BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Pengkodean dilakukan sebanyak 11 kali pertemuan. Berdasarkan
proses open coding, ditemukan 183 tema perilaku.
Tabel 2. Tema Open Coding
No Tema
1 Memperlihatkan alat kelamin ke orang lain (dikenal)
2 Memperlihatkan alat kelamin ke orang lain
3 Memperlihatkan alat kelamin ke lawan jenis
4 Anak senang alat kelaminnya membesar
5 Menggambar alat kelamin
6 Menggunakan istilah pengganti untuk menyebut alat kelamin
7 Penasaran dengan alat kelamin lawan jenis
8 Penasaran dengan aktifitas lawan jenis di ruang ganti
9 Berusaha menarik perhatian lawan jenis
10 Merasa tidak nyaman digoda lawan jenis
11 Menggoda lawan jenis
12 Jahil pada lawan jenis
13 Membicarakan tubuh lawan jenis
14 Memiliki idola
15 Memiliki idola lawan jenis
16 Takut bicara tentang mens/mimpi basah
17 Bertanya tentang menstruasi
18 Berkelakar terkait menstruasi
19 Bisa menilai ganteng/cantik
20 Senang jika diperlakukan oleh lawan jenis yang menarik
21 Membandingkan kecantikan/ganteng lawan jenis
22 Berciuman dengan lawan jenis
23 Mencium teman
24 Mencium lawan jenis
25 Mencium karena gemas
26 Cipokan/ciuman
27 Mencium sesama jenis
28 Malu dicium lawan jenis
29 Malu dicium di depan umum/orang lain
30 Meraba alat kelamin sendiri
31 Memegang alat kelamin sendiri
32 Memegang/menyentuh alat kelamin orang lain
33 Memegang organ seksual teman (alat kelamin/payudara)
34 Menyentuh payudara ibu
35 Menempelkan alat kelamin ke orang lain (dikenal)
36 Berkata kotor (ngumpat/misuh)
37 Memplesetkan syair lagu menjadi kata2 kotor
38 Berkata kotor terkait seksualitas (alat kelamin,dll)
39 Menuliskan kata-kata kotor dan porno
40 Lebih suka bermain dengan lawan jenis
41 Berkomunikasi dengan lawan jenis
42 Berimajinasi tentang seksual
43 Beradegan intim dengan pacar
44 Hamil sebelum menikah
45 Merokok,dugem,minum-minuman keras
46 Ereksi ketika melihat / berkhayal tentang seksualitas
47 Pacok-pacokan
48 Menonton film porno
49 Melihat gambar porno
50 Membaca majalah porno
51 Membuat film porno
52 Bercanda dengan topik organ seksual
53 Belum berhati-hati saat bersikap (duduk, jongkok)
54 Berpelukan
55 Meminta berpelukan setelah mandi
56 Berhubungan seks
57 Merangkul orang yang disenangi
58 Meminta mandi bersama
59 Bermain peran
60 Bermain dokter-dokteran
61 Bermain manten-mantenan
62 Merasa cemburu
63 Menyentuh pantat orang dengan sengaja
64 Bercerita atau curhat ke ortu tentang lawan jenis
65 Mengerti istilah porno
66 Berdiskusi seksualitas
34
68 Merasa malu habis mandi tidak pakai baju
69 Merasa malu dengan lawan jenis yang menarik
70 Merasa malu bermain dengan lawan jenis
71 Bertanya mengenai penampilannya
72 Bertanya tentang kehamilan
73 Mengikuti teman yang disukai
74 Cepat mengingat materi pubertas
75 Bertanya anak belum cukup umur belum boleh pacaran
76 Paham tentang alat kontrasepsi (kondom)
77 Menyimpan alat kontrasepsi (kondom)
78 Membuat kriteria pasangan
79 Menginginkan alat kelamin lawan jenis
80 Mengaku pacar pada lawan jenis yang dianggap menarik
81 Membelai rambut teman
82 Merasa malu/tidak mau bersalaman dengan lawan jenis
83 Menulis surat cinta ke teman yang disukai
84 Ingin dekat terus dengan lawan jenis dewasa
85 Mencari perhatian lawan jenis
86 Berdandan untuk menarik perhatian lawan jenis
87 Mengatakan tidak sopan pada adegan seronok
88 Menyukai lawan jenis (naksir)
89 Menyatakan suka pada lawan jenis
90 Menjadi korban pelecehan seksual
91 Mengintip pakaian dalam perempuan
92 Mengintip lawan jenis di WC/ kamar ganti
93 Mengintip orang ML
94 Mencolek lawan jenis
95 Bertanya mengenai alat kelamin
96 Bertanya tentang payudara
97 Menendang alat kelamin
98 Berfoto tanpa memakai baju
99 Menonton tayangan yang menampilkan alat kelamin
100 Pura-pura memasukkan benda ke vagina
101 Minder dengan bentuk tubuhnya
102 Mengejek maho, banci, dll
103 Menggoda perempuan cantik
104 Menyatakan status pacaran dalam sosmed (FB)
105 Malu mengenakan baju minim/seksi
106 Bermain video game cabul
107 Bertanya tentang diperkosa
108 Tertarik dengan pakaian dalam
109 Memuji lawan jenis yang dianggap menarik
110 Mencium orang tua dengan mesra (deep kissing)
111 French kiss
112 Mencium orang dewasa
113 Melihat gambar porno dengan orang lain
114 Berperilaku sesuai peran jenisnya (laki-laki dan perempuan)
115 Bermain dengan sejenis kelamin
116 Bertanya tentana pernikahan
117 Boncengan sambil meluk
118 Berpakaian seksi
119 Berbicara dengan bahasa dewasa
120 Belum merasa malu kalau tidak berpakaian/berganti pakaian
121 Bertanya mengenai proses kelahiran/melahirkan
122 Bermain dengan alat kelamin sendiri
123 Menggesek-gesek kelamin dengan benda lain
124 Memeluk orang lain (yang dikenal)
125 Menggandeng/bergandengan tangan lawan jenis
126 Berdandan dan menggunakan aksesoris seprti orang dewasa
127 Mengkoleksi barang porno
128 Berbicara tentang alat kelamin
129 Bertanya tentang seksualitas(sperma,cium,dll)
130 Berdiskusi tentang lawan jenis
131 Menceritakan adegan porno
132 Mengomentari bentuk tubuh orang lain
133 Mengatakan tidak sopan pada gambar perpempuan yang
berpakaian minim
134 Menonton tayangan yang tidak seronok
135 Telanjang di depan orang
136 Bertanya tentang hubungan suami istri
137 Tertarik dengan alat kelamin hewan
138 Merasa malu belajar kelompok dengan lawan jenis
139 Bertanya tentang alat kelamin hewan
140 Mencolek payudara
141 Menerima pelukan/ciuman dari orang lain tanpa ijin
142 Ingin melindungi lawan jenis yang ditaksir
143 Senyum-senyum melihat cewe cantik
144 Paham tentang hubungan badan
145 Bertanya tentang asal-usul bayi
146 Memainkan alat kelamin depan teman
36
148 Masih sering tidak pakai pakaian dalam
149 Berbicara cinta-cintaan
150 Onani
151 Membandingkan alat kelamin dengan teman
152 Terangsang
153 Paham tentang perbedaan alat kelamin cowok dan cewek
154 Saling meraba tubuh
155 Memperlihatkan alat kelamin ke teman
156 Bermain alat kelamin engan teman (lomba
kencing-kencingan)
157 Membahas teman yang menarik secara fisik (cantik/ganteng)
158 Anak perempuan takut belum dapat haid
159 Saling mengejek antar lawan jenis
160 Membandingkan teman lawan jenis
161 Berpakaian sesuai jenis kelaminnya
162 Merasa malu ganti pakaian di depan orang
163 Penasaran dengan sunat
164 Merasa malu/tidak nyaman duduk berdampingan dengan
lawan jenis
165 Merasa malu jika ke belakang dilihat orang lain
166 Mengetahui/bisa menilai seksi
167 Menirukan adegan porno
168 Meminjam vcd porno
169 Mendownload konten porno
170 Browsing/mengakses konten porno via internet
171 Berpacaran
172 Bicara istilah pacaran
173 Berpacaran sejenis kelamin
174 Paham tentang perbedaan jenis kelamin
175 Bermain sesuai peran jenis kelamin
176 Menyibak rok
177 Melorotin celana teman
178 Bergaya dan berperilaku seperti lawan jenis
179 Merasa malu jika bertemu/berhadapan dengan lawan jenis
180 Merasa malu ketika melihat orang pacaran/ciuman
181 Merasa malu ketika melihat pakaian dalam lawan jenis
182 Membuat simbol sex
183 Duduk berdekat-dekatan dengan lawan jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah proses open coding selesai, dilanjutkan dengan proses axial
coding yang bertujuan untuk mencari tema umum. Berdasarkan proses
axial coding akhir , ditemukan 5 kategori besar, yaitu kategori “Perilaku”,
kategori “Non Perilaku”, “Reaksi terhadap stimulus seksual”,
“konsekuensi dari Perilaku Seksual”, serta kategori “Lain-lain”.
Hasil penelitian terbagi ke dalam 4 kategori besar serta 1 kategori
“Lain-lain”. Kategori besar yang pertama adalah kategori “Perilaku”
(87,4%) yang terdiri dari kategori “perilaku seksual anak” (83,1%),
kategori “perilaku terkait seksualitas” (2,9%), serta kategori “perilaku non
seksual” (1,4%). Kategori besar kedua adalah kategori “Non Perilaku”
(7,4%) yang terdiri dari kategori “Pemahaman Anak terkait Seksualitas”
(5%) dan kategori “ Emosi Anak terkait Seksualitas” (2,4%). Kategori
ketiga adalah kategori “Reaksi terhadap Stimulus Seksual” (0,1%), dan
yang terakhir adalah kategori “Konsekuensi Perilaku Seksual” (0,4%).
Kategori “Lain-lain” (2,9%) memuat hal-hal yang tidak jelas seperti
“buku-buku komik sinchan, novel”.
38
Persepsi Orang Tua dan Guru mengenai Perilaku Seksual Anak
Secara umum, peneliti menemukan bahwa orang tua dan guru memiliki
persepsi bahwa perilaku seksual anak tidak hanya perilaku seksual yang
senyatanya (sesuai dengan literatur yang ada), tetapi juga perilaki-perilaku non
seksual, perilaku yang terkait dengan seksualitas, serta pemahaman dan emosi
anak terkait seksualitas. Selain itu, orang tua dan guru juga mempersepsikan
reaksi seksual seperti ereksi, ataupun akibat dari perilaku seksual seperti hamil
juga merupakan perilaku seksual anak.
1. Kategori “Perilaku”
Kategori ini memiliki persentase sebesar 87,4%. Kategori ini
terdiri dari kategori Perilaku Seksual Anak (83,1%), Perilaku Anak terkait
Seksualitas (5%), serta kategori Perilaku Non-Seksual (1,4%).
Secara umum, orang tua mempersepsikan perilaku seksual tidak
hanya perilaku yang benar-benar perilaku seksual anak, tetapi juga
perilaku anak yang ada kaitannya dengan seksualitas hingga perilaku yang
sama sekali tidak ada kaitannya dengan seksualitas.
a. Perilaku Seksual Anak
Kategori “Perilaku Seksual Anak” menjadi kategori dengan
persentase terbanyak (87,4%). Kategori ini terdiri dari
perilaku-perilaku seksual anak yang terbagi ke dalam 2 jenis perilaku-perilaku, yaitu
perilaku seksual anak yang soliter, serta perilaku seksual anak dengan
partner.
40
Tabel 3. Perilaku Seksual Anak Tanpa Pasangan (Solitary)
Solitary
Arousal Persentase Non Arousal Persentase
melihat pornografi 6,4%
bergaya seperti orang
dewasa 5,0%
melihat tayangan
seronok 3,8% berpakaian seksi 3,1%
membaca majalah porno 1,3%
berdandan dan menggunakan
aksesoris seperti orang
dewasa
1,9%
browsing dan download
konten porno 1,3%
memperhatikan
penampilan diri 0,4%
bermain game porno 0,1% mengkoleksi barang porno 0,6%
masturbasi 1,1%
menyimpan alat
kontrasepsi 0,1%
onani 0,1% menyentuh alat kelamin 3,2%
menggesekkan alat
kelamin ke benda 1,0%
menyentuh alat kelamin
sendiri 3,2%
berimajinasi seksual 0,7% penis envy 0,3%
menggambar alat
kelamin 0,5% mengenali identitas gender 4,1%
memperlihatkan
organ seksual 0,2%
berperilaku sesuai jenis
kelaminnya 1,8%
berfoto tanpa memakai
baju 0,2%
berperilaku seperti lawan
jenis 2,3%
menyukai lawan jenis 1,3% berbahasa seksual 5,6%
menulis surat cinta ke
lawan jenis yang
disukai
1,3%
menggunakan istilah
pengganti untuk menyebut
alat kelamin
0,4%
mencoba memasukkan
benda ke vagina 0,1%
berkata kotor terkait
seksualitas 5,3%
tertarik dengan pakaian
dalam 0,4%
Total 10,4% Total 19,8
%
Perilaku seksual soliter berisi perilaku-perilaku seksual anak yang
dilakukan sendiri,atau tanpa partner. Perilaku tersebut dapat bersifat
menimbulkan hasrat seksual (arousal) ataupun tidak (non arousal).
Menurut para orang tua dan guru, perilaku seksual soliter yang bersifat
arousal merupakan perilaku anak yang dilakukan atas dasar adanya
dorongan seksual atau ketika dilakukan menimbulkan dorongan
seksual. Contoh perilaku yang masuk dalam kategori ini adalah
menonton film porno, masturbasi, atau menulis surat cinta ke teman
yang disukai.
“Anak orang lain (ibunya cerita pada saya), anaknya 3 (11tahun, 9 th dan 5 th). Sering ditinggal ortu kerja, mereka main ke rumah tetangganya (tetangga sudah remaja, baru nonton film porno). Kakak beradik 3 orang tersebut tidak sengaja ikut nonton dan akhirnya malah dipinjami CD oleh tetangganya terus mereka menonton lagi film porno di rumah mereka sendiri secara sembunyi-sembunyi.” (124.d)
“Anak laki-laki onani diam-diam sambil liat gambar TTS porno.” (146.n)
“Surat menyurat antar kelas dengan lawan jenisnya isinya masalah cinta.” (175.d)
Sedangkan perilaku seksual anak non-arousal dipersepsikan oleh
para orang tua dan guru sebagai perilaku seksual anak yang dilakukan
tanpa partner, dan tanpa tendensi dorongan seksual ketika perilaku
tersebut dilakukan. Contoh perilaku pada kategori ini adalah perilaku
bergaya seperti orang dewasa, berperilaku seperti lawan jenis, atau
menggunakan istilah pengganti untuk menyebut alat kelamin.
“Wanita, usia 9,5 tahun senang memakai baju agak seksi biar seperti kakaknya.” (216.b)
42
“Masih menggunakan istilah-istilah pengganti seperti "titit, nenen, dsb".” (052.c)
Perilaku seksual anak dengan partner atau pasangan merupakan
kategori dengan persentase tertinggi sebesar 52,9%. Pasangan yang
dimaksud pada kategori terbagi 4 jenis yaitu orang dekat (orang tua,
guru, teman, keluarga), pasangan romantis (pacar), orang asing, serta
hewan. Pada kategori perilaku dengan pasangn orang dekat, perilaku
anak terbagi ke dalam 2 sifat, yaitu arousal dan non arousal. Akan
tetapi pada kategori perilaku seksual dengan pasangan romantis, orang
asing maupun hewan, perilaku yang muncul bersifat arousal.
Pada kategori perilaku seksual dengan pasangan orang dekat,
subjek menyebutkan perilaku-perilaku yang bersifat arousal seperti
mencium teman atau keluarga, menyentuh alat kelamin orang lain,
melihat alat kelamin orang lain, berdiskusi seksualitas, dan sebagai
macamnya. Subjek menyebutkan perilaku-perilaku seksual anak yang
dilakukan dengan orang-orang dekat anak dan dirasa memiliki tendensi
dorongan seksual.
“Mencium teman putrinya di depan anak-anak putra.” (198.a)
“Menempel-nempelkan alat kelamin ke anak jenis kelamin lain.” (020.h)
Subjek juga menyebutkan perilaku non-arousal, yaitu perilaku
yang dianggap dilakukan oleh anak tanpa tendensi atau dorongan
seksual. Menurut subjek, perilaku yang tergolong dalam kategori
tersebut adalah perilaku-perilaku seperti bertanya mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksualitas, bermain peran, atau bermain dengan teman sejenis
kelamin.
“Menanyakan apa itu menstruasi/haid?” (060.b)
“Memainkan peran pacaran (pasangan laki-laki dan perempuan) dengan temannya / menggunakan Barbie.” (075.e)
Tabel 4. Perilaku Seksual Anak dengan Pasangan Orang Dekat (Partner –
Close People)
Partner
Close People (parent and friend)
Arousal Persentase Non Arousal Persentase
mencium 2,9% menyukai lawan jenis 6,0%
mencium teman lawan jenis 2,5% menyukai lawan jenis 2,9%
mencium orang tua dengan
mesra (deep kissing) 0,4% mencari perhatian lawan jenis 1,3%
melihat pornografi 0,4% menggoda lawan jenis 0,9%
melihat gambar porno dengan
orang lain 0,4% Menjahili lawan jenis 0,9%
memperlihatkan organ
seksual 1,4%
bertanya mengenai
seksualitas 7,7%
memperlihatkan alat kelamin
ke orang lain yang dikenal 1,2%
bertanya mengenai
istilah-istilah seksual 1,3%
telanjang di depan orang lain 0,3%
bertanya mengenai kehamilan, kelahiran, dan proses adanya bayi
2,7%
melihat organ seksual orang
lain 6,7%
bertanya mengenai organ
seksual 2,1%
berusaha melihat alat kelamin
orang tua 0,4% bertanya mengenai pacaran 0,1%
berusaha melihat aktifitas seksual lawan jenis di WC/ruang ganti
1,4%
bertanya mengenai perbedaan cara buang air kecil laki-laki dan perempuan
0,6%
berusaha melihat pakaian
44
berusaha melihat aktifitas
seksual orang dewasa 0,1%
bertanya mengenai hubungan
suami istri 0,4%
menyentuh organ seksual
orang lain 4,9% bertanya mengenai sunat 0,3%
menyentuh alat kelamin teman 1,2% bertanya mengenai alat kelamin
hewan 0,1%
menyentuh alat kelamin orang
tua 3,7% bermain dengan alat kelamin 0,6%
saling meraba tubuh 0,1% membandingkan alat kelamin
dengan teman 0,4%
memeluk 0,1%
menggunakan alat kelamin sebagai permainan (lomba kencing)
0,2%
meminta berpelukan dalam
kondisi telanjang 0,1% bermain peran 0,6%
menirukan adegan porno 1,9% bermain manten-mantenan 0,5%
berbahasa seksual 2,9% bermain dokter-dokteran 0,1%
berbincang terkait seksualitas 2,9% memeluk 1,5%
clinging dengan lawan jenis
dewasa 0,2%
memeluk orang lain yang
dikenal 1,5%
berusaha kontak fisik dengan
teman lawan jenis 4,2%
berusaha kontak fisik dengan
teman lawan jenis 0,8%
duduk berdesakan dengan
lawan jenis 1,7%
bermain dengan teman lawan
jenis 0,8%
bermain dengan teman lawan
jenis 1,8%
bermain dengan teman
sejenis kelamin 0,5%
bergandengan tangan dengan
teman lawan jenis 0,7% Total 17,8%
menyentuh bagian tubuh
teman lawan jenis 1,6%
mencolek teman lawan jenis 0,9% menyentuh bagian tubuh teman
perempuan 0,5%
membelai rambut teman 0,2%
menempelkan alat kelamin
ke orang lain 0,2%
pacok-pacokan 4,2%
Total 31,5%
Selain dengan pasangan orang dekat, subjek juga menyebutkan
perilaku seksual anak dengan pasangan romantis. Pasangan romantis
yang dimaksud disini adalah kekasih. Perilaku seksual anak yang
disebutkan di sini merupakan perilaku yang cenderung dilakukan oleh
anak usia akhir (10 hingga 12 tahun).
Tabel 5. Perilaku Seksual Anak dengan Pasangan Romantis (Partner –
Romantic Partner)
Partner Romantic Partner
Arousal Persentase
beradegan intim dengan pacar (pacaran seperti orang
dewasa) 0,8%
mencium 0,3%
cipokan/ciuman di leher 0,2%
french kiss 0,1%
memperlihatkan organ seksual 0,1%
membuat film porno 0,1%
memeluk 0,4%
merangkul orang yang disayang / pacar 0,2%
berboncengan sambil memeluk 0,2%
berpacaran 0,8%
berhubungan badan / intercourse 0,7%
46
Contoh perilaku pada kategori tersebut adalah memeluk, mencium,
berpacaran dan sebagainya. Subjek cenderung menyebutkan perilaku
seksual yang biasa dilakukan oleh pasangan kekasih. Kategori perilaku
seksual anak yang dilakukan dengan pasangan romantis memperoleh
persentase sebesar 3%.
“Saat pulang sering terlihat ada noda cipok-cipokan.” (155.f) “Membuat film porno.” (041.n)
“Dari apa yang dilihatnya (hubungan intim orang tuanya) dia mulai coba-coba (punya pacar, pacaran di dekat rumahnya tapi gelap-gelapan). Kadang jalan-jalan dengan pacarnya sampai malam hari ddan tidak dilarang orang tuanya, ada yang pernah melihatnya berciuman dengan pacarnya dalam tingkah/pergaulan seperti orang dewasa. meski baru 5 SD, tapi payudaranya sudah kelihatan dan sudah menstruasi. badannya gemuk jadi mudah / dikira sudah remaja/dewasa.” (214.b)
Subjek juga menyebutkan beberapa perilaku yang termasuk ke
dalam kategori perilaku seksual anak dengan pasangan orang asing.
Pada kategori ini, subjek menyebutkan beberapa perilaku seksual anak
kepada orang asing. Kategori ini memperoleh persentase sebesar 0,5%.
Contoh perilaku pada kategori ini adalah memperlihatkan alat kelamin
ke orang yang tidak dikenal, menyentuh alat kelamin orang yang tidak
dikenal serta menerima pelukan dari orang asing.
Tabel 6. Perilaku Seksual Anak dengan Pasangan Orang Asing
(Partner – Strange People)
Partner Strange People
Arousal Persentase
memperlihatkan organ seksual 0,2%
memperlihatkan alat kelamin ke orang lain yang tidak dikenal 0,2%
menyentuh organ seksual orang lain 0,2%
menyentuh organ seksual orang lain tidak dikenal dengan
sengaja 0,2%
menerima pelukan/ciuman dari orang asing 0,1%
Total 0,5%
Kategori perilaku seksual anak dengan pasangan yang terakhir
adalah perilaku seksual anak dengan pasangan hewan. Yang dimaksud
dengan pasangan hewan adalah anak menunjukkan perilaku seksual
tertentu kepada hewan. Kategori ini memperoleh persentase sebesar
0,5%. Kategori ini hanya terdiri dari 1 perilaku, yaitu menyentuh alat
kelamin hewan.
48
Tabel 7. Perilaku Seksual Anak dengan Pasangan Hewan (Partner –
Animal)
Partner Animal
Arousal Persentase
menyentuh alat kelamin 0,2%
menyentuh alat kelamin hewan 0,2%
Total 0,2%
b. Perilaku Anak terkait Seksualitas
Kategori “Perilaku Anak terkait Seksualitas” berisi
perilaku-perilaku anak pada umumnya, tetapi ada kaitannya dengan seksualitas.
Kategori ini memiliki persentase sebesar 2,9%.
Tabel 8. Perilaku Anak terkait Seksualitas
Kategori Persentase
menendang alat kelamin 0,3%
bercanda dengan topik seksualitas 0,6%
memiliki idola 0,7%
berusaha melindungi lawan jenis yang ditaksir 0,2%
bicara istilah pacaran 0,3%
pakaian dalam terlihat ketika duduk 0,2%
bercerita ke orang tua mengenai lawan jenis 0,3%
membuat kriteria pasangan 0,2%
mengikuti teman yang disukai 0,2%
Total 2,9%
Contoh perilaku yang disebutkan subjek pada kategori ini adalah
seperti membuat kriteria pasangan, serta terlihat pakaian dalamnya
ketika duduk atau jongkok.
“Mengharapkan apabila suatu saat punya pacar mempunyai fisik menarik seperti idolanya.” (053.c)
“Terkadang lupa bahwa sudah besar (comtoh, anak perempuan kalau duduk roknya kemana-mana/kurang sopan).” (159.n)
Pada kategori ini, subjek menyebutkan perilaku-perilaku anak yang
terkait dengan seksualitas, tetapi tidak termasuk ke dalam kategori
perilaku seksual. Hal ini disebabkan karena perilaku-perilaku yang
disebutkan oleh subjek tidak bersifat pengumpulan informasi anak
mengenai seksualitas (Kambouropoulos dkk, 2005). Perilaku-perilaku
tersebut pada dasarnya adalah perilaku yang pada umumnya terjadi
pada setiap orang. Bahkan perilaku terlihat pakaian dalamnya ketika
duduk atau jongkok merupakan perilaku yang terjadi pada anak tanpa
intensi dan tendensi apapun.
50
c. Perilaku Non-Seksual
Pada kategori perilaku non seksual, subjek menyebutkan beberapa
perilaku anak yang sama sekali bukan perilaku seksual dan tidak
terkait dengan seksualitas. Kategori ini memperoleh persentase sebesar
1,4%.
Tabel 9. Perilaku Non-Seksual
Kategori Persentase
bertingkah seperti orang dewasa 0,6%
merokok, dugem, minum-minuman keras 0,4%
Agresif 0,4%
Total 1,4%
Perilaku yang disebutkan oleh subjek contohnya adalah perilaku
agresif anak, perilaku merokok, serta berperilaku seperti orang dewasa.
“Saya pernah melihat seorang anak laki-laki yang berumur SD sudah suka merokok secara terang-terangan di depan umum dan menggunakan motor secara ugal-ugalan.”(042.c)
“Anak ini laki usia sekitar 8 tahun. Dari kecil dia diasuh ibunya di lingkungan yang kebanyakan orang tua atau ibu-ibu. Karena kebiasaan itulah dia masih anak kecil tetapi omongannya sudah seperti orang dewasa.”(022.a)
2. Kategori “Non-Perilaku”
Menurut para orang tua dan guru, perilaku seksual anak tidak
hanya berupa perilaku yang secara eksplisit terlihat. Mereka memiliki
pandangan bahwa emosi dan pemahaman anak terkait seksualitas juga
termasuk perilaku seksual. Kategori “Non-Perilaku” memiliki persentase
sebesar 7,4%, dan terdiri dari 2 kategori besar yaitu pemahaman terkait
seksualitas (5%) dan emosi terkait seksualitas (2,4%).
Tabel 10. Pemahaman Anak terkait Seksualitas
Kategori Persentase
Memahami identitas gender 2,4%
memahami konsep lawan jenis yang menarik secara fisik 1,5%
memahami fungsi dan pemakaian alat kontrasepsi 0,3%
mengerti istilah pornografi 0,2%
mengerti norma sosial terkait seksualitas 0,4%
mengerti tentang konsep hubungan badan 0,1%
mengingat materi pelajaran terkait seksualitas 0,1%
Total 5%
Tabel 11. Emosi Anak terkait Seksualitas
Kategori Persentase
Malu 0,7%
Takut 0,2%
Cemas 0,3%
Tidak Nyaman 0,2%
Senang 1%
Total 2,4%
52
Para orang tua dan guru memiliki persepsi bahwa kemampuan
anak untuk memahami konten atau materi terkait seksualitas adalah
merupakan perilaku seksual. Hal ini disebabkan karena pemahaman anak
mengenai seksualitas tercermin dari perkataan atau perbuatannya,
sehingga hal tersebut dianggap subjek sebagai perilaku seksual juga.
Contoh perilakunya adalah sebagai berikut.
“Saya wali dari anak yang berjenis kelamin perempuan kira -kira umur 10 tahun, dia sudah mengerti bedanya kelamin anak perempuan dan laki-laki. Dia sudah mulai mengenal lawan jenis.” (119.a)
“Anak-anak pada umumnya sudah dapat menilai wajah temannya mana yang cantik, ganteng, maupun jelek.”(009.a)
Subjek juga seringkali memandang bahwa pengetahuan anak
mengenai seksualitas adalah hal yang tidak wajar. Pengetahuan anak
terkait objek seksual seringkali dianggap aneh dan belum waktunya anak
tahu.
“Anak seusianya yang masih duduk di bangku sekolah dasar sudah mengerti apa itu alat kontrasepsi padahal belum waktunya mereka tahu itu.”(087.e)
Padahal perkembangan teknologi yang semakin maju sangat
memungkinkan hal tersebut terjadi. Anak-anak dapat dengan mudah
mengetahui berbagai info terkait seksualitas dari internet atau media
massa.
Serupa dengan pemahaman anak terkait seksualitas, subjek juga
menganggap bahwa emosi anak terkait seksualitas merupakan perilaku
seksual anak. Secara umum, subjek melaporkan emosi anak terkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksualitas berupa 4 macam, yaitu, malu, tidak nyaman, takut atau cemas,
serta senang.
“Agak bereaksi berlebihan jika misal rok ibu terbuka, "ibu