• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Fenotipe Sifat Kuantitatif

Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Ayam Hutan Merah Jantan Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam hutan merah jantan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian

Watutela (n = 15) Ngatabaru (n=13) Gabung (n=28) Peubah Rataan KK (%) Rataan KK (%) Rataan KK (%) Bobot badan (g) 980,00 13,33 909,23 16,84 947,14 15,14 Panjang paha (mm) 83,31 4,09 82,68 4,15 83,02 4,06 Panjang betis (mm) 122,19A 2,20 119,08B 2,41 120,74 2,60 Panjang cakar (mm) 77,83 5,42 75,61 4,36 76,80 5,10 Lingkar cakar (mm) 32,20 6,34 31,31 4,20 31,79 5,57 Panjang jari ke-3 (mm) 46,17 7,53 44,28 8,56 45,29 8,13 Panjang sayap (mm) 186,67 a 4,37 193,08 b 2,49 189,64 3,93 Panjang bulu ekor (mm) 390,33 13,96 353,08 17,36 373,04 16,01

Panjang tubuh total (mm) 754,33 8,90 708,85 10,22 733,21 9,84 Tinggi jengger (mm) 43,11 23,74 35,00 32,18 39,34 28,72

Panjang paruh atas (mm) 18,57a 6,97 17,27b 9,05 17,96 8,60 Panjang paruh bawah (mm) 11,77 11,55 11,00 5,25 11,41 9,84 Keterangan : Huruf superkrip kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan

berbeda nyata (P<0,05) dan huruf besar sangat berbeda nyata (P<0,01). Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam hutan merah jantan di Watutela sama dengan ayam di Ngatabaru, kecuali pada peubah panjang betis, panjang sayap dan panjang paruh atas. Panjang betis ayam Watutela sangat nyata lebih panjang dibandingkan dengan ayam di Ngatabaru. Panjang betis merupakan salah satu indikator pertumbuhan, karena ada hubungannya dengan produktivitas daging. Panjang sayap dan panjang paruh atas ayam Watutela nyata lebih panjang di banding ayam Ngatabaru. Keragaman bobot badan, menggambarkan keragaman lingkungan ayam hutan merah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bobot badan ayam hutan merah di dua lokasi tidak berbeda, namun koefisien keragaman peubah bobot badan ayam hutan merah di Ngatabaru (16,84%) lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien keragaman ayam di Watutela (13,33%).

Rataan Bobot badan ayam hutan merah jantan dilokasi penelitian (947,14g) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Nishida at al.(1982) ; Mansjoer (1985) dengan materi ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus) (718,8g), Ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus gallus) (863,3 g) dan ayam hutan hijau (Gallus varius) (745%). Panjang bulu ekor ayam hutan di lokasi penelitian juga lebih panjang dibandingkan dengan hasil penelitian Rostikawati (1995) (Tabel 2)

Analisis Komponen Utama Ayam Hutan Merah Jantan

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) bertujuan untuk mengetahui peubah penciri ukuran (Komponen Utama I) dan bentuk tubuh (Komponen Utama II) ayam hutan merah jantan dan betina di masing-masing lokasi penelitian. Peubah yang mempunyai nilai vektor eigen tertinggi pada persamaan ukuran maupun bentuk tubuh merupakan peubah penciri ukuran dan atau bentuk tubuh ayam hutan merah di lokasi penelitian.

Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen ayam hutan merah jantan hasil Analisis Komponen Utama (AKU) disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen (λ) ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian

Ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian mempunyai nilai keragaman total masing-masing sebesar 94,6 dan 3,5% dengan nilai Eigen 8526,8 dan 313. Keragaman kumulatif Komponen Utama I (vektor ukuran ) dan Komponen Utama II (vektor bentuk) sebesar 98,1%. Hal ini berarti 98,1% keragaman data ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian dapat dijelaskan oleh kedua komponen utama tersebut.

Komponen Utama Peubah Penciri KT (%) λ

I (Vektor ukuran ) II (Vektor bentuk)

Panjang tubuh total (0,773) Panjang bulu ekor (0,631) Panjang tubuh total (0,603) Panjang bulu ekor (-0,741)

94,6 3,5

8526,8 313

31 Ukuran Tubuh. Panjang tubuh total dan panjang ekor memberikan sumbangan yang besar terhadap diskriminasi ukuran tubuh. Hal ini diperlihatkan dengan besarnya nilai vektor Eigen pada Komponen Utama I. Hasil analisis korelasi antara Komponen Utama I dengan masing-masing ukuran tubuh diketahui bahwa panjang total dan panjang bulu ekor ayam hutan merah jantan di Watutela dan Ngatabaru berkorelasi positif dengan Komponen Utama I, dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar 0,989 dan 0,975 (Tabel 6). Ini berarti bahwa peningkatan ukuran panjang tubuh total dan panjang bulu ekor akan diikuti oleh peningkatan skor ukuran tubuh ayam hutan merah di kedua lokasi penelitian, demikian pula sebaliknya. Panjang tubuh total berhubungan erat dengan tinggi rendahnya bobot badan.

Tabel 6 Korelasi antara ukuran dan bentuk tubuh dengan masing-masing ukuran tubuh ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian

Komponen Utama Ukuran-ukuran tubuh

I (Ukuran tubuh) II (Bentuk tubuh)

Panjang paha (mm) 0,402 0,108

Panjang betis (mm) 0,355 0,358

Panjang cakar (mm) 0,152 0,316

Lingkar cakar (mm) 0,415 -0,085

Panjang sayap (mm) -0,079 0,658

Panjang jari ke-3 (mm) 0,188 0,173

Panjang bulu ekor (mm) 0,975 -0,219

Panjang tubuh total (mm) 0,989 0,148

Tinggi Jengger (mm) 0,553 0,042

Panjang paruh atas (mm) 0,227 0,161

Panjang paruh bawah (mm) 0,441 -0,153

Meskipun penentu ukuran tubuh yang nyata berpengaruh yaitu panjang bulu ekor dan panjang tubuh total, namun panjang tubuh total merupakan sifat yang bernilai ekonomi tinggi, sebagai penyedia daging.

Bentuk Tubuh. Panjang bulu ekor dan panjang tubuh total memberikan sumbangan terhadap diskriminasi bentuk tubuh. Hal ini diperlihatkan dengan besarnya nilai vektor Eigen pada Komponen Utama II (Tabel 5). Hasil analisis korelasi antara komponen utama II dengan masing-masing ukuran tubuh pada Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang sayap ayam hutan merah jantan di lokasi

penelitian berkorelasi positif dengan Komponen Utama II, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,658. Hal ini berarti, peningkatan ukuran panjang sayap akan diikuti oleh peningkatan skor bentuk tubuh pada ayam hutan merah jantan di kedua lokasi penelitian, demikian sebaliknya. Gambaran sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah jantan di dua lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5. Kompone n Ut a ma I ( Ve kt or Ukur a n) K o m p o n e n U ta m a I I (V e k to r B e n tu k ) 1000 900 800 700 600 270 260 250 240 230 220 210 200 190 180

Keterangan : ● = Watutela ■ = Ngatabaru

Gambar 5 Sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah jantan di lokasi penelitian.

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa antar kelompok ayam hutan merah jantan di Watutela dan Ngatabaru ukuran dan bentuk tubuh relatif sama. Namun ada kecenderungan ayam hutan merah jantan di Watutela memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding ayam Ngatabaru, sebab ada sebagian kecil kerumunan data ayam hutan merah jantan di Watutela yang memiliki ukuran yang lebih besar dari pada di Ngatabaru. Panjang betis, panjang sayap dan tinggi jengger ayam hutan merah jantan di Watutela lebih tinggi dibanding di Ngatabaru. Jika dilihat dari Komponen Utama II, maka bentuk tubuh ayam hutan merah di Watutela dan di Ngatabaru relatif sama, namun ayam hutan merah jantan di Watutela memiliki sebaran nilai skor bentuk tubuh lebih bervariasi

33 dibandingkan dengan ayam di Ngatabaru yaitu berkisar 184,77- 273,75, sedangkan di Ngatabaru skor bentuk tubuh berkisar 217,23-255,39.

Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Ayam Hutan Merah Betina

Rataan dan nilai koefisien keragaman bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam hutan merah betina di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran-

ukuran tubuh ayam hutan merah betina di lokasi penelitian

Hasil analisis statistik (Tabel 7) menunjukkan bahwa bobot badan ayam hutan merah di Watutela dan di Ngatabaru relatif sama. Hal ini berarti bahwa kedua lokasi penelitian tidak memberikan pengaruh terhadap bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam hutan merah betina. Diduga lokasi Watutela dan Ngatabaru mempunyai karteristik lingkungan yang relatif sama.

Ukuran-ukuran tubuh yang memiliki keragaman yang tinggi (>10%) didapat pada peubah panjang paha dan tinggi jengger, namun hanya panjang paha yang ada hubungannya dengan produktivitas. Keragaman tertinggi pada pada panjang paha karena lingkungan di Watutela dan di Ngatabaru sangat bervariasi. Analisis Komponen Utama Ayam Hutan Merah Betina

Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah betina Sulawesi hasil analisis komponen utama (AKU) disajikan pada Tabel 8.

Watutela (n = 15) Ngatabaru (n=11) Gabung (n=26) Peubah

Rataan KK(%) Rataan KK(%) Rataan KK (%) Bobot badan (g) 592,33 4,30 601,36 3,53 596,15 3,99 Panjang paha (mm) 66,02 11,57 69,91 10,58 67,67 11,29 Panjang betis (mm) 102,20 1,78 102,18 1,68 102,19 1,71 Panjang cakar (mm) 63,60 2,44 63,64 3,24 63,62 2,74 Lingkar cakar (mm) 30,53 3,24 30,94 4,24 30,70 3,69 Panjang jari ke-3 (mm) 39,97 3,85 39,40 5,77 39,73 4,69 Panjang sayap (mm) 170,00 5,56 170,00 3,95 170,00 4,85 Panjang bulu ekor (mm) 166,37 3,99 167,18 3,39 166,71 3,68 Panjang tubuh total (mm) 466,00 1,87 465,91 2,66 465,96 2,19 Tinggi jengger (mm) 2,60 19,50 2,45 21,28 2,54 20,03

Panjang paruh atas (mm) 16,77 1,30 16,76 1,81 16,77 1,51 Panjang paruh bawah (mm) 10,87 2,73 10,76 3,06 10,82 2,85

Ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah betina di lokasi penelitian mempunyai nilai keragaman total masing-masing sebesar 47,4 dan 35,2% dengan nilai Eigen 132,410 dan 98,460. Keragaman kumulatif komponen utama pertama (ukuran ) dan komponen utama kedua (bentuk) sebesar 82,6%. Hal ini berarti 82,6% keragaman data ayam hutan merah betina di lokasi penelitian dapat dijelaskan oleh kedua komponen utama tersebut.

Tabel 8 Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen (λ) ayam hutan merah betina di lokasi penelitian

Ukuran Tubuh. Panjang tubuh total dan panjang ekor memberikan sumbangan yang besar terhadap diskriminasi ukuran tubuh. Hal ini diperlihatkan dengan nilai vektor Eigen pada Komponen Utama I. Hasil analisis korelasi Komponen Utama diketahui bahwa panjang tubuh total berkorelasi positif terhadap Komponen Utama I dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,982, sedang panjang bulu ekor berkorelasi negatif (-0,841). Hal ini berarti bahwa peningkatan ukuran panjang tubuh total akan diikuti oleh peningkatan skor ukuran tubuh demikian sebaliknya. Ukuran panjang tubuh total erat kaitannya bobot badan (produktivitas daging). Peningkatan ukuran panjang ekor akan diikuti penurunan skor ukuran tubuh dan sebaliknya.

Bentuk Tubuh. Panjang sayap dan panjang paha memberikan sumbangan besar terhadap diskriminasi bentuk tubuh. Hal ini diperlihatkan dengan nilai vektor

Eigen pada Komponen Utama II yang tinggi. Hasil analisis korelasi Komponen Utama diketahui bahwa panjang sayap dan panjang paha berkorelasi negatif dengan Komponen Utama II dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar -0,875 dan -0,846. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan ukuran panjang sayap dan panjang paha akan diikuti menurunkan nilai skor bentuk tubuh.

Komponen Utama Peubah Penciri KT (%) λ

I (Vektor ukuran ) II (Vektor bentuk)

Panjang tubuh total (0,870) Panjang bulu ekor (-0,449) Panjang sayap (0,727) panjang paha (0,652) 47,4 35,2 132,410 98,460

35 demikian sebaliknya. Gambaran sebaran fenotipe ayam hutan merah betina disajikan pada Gambar 6.

Ko m p o n e n Ut a m a I ( V e kt o r Uku r a n ) K o m p o n e n U ta m a I I (V e k to r B e n tu k ) 330 320 310 300 290 240 230 220 210 200 190

Keterangan : ● = Watutela ■ = Ngatabaru

Gambar 6 Sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam hutan merah betina di lokasi penelitian.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ayam hutan merah betina di Watutela dan di Ngatabaru dari segi ukuran dan bentuk tubuh relatif sama. Hal ini juga diperkuat dengan hasil Uji-t bahwa bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh tidak berbeda nyata di kedua lokasi penelitian.

Tabel 9 Korelasi antara ukuran dan bentuk tubuh dengan masing-masing ukuran tubuh ayam hutan merah betina di lokasi penelitian

Komponen Utama Ukuran-ukuran tubuh

I (Ukuran tubuh) II (Bentuk tubuh)

Panjang paha (mm) 0,041 -0,846

Panjang betis (mm) 0,114 -0,774

Panjang cakar (mm) -0,109 -0,698

Lingkar cakar (mm) -0,398 -0,312

Panjang sayap (mm) -0,218 -0,875

Panjang jari ke-3 (mm) 0,727 -0,21

Panjang bulu ekor (mm) -0,841 0,105

Panjang tubuh total (mm) 0,982 -0,071

Tinggi Jengger (mm) 0,254 0,571

Panjang paruh atas (mm) 0,537 0,004

Bobot badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Ayam Kampung Jantan

Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam kampung jantan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran-

ukuran tubuh ayam kampung jantan di lokasi penelitian

Keterangan : Huruf superkrip kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dan huruf besar sangat berbeda nyata (P<0,01). Hasil uji t (Tabel 10) menunjukkan bahwa rataan bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam kampung jantan Watutela sama dengan ayam kampung Ngatabaru. Koefisien keragaman yang tinggi (>10%) diperoleh dari bobot badan, panjang bulu ekor, panjang tubuh total, panjang paruh atas dan tinggi jengger. Peubah bobot badan dan panjang tubuh total di ketahui sebagai indikator sifat produksi ayam kampung, sedangkan panjang bulu ekor, panjang paruh atas dan tinggi jengger belum diketahui. Sartika (2000) menyatakan bahwa walaupun koefisien keragaman peubah tinggi jengger sangat tinggi, tetapi hubungannya dengan sifat produksi belum diketahui.

Analisis Komponen Utama Ayam Kampung Jantan

Hasil Analisis Komponen Utama berupa ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh, keragaman total dan nilai eigen pada ayam kampung jantan di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 11. Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa ayam kampung jantan dilokasi penelitian mempunyai nilai keragaman total Komponen Utama I dan II masing-masing sebesar 93,5 dan 4% (keragaman kumulatif = 93,9 %) dengan nilai eigen masing-masing 13973 dan 602. Hal ini berarti keragaman total dari semua peubah ukuran tubuh ayam kampung jantan

Watutela (n = 30) Ngatabaru (n=29) Gabung (n=59) Peubah Rataan KK (%) Rataan KK (%) Rataan KK (%) Bobot badan (g) 1.975,67 27,20 1.958,62 24,66 1.967,29 25,77 Panjang paha (mm) 108,62 5,99 107,55 6,87 108,09 6,40 Panjang betis (mm) 155,31 4,83 153,41 6,48 154,38 5,68 Panjang cakar (mm) 100,91 7,17 100,37 7,51 100,64 7,28 Lingkar cakar (mm) 46,77 8,55 46,72 9,57 46,75 8,99

Panjang jari ke-3 (mm) 58,33 8,68 57,83 7,93 58,08 8,26

Panjang sayap (mm) 231,00 7,97 227,55 6,72 229,31 7,37

Panjang bulu ekor (mm) 293,63 26,59 286,38 28,36 290,07 27,24

Panjang tubuh total (mm) 726,10 12,14 713,10 13,02 719,71 12,50

Tinggi jengger (mm) 17,62 58,01 17,56 52,42 17,59 54,87

Panjang paruh atas (mm) 20,65 11,67 20,69 10,62 20,67 11,07

37 di lokasi penelitian sebesar 93,9% dapat dijelaskan oleh kedua komponen utama tersebut.

Tabel 11 Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen (λ) ayam kampung jantan di lokasi penelitian

Ukuran Tubuh. Diketahui bahwa peubah penciri ukuran tubuh ayam kampung jantan dikedua lokasi penelitian adalah panjang tubuh total dan panjang ekor, dengan nilai vektor eigen 0,753 dan 0,654. Hasil analisis korelasi Komponen Utama diketahui bahwa panjang tubuh total dan panjang ekor berkorelasi postif dengan Komponen Utama I, dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar 0,980 dan 0,978. Ini berarti bahwa peningkatan ukuran panjang tubuh total dan panjang ekor akan diikuti oleh peningkatan skor ukuran tubuh ayam kampung jantan di lokasi penelitian demikian sebaliknya.

Komponen Utama Peubah Penciri KT (%) λ

I (Vektor ukuran ) II (Vektor bentuk)

Panjang tubuh total (0,753) Panjang ekor (0,654) Panjang tubuh total (0,497) Panjang ekor (-0,631)

93,5 4

13973 602

Tabel 12 Korelasi antara ukuran dan bentuk tubuh dengan masing-masing ukuran tubuh ayam kampung jantan di lokasi penelitian

Komponen Utama Ukuran-ukuran tubuh

I (Ukuran tubuh) II (Bentuk tubuh)

Panjang paha (mm) 0,483 0,693

Panjang betis (mm) 0,529 0,584

Panjang cakar (mm) 0,277 0,596

Lingkar cakar (mm) 0,843 0,163

Panjang sayap (mm) 0,266 0,684

Panjang jari ke-3 (mm) 0,001 0,373

Panjang bulu ekor (mm) 0,978 -0,196

Panjang tubuh total (mm) 0,980 0,136

Tinggi Jengger (mm) 0,354 0,269

Panjang paruh atas (mm) 0,103 0,503

Bentuk Tubuh. Diketahui bahwa peubah penciri bentuk tubuh ayam kampung jantan di Watutela dan Ngatabaru adalah panjang bulu ekor dan panjang tubuh total dengan nilai vektor eigen masing-masing sebesar -0,631 dan 0,497. Hasil analisis korelasi Komponen Utama di ketahui bahwa panjang bulu ekor berkorelasi negatif terhadap bentuk tubuh ayam kampung jantan dengan nilai korelasi sebesar -0,196, sedangkan panjang tubuh total berkorelasi positif dengan nilai korelasi sebesar 0,136. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran panjang bulu ekor mengakibatkan penurunan skor bentuk tubuh ayam kampung jantan di kedua lokasi tersebut dan sebaliknya. Setiap peningkatan ukuran panjang tubuh total kan diikuti oleh kenaikan skor bentuk tubuh dan sebaliknya.

Keterangan : ● = Watutela ■ = Ngatabaru

Gambar 7 Sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung jantan di lokasi penelitian.

Sebaran nilai skor ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung jantan di Watutela dan di Ngatabaru disajikan pada Gambar 7. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa antar kelompok ayam kampung jantan di Watutela dan di Ngatabaru ukuran dan bentuk tubuh relatif sama. Hasil penelitian ini diperjelas dengan Uji-t bahwa rataan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam kampung jantan di Watutela dan di Ngatabaru tidak berbeda nyata.

Kompone n Ut a ma I ( V e kt or Ukur a n) K o m p o n e n U ta m a I I (V e k to r B e n tu k ) 1000 900 800 700 600 500 420 400 380 360 340 320

39 Bobot badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Ayam Kampung Betina

Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 13. Rataan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam kampung betina di Watutela dan Ngatabaru relatif sama. Keragaman yang tinggi (>10%) diperoleh dari bobot badan dan tinggi jengger.

Tabel 13 Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran- ukuran tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian

Keterangan: Huruf superkrip kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dan huruf besar sangat berbeda nyata (P<0,01). Tinggi jengger pada ayam kampung sangat bervariasi, hal ini menunjukkan domestikasi ayam hutan menjadi ayam kampung mengalami keragaman tampilan pada ukuran dan bentuk jengger. Bobot badan juga menunjukkan keragaman yang tinggi, hal ini karena dipengaruhi oleh keragaman lingkungan.

Analisis Komponen Utama Ayam Kampung Betina

Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh, keragaman total dan nilai

Eigen pada ayam kampung betina disajikan pada Tabel 14.

Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa ringkasan persamaan ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung betina dilokasi penelitian mempunyai keragaman total masing-masing sebesar 69,1 dan 11,9% (keragaman kumulatif = 81%) dengan nilai Eigen sebesar 1052,9 dan 181,7. Hal ini berarti 81% keragaman

Watutela (n = 30) Ngatabaru (n=30) Gabung (n=60) Peubah Rataan KK (%) Rataan KK (%) Rataan KK (%) Bobot badan (g) 1.441,50 15,39 1.359,17 19,93 1.400,3 3 17,78 Panjang paha (mm) 89,21 6,88 87,29 7,29 88,25 7,11 Panjang betis (mm) 128,35 4,49 125,16 6,91 126,76 5,88 Panjang cakar (mm) 79,68 7,33 77,57 9,44 78,62 8,46 Lingkar cakar (mm) 40,73 8,30 39,97 9,09 40,35 8,68

Panjang jari ke-3 (mm) 51,05 9,95 49,23 8,21 50,14 9,26

Panjang sayap (mm) 193,33 7,10 195,83 6,43 194,58 6,75

Panjang bulu ekor (mm) 166,33 9,73 158,50 8,25 162,42 9,30

Panjang tubuh total (mm) 545,30 4,97 529,47 5,91 537,38 5,60

Tinggi jengger (mm) 9,83 66,92 8,63 72,04 9,23 69,06

Panjang paruh atas (mm) 18,75 7,59 18,47 8,01 18,61 7,77

data ayam kampung betina di lokasi penelitian dapat dijelaskan oleh kedua komponen utama tersebut.

Tabel 14 Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen (λ) ayam kampung betina di lokasi penelitian

Ukuran Tubuh. Penciri ukuran tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian adalah panjang tubuh total dan panjang ekor dengan nilai vektor eigen masing- masing sebesar 0,919 dan -0,283. Ukuran panjang tubuh total dan panjang ekor berkorelasi positif terhadap Komponen Utama I dengan nilai korelasi sebesar 0,991 dan 0,608 (Tabel 15). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ukuran panjang tubuh total dan panjang ekor mengakibatkan kenaikan skor ukuran tubuh ayam kampung betina di Watutela dan di Ngatabaru demikian sebaliknya.

Komponen Utama Peubah Penciri KT (%) λ

I (Vektor ukuran ) II (Vektor bentuk)

Panjang tubuh total (0,919) Panjang bulu ekor (-0,283) Panjang bulu ekor (-0,726) panjang sayap (0,631)

69,1 11,9

1052,9 181,7

Tabel 15 Korelasi antara ukuran dan bentuk tubuh dengan masing-masing ukuran tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian

Komponen Utama Ukuran-ukuran tubuh

I (Ukuran tubuh) II (Bentuk tubuh)

Panjang paha (mm) 0,347 0,435

Panjang betis (mm) 0,553 0,220

Panjang cakar (mm) 0,536 0,030

Lingkar cakar (mm) 0,368 -0,059

Panjang sayap (mm) 0,462 0,648

Panjang jari ke-3 (mm) 0,503 0,280

Panjang bulu ekor (mm) 0,608 -0,648

Panjang tubuh total (mm) 0,991 0,024

Tinggi Jengger (mm) 0,100 0,157

Panjang paruh atas (mm) 0,272 0,130

41 Bentuk Tubuh. Penciri bentuk tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian adalah panjang bulu ekor dan panjang sayap dengan nilai vektor Eigen masing- masing sebesar -0,726 dan 0,631. Ukuran panjang sayap berkorelasi positif terhadap bentuk tubuh ayam kampung betina dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,648 dan panjang bulu ekor berkorelasi negatif (-0,648). Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan ukuran panjang sayap berakibat pula pada peningkatan skor bentuk tubuh ayam kampung betina, demikian sebaliknya, sedangkan kenaikan ukuran panjang ekor mengakibatkan penurunan skor bentuk tubuh ayam kampung betina Ngatabaru dan sebaliknya.

Keterangan : ● = Watutela ■ = Ngatabaru

Gambar 8 Sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian.

Pada Gambar 8 disajikan sebaran skor ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung betina di lokasi penelitian. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa kerumunan data skor ayam kampung betina di Watutela dan di Ngatabaru nampak jelas bertumpuk. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi ukuran dan bentuk tubuh ayam kampung betina dilokasi penelitian sama. Hal ini diperjelas dengan hasil Uji t yang menujukkan bahwa bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam hutan merah betina di kedua lokasi tidak berbeda nyata.

K o m p o n e n U t a m a I ( V e k t o r B e n t u k ) K o m p o n e n U ta m a I I ( V e k to r B e n tu k ) 7 0 0 6 7 5 6 5 0 6 2 5 6 0 0 5 7 5 5 5 0 1 0 0 9 0 8 0 7 0 6 0 5 0 4 0

Studi Komparasi Ayam Kampung dan Ayam Hutan

Bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam kampung dan ayam hutan jantan Watutela

Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran ukuran tubuh ayam kampung dan ayam hutan merah jantan yang diamati di Watutela disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Rataan dan nilai koefisien keragaman (KK) bobot badan dan ukuran ukuran tubuh ayam kampung dan ayam hutan merah jantan Watutela

Keterangan: Huruf superkrip kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dan huruf besar sangat berbeda nyata (P<0,01). Hasil analisis statistik pada Tabel 16 menunjukkan bahwa rataan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh ayam kampung jantan dan ayam hutan jantan di Watutela sangat berbeda nyata, kecuali panjang tubuh total tidak berbeda nyata.

Koefisien keragaman ayam kampung jantan yang diamati di Watutela menunjukkan bahwa koefisien keragaman yang tertinggi (>10%) didapat pada sifat tinggi jengger kemudian diikuti koefisien keragaman bobot badan, panjang bulu ekor, panjang tubuh total, dan panjang paruh atas, namun bobot badan dan panjang tubuh total merupakan sifat yang bernilai ekonomi tinggi sebagai penyedia daging.

Ayam hutan merah jantan yang diamati di Watutela mempunyai koefisien keragaman yang tertinggi pada peubah tinggi jengger kemudian diikuti panjang ekor, bobot badan, dan panjang paruh bawah, namun bobot badan dan panjang

Ayam kampung (n = 30) Ayam hutan (n = 15) Peubah Rataan KK (%) Rataan KK (%) Bobot badan (g) 1.975,67A 27,20 980,00B 13,33 Panjang paha (mm) 108,62 A 5,99 83,31B 4,09 Panjang betis (mm) 155,31 A 4,83 122,19B 2,20 Panjang cakar (mm) 100,91 A 7,17 77,83B 5,42 Lingkar cakar (mm) 46,77 A 8,55 32,20B 6,34 Panjang jari ke-3 (mm) 58,33 A 8,68 46,17B 7,53

Panjang sayap (mm) 231,00 A 7,97 186,67B 4,37

Panjang bulu ekor (mm) 293,63 A 26,59 390,33B 13,96 Panjang tubuh total (mm) 726,10 12,14 754,33 8,90

Tinggi jengger (mm) 17,62 A 58,01 43,11B 23,74 Panjang paruh atas (mm) 20,65 A 11,67 18,57B 6,97 Panjang paruh bawah (mm) 12,37 8,94 11,77 11,55

43 bulu ekor merupakan sifat yang bernilai ekonomi tinggi, karena ada berhubungan dengan keindahan bentuk tubuh ayam hutan merah.

Besarnya koefisien keragaman ayam kampung jantan di Watutela diduga selain disebabkan oleh keragaman lingkungan yang mencakup sifat pemilik dalam cara pemeliharaan dan tersedianya pakan disekitar tempat tinggalnya, juga karena genotipenya masih bervariasi. Adanya keragaman pada sifat bobot badan ayam kampung jantan di Watutela memberi harapan untuk perbaikan mutu genetik melalui program seleksi.

Analisis Komponen Utama ayam kampung dan ayam hutan jantan Watutela Hasil AKU berupa persamaan ukuran dan bentuk tubuh, keragaman total dan nilai eigen ayam kampung dan ayam hutan merah jantan disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17 Ringkasan penciri ukuran dan bentuk tubuh keragaman total (KT) dan nilai eigen (λ) ayam hutan merah dan ayam kampung jantan di Watutela

Hasil Analisis Komponen Utama menunjukkan bahwa Komponen Utama I (vektor ukuran) dan II (vektor bentuk) tubuh ayam kampung jantan di Watutela mempunyai keragaman total masing-masing sebesar 91,5 dan 6,4% (keragaman kumulatif = 97,9%) dengan nilai Eigen sebesar 7055,4 dan 489,7. Ayam hutan merah jantan di Watutela mempunyai keragaman total masing-

Dokumen terkait