• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Uji Coba Instrumen

Sebelum diberikan kepada peserta didik terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan (validitas ) sehingga instrument yang akan di uji cobakan betul telah memenuhi kriteria kevalidan. Dalam penelitian ini, tes dianalisis uji coba dengan menggunakan validitas isi dengan hasil validasi instrument dapat dilihat di lampiran.

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata penilaian instrument tes siklus I sebesar 3,73 hal ini masuk pada kategori “sangat valid”, pada tes siklus 2 sebesar 3.87 dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut termasuk kategori “Sangat Valid”. Sedangkan untuk hasil tes observasi guru sebesar 3,84 disimpulkan kedalam kategori “sangat valid”. Tes hasil observasi aktivitas peserta didik sebesar 3,77 termasuk dalam kategori “sangat valid”.

Berdasarkan hasil tersebut rata-rata keseluruhan dikatakan semua memenuhi kriteria kevalidan.

Setelah pengujian validitas instrument selesai selanjutnya akan diuji kereliabelnya dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat kereliabelan soal sangat tinggi dimana pada uji instrument siklus I sebesar 0,92 dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”, Tes siklus II sebesar 1 dan dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”. Dan tes hasil observasi guru sebesar 0,91 dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”. Tes hasil observasi aktivitas peserta didik sebesar 0,94 yang juga disimpulkan dalam kategori “sangat tinggi”. Sehingga rata-rata keseluruhan dikatakan memenuhi kriteria kevalidan.

2. Analisi Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistic deskriptif tentang hasil tes siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.2 Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Nilai Awal 25 30 40 70 56,08 8,641 74,660 Sukls 1 25 25 50 75 64,84 7,520 56,557 Siklus 2 25 28 67 95 81,00 6,519 42,500 Valid N (listwise) 25

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil tes siklus I adalah 64,84 dan skor rata-rata hasil tes siklus II adalah 81,00 Jika skor rata-rata hasil tes siklus 1 dan siklus II disesuaikan dengan tabel 3.2 di peroleh hasil tes siklus I termasuk dalam kriteria rendah hasil tes siklus II sudah masuk kedalam kriteria cukup. Jika skor hasil tes dikelompokkan dalam lima kategori maka di peroleh distribusi dan persentase seperti yang di tunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 distribusi dan frekuensi hasil nilai awal

Skor Kategori Frekuensi Persentase

95-100 Sangat Tinggi 0 0 86-94 Tinggi 0 0 78-85 Cukup 0 0 65-77 Rendah 7 28% <65 Sangat Rendah 18 72% Jumlah 25 100%

Tabel 4.4 distribusi dan frekuensi hasil tes siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

95-100 Sangat tinggi 0 0 86-94 Tinggi 0 0 78-85 Cukup 0 0 65-77 Rendah 15 60% <65 Sangat rendah 10 40% Jumlah 25 100%

Tabel 4.5 distribusi dan frekuensi hasil tes siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

95-100 Sangat tinggi 1 4% 86-94 Tinggi 9 36% 78-85 Cukup 11 44% 65-77 Rendah 4 16% <65 Sangat rendah 0 0 Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.5 di peroleh nilai awal yakni tidak ada peserta didik yang memperoleh nilai sangat tinggi. Ada 18 peserta didik yang termasuk dalam penilaian sangat rendah dan ada 7 peserta didik memperoleh nilai rendah dan 0 memeperoleh nilai cukup. Sedangkan berdasarkan tabel 4.6 di peroleh hasil tes siklus I ada 0 peserta didik yang termasuk kategori sangat tinggi ,tetapi 0 peserta didik ada di kategori tinggi , dan ada 0 peserta didik di kategori cukup. Untuk tabel 4.7 di peroleh hasil tes siklus II di peroleh hasil yang sangat tinggi yaitu 1 orang meraih prdikat tinggi, 9 orang cukup, dan 11 orang cukup. Untuk nilai kurang dan gagal tidak lagi terdapat peserta didik dengan nilai tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini, di peroleh informasi bahwa melalui penerapan teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar . Dengan demikian make a match dalam pembelajaran matematika dapat di katakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya pada materi SPLDV kelas VIII 4 SMP NEGERI 5 Palopo.

Selanjutnya, hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selesai proses pembelajaran sesuai dengan indikator-indikator yang terdapat dalam lembar observasi.

Kegiatan observasi terhadap aktivitas guru dan peserta didik, peneliti di bantu oleh 6 orang observer untuk mempermudah dan agar penilaian lebih objektif. Hal ini didasari jumlah peserta didik dalam kelas VIII 4 SMP NEGERI 5 Palopo sangat banyak yaitu 25 orang dimana 3 observer mengamati aktivitas

peserta didik untuk masing-masing indikator dan 3 observer mengamati aktivitas guru atau peneliti saat menerapkan make a match dalam pembeljaran SPLDV.

Adapun hasil observasi aktivitas peserta didik dapat dilihat sbagai berikut :

Tabel 4.6

hasil observasi aktivitas peserta didik

Komponen yang diamati Siklus

1

Siklus 1I

1. Memberikan salam,dan peserta didik memimpin doa 1,83 2

2. peserta didik mendengarkan penjelasan guru 1,5 2,5

3. peserta didik memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru 1,5 1,83 4. peserta didik duduk rapi dan bersiap menerima kartu yang akan di

bagikan oleh guru.

1,5 2,33 5. peserta didik mendapatkan kartu,ada yang berisi soal dan ada yang

hanya berisi jawaban

2,5 2,5

6. peserta didik memulai sesuai denngan arahan guru,yaitu membaca soal dan peserta didik lain mendengar dan mengerjakan soalnya

2,5 3

7. peserta didik yang sesuai jawaban artinya mereka di kelompok yang sama.

2,5 3

8. peserta didik pada kelompok yang sama membahas soal tersebut pada kelompoknya.

2,5 3

9. peserta didik kemudian mempersentasikan hasil diskusinya. 2,5 2,5 10. peserta didik mendapat nilai dari hasil diskusinya 1,5 2 11. peserta didik dan guru menutup pemblajaran dengan salam 2.5 2,5

Rata-rata penilaian aktivitas peserta didik 1,93 2,47

Persentasi penilaian aktivitas peserta didik 64% 82%

Perolehan hasil observasi aktivitas peserta didik meningkat secara yaitu dari 1.93 atau 64% Menjadi 2,47 atau 82%.

Tabel 4.7

Hasil observasi aktivitas guru

Komponen yang diamati Siklus

1

Siklus 1

1. Guru mengucapkan salam kemudian mengkondisikan peserta didik belajar

1.5 2,5

2. Membiasakan bac a doa sebelum belajar. 2,5 2,5

3. Guru mengadakan pengecekan kehadiran peserta didik 2,5 3 4. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran,Menyampaikan KD, indikator kepada peserta didik, dan inti materi

2 2,5

5. Guru menyampaikan materi pelajaran secara singkat kepada pesrta didik.

2 2,5

6. Guru membagi Peserta didik ke beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

2,5 2,5 7. Guru mengatur posisi peserta didik membentuk huruf u ( saling

berhadapan)

2,5 3

8. Guru menjelaskan peraturan permainan. 2,5 3

9. Guru membagikan kartu soal kepada masing-masing anggota kelompok pemengang soal.

2,5 3

10. Guru membagikan kartu jawaban kepada masing-masing anggota kelompok secara acak

2,5 3

11. Guru mengarahkan kelompok untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya dan memberikan batas waktu.Kemudian pasangan yang terbentuk menunjukkan kartunya.

2,5 3

12. Guru menyuru kelompok untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya dan memberikan batas waktu. Kemudian pasangan yang terbentuk menunjukkan kartunya pada guru.

2,5 3

13. Guru mencari tiga pasangan kelompok yang tercepat mendapatkan pasangan atau soal yang cocok dengan jawaban

1,5 2,5

14. Guru memberikan sebuuah hadiah sebagai penemu pasangan yang tercepat

1,5 2

15. Guru memberikan evaluasi terhadap hasil permainan. 1,5 2 16. Guru dan peserta didik menarik kesimpulan secara

bersama-sama.

1,5 3

17. Mengumumkan skor akhir masing-masing kelompok dan memberikan tugas.

1,5 2,5

18. Membaca doa sesudah belaar 2 2,5

Rata-rata penilaian aktivitas guru 2,11 2,53

persentase penilaian aktivitas guru 70% 84%

Perolehan hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu dari 2,11 atau 70% Menjadi 2,53 atau 84%.

Untuk perolehan hasil catatan harian peserta didik lebih jelas terlihat pada lampiran.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa melalui penerapan teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi SPLDV kelas VIII 4 SMP Negeri 5 Palopo. Adapun data yang diperoleh melalui instrument tes dan lembar observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis uji coba instrument dan data deskriptif.

Sebelum tes terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan (validitas) sehingga instrument yang akan diuji cobakan betul telah memenuhi kriteria kevalidan. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa rata-rata penilaian instrument tes siklus I sebesar 3,73 hal ini masuk pada kategori “sangat valid”, pada tes siklus 2 sebesar 3.87 dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut termasuk kategori “Sangat Valid”. Sedangkan untuk validitas hasil tes observasi guru sebesar 3,84 disimpulkan kedalam kategori “sangat valid”. Tes hasil observasi aktivitas peserta didik sebesar 3,77 termasuk dalam kategori “sangat valid”. Berdasarkan hasil tersebut rata-rata keseluruhan dikatakan semua memenuhi kriteria kevalidan.

Setelah pengujian validitas instrument selesai selanjutnya instrument diuji kereliabelannya. Berdasarkan hasil perhitungan realibilitas di peroleh tingkat kereliabelannya soal sangat tinggi dimana pada uji instrument siklus I sebesar 0,92 dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”, Tes siklus II sebesar 1 dan dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”. Dan tes hasil observasi guru sebesar 0,96 dapat disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori “sangat tinggi”. Tes hasil observasi aktivitas peserta didik sebesar 0,94 yang juga disimpulkan dalam kategori “sangat tinggi”. Sehingga rata-rata keseluruhan dikatakan memenuhi kriteria kevalidan.

Setelah instrument dikatakan valid maka instrument dapat digunakan ke subjek penelitian. Hasil analisis statistika deskriftif menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil tes siklus I adalah 64,84 dan skor rata-rata hasil tes siklus II adalah 81,00 Jika skor rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II disesuaikan dengan tabel 3.2 diperoleh hasil siklus I termasuk dalam kriteria kurang, dan hasil tes siklus II termasuk kriteria sangat tinggi. Jika skor hasil tes dikelompokkan dalam lima kategori maka di peroleh hasil tes siklus I tidak ada peserta didik yang termasuk kategori tinggi ,tetapi 10 peserta didik ada di kategori sangat rendah, dan ada 15 peserta didik di kategori rendah. Untuk tabel 4.7 di peroleh hasil tes siklus II di peroleh hasil yang sangat tinggi yaitu 1 orang meraih predikat sangat tinggi, 9 orang tinggi, 11 orang cukup, dan Untuk nilai rendah terdapat 4 peserta didik dan sangat rendah tidak lagi terdapat peserta didik dengan nilai tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini, di peroleh informasi bahwa melalui penerapan teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar baik. Dengan demikian make a match dalam pembelajaran matematika dapat di katakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya pada materi SPLDV kelas VIII 4 SMP Negeri 5 Palopo.

Selanjutnya hasil observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran sesuai dengan indikator yang terdapat dalam lembar observasi.

Kegiatan obesrvasi aktivitas guru maupun peserta didik, peneliti di bantu oleh observer untuk mempermudah dan agar penilaian lebih objektif. Hal ini didasari jumlah peserta didik dalam kelas VIII 4 SMA Negeri 5 Palopo sangat banyak yaitu 25 orang dimana 3 observer mengamati aktivitas peserta didik dan 3 observer lain mengamati aktivitas guru atau peneliti saat menerapkan teknik make a match dalam pembelajaran SPLDV.

Perolehan hasil aktivitas peserta didik meningkat secara kuantitatif dari 1,93 atau 64% Menjadi 2,47 atau 82%. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru mengalami peningkatan secara kuantitatif yaitu 2,11 atau 70% Menjadi 2.53 atau 86%.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang merujuk pada metode kenmes dan mc tagger, yaitu metode spiral yang terdiri dari

dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi.

Siklus I dan II dilaksanakan selama 2 minggu yaitu terdapat 4 kali pertemuan dalam tahap perencanaan, peneliti melakukan aktivitas menganailis dan menelaah kurikulum yang di gunakan dikelas VIII 4 SMP Negeri 5 Palopo pada mata plajaran matematika dengan menyesuaikan antara waktu atau jadwal pelajaran yang sesuai dengan waktu penelitian, melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran disekolah,tempat penelitian, membuat perangkat yag dibutuhkan dalam proses pembelajaran, membuat format lembar observasi dan catatan harian peserta didik, dan membuat alat evaluasi.

Dalam tahap tindakan ada beberapa proses yang dilakukan yaitu menjelaskan konsep dasar materi SPLDV dengan metode ceramah, menerapkan teknik make a match dalam pembelajaran dengan melibatkan 6 observer yang mengamati masing-masing indikator yaitu banyaknya tugas yang diselesaikan, waktu yang dihabiskan mempraktikkan keterampilan, lamanya meninggalkan kelas tanpa permisi, banyaknya perilaku dalam bertanya, kerja tugas tanpa pengawasan guru (PR) dan belajar mandiri. Dilanjutkan memberi tes, mengembangkan materi pada bahan ajar khususnya contoh dari soal yang ada pada latihan atau teks, menciptakan suasana yang membuat peserta didik mampu berinteraksi dengan sesama peserta didik menyangkut pelajaran yang di ajarkan, pada akhir pembahasan guru memberikan tugas untuk merangkum tentang hasil pembelajaran yang

diberikan dan peserta didik di minta membuat catatan harian peserta didik sesuai dengan format yang dibuat guru disertai dengan refleksi dari peserta didik, dan pemberian skor sebagai bentuk hasil pengukuran semua tes yang diberikan berdasarkan rubric penilaian yang dikembangkan.

Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh 6 orang observer yang dima 3 orang observer melakukan pengamatan pada aktivitas peserta didik dan 3 lainnya mengamati aktivitas guru. Pada tahap refleksi hasil yang didapatkan dari observasi dikumpulkan serta dievaluasi. Dari hasil yang didapatkan, peneliti menrefleksikan diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah meningkatkan hasil bejalar peserta didik . hal-hal yang belum sempurna akan di tindaklanjuti di siklus berikutnya sedangkan yang telah baik akan di pertahankan.

Hasil penelitian ini pada akhirnya membuktikan bahwa teknik make a

match dapat digunakan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan teknik make a match dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khusunya pada materi sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII 4 SMPN 5 Palopo. Hal ini diperoleh berdasarkan analisis statistika deskriptif yang menunjukkan skor rata-rata tes awal adalah 56,08 sedangkan skor rata-rata tes siklus I adalah 64,84 dan skor rata-rata hasil tes siklus II adalah 81,00.

B. Saran

Sejalan dengan apa yang diperoleh dari penelitian ini,supaya tercapai hasil yang optimal sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan kurikulum agar dapat terlaksana dengan baik, maka dalam penelitian ini di kemukakan beberapa saran sebagai rekomendasi tentang upaya peningkatan hasil belajar matematika peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kelas VIII 4 SMPN 5 Palopo dalam penelitian ini, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada kepala sekolah

Kepada Bapak Kepala sekolah SMPN 5 Palopo disarankan hendaknya memberikan rekomendasi bagi para guru agar dapat mengembangkan pelaksanaan sistem pembelajaran yang telah ada melalui penerapan teknik

make a match sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan mutu SMP

yang lebih berkualitas sesuai dengan visi dan misi SMP yang ada. 5. Kepada para guru

Agar para peserta didik semangat dalam belajar, hendaknya guru berusaha untuk menambah khazanah keilmuannya yaitu dengan banyak membaca buku-buku yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik.

6. Kepada para peserta didik

Demi nama baik sekolah, orang tua, dan paling utama masa depan diri sendiri, hendaknya peserta didik berusaha untuk meningkatkan belajarnya demi mencapai hasil belajar yang maksimal dan banyak membaca buku-buku serta disiplin dalam belajar.

7. Kepada para peneliti selanjutanya

Bagi peneliti hendaknya melakukan penelitian yang serupa pada sekolah yang sama dengan materi yang berbeda atau pada sekolah lain guna meningkatkan hasil penelitian ini atau untuk memperoleh penelitian yang berbeda.

Daftar Pustaka

Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora, 2008.

Abu Ahmadi –Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 52.

Anita Lee , Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. 2002.

Anita Lie. Cooperative Learning. 6 ed. Jakarta: PT. Grasindo, 2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penilaian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka Cipta. 2002.

Arsyad, azhar. Media Pembelajaran.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009. Asep Jihad, dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Presindo, 2013.

Aunurahman. Belajar dan pembelajaran, cet. Ke-3.Bandung: Alfabeta, 2009. Depdikbud,. KTSP. Jakarta : Depdiknas,2006.

Depdikbud. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud,1995.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta bekerja sama dengan Depdikbud, 2006.

http.www.Rumusmatematikadasar.com. Pengertian Matematika Menurut Pendapat Ahli, diakses pada 8 juli 2018

Imas Kurniasih dan Berlin Sani. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena, 2015.

Isjoni, Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Kokom Komalasari. Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. 1 ed. Bandung: Refika Aditama, 2010.

Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. M. Quraish Sihab. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an,

Miftahul Huda. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model

Penerapan. 1 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-4. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Pupuh Fatrhurrhman dan Sobry Sutikno. Srategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama, 2009

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, cet. Ke-3 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 46

Republik Indonesia. Undang-undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Jakarta: Sekretariat Negara, 2003.

Sadiman,Arief S dkk, Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009. Saifuddin zuhri qudsi. Cooperatif learning. Yogyakarta: pustaka pelajar.2011. Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Cet. Ke- 6. Jakarta:

Rineka cipta. 2013.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Suprijono, A. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar,2011.

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Dokumen terkait