• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan menginterpretasi, sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian pada nomor 2a, 2b, 2c, dan 2d. Setiap

2.55 2.97 2.84 2.5 2.62 2.56 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1

Pretest Posttest I Posttest II

Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan

62 item soal mengandung satu indikator secara berurutan, yaitu menerjemahkan, mengkritik, menarik benang merah, dan menceritakan.

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji Effect Size sigifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6) Uji Effect Size peningkatan rerata skor pretest ke posttest I untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 7) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.

4.1.3.1Uji Normalitas Distribusi Data

Tujuan uji normalitas distribusi data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Normalitas data kemampuan menjelaskan diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut berasal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menjelaskan baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3.2).

63

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpreta si

No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Pretest menginterpretasi kelompok eksperimen 0,66 Normal 2 Posttest I menginterpretasi kelompok eksperimen 0,73 Normal 3 Posttest II menginterpretasi kelompok eksperimen 0,64 Normal 4 Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi

kelompok eksperimen

0,73 Normal

5 Pretest menginterpretasi kelompok kontrol 0,36 Normal 6 Posttest I menginterpretasi kelompok kontrol 0,55 Normal 7 Posttest II menginterpretasi kelompok kontrol 0,54 Normal 8 Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi

kelompok kontrol

0,63 Normal

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data normal. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.

4.1.3.2Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random.

Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data

64 yang dibandingkan. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,92 dan harga Sig. 0,34. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,64 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen lebih rendah dari kelompok kontrol yaitu M = 2,49; SD = 0,64; SE = 0,12; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,56, SD = 0,47; SE = 0,08; N = 28; dan df = 51. Kesimpulan uji kemampuan awal diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain tidak ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,64 dan harga t = -0,468. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menginterpretasi. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.

65 4.1.3.3Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,87 dan harga Sig. = 0,35. Harga Sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat homogenitas varians data (Field, 2009: 150). Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.3 pada halaman 57 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,10 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; N = 28; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,10 dan harga t = 1,65. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

66 Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Dengan demikian temuan pada data ini tidak mengafirmasi hipotesis penelitian II. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menginterpretasi

4.1.3.4Analisis Lebih Lanjut

1. Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji effect size signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent samples t-test. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,22 atau 4% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57). Tabel 4.11 halaman 67 menunjukkan hasil perhitungan effect size pada kemampuan menginterpretasi (lengkapnya lihat Lampiran 4.6).

67

Tabel 4.11 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menginterpretasi Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Variabel t t2 df r (effect size) R2 % Efek Menginterpretasi 1,65 2,72 51 0,22 0,04 4 Menengah

2. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Tujuan dilakukan uji peningkatan skor pretest ke posttest I adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.7.3 & Lampiran 4.7.4).

Tabel 4.12 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampan Menginterpretasi Kelompok Eksperimen

No Aspek Eksperimen Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan Pre Post I

1 Menerjemahkan 2,32 2,96 27,58 0,00 Ada perbedaan

2 Mengkritik 2,68 2,88 7,46 0,23 Tidak ada perbedaan

3 Menarik benang merah 2,88 3,52 22,22 0,01 Ada perbedaan

4 Menceritakan 2,08 2,44 17,30 0,04 Ada perbedaan

Variabel Menginterpretasi 2,49 2,95 18,47 0,00 Ada perbedaan Kelompok Kontrol

No Aspek Pre Eksperimen Post I Peningkatan (%) Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Menerjemahkan 2,64 2,75 4,16 0,67 Tidak ada perbedaan

2 Mengkritik 2,57 2,89 12,45 0,22 Tidak ada perbedaan

3 Menarik benang merah 2,89 3,18 10,03 0,25 Tidak ada perbedaan

4 Menceritakan 2,14 2,14 0,00 1,00 Tidak ada perbedaan

Variabel Menginterpretasi 2,56 2,74 7,03 0,16 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; t = 4,09; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; t = 1,41; N = 28; dan df = 27. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan

68 menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Sedangkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,16 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol yaitu 18,47%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 7,03%.

Pada kelompok eksperimen, tiga aspek variabel kemampuan menginterpretasi mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I yaitu menerjemahkan, menarik benang merah, dan menceritakan. Peningkatan aspek menerjemahkan sebesar 27,58%, aspek menarik benang merah sebesar 22,22%, dan menceritakan sebesar 17,30%. Sedangkan pada kelompok kontrol, semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi tidak mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I (lihat Tabel 4.12 halaman 68).

3. Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I

Uji effect size peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menginterpretasi. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil t dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test. Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan (lengkapnya lihat Lampiran 4.8.2).

Tabel 4.13 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menginterpretasi No Kelompok t t2 df r (effect size) R2 % Efek

1 Eksperimen 4,09 16,72 24 0,64 0,40 40 Besar

69 Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menginterpretasi. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,64 atau 40% yang setara dengan efek besar (Field, 2009: 57). Sedangkan besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,24 atau 5% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57).

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.9.3 & Lampiran 4.9.4).

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Kelompok Eksperimen

No Aspek Eksperimen Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan Post I Post II

1 Menerjemahkan 2,96 2,72 -8,10 0,28 Tidak ada perbedaan

2 Mengkritik 2,88 2,88 0 1,00 Tidak ada perbedaan

3 Menarik benang merah 3,52 3,32 -5,68 0,34 Tidak ada perbedaan

4 Menceritakan 2,44 2,16 -11,47 0,14 Tidak ada perbedaan

Variabel menginterpretasi 2,95 2,77 -6,10 0,15 Tidak ada perbedaan Kelompok Kontrol

No Aspek Kontrol Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan Post I Post II

1 Menerjemahkan 2,75 2,71 -1,45 0,54 Tidak ada perbedaan

2 Mengkritik 2,96 3,04 2,70 0,89 Tidak ada perbedaan

3 Menarik benang merah 3,25 3,18 -2,15 0,68 Tidak ada perbedaan

4 Menceritakan 2,14 1,93 -9,81 0,05 Tidak ada perbedaan

70 Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = -0,24; SD = 1,09; SE = 0,21; t = -1,10; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,10; SD = 0,91; SE = 0,17; t = -0,61; N = 28; dan df = 27. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,15 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol adalah 0,31 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen mengalami penurunan yang lebih signifikan dari pada kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok ekperimen sebesar -6,10%, sedangkan kelompok kontrol sebesar -4,01%. Meskipun demikian, analisis statistik menunjukkan bahwa semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol juga tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II

Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut (Gambar 4.4 halaman 71).

71

Gambar 4.4 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi

Dokumen terkait