• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum

Suhu dan Kelembapan Lokasi Penelitian

Kondisi suhu dan kelembapan pada lokasi penelitian dicatat pada saat dilakukannya pengamatan aktivitas dan tingkah laku harian kumbang. Kondisi suhu dan kelembapan lokasi penelitian selama pengamatan aktivitas dan tingkah laku harian kumbang disajikan pada Gambar 9.

Kondisi suhu dan kelembapan selama pengamatan aktivitas dan tingkah laku harian kumbang yaitu pada kisaran 21-29oC dan 75%-84%. Kondisi suhu pada lokasi penelitian merupakan kondisi ideal kumbang kotoran dalam mengurangi penumpukan kotoran. Bertone et al. (2005) menyatakan, pada kisaran suhu 19-27oC aktivitas kumbang kotoran dalam mengurangi kotoran sapi di pastura akan lebih meningkat dan mulai menurun pada kondisi lingkungan di atas 300C dan di bawah 10oC.

Kelembapan pada lokasi penelitian merupakan kondisi yang masih bisa ditolerir oleh kumbang. Jameson (1989) menyatakan bahwa kelembapan di bawah 51% akan menyebabkan penurunan aktivitas kumbang.

Gambar 9. Kondisi Suhu dan Kelembapan Lokasi Penelitian Selama Pengamatan Aktivitas dan Tingkah Laku Harian Kumbang

Kondisi Kotoran yang Diberikan

Kondisi kotoran yang digunakan selama penelitian merupakan kotoran segar ayam ras petelur. Komposisi kotoran yang digunakan selama penelitian disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Kotoran Ayam Ras Petelur PT. Jaya Abadi

Sumber Parameter

C N P K Ca Mg Fe Cu Zn Mn

... (%) ... ... (ppm) ... Kotoran 39,92 2,83 1,04 3,44 9,94 0,64 1.294,99 133,04 536,20 455,70

Sumber : Hasil analisis Lab. Dep. Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB (2012)

Jumlah dan komposisi kotoran ternak dipengaruhi oleh umur, jenis ternak, bahan makanan yang diberikan (Esminger, 1971). Bahan makanan yang digunakan di PT. Jaya Abadi merupakan pakan pabrikan yang meliputi jagung kuning, bungkil kedelai, canola meal, dedak padi, pollard, tepung ikan, tepung daging, asam amino, vitamin, mineral, antioksidan, anti-jamur, dan antibiotik. Kandungan pakan ayam ras petelur PT. Jaya Abadi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan Pakan Ayam Ras Petelur PT. Jaya Abadi

Parameter Jumlah Kandungan dalam Pakan (%)

Kadar Air Maksimal 13, 00

Protein kasar 16,00 - 18,00

Lemak kasar Maksimal 7,00

Serat kasar Maksimal 7,00

Abu Maksimal 14,00

Kalsium 3,25 - 4,25

Fosfor 0,60 - 1,00

Sumber : Blangko Pakan PT. Jaya Abadi (2012)

Aktivitas dan Tingkah Laku Harian Kumbang Kotoran

Aktivitas dan tingkah laku harian kumbang kotoran dimulai pada dini hari yaitu pada pukul 02.00 WIB dan mulai menurun pada pukul 18.00 WIB. Aktivitas tertinggi antara jantan dan betina berbeda yaitu pukul 04.00 WIB dan 12.00 WIB.

Menurut Scholtz (1989) kumbang kotoran aktif pada pukul 9.00-18.00 dengan aktivitas terbanyak terjadi pada pukul 10.00-12.00 dan 15.00-17.00. Hanski dan Cambefort (1991), membagi tipe aktivitas kumbang kotoran bedasarkan tipe kumbang dalam mengolah kotoran, tipe roller akan banyak menggunakan waktunya pada siang hari sedangkan tipe tunneler ada yang aktif pada malam hari dan siang hari.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas dan tingkah laku harian kumbang kotoran diketahui terdapat delapan aktivitas harian kumbang yang meliputi aktivitas makan, agonistik, membuang kotoran, istirahat, memeriksa, merawat tubuh, lokomosi, dan terbang. Perbandingan persentase aktivitas harian kumbang kotoran antara jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 menunjukkan aktivitas yang dominan dilakukan oleh kumbang adalah istirahat, makan, lokomosi, memeriksa, merawat tubuh, terbang, dan terendah adalah agonistik. Persentase aktivitas harian jantan dan betina berbeda, dimana jantan lebih dominan melakukan aktivitas istirahat, lokomosi dan merawat tubuh sedangkan betina makan, memeriksa, dan terbang.

Gambar 10. Persentase Aktivitas Harian Kumbang Kotoran Kumbang

Keterangan : A = Makan; B = Agonistik; C = Membuang Kotoran; D = Istirahat; E = Memeriksa; F = Merawat Tubuh; G = Lokomosi; H = Terbang

Beristirahat

Kumbang kotoran dianggap melakukan aktivitas istirahat apabila tidak ditemukan pergerakan kumbang di dalam terowongan. Tidak adanya gerakan di dalam terowongan diindikasikan dengan tidak adanya gerakan tanah pada permukaan media.

Persentase aktivitas istirahat kumbang jantan lebih besar daripada betina yaitu 60,24% (14,46 jam/24 jam) dibandingkan 44,11% (10,59 jam/24 jam). Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas istirahat oleh kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 menunjukkan aktivitas kumbang jantan dalam istirahat dilakukan pada pukul 19.00-02.00 WIB dan antara pukul 07.00-17.00 WIB sedangkan kumbang betina pada pukul 07.00 WIB. Aktivitas istirahat pada pukul 19.00-02.00 WIB kumbang jantan dilakukan terus-menerus di dalam terowongan, sedangkan pada pukul 07.00-17.00 WIB aktivitas istirahat diselingi dengan aktivitas lain yaitu pergerakan keluar masuk terowongan. Aktivitas kumbang betina berlangsung pada pukul 19.00-06.00 WIB dan dilakukan di dalam media. Setelah pukul 07.00 WIB kumbang betina keluar dari terowongan dan tidak melakukan aktivitas istirahat.

Gambar 11. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Istirahat Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Tingkah laku istirahat kumbang kotoran antara jantan dan betina dilakukan di dalam media. Kumbang kotoran sebelum melakukan aktivitas istirahat akan melakukan gerakan menggali tanah pada media dengan gerakan membuka menggunakan tungkai depan dan menyundul tanah dengan gerakan memutar tubuh kumbang.

Aktivitas istirahat kumbang kotoran di dalam media ini memberikan informasi mengenai pemanfaatan kumbang kotoran dalam mengolah kotoran ayam ras petelur diperlukan media tanah dengan tingkat kegemburan yang mudah dibuat terowongan oleh kumbang. Informasi ini juga dapat digunakan dalam membudidayakan kumbang kotoran diperlukan media yang cukup gembur sehingga kumbang kotoran dapat membuat terowongan untuk istirahat.

Makan

Kumbang kotoran dianggap melakukan aktivitas makan apabila kumbang melakukan tingkah laku memotong dan menggigit kotoran. Kumbang kotoran akan lebih banyak memotong dan menggigit kotoran yang masih basah, yaitu bagian dalam tumpukan kotoran dibandingkan sisi kotoran yang sudah agak mengering. Aktivitas makan pada jantan akan lebih banyak dilakukan di atas permukaan media sedangkan betina akan makan berdekatan dengan terowongan.

Aktivitas makan jantan dimulai pada pukul 02.00 WIB dan betina pada pukul 04.00 WIB. Aktivitas makan pada betina terus meningkat dan mulai menurun pada pukul 17.00 WIB. Aktivitas makan kumbang betina berfluktuasi antara pukul 09.00-16.00 WIB, hal ini dikarenkan kumbang betina akan bergerak menghampiri tumpukan kotoran dan terlihat juga kumbang betina akan mendekati kotoran yang sudah dibawa oleh kumbang jantan, selain itu betina terlihat seperti berwaspada pada aktivitas makannya. Kumbang betina akan masuk ke dalam terowongan ketika kumbang jantan membongkar tumpukan kotoran dan adanya getaran atau goncangan dari luar. Kumbang betina akan kembali makan ketika jantan mulai pergi dan kondisi sekitar mulai tenang.

Aktivitas dan tingkah laku makan pada jantan mulai menurun pada pukul 05.00 WIB dan meningkat pada pukul 09.00 WIB. Aktivitas makan pada jantan akan diawali dengan membongkar dan menarik kotoran dari tumpukan kotoran menjadikan bulatan atau serpihan yang lebih kecil. Kumbang jantan lebih banyak

makan pada kotoran yang ditarik kumbang. Berbeda dengan betina, dimana betina lebih banyak makan pada tumpukan kotoran yang diberikan walau terkadang terlihat kumbang betina makan pada serpihan yang dibawa oleh jantan. Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas makan kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 12.

Persentase aktivitas makan kumbang betina lebih besar daripada jantan yaitu 38,12% (9,15 jam/24 jam) dibandingkan 24,14% (6,27 jam/24 jam). Halffter et al. (2011) menjelaskan tingkah laku kumbang kotoran dibagi menjadi tiga periode yaitu periode maturasi, proses bersarang dan perkawinan. Pada periode makan-maturasi kumbang betina akan banyak melakukan aktivitas makan terutama pada kotoran yang dibawa oleh jantan.

Aktivitas makan kumbang kotoran dalam memilih kotoran yang masih basah memberikan informasi mengenai pemanfaatan kumbang kotoran dalam mengolah kotoran ayam ras petelur diperlukan kotoran segar yang masih basah. Perbedaan posisi kotoran yang dipilih jantan dan betina ketika aktivitas makan juga memberikan informasi dalam pemberian kotoran diperlukan penyebaran di dalam media sehingga kumbang betina makan tanpa mendapat gangguan dari jantan. Gambaran tingkah laku membongkar kotoran oleh jantan dan tingkah laku makan betina yang berdekatan dengan terowongan dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 12. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Makan Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Lokomosi

Kumbang kotoran dianggap melakukan aktivitas lokomosi ketika kumbang melakukan pergerakan perpindahan tempat. Perpindahan tempat yang dilakukan kumbang kotoran selama pengamatan yaitu tingkah laku mengitari wadah, mendorong dan menggali tanah, serta tingkah laku menarik dan membongkar kotoran. Tingkah laku mengitari wadah oleh kumbang dilakukan ketika terjadi peningkatan suhu, sedangkan tingkah laku mendorong dan menggali tanah lebih banyak dilakukan oleh jantan yaitu ketika jantan akan beristirahat. Tingkah laku menarik dan membongkar kotoran dilakukan ketika kumbang akan melakukan aktivitas makan saat jantan membongkar dan menarik kotoran menjauhi tumpukan kotoran sedangkan betina menarik kotoran agak masuk ke dalam terowongan.

Persentase aktivitas lokomosi kumbang jantan lebih besar daripada betina yaitu sebesar 8,33% (1,99 jam/24 jam) dibandingkan 6,12% (1,47 jam/24 jam). Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas lokomosi kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 14.

Aktivitas lokomosi pada jantan terjadi pada pukul 20.00 WIB saat kumbang akan beristirahat. Kumbang jantan ketika akan beristirahat melakukan pergerakan mendorong dan menggali tanah dan sesekali kumbang keluar dan kembali menggali pada tempat yang berbeda. Aktivitas lokomosi jantan antara pukul 03.00-06.00 WIB dan 07.00-11.00 WIB diketahui pergerakan membongkar, menarik, dan membawa

Sumber : Koleksi Pribadi

Gambar 13. Gambaran Tingkah laku Makan Kumbang Kotoran (a) Kumbang Jantan Membongkar Kotoran; (b) Kumbang Betina Makan Berdekatan dengan Terowongan

serpihan kotoran pada lokasi tertentu dan lebih banyak dibawa mendekati kumbang betina. Tingkah laku lokomosi pada betina berfluktuasi hal ini dikarenakan aktivitas lokomosi pada betina berhubungan erat dengan tingkah laku kumbang betina ketika melakukan aktivitas makan. Kumbang betina akan berpindah mendekati tumpukan kotoran atau tumpukan kotoran yang dibawa oleh jantan.

Pemanfaatan kumbang kotoran dalam mengurangi tumpukan kotoran ayam ras petelur dengan melihat aktivitas lokomosi kumbang, perlu dipertimbangkan luasan wadah dan kedalaman media yang digunakan yang disesuaikan dengan jenis dan ukuran tubuh kumbang. Bertone et al. (2006) dalam penelitiannya untuk mengetahui besaran aktivitas pengurangan berat kotoran sapi oleh kumbang kotoran digunakan ukuran wadah berdiameter 23 cm dengan ke dalaman 23,5 cm serta tinggi media tanah yang diberikan 19 cm, yaitu dengan mempertimbangkan panjang tubuh kumbang 11 mm (Onthophagus gazella) dan 8 mm (Onthophagus taurus).

Memeriksa

Kumbang kotoran dianggap melakukan aktivitas memeriksa ketika bagian tergum akhir atau ruas antena terakhir kumbang terbuka dan bergerak ke-kanan dan ke-kiri. Tingkah laku memeriksa kumbang jantan lebih banyak dilakukan ketika kumbang keluar dari terowongan setelah kumbang beristirahat serta ketika kumbang akan terbang yaitu pada pukul 03.00-04.00 WIB. Tingkah laku kumbang betina

Gambar 14. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Lokomosi Kumbang Kotoran Selama 24 jam

dalam memeriksa dilakukan setiap akan keluar dari terowongan. Gambaran aktivitas memeriksa kumbang kotoran dapat dilihat pada Gambar 15.

Persentase aktivitas memeriksa kumbang betina lebih dominan daripada jantan, yaitu sebesar 9,06% (2,17 jam/24 jam) dibandingkan 2,28% (0,55 jam/24 jam) hal ini dimungkinkan kumbang betina lebih memiliki sifat nerveous. Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas memeriksa kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16 menunjukkan aktivitas memeriksa betina dilakukan antara pukul 02.00-05.00 WIB, 07.00-09.00 WIB, dan tertinggi pada pukul 13.00 WIB. Tingkah

Gambar 16. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Memeriksa Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Sumber : Koleksi Pribadi

Gambar 15. Aktivitas Memeriksa Kumbang Kotoran

Antena Kumbang Ketika Terbuka

laku memeriksa betina lebih besar dikarenakan kumbang betina lebih banyak melakukan aktivitas yang berdekatan dengan terowongan. Kumbang betina sering melakukan keluar masuk terowongan ketika jantan mendekati terowongan betina.

Aktivitas kumbang betina yang lebih memeiliki sifat nerveous memberikan informasi dalam pemanfaatan kumbang kotoran untuk mengurangi penumpukan kotoran ayam ras petelur dan membudidayakan kumbang kotoran perlu dipertimbangkan mengenai kepadatan kandang yang mencukupi antara jantan dan betina untuk tidak bersinggungan. Informasi kepadatan kandang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Merawat Tubuh

Tingkah laku merawat tubuh antara jantan dan betina dilakukan dengan cara membersihkan bagian tubuh kumbang menggunakan tungkai, yaitu dengan cara mengusap bagian tubuh untuk dibersihkan. Gambaran mengenai aktivitas kumbang dalam merawat tubuh dapat dilihat pada Gambar 17.

Aktivitas merawat tubuh kumbang jantan dan betina dilakukan pada pukul 04.00-05.00 WIB yaitu setelah kumbang keluar dari terowongan. Aktivitas merawat tubuh kumbang setelah keluar dari terowongan lebih banyak dilakukan dengan cara membersihkan bagian bawah sayap menggunakan salah satu tungkai tengah.

Sumber : Koleksi Pribadi

Gambar 17. Gambaran Tingkah laku Merawat Tubuh Kumbang Kotoran (a) Kumbang Membersihkan Mulut; (b) Kumbang Membersihkan Bagian Sayap

Aktivitas merawat tubuh kumbang jantan pada pukul 09.30-12.00 WIB dan betina pada pukul 13.00 WIB persentase dalam merawat tubuh lebih tinggi, hal ini dikarenakan kumbang akan membersihkan tubuhnya disela makan dan membongkar kotoran. Aktivitas dan tingkah laku merawat tubuh pada jantan sebesar 1,38% (0,33 jam/24 jam) dan betina 0,67% (0,16 jam/24 jam). Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas merawat tubuh kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 18.

Membuang Kotoran

Kumbang kotoran dianggap melakukan aktivitas membuang kotoran ketika kumbang mengelurkan kotoran dari bagian anus. Aktivitas membuang kotoran antara jantan dan betina lebih banyak dilakukan disela kumbang melakukan aktivitas makan yaitu antara pukul 10.00-15.00 WIB. Tingkah laku kumbang dalam membuang kotoran terlihat ketika tungkai belakang digerakkan untuk menarik kotoran dari anus dan gerakan salah satu tungkai belakang mengusap bagian anus kumbang.

Persentase aktivitas membuang kotoran pada jantan yaitu sebesar 0,97% (0,23 jam/24 jam) sedangkan betina 0,66% (0,16 jam/24 jam). Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas membuang kotoran kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 18. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Merawat Tubuh Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Terbang

Tingkah laku terbang dilakukan dengan cara membuka penutup sayap dan membentangkan sayap bagian dalam. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas terbang dilakukan oleh kumbang pada saat awal akan melakukan aktivitas yaitu pada pukul 02.00-07.00 WIB setelah kumbang istirahat. Gambaran aktivitas terbang kumbang kotoran dapat dilihat pada Gambar 20.

Persentase aktivitas terbang pada jantan sebesar 0,98% (0,23 jam/24 jam) sedangkan betina 0,28% (0,07 jam/24 jam). Persentase penggunaan waktu untuk aktivitas terbang kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 19. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Membuang Kotoran Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Gambar 20. Gambaran Aktivitas Terbang Kumbang Kotoran

Gambar 21 menunjukkan kumbang jantan tidak melakukan aktivitas terbang setelah pukul 03.00 WIB dan betina pada pukul 07.00 WIB, hal ini dikarenakan sudah adanya kotoran di dalam media. Price dan May (2009) menyatakan tingkah laku terbang merupakan tingkah laku yang alami dilakukan oleh kumbang di alam untuk mencari lokasi kotoran, kumbang kotoran akan terbang secara zig-zag untuk mencari lokasi kotoran dan akan berjalan ketika mendekati kotoran yang dituju. Pemanfaatan kumbang kotoran dalam mengurangi tumpukan kotoran ayam ras petelur dengan melihat aktivitas terbang, perlu dipertimbangkan mengenai pemberian tutup pada wadah dan jumlah kotoran yang diberikan.

Agonistik

Tingkah laku agonistik antara jantan dan betina jarang terjadi. Hasil pengamatan menunjukkan kumbang lebih banyak melakukan tingkah laku agonistik antara sejenis terutama ketika kumbang lain memasuki terowongan kumbang. Tingkah laku agonistik dilakukan dengan cara menyundul kumbang lain untuk keluar dari terowongan. Persentase tingkah laku agonistik kumbang kotoran selama 24 jam dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 21. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Terbang Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Aktivitas agonistik kumbang kotoran sangat jarang dilakukan oleh kumbang. Berbeda dengan pernyataan Halffter et al. (2011) dimana kumbang kotoran akan sangat sering melakukan perkelahian terutama ketika kumbang berada di tumpukan kotoran. Aktivitas agonistik sangat jarang dilakukan kumbang kotoran yang diamati dikarenakan ketersediaan kotoran yang diberikan tidak menyebabkan kumbang untuk berebut.

Pemanfaatan kumbang kotoran dalam mengurangi tumpukan kotoran ayam ras petelur perlu dipertimbangkan mengenai jumlah kotoran yang akan diberikan. Pemberian kotoran yang cukup diharapkan akan mengurangi antar kumbang untuk melakukan agonistik.

Aktivitas dan Tingkah Laku Kumbang Kotoran dalam Mengurangi Penumpukan Kotoran Ayam Ras Petelur

Aktivitas dan tingkah laku kumbang kotoran dalam mengurangi penumpukan kotoran ayam ras petelur adalah tingkah laku makan dan lokomosi. Pada tingkah laku makan aktivitas mengurangi penumpukan kotoran dilakukan dengan cara memotong dan menggigit kotoran, hal ini dikarenakan bentuk mulut kumbang yang berbentuk

mandibulata yaitu bentuk mulut yang menjajar secara horizontal berbentuk segitiga.

Gambar 22. Persentase Penggunaan Waktu Aktivitas Agonistik Kumbang Kotoran Selama 24 jam

Forge (1993) juga mengatakan kumbang kotoran dalam makan akan memotong dan menggigit kotoran yang dimakannya.

Tingkah laku lokomosi tidak semuanya berhubungan dengan pengurangan kotoran. Pada tingkah laku lokomosi yang sangat erat hubungannya dalam mengurangi penumpukan kotoran yaitu dengan cara membongkar dan memasukkan kotoran ke dalam tanah (media). Hal ini berbeda dengan pernyataan Halffter et al., (1974) dimana kumbang kotoran pada spesies Phanaeus sp. dalam merelokasi kotoran akan mendekati kotoran dan mengepak kotoran menjadi bola, dimana bola akan digelindingkan menggunakan tungkai belakang menuju terowongan. Persentase aktivitas kumbang yang berhubungan dengan pengurangan berat kotoran disajikan pada Gambar 23.

Persentase aktivitas memotong dan menggigit kotoran pada kumbang jantan lebih rendah daripada betina sedangkan aktivitas membongkar dan memasukkan kotoran ke dalam media, persentase jantan lebih besar. Hunt dan Simmons (2002), menyatakan jantan pada kumbang kotoran akan banyak melakukan aktivitas membongkar kotoran dan memasukkan kotoran ke dalam terowongan sedangkan betina akan mengepak kotoran menjadi bulatan yang banyak dilakukan di

Gambar 23. Persentase Aktivitas Kumbang yang Berhubungan dengan Pengurangan Berat Kotoran

terowongan sarang. Hasil pengamatan menunjukkan aktivitas kumbang dalam mengurangi penumpukan kotoran ayam ras petelur akan diawali dengan keluar dari terowongan dan mendekati kotoran yang sebelumnya kumbang akan menggerakkan antena untuk memeriksa. Kumbang jantan akan mendekati kotoran dan mulai membongkar kotoran serta menarik kotoran agak menjauhi dari bongkahan kotoran sedangkan pada betina setelah keluar dari terowongan akan mendekati kotoran dan membuat terowongan baru di dekat kotoran.

Pengurangan kotoran oleh kumbang terlihat seperti terjalin bentuk kerjasama antara jantan dan betina. Kotoran yang sudah dibongkar oleh jantan, biasanya betina akan menghampiri kotoran dan akan membuat terowongan yang berdekatan dengan kotoran. Kumbang betina juga akan menghampiri bongkahan yang dibuat jantan yang mana terkadang jantan akan membawakan bongkahan kecil itu berdekatan dengan terowongan betina. Gambaran tentang aktivitas kumbang kotoran dalam mengurangi jumlah penumpukan kotoran dapat dilihat pada Gambar 24.

Halffter et al. (2011) menjelaskan tingkah laku kumbang kotoran dibagi menjadi tiga periode yaitu periode makan-maturasi, proses bersarang dan perkawinan. Pada periode makan-maturasi jantan akan membawakan kotoran kepada Gambar 24. Gambaran Aktivitas Kumbang Kotoran dalam Mengurangi

betina biasa dikenal sebagai “penawaran pranikah”. Pada periode ini juga betina akan lebih banyak makan terutama kotoran yang dibawa oleh jantan.

Kondisi kotoran di dalam tanah yang dibawa oleh kumbang berbentuk serpihan atau bongkahan. Kondisi ini terlihat ketika dilakukan pembongkaran pada media kumbang. Kotoran di dalam media akan bencampur dengan tanah dan sebagian akan banyak menempel pada pinggiran terowongan. Bentuk bongkahan ini hampir menyerupai dengan bulatan bola yang tidak teratur. Moniaga (1991) menyatakan, kotoran yang dibawa kumbang ke dalam liang akan dibentuk bola-bola dan sedikit bercampur dengan tanah. Bornemissza (1970) menambahkan jumlah bola yang dibentuk mencapai 40 bola dan kondisi bulatan kotoran berbeda pada setiap spesies kumbang kotoran.

Perbedaan aktivitas jantan dan betina dalam mengurangi penumpukan kotoran memberikan informasi perlunya komposisi jantan dan betina dalam wadah. Komposisi jantan dan betina ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan kotoran ayam ras petelur terbentuk kerjasama yang saling melengkapi.

Pengurangan Berat Kotoran

Pengurangan berat kotoran dengan menggunakan kumbang kotoran memberikan informasi mengenai seberapa besar kemampuan kumbang dalam mengurangi penumpukan kotoran ayam ras petelur. Jumlah pengurangan berat kotoran ayam ras petelur oleh kumbang kotoran dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Pengurangan Berat Kotoran Ayam Ras Petelur oleh Kumbang Kotoran

Komposisi Kumbang (tiap toples)

Waktu Pengukuran (Hari ke)

Total (g/4 hari) Rataan (g/ekor/hari) 1 2 3 4 ... (g/hari) ... 1 jantan 9,00 14,00 6,00 8,00 37,00 9,25 1 betina 11,00 14,00 6,00 7,00 38,00 9,50

1 jantan & 1 betina 10,00 14,00 5,00 8,00 37,00 4,63

1 jantan & 2 betina 8,00 11,00 5,00 8,00 32,00 2,67

4 betina 10,00 8,00 4,00 7,00 29,00 1,81

Rataan kumbang kotoran dalam mengurangi berat kotoran, kumbang betina lebih besar daripada jantan yaitu 9,50 g/ekor/hari dibandingkan 9,25 g/ekor/hari. Nilai ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Shahabuddin (2007) yaitu 10,41 g/ekor/hari, pada spesies Copris soundersi yang dipelihara secara individu dalam wadah dengan tinggi 30 cm dan diameter 20 cm.

Perbedaan komposisi jantan dan betina yang digunakan menunjukkan perbedaan kemampuan kumbang dalam mengurangi berat kotoran. Kemampuan kumbang akan semakin meningkat ketika digunakan perbedaan komposisi jantan dan betina dalam wadah dibandingkan dengan kemampuan pengurangan berat kotoran kumbang yang hanya menggunakan kumbang betina semua, meskipun jumlah kumbang yang digunakan lebih banyak. Pada kondisi pemeliharaan hanya kumbang betina, tidak ditemukan kerja sama antara jantan dan betina dalam mengurangi kotoran. Pengamatan selama penelitian menunjukkan bahwa kumbang jantan berperan dalam membongkar kotoran dan membawakanya pada betina. Halffter et al. (2011) menyatakan bahwa kumbang jantan akan membongkar dan memberikan kotoran kepada betina.

Rataan kemampuan kumbang kotoran dalam mengurangi berat kotoran bila dihubungkan dengan ukuran tubuh (Tabel 5) menunjukkan kemampuan kumbang yang semakin meningkat, sejalan dengan ukuran tubuh. Kumbang kotoran dengan panjang tubuh 28 mm dan lebar 18 mm memiliki kemampuan mengurangi berat

Dokumen terkait