mesin.

Tiga belas mesin dari 18 mesin filling merupakan mesin penghasil persentase kerusakan kemasan dari dalam terbanyak selama 14 minggu, yaitu dari mesin P hingga mesin R. Tiga belas mesin filling ini dianggap sebagai mesin penghasil kerusakan kemasan terbanyak karena mencapai persentase kumulatif sebesar 80%. Penyebab persentase kerusakan kemasan dapat dilihat pada Tabel 5.

Penyebab tingginya persentase kerusakan kemasan dalam yang tinggi pada mesin filling P adalah pisau end cut tidak memotong, Al foil melintir, motor pump

fault, pergerakan magazine Al foil tidak kontinyu, menunggu susu dari jalur

produksi, perforasi error, Al foil slitter tumpul dan tekanan angin turun. Pump fault

dapat menyebabkan berat tidak sesuai (kurang dari 250 g atau lebih dari 254 g).

Motor pump merupakan bagian dari mesin filling yang berfungsi memompa produk

SKM menuju nozzle.

Perforasi berupa potongan putus-putus yang berfungsi memudahkan konsumen menyobek renceng menjadi satuan pcs. Perforasi yang terlalu tajam dapat mengakibatkan renceng mudah putus saat ditarik. Perforasi yang terlalu tajam disebabkan oleh tekanan angin yang terlalu kuat pada pisau end cut. Perforasi tidak jelas dapat disebabkan oleh pisau end cut kotor, letak pisau end cut kurang maju dan tekanan angin turun. Tekanan angin turun disebabkan oleh supply angin dari bagian

Tabel 5. Penyebab Kerusakan Kemasan dari Dalam Mesin Penyebab Kerusakan KemasandariDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

P Pisau end cut tidak memotong √ √ - - √ √ √ √ √ - - -

Al foil melintir √ √ - - √ √ √ - √ - - -

Pumpfault √ √ √ √ √ √ - - - -

Pergerakan magazine Al foil tidak kontinyu √ - - - √ - √ - - - - -

Baut pengunci Al foil pada magazine aus √ - - - √ - - - - -

Rubber roll error √ - - - √ - - -

Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ - √ √ √ √ - - -

Potongan perforasi error √ √ - - √ - √ - √ - - -

Bearing horizontal sealer error - √ - - - √ - - -

Al foil slitter tumpul - √ √ √ √ √ - √ - - - -

Tekanan angin turun - - √ - √ √ √ - - - - -

L Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Horizontal bearing error √ - - √ √ - - - √ - - -

Sensor eyemark error √ √ √ - - - √ √ √ -

Tekanan angin turun - - √ - - - - √ - - - -

Tabel 5. (Lanjutan)

Mesin Penyebab Kerusakan KemasanDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Q Al foil slitter tumpul √ √ - - √ - √ - √ - - -

Sambungan rollAl foil terlewat √ √ - - - √ - - - -

Sistem pengkodean error √ - - - -

Al foil melintir √ √ √ - √ √ - √ - - - -

Pisau end cut tidak memotong √ √ √ √ √ - - - -

Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ - √ √ √ √ - - -

Al foil putus √ √ - √ - - √ - - - - -

Rubber roll error √ √ - - √ - - - -

Bearing vertical sealer error - √ - - - -

Bag length error - √ - - √ - - - -

Pumpfault - - - √ - - - -

Pergerakan magazine Al foil tidak kontinyu - - √ - - - -

Sensor eyemark error - - - - √ √ √ √ - - - -

Al foil slitter tumpul - - - - √ √ √ √ - - - -

B Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tabel 5. (Lanjutan)

Mesin Penyebab Kerusakan KemasanDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

B Tekanan angin turun √ √ - - - -

Al foil slitter tumpul √ √ √ - √ - - √ √ - √ -

Sensor eyemark error - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ -

Sistem pengkodean error - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pisau end cut tidak memotong - - - √ - √

Al foil putus - - - √ - - - -

O Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ - - √ √ √ - - -

Pergerakan magazine Al foil tidak kontinyu - - - - √ - - - -

Al foil slitter tumpul √ √ - - √ √ √ - - - - -

Sensor eyemark error √ - - - - √ - - - -

Al foil melintir - - - - √ √ √ - √ - - -

Pisau end cut tidak memotong - - - √ - - - -

G Menunggu susu dari jalur produksi √ - - √ √ √ √ √ - √ √ √

Sistem pengkodean error - √ √ - √ √ - - - √ - -

Pisau cutter error - - - √ - - - - -

Tabel 5. (Lanjutan)

Mesin Penyebab Kerusakan KemasanDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

G Al foil slitter tumpul √ √ - √ √ √ - √ √ - - √

F Menunggu susu dari jalur produksi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Sistem pengkodean error √ - √ √ √ - - - -

Sensor eyemark error √ - - - √ - - - - √ - -

Al foil slitter tumpul - - √ - √ - √ - √ - √ -

Horizontal bearing error - - - √ √ √ - - - -

K Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √

Al foil slitter tumpul √ - - - √ - √ √ √ - - √

Tekanan angin turun - √ √ - - - √ - - - - -

Horizontal bearing error - √ - - - -

Sistem pengkodean error - - - - √ - - - -

Sensor eyemark error - - √ - √ - √ - - √ √ √

H Menunggu susu dari jalur produksi √ - √ √ √ √ - √ √ - √ √

Sensor eyemark error - √ - √ √ √ √ - - - √ -

Sistem pengkodean error - - √ - √ √ - - - -

Tabel 5. (Lanjutan)

Mesin Penyebab Kerusakan KemasanDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

C Horizontal bearing error - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -

Menunggu susu dari jalur produksi √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Sistem pengkodean error √ √ √ - - - √ √

Al foil slitter tumpul √ - - - √ √ √ - - √ - -

Tekanan angin turun - √ √ - - - -

I Menunggu susu dari jalur produksi √ - √ √ √ √ - √ √ - √ √

Bearing horizontal sealer error - √ - - √ - √ - - - - -

Tekanan angin turun - - √ - - - -

Sistem pengkodean error √ √ √ - - - √ - - - - -

Al foil slitter tumpul - - - √

D Menunggu susu dari jalur produksi √ √ √ √ - √ √ √ √ - √ √

Sensor eyemark error - - √ - √ - - - √ - √ -

Sistem pengkodean error √ - - - √ √ - - - √

Horizontal sealer error - - √ - - - √ √

Al foil slitter tumpul - - √ - - - √

Tabel 5. (Lanjutan)

Mesin Penyebab Kerusakan KemasanDalam

Minggu ke-

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

R Berat tidak sesuai - - √ - √ - - - -

Bearing horizontal sealer error - - √ - - - -

Al foil melintir - - √ - √ √ - - - -

Menunggu susu dari jalur produksi - - √ √ √ √ √ √ - - - -

Sistem pengkodean error - - √ - - √ - - - -

Produksi SKM putih 45 g - - √ - √ √ - - - -

Bag length error - - - √ √ - - √ - - - -

Sensor eyemark error - - - - √ √ √ √ - - - -

Rubber roll error - - - - √ √ √ - - - - -

Al foil slitter tumpul - - - - √ √ √ √ - - - -

Pumpfault - - - √ - - - -

Pisau end cut tidak memotong dapat disebabkan oleh pisau kotor atau pisau tumpul sehingga tidak memotong pada sachet keenam. Al foil melintir dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain tarikan Al foil yang tidak kontinyu, pengaturan manual kurang tepat dan sensor eyemark error. Pergerakan magazine Al foil tidak kontinyu dapat menyebabkan terjadinya Al foil melintir. Menunggu susu dari jalur produksi dapat disebabkan oleh mesin berada jauh dari line dibandingkan dengan mesin lain, bagian proses belum siap untuk produksi (kurang air atau terlalu encer) dan valve error (bocor). Menunggu susu dari jalur produksi dapat menyebabkan mesin filling berhenti mendadak, sehingga berat susu tidak sesuai standar dalam satu sachet. Al foil slitter tumpul disebabkan oleh umur pakai slitter

Dokumen terkait