• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

PT Godongijo Asri memiliki areal seluas 2.5 ha, terdiri atas bangunan, kebun produksi, kebun induk, show room, kolam pemancingan, dan areal parkir. Lokasi penelitian memiliki curah hujan sama dengan daerah Bogor, dengan curah hujan rata-rata harian2 pada bulan Februari hingga Mei 2009 berturut-turut adalah 27 mm, 24 mm, 20 mm, dan 24 mm. Berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian, jumlah hari hujan pada bulan Februari 2009 sebanyak 18 hari, Maret sebanyak 16 hari, dan April sebanyak 20 hari. Pada bulan Mei, Juni, dan Juli, rata-rata 7-10 hari hujan per bulan. Hujan umumnya turun sore hari sekitar pukul 15.00-16.30. Suhu rata-rata harian di lokasi penelitian berkisar antara 30-320 C. Sedangkan suhu rata-rata harian di dalam rumah plastic berkisar antara 43-470 C, pada saat cuaca cerah dengan intensitas penyinaran antara 6-8 jam.

Tanaman Adenium obesum var. Axes, varietas baru NN, dan Ortiz yang digunakan dalam penelitian memiliki kondisi yang relatif sama, yaitu berumur sekitar 5 tahun dan memiliki tinggi antara 1.2-1.5 m. Media yang digunakan adalah campuran media arang sekam dan pasir malang. Media pasir malang berbeda dengan media pasir biasa. Pasir malang berwarna hitam, bertekstur kasar, dan butiran pasir berukuran besar. Pemupukan dengan sistem fertigasi dilakukan setiap satu minggu sekali menggunakan pupuk majemuk dengan kandungan N-P-K tergantung fase pertumbuhan tanaman. Pupuk NPN-P-K majemuk dengan kandungan NPK berimbang digunakan pada fase vegetatif. Pada fase generatif, digunakan pupuk NPK majemuk dengan konsentrasi P dan K yang lebih tinggi untuk induksi pembungaan. Penyiraman dilakukan setiap tiga hari ketika curah hujan per bulan tinggi dan dua hari sekali ketika curah hujan per bulan mulai menurun.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan dua cara, secara kimiawi dan mekanik. Secara kimiawi pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida setiap 3-5 hari disesuaikan dengan intensitas serangan

2

hama dan penyakit. Hama yang paling sering menyerang saat musim hujan adalah dari jenis fungus gnat (Sciara spp.) dan thrips, spidermite muncul ketika musim kemarau. Secara mekanik pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan perangkap berperekat, biasa disebut dengan yellow trap (Gambar 4). Yellow trap

berbentuk karton berwarna kuning yang dilapisi plastik dan dilumuri minyak goreng untuk memerangkap hama fungus gnat. Yellow trap juga digunakan sebagai indikator serangan fungus gnat. Penyiangan gulma pada pot tanaman dilakukan secara manual. Penanganan gulma di bagian bawah bench

menggunakan herbisida sistemik dan juga kapur.

Kendala terbesar yang dihadapi selama penelitian adalah serangan fungus gnat. Hama ini berukuran kecil seperti lalat buah, terbang bergerombol, berpindah-pindah, dan menyerang tanaman yang mulai berbunga. Imago fungus gnat bertelur pada kuncup bunga. Larva yang menetas memakan petal bunga sehingga bunga tumbuh bengkok, berwarna coklat kehitaman, dan akhirnya layu (Gambar 5). Bila serangan tidak terlalu parah, bunga masih dapat mekar, namun apabila serangan cukup parah, bunga akan menampakkan gejala gosong seperti terbakar dan pada akhirnya tidak jadi mekar (layu).

Tanaman adenium di kebun induk yang diamati berumur sekitar lima tahun, memiliki banyak percabangan, baik alami maupun hasil modifikasi (grafting) untuk memperindah bentuk tanaman. Diameter bonggol tanaman adenium di kebun induk bervariasi, antara 10 cm hingga lebih dari 25 cm. Tanaman adenium di kebun induk juga memiliki warna daun yang bervariasi mulai dari hijau muda hingga hijau tua mengkilap. Daun Adenium obesum

berbentuk agak linear/pipih hingga bulat melebar. Permukaan daun adenium ada yang berbulu dan ada yang licin tergantung dari varietasnya. Dimmit et al. (2009) dalam penelitiannya menyebut tanaman adenium sebagai tanaman yang daunnya selalu hijau apabila ditanam di tempat yang beriklim hangat dan lembab.

Gambar 5. Serangan Hama Fungus gnat: a. Bunga Tumbuh Abnormal, b. Bunga Layu/Gosong, c. Larva Hama fungusgnat, d. Imago Hama fungusgnat.

Biologi Bunga

Bunga adenium memiliki kelopak bunga berjumlah lima helai, kecil, dengan warna hijau atau merah keunguan dan lima petal besar dan berwarna-warni. Varietas Axes dan NN memiliki warna kelopak hijau kemerahan sedangkan varietas Ortiz memiliki warna merah keunguan. Setengah bagian dari petal menyatu membentuk tabung bunga (corolla) yang melingkupi bagian seksual bunga yang lebih kompleks. Bagian dalam permukaan tabung memiliki lima atau 15 garis merah yang disebut garis nektar (nectar line) karena garis-garis tersebut berpusat pada kantong nektar dan menuntun polinator pada nektar (Gambar 6 a, b, dan c). Lima stamen memusat dalam sebuah kerucut (gymnostemium), dan kotak polen pada antera berada pada sisi bagian dalam gymnostemium. Stigma terlindung di dalam gymnostemium. Gymnostemium berbentuk menyerupai

b

c a

bangun limas/piramida tanpa alas, tersusun atas lima lembar struktur seperti kelopak yang ujungnya memanjang, membentuk filamen. Dua buah mikrosporangium terdapat pada sisi bagian dalam tiap lembarnya. Polen yang telah masak keluar dari mikrosporangium dan berkumpul tepat di atas stigma, sebagaimana dinyatakan oleh Djoemairi (2008) dan Dimmit et al. (2009) bahwa stigma dan antera pada bunga adenium terletak di dalam struktur seperti kerucut (gymnostemium). Setelah penyerbukan, ovarium membesar menjadi sepasang folikel, yang terbentuk dari dua karpel.

Gambar 6. Garis Nektar: a. var. Ortiz, b. var. NN, c. var. Axes

Perkembangan Kuncup Bunga

Periode perkembangan kuncup bunga ditentukan sejak kuncup bunga mulai terlihat (± 2mm) sampai bunga mekar. Pada varietas Axes, periode perkembangan kuncup bunga hingga antesis berkisar 20-26 hari, varietas Ortiz

berkisar 23-27 hari, dan varietas NN berkisar 20-24 hari. Walaupun bervariasi antar varietas, perkembangan kuncup bunga memerlukan waktu minimum 20 hari. Panjang periode perkembangan kuncup bunga diduga tidak terkait dengan ukuran bunga, karena varietas Ortiz dengan periode perkembangan terpanjang mempunyai bunga relatif lebih pendek (4.95 cm) daripada kedua varietas lainnya, masing-masing 6.29 dan 5.23 cm untuk varietas Axes dan NN (Gambar 7).

Pada Gambar 7 terlihat bahwa varietas Axes memiliki ukuran terpanjang, yaitu ± 6.29 cm. Waktu yang diperlukan bunga adenium var. Ortiz untuk mencapai panjang bunga maksimal lebih lama (± 27 hari) apabila dibandingkan dengan varietas Axes ataupun NN. Varietas NN memerlukan waktu paling singkat (± 24 hari) untuk mencapai rata-rata panjang maksimal bunga. Dengan demikian,

diketahui bahwa varietas NN memiliki perkembangan bunga yang pesat sedangkan perkembangan bunga varietas Ortiz lebih lambat apabila dibandingkan dengan varietas yang lain. Dari hasil pengamatan ketiga varietas yang digunakan, periode perkembangan bunga adenium secara umum sejak mulai kuncup sampai antesis berkisar antara 20 hingga 27 hari. Panjang bunga meningkat pesat terjadi mulai bunga berumur 13 hari pada varietas Axes dan NN, sedangkan varietas Ortiz

mulai pada umur bunga 16 hari. Pada varietas Axes dan Ortiz, perkembangan bunga mulai melambat pada umur bunga 24 hari dan varietas NN pada 20 hari.

Gambar 7. Perkembangan Panjang Rata-Rata Bunga Adenium obesum varietas Axes, NN, dan Ortiz

Umumnya bunga mekar antara pukul 08.00-09.00, walaupun ada bunga yang mekar antara pukul 09.30 hingga pukul 11.00 dan bahkan sekitar pukul 16.30. Hal tersebut diduga terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah fotoperiodisitas, yang mencakup panjang hari dan intensitas cahaya; serta suhu lingkungan. Pada tanaman hias daerah tropis, fotoperiodisitas tidak hanya diperlukan untuk induksi pembungaan, tetapi juga untuk perkembangan bunga (Erwin, 2005). Di daerah tropis tidak ada periode suhu dingin, tetapi variasi musiman dalam cuaca basah dan kering dan dalam panjang hari berpengaruh terhadap pembungaan (Goldsworthy, 1992). Pengamatan waktu mekarnya bunga dilakukan sekitar bulan Februari-Maret 2009

0 1 2 3 4 5 6 7 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 P anj ang B un g a R ata -ra ta (c m ) Hari Pengamatan Axes NN Ortiz

dimana curah hujan masih tinggi, yaitu berkisar antara 24-27 mm/bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kurangnya intensitas cahaya dan lama penyinaran optimum yang dibutuhkan oleh bunga tanaman adenium untuk antesis. Pada tanaman adenium yang diamati, keterlambatan bunga antesis diduga disebabkan karena faktor suhu dan panjang hari. Apabila pada pagi hari cuaca mendung sehingga tidak ada sinar yang masuk ke dalam rumah plastik, maka dapat dipastikan bunga akan terlambat mekar. Bunga baru akan mekar (biasanya pada sore hari) apabila tanaman telah mendapat sinar matahari yang cukup, periode bunga mekar ditentukan dari sejak antesis hingga bunga gugur. Pada varietas

Axes, periode bunga mekar berkisar 11-13 hari, pada varietas Ortiz dan varietas

NN berkisar 8-10 hari.

Karakteristik bunga

Tanaman adenium memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebut dapat terlihat dari bentuk dan warna pada batang, daun, bonggol, maupun bunga. Bunga merupakan organ dari tanaman adenium yang paling mudah untuk diamati karakteristiknya. Pengamatan terhadap panjang bunga, diameter bunga, warna petal, warna kelopak, bentuk petal, panjang filamen, jumlah garis nektar, jumlah ovul per karpel, dan jumlah polen per antera menunjukkan adanya variasi antar varietas (Tabel 1).

Panjang bunga dan diameter petal adenium yang diamati berbeda antar varietas. Pada varietas Axes, panjang 6.29 ± 1.08 cm dan diameter 8.25 ± 0.62 cm, varietas Ortiz, panjang 5 ± 0.31 cm dan diameter 5.07 ± 0.51 cm, sedangkan varietas NN, panjang 5.23 ± 0.41 cm dan diameter 8.04 ± 0.56 cm. Berdasarkan ukuran bunganya, varietas Axes dan NN memiliki bunga yang tergolong besar, sedangkan varietas Ortiz memiliki bunga berukuran sedang. Penggolongan besar kecilnya bunga adenium didasarkan pada diameter petal. Bunga dikatakan besar apabila diameternya 7-8.5 cm, sedang apabila berdiameter 4-6 cm, dan kecil apabila berdiameter 2-4 cm (Djoemairi, 2008).

Bentuk petal (mahkota) bunga adenium juga beragam (Gambar 8). Secara umum bentuk petal bunga adenium diklasifikasikan menjadi dua, yaitu membulat

(round shape) dan meruncing (star shape). Selain dari bentuk petal, pengelompokan bunga adenium juga didasarkan pada perbandingan ukuran panjang dan lebar petal. Bunga yang memiliki lebar petal lebih besar atau sama

Tabel 1. Karakteristik Bunga Adenium obesum dari Tiga Varietas yang Diamati

Keterangan: Nilai masing-masing merupakan rata-rata dari 10 bunga.

Gambar 8. Penampang Mahkota Bunga Adenium: a. var. Axes, b. var.

Ortiz, c. var. NN

dengan panjang petal disebut obo, sedangkan bunga yang memiliki lebar lebih kecil dibandingkan panjang petal disebut oblong. Varietas Axes memiliki bentuk petal membulat (round shape), obo, dengan ujung petal membulat dan tepi petal halus dan rata (smooth and plain). Varietas Ortiz memiliki bentuk petal membulat, obo, dengan ujung petal membulat dan tepi petal halus dan rata. Bentuk petal varietas NN meruncing (star shape), oblong, dengan ujung petal meruncing dan tepi petal bergelombang dan berpilin (wavy and quilled). Berdasarkan pengamatan

Variable Axes Ortiz NN.

Panjang bunga 6.29 ± 1.08 cm 5 ± 0.31 cm 5.23 ± 0.41 cm Diameter petal 8.25 ± 0.62 cm 5.07 ± 0.51 cm 8.04 ± 0.56 cm Warna petal Merah kehitaman Merah bebercak

putih

Merah muda bergaris merah Warna kelopak Hijau kemerahan Merah keunguan Hijau kemerahan Bentuk petal Obo, wavy Obo, smooth Oblong, wavy

Panjang filamen 2.05 ± 0.25 cm 2.27 ± 0.25 cm 3.99 ± 0.47 cm

Jumlah garis nektar 5 buah 15 buah 5 buah

Jumlah ovul/karpel Jumlah polen per antera

151 ± 37.9 buah 115 ± 17.8 buah 122 ± 25.4 buah 1 070 ± 200.70 984 ± 163.79 984.5 ± 98.79

pada kebun produksi PT. Godongijo Asri, saat ini jumlah petal varietas unggulan hasil persilangan sangat bervariasi, ada yang sepuluh bahkan lima belas helai dan tersusun bertumpuk, semua merupakan kelipatan lima. Namun ketiga varietas adenium yang diamati seluruhnya memiliki lima helai petal.

Warna petal juga sangat beragam. Adenium obesum yang tumbuh liar di alam memiliki bunga berwarna merah muda pucat hingga merah gelap pada tepi petal, selalu memudar menjadi keputihan ke arah tabung bunga (Dimmit et al., 2009). Tanaman hasil persilangan di kebun produksi PT. Godongijo Asri mayoritas memiliki bunga berwarna merah. Tetua yang sering digunakan dalam upaya memperoleh varietas baru mayoritas berasal dari spesies A. obesum hasil introduksi dari Taiwan, karena variasi bentuk dan warna bunga yang dihasilkan banyak dan lebih disukai konsumen. Selain variasi bentuk dan warna, ukuran bunga Adenium obesum cukup besar sehingga mempermudah dalam melakukan persilangan dan kompatibilitasnya antar varietas maupun spesies adenium lain. Spesies lain seperti Adenium arabicum sangat jarang digunakan sebagai tetua karena konsumen cenderung lebih menyukai keaslian dari spesies tersebut. Dari pengamatan tersebut, diduga warna merah pada bunga Adenium obesum bersifat dominan, karena sebagian besar bunga varietas komersial berwarna dasar merah.

Petal varietas Axes berwarna merah kehitaman saat hari pertama antesis, yang memudar menjadi merah terang dan menjadi merah pucat pada saat gugur. Varietas Ortiz memiliki petal berwarna merah terang dan terdapat semburat serta bercak putih saat hari pertama antesis, yang memudar menjadi lebih pucat dan menjadi kecoklatan pada saat gugur. Varietas NN memiliki petal berwarna merah muda dan terdapat semburat putih di dekat tabung bunga serta garis tebal berwarna merah saat hari pertama antesis, yang juga memudar menjadi lebih pucat pada saat gugur. Tabung bunga pada ketiga varietas yang diamati memiliki rambut-rambut halus berwarna putih (hampir transparan) pada bagian dalam tabung. Warna tabung bunga pada ketiga varietas yang diamati adalah kuning pucat dengan garis nektar berwarna merah terang berjumlah lima atau 15 garis tergantung varietas (Gambar 6).

Filamen bunga adenium pada ketiga varietas yang diamati berjumlah lima buah dan berwarna merah muda. Panjang filamen berbeda antar varietas yang

diamati. Varietas Axes memiliki panjang filamen berkisar 1.8-2.3 cm, varietas

Ortiz antara 2-2.5 cm, dan varietas NN antara 3.5-4.5 cm. Filamen varietas NN yang panjang mengakibatkan filamen muncul keluar dari tabung bunga.

Pada waktu antesis, filamen tersusun berpilin dan kemudian akan terpisah satu sama lain seiring dengan penuaan bunga. Gejala penuaan bunga dapat terlihat dari kondisi filamen. Pada hari bunga antesis, filamen masih berwarna cerah dan terpilin erat. Pada hari kedua dan ketiga, warna filamen masih cerah namun filamen mulai renggang. Pada hari ke empat, ujung-ujung filamen menjadi kering dan berwarna kecoklatan, dan hari berikutnya, filamen tercerai satu sama lain dan warna mulai memudar disertai dengan ujung filamen yang mengering hingga bunga gugur (Gambar 9). Oleh karena itu pengamatan periode viabilitas polen dan stigma reseptif dilakukan sampai empat hari setelah antesis.

Gambar 9. Filamen Bunga Adenium var. Qyu-Qyu: a. Umur Bunga 0-1 HSA, b. Umur Bunga 2-3 HSA, c. Bunga umur 4 HSA, d. Bunga umur lebih dari 4 HSA

Pistil dan stamen terbungkus dalam sebuah struktur khusus berbentuk kerucut yang disebut gymnostemium. Gymnostemium adalah bagian seperti petal yang terdapat dalam tabung bunga, yang merupakan bagian dasar filamen. Antera tidak berada di ujung filamen tetapi berada di pangkal filamen dan masih terselimuti oleh gymnostemium (Djoemairi, 2008), terletak tepat di atas stigma. Mikrosporangium berjumlah sepuluh pada setiap bunga, atau dua dari

masing-b

d c

masing antera. Mikrosporangium pecah saat bunga antesis dan polen akan bergerombol dan tetap menempel satu sama lain sehingga berbentuk seperti buah belimbing (Gambar 10).

Pistil bunga adenium memiliki panjang antara 1/3 hingga 1/2 dari panjang bunga keseluruhan. Pistil terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu stigma, stilus, dan karpel. Stigma bunga adenium berukuran kecil (± 1mm). Stigma berbentuk seperti silinder vertikal. Papila terletak pada bagian sisi stigma. Karpel pada bunga yang belum terserbuki berukuran kira-kira 1 mm baik panjang maupun diameternya. Antara sepasang karpel dan stigma dihubungkan oleh stilus. Stilus adenium terdiri dari dua saluran yang saling menempel, dan tiap saluran bermuara pada masing-masing karpel. Stilus bunga adenium berukuran relatif panjang, hampir sepanjang pistil bunga itu sendiri.

Filamen Polen Stigma Gymnostemium Stilus Sepal Karpel

Gambar 10. Penampang Melintang Bunga Adenium: a. Susunan Organ Reproduktif Bunga, b. Organ Reproduksi Bunga Adenium

Bakal buah adenium terdiri atas dua karpel. Karpel berisi ovul yang siap untuk dibuahi dan berkembang menjadi embrio. Kedua karpel yang telah dibuahi akan terus berkembang hingga menjadi seperti tanduk yang berisi puluhan bahkan ratusan biji sesuai dengan jumlah ovul yang dibuahi. Jumlah ovul dalam karpel tiap bunga bervariasi antar varietas. Jumlah ovul pada varietas Axes berkisar 113-189 buah, varietas Ortiz, antara 91-139 buah, dan varietas NN, antara 97-147 buah (Tabel 1). Varietas Axes memiliki jumlah ovul terbanyak. Jumlah ovul dapat

mengindikasikan jumlah biji yang dapat terbentuk. Semakin banyak ovul dalam suatu karpel maka potensi produksi biji semakin tinggi.

Pengamatan sampel segar sayatan karpel di bawah mikroskop menunjukkan bahwa ovul tersusun secara aksilar, terletak di tengah karpel. Pada penampang sayatan membujur, ovul tersusun vertikal dengan sudut kira-kira 45 0 dengan funikulus (Gambar 11 a dan b). Ovul berbentuk lonjong dan berwarna putih. Sedangkan pada penampang melintang, ovul tersusun saling bertumpuk. Ovul tidak bertumpuk sejajar namun sedikit menyerong (Gambar 11 b dan c).

Gambar 11. Penampang Ovul: a dan b. Penampang Membujur (Perbesaran 50x), c dan d. Penampang Melintang (Perbesaran 50x)

Persentase pembentukan biji ditentukan oleh jumlah ovul dalam karpel dan jumlah polen viabel yang menyerbuk stigma. Semakin tinggi jumlah ovul yang terbentuk dalam karpel dan polen viabel yang menyerbuk stigma maka semakin tinggi pula biji yang dapat dihasilkan. Jumlah polen per antera pada masing-masing varietas berbeda. Jumlah polen pada varietas Axes berkisar antara 870 hingga 1 270 butir, varietas Ortiz, antara 820 hingga 1 150 butir, dan varietas NN

antara 885 hingga 1 080 butir (Tabel 1).

Antera pada bunga adenium berjumlah lima buah. Dengan demikian jumlah polen yang terbentuk dalam satu bunga berkisar 4 000-6 000 butir. Jumlah

a b

ovul per karpel berkisar 90-190 buah atau sekitar 180-380 ovul per bunga (Tabel 1). Perbandingan jumlah ovul terhadap jumlah polen adalah 1:40, yang berarti bahwa satu buah ovul berpeluang untuk diserbuki oleh 40 butir polen. Apabila seluruh polen viabel, stigma reseptif, dan kondisi lingkungan mendukung, maka keseluruhan ovul dapat terserbuki dan berkembang menjadi embrio.

Periode Viabilitas Polen

Periode viabilitas polen merupakan periode polen dapat berkecambah dan dapat digunakan untuk penyerbukan. Viabilitas polen ditetapkan berdasarkan persentase perkecambahan polen yang dihitung dari jumlah polen yang berkecambah pada media pengecambahan polen. Suhu rata-rata ruangan pengecambahan polen berkisar antara 28-32 0C. Tidak semua polen dapat berkecambah dan membentuk tabung polen yang memanjang secara normal. Polen yang viabel adalah polen polen yang berhasil membentuk tabung polen (berkecambah) minimal sepanjang diameter polen (Gambar 12 a). Polen yang tidak viabel adalah polen yang tidak berkecambah, pecah, ataupun yang memiliki panjang tabung polen kurang dari diameter polen (Gambar 12 b).

Gambar 12. Perkecambahan Polen: a. Polen yang Viabel, b. Polen yang Tidak Viabel (Rusak/Pecah)

Umur bunga berpengaruh terhadap viabilitas polen kedua varietas

Adenium obesum, varietas Axes dan NN (Lampiran 1). Hasil uji lanjut juga menunjukkan bahwa varietas sangat berpengaruh terhadap viabilitas polen (Lampiran 1). Walaupun terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan umur

bunga dan varietas, hasil uji tidak menunjukkan adanya interaksi antara umur bunga dengan varietas yang digunakan.

Viabilitas polen berubah seiring dengan pertambahan umur bunga, mula-mula meningkat kemudian menurun (Tabel 2). Hasil pengamatan viabilitas polen pada varietas Axes dan NN menunjukkan bahwa polen sudah viabel pada saat antesis walaupun viabilitasnya masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa polen pada bunga yang baru mekar sudah dapat digunakan untuk penyerbukan.

Tabel 2. Pengaruh Umur Bunga terhadap Viabilitas Polen Adenium obesum

Umur bunga Viabilitas polen (%)

0 JSA 13.457 d 4 JSA 33.850 abc 8 JSA 18.500 cd 24 JSA 33.205 abc 28 JSA 36.463 abc 32 JSA 18.832 cd 48 JSA 31.915 abc 52 JSA 20.635 cd 56 JSA 20.188 cd 72 JSA 45.567 a 76 JSA 41.605 ab 80 JSA 36.835 abc 96 JSA 34.528 abc 100 JSA 26.895 bcd 104 JSA 39.533 ab

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Viabilitas meningkat perlahan sejalan dengan umur bunga dan mencapai maksimum pada 72 JSA (Jam Setelah Antesis) meskipun tidak berbeda dengan umur bunga 4, 24, 28, 48, 76, 80, 96, 100, dan 104 JSA (Tabel 2). Viabilitas polen masih tinggi pada 104 JSA (4HSA), dan belum menunjukkan penurunan viabilitas yang nyata. Data ini menunjukkan bahwa polen dari bunga umur 0-4 HSA dapat digunakan dalam penyerbukan.

Data pada Tabel 2 menunjukkan kecenderungan bahwa polen yang dipanen pada sore hari (8, 32, 56, 80, dan 104 JSA) mengalami penurunan

viabilitas. Hal ini diduga disebabkan oleh karena sampel yang diambil pada sore hari sudah terpapar terhadap suhu dalam rumah plastik yang cukup tinggi dan transpirasi oleh tanaman yang sudah berlangsung sepanjang hari. Akan tetapi penurunan viabilitas polen tidak permanen, sebagaimana ditunjukkan oleh viabilitas polen yang lebih tinggi pada pagi hari berikutnya.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tingkat viabilitas polen

Adenium obesum var. Axes berbeda sangat nyata dengan varietas baru NN. Varietas baru NN memiliki tingkat viabilitas polen lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Axes (Tabel 3). Data ini menunjukkan bahwa viabilitas polen bervariasi antar varietas dan bahwa polen dari varietas baru NN memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan polen dari varietas Axes.

Tabel 3. Pengaruh Varietas terhadap Viabilitas Polen

Varietas Viabilitas (%)

Axes 14.028 b

Baru NN 46.240 a

Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

Periode Stigma Reseptif

Sekresi pada Stigma

Penentuan masa reseptif stigma melalui pengamatan sekresi pada stigma bunga dilakukan pada Adenium obesum varietas Axes, Ortiz, dan Qyu-Qyu. Varietas Qyu-Qyu dipilih untuk menggantikan varietas NN yang sedang tidak berbunga karena secara morfologi, bunga varietas Qyu-Qyu serupa dengan NN.

Perbedaannya hanya pada warna petal bunga, NN berwarna merah muda sedangkan Qyu-Qyu berwarna putih.

Dokumen terkait