• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mencipta, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian yaitu soal nomor 5 dan 6. Soal nomor 5 mengandung aspek

1,96 2,76 2,68 1,63 3,35 3,18 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Pretest Posttest I Posttest II

R

er

ata

Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan

Mengevaluasi

Kelompok kontrol

Kelompok eksperimen

77 memeriksa, mengkritik, menilai. Soal nomor 6 mengandung aspek merumuskan, membuat hipotesis, mendesain.

Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program statistik IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak yang nantinya akan menentukan jenis analisis statistik selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang diuji normalitasnya adalah data skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih

pretest ke posttest I.

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji normalitas kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.5).

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mencipta

No Data Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Pretest mencipta kelompok kontrol 0,060 Normal

2 Posttest I mencipta kelompok kontrol 0,053 Normal

3 Posttest II mencipta kelompok kontrol 0,269 Normal

4 Selisih rerata skor pretest ke posttest I mencipta

78

5 Pretest mencipta kelompok eksperimen 0,244 Normal

6 Posttest I mencipta kelompok eksperimen 0,121 Normal 7 Posttest II mencipta kelompok eksperimen 0,130 Normal 8 Selisih rerata skor pretest ke posttest I mencipta

kelompok eksperimen 0,273 Normal

Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji normalitas distribusi data pretest, posttest I,

posttest II, dan selisih rerata skor pretest ke posttest I dalam kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pada kemampuan mencipta berdistribusi normal, karena harga Sig.

(2-tailed) > 0,05. Selanjutnya, analisis yang digunakan adalah analisis parametrik.

Analisis parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired samples t-test (Field, 2009 : 325).

5.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan mencipta. Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 325).

Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut (lihat Lampirann 4.6).

Tabel 4.14 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Kelompok F Sig. Keterangan

Kontrol dan eksperimen 0,189 0,666 Homogen

Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F

79 kedua data. Dengan demikian, statistik independent sample t-test menggunakan nilai yang equal variances assumed (baris pertama) (Field, 2009: 340).

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mencipta dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Mencipta

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

Independent samples t-test 0,882 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu Mean (M) = 1,29; Standard Deviation (D) = 0,34; Standard

Error Mean (SE) = 0,06; size of particular group (n) = 30; dan degrees of freedom (df)

= 57. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 1,28; SD = 0,29; SE = 0,54; n = 29; dan df = 57. Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis menggunakan Independent samples t-test dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh harga Sig. (2-tailed) = 0,882 dan harga t = 1,50. Harga

Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan rerata skor pretest kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan kemampuan awal, yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan mencipta.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326).

80 Secara prinsip, untuk melihat pengaruh perlakuan digunakan rumus: (O2-O1 )-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277). Berikut hasil perhitungannya (posttest I eksperimen - pretest eksperimen) - (posttes I kontrol - pretest kontrol) = (3,27 - 1,29) - (2,07 - 1,30) = (1,98) - (0,77) = 1,21. Hasil dari perhitungan tersebut adalah 1,21 yang berarti positif. Hal ini berarti, ada hubungan kausal postif atau ada pengaruh perlakuan dari penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta. Kemudian, untuk melihat apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, dilakukan uji Independent samples t-test.

Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut (lihat Lampiran 4.7).

Tabel 4.16 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Kelompok F Sig. Keterangan

Kontrol dan eksperimen 4,701 0,034 Tidak homogen

Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F

= 4,701 dan harga sig. 0,034. Karena sig. < 0,05, tidak terdapat homogenitas varians

pada kedua data. Dengan demikian, statistik independent sample t-test menggunakan nilai yang equal variances not assumed (baris kedua) (Field, 2009: 340).

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mencipta dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.7).

Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mencipta

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan

81 Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,77; SD = 0,85; SE = 0,15; n = 30; dan df = 53,74. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 1,98; SD = 1,06; SE = 0,19; n = 29; dan df = 53,74. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan harga t = -4,837. Harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan mencipta. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mencipta

dapat dilihat dalam diagram berikut.

82

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta. Uji besar pengaruh perlakuan sering disebut sebagai effect size. Kriteria untuk menentukan besarnya efek dapat dilihat pada bab III halaman 45. Untuk menghitung persentase pengaruh terlebih dahulu dihitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179).

Berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan mencipta yang telah dilakukan, didapatkan hasil Sig. (2-tailed) = 0,000, df = 53,74 dan t = -4,837. Oleh karena itu, dapat dilakukan penghitungan secara manual untuk mengetahui effect

size penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta. Perhitungan tersebut,

menggunakan rumus sebagaimana yang sudah disebutkan pada bab III, halaman 45. Berikut merupakan tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mencipta (lihat Lampiran 4.8).

Tabel 4.18 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mencipta

Variabel t t2 df r (effect size) R2 % Keterangan

Mencipta -4,837 23,40 53,74 0,54 0,30 30 Efek besar

Dari tabel 4.18, dapat diketahui bahwa besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

mencipta memiliki harga r sebesar 0,54 atau 30% dengan koefisien korelasi termasuk

efek besar.

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan mencipta, dilihat dari rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penghitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan penghitungan secara manual dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di bab III halaman 44.

83 Berikut merupakan tabel hasil penghitungan persentase peningkatan rerata

pretest ke posttest I pada kemampuan mencipta (lihat Lampiran 4.9).

Tabel 4.19 Hasil Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mencipta

Kelompok Mean Persentase (%)

Pretest Posttest I

Kontrol 1,30 2,07 59,2

Eksperimen 1,29 3,27 153,4

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa ada peningkatan rerata antara pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol. Nilai mean pretest kelompok kontrol sebesar 1,30 dan nilai mean posttest I adalah 2,07. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol sebesar 59,2%. Nilai mean pretest kelompok eksperimen sebesar 1,29 dan nilai mean

posttest I sebesar 3,27. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok

eksperimen sebesar 153,4%.

Jumlah siswa yang mengalami peningkatan skor rerata dapat diketahui dengan menggunakan gain score. Uji gain score dilakukan dengan menggunakan selisih skor

pretest ke posttest I. Kemudian, dihitung frekuensi banyaknya siswa yang

mendapatkan nilai diatas gain score yang telah ditentukan. Gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi dari selisih pretest ke posttest I dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥ 1,67 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara signifikan. Kemudian dilakukan penghitungan dengan rumus yang terdapat di bab III, halaman 45.

84

Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Mencipta

Berdasarkan grafik tersebut, gain score kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Gain score dengan frekuensi yang paling besar pada kelompok eksperimen yaitu 2,67 dengan frekuensi 5 siswa. Akan tetapi gain score dengan frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol yaitu 0,67 dengan frekuensi 5 siswa. Hal tersebut berarti selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen lebih dominan karena nilainya lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I kelompok kontrol (lihat Lampiran 4.9). Berikut adalah tabel persentase gain score kemampuan

mencipta.

Tabel 4.20 Penghitungan Persentase Gain Score Kemampuan Mencipta

Kelompok f ≥ 1,67 Persentase (%)

Kontrol 5 16,6

Eksperimen 19 65,5

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa siswa dengan gain score ≥ 1,67 pada kelompok eksperimen lebih banyak daripada kelompok kontrol. Berdasarkan penghitungan manual, diperoleh persentase gain score ≥ 1,67 pada kelompok kontrol sebesar 16,6%, sedangkan persentase gain score ≥ 1,67 pada kelompok eksperimen sebesar 65,5%. Selisih persentase kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sebesar 48,9%. Artinya, kelompok eksperimen yang menerapkan metode inkuiri lebih diuntungkan

0 1 2 3 4 5 6 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 Fre k u en si Gain

Grafik Gain Skor Pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Mencipta

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

85 dibanding kelompok kontrol yang menerapkan metode ceramah. Dengan perhitungan 50% gain score tersebut, metode inkuiri memberi manfaat untuk 65,5% siswa, sedangkan metode ceramah memberi manfaat untuk 16,6% siswa.

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan skor yang signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dihitung dengan menggunakan data rerata hasil pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut merupakan tabel hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I kemampuan mencipta (lihat Lampiran 4.10).

Tabel 4.21 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mencipta

Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan

Kontrol 0,000 Ada perbedaan

Eksperimen 0,000 Ada perbedaan

Rerata dari kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hasil skor pada kelompok kontrol adalah n = 30; M = 0,77; SD = 0,85; SE = 0,15; dan df = 29. Hasil skor pada kelompok eksperimen adalah n = 29; M = 1,98; SD = 1,06; SE = 0,19; dan df = 28. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan harga Sig (2-tailed) kelompok kontrol sebesar 0,000 atau Sig (2-tailed) < 0,05 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I kelompok kontrol. Dengan kata lain, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I kelompok kontrol pada kemampuan mencipta.

86 Harga Sig (2-tailed) kelompok eksperimen sebesar 0,000 atau Sig (2-tailed) < 0,05 sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest ke posttest I kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mencipta.

Hasil persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut (lihat Lampiran 4.10).

Tabel 4.22 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mencipta

Kelompok t t2 df r R2 % Efek

Kontrol 4,932 24,32 29 0,67 0,45 45 Besar

Eksperimen 10,078 101,56 28 0,91 0,83 91 Besar

Penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

mencipta memiliki persentase yang lebih besar dibanding dengan penerapan metode

ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mencipta. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4.22 yang menunjukkan besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mencipta sebesar r = 0,67 atau sama dengan 45% yang memiliki efek besar. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta sebesar r = 0,54 atau sama dengan 79% yang memiliki efek besar.

3. Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dihitung dengan menggunakan rerata pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan eksperimen. Hasil pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal (lihat Lampiran 4.5), sehingga uji korelasi ini menggunakan rumus bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation

87 Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut merupakan tabel hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mencipta (lihat Lampiran 4.11).

Tabel 4.23 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mencipta

Kelompok r Sig. (2-tailed) Keterangan

Kontrol 0,248 0,187 Korelasi positif dan tidak signifikan

Eksperimen 0,678 0,000 Korelasi positif dan signifikan

Berdasarkan tabel 4.23, diketahui bahwa harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,187 atau harga Sig. (2-tailed) > 0,05, berarti Hnull diterima dan Hi

ditolak. Oleh karena itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mencipta. Berarti, skor korelasi yang diperoleh kelompok kontrol, tidak bisa digeneralisasikan ke populasi. Hasil Correlation coefficient kelompok kontrol menunjukkan 0,207, sehingga korelasi rerata pretest dan posttest I termasuk pada kategori rendah. Harga Correlation coefficient menunjukkan nilai positif. Hal ini berarti, jika rerata skor siswa pada pretest rendah, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan rendah. Sebaliknya, jika rerata skor siswa pada pretest tinggi, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan tinggi pada kelompok kontrol.

Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 atau harga Sig.

(2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Oleh karena itu, ada korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mencipta. Berarti, skor korelasi yang diperoleh kelompok eksperimen, bisa digeneralisasikan ke populasi. Hasil Correlation

coefficient kelompok eksperimen menunjukkan 0,429, sehingga korelasi rerata pretest

dan posttest I termasuk pada kategori cukup besar. Harga Correlation coefficient menunjukkan nilai positif. Hal ini berarti, jika rerata skor siswa pada pretest rendah, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan rendah. Sebaliknya, jika rerata skor siswa pada pretest tinggi, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan tinggi pada kelompok eksperimen.

88

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat seperti pada hasil posttest I. Uji retensi pengaruh perlakuan diberikan dengan memberikan postest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal (lihat Lampiran 4.5), sehingga uji korelasi ini menggunakan statistik parametrik yaitu Paired samples t-test (Field, 2009: 325). Perhitungan persentase secara manual dilakukan menggunakan rumus yang sudah disebutkan pada bab III, halaman 48.

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut adalah tabel hasil uji retensi pengaruh perlakuan

kemampuan mencipta (lihat lampiran 4.12).

Tabel 4.24 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Mencipta

Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keterangan

Postest I Posttest II

Kontrol 2,06 1,91 -7,28 0,157 Ada penurunan dan

tidak signifikan

Eksperimen 3,27 2,62 -19,8 0,003 Ada penurunan dan

signifikan

Rerata dari kelompok konrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen. Hasil skor pada kelompok kontrol adalah n = 30; M = -0,15; SD = 0,57; SE = 0,10; dan df = 29. Hasil skor pada kelompok eksperimen adalah n = 29; M = -0,65; SD = 1,09; SE = 0,20; dan df = 28.

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa peningkatan rerata skor pretest

I-posttest II kelompok kontrol adalah -7,28%. Hal ini berarti, kelompok kontrol

mengalami penurunan rerata skor pretest I-posttest II. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,157 atau harga Sig. (2-tailed) > 0,05, berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

89 skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II kelompok kontrol pada kemampuan mencipta.

Peningkatan rerata skor pretest I-posttest II pada kelompok eksperimen adalah -19,8%. Hal ini berarti, kelompok eksperimen mengalami penurunan rerata skor pretest

I-posttest II. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,003 atau harga Sig. (2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II kelompok eksperimen pada kemampuan mencipta. Pada kelompok kontrol

diperoleh M = -0,16, n = 29, SD = 0,78, SE = 0,14, t = -1,11, dan df = 28. Berikut adalah grafik retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mencipta.

Gambar 4.6 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mencipta

Dokumen terkait