• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Kasus Posisi (ringkasan substansi fokus penelitian)

Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 20 Februari 2014 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang, pada tanggal 20 Februari 2014 dengan Register No. 03/G/2014/PHI.Smg telah mengajukan hal-hal dengan pokok perkara yaitu bahwa Tergugat adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman serbuk dalam sechet, dengan bahan utama kopi (bubuk) untuk pertama kalinya bubuk kopi sechet kemudian berkembang duo kopi gula dan selanjutnya membuuat produk dengan macam-macam inovasinya sekarang yang sedang boming produk White Kopi bahkan iklannya dimedia elektronik besar-besaran, salah satunya dengan menjadi sponsor acara YKS dan kuisnya di Trans TV dengan membagi-bagi hadiah uang yang sangat besar. Bahwa Para Penggugat adalah buruh yang bekerja di Tergugat antara lain:

a) Penggugat I : bekerja sejak 09 Februari 2013, di PHK secara sepihak dan lisan sejak 08 Agustus 2013, masa kerja 7 bulan;

99 Sudikno Mertokusumo I, Op. Cit h. 62-63.

48

b) Penggugat II : bekerja sejak 10 Februari 2012, di PHK secara sepihak dan lisan sejak 10 Agustus 2013, masa kerja 1 tahun 6 bulan.

b. Pihak

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat pertama telah menjatuhkan Putusan Sela sebagai berikut dalam perkara antara:

1. Nino Mei Saputri, WNI, pekerjaan Buruh PT Java Prima Abadi, bagian Asisten Teknis, yang beralamat di Jl. Sriwijaya No. 68 RT.01 RW.04 Kel. Candi, Kec. Candisari Kec. Semarang selanjutnya disebut Penggugat I;

2. Mugiyanto, WNI, pekerjaan Buruh PT Java Prima Abadi, bagian Asisten Tehnis, yang beralamat di Bandarjowo RT. 06 RW.04 Kel. Bandarjowo, Kec. Genuk Kota Semarang, selanjutnya disebut Penggugat II;

Yang dalam perkara ini diwakili oleh kuasanya bernama Romelan, SH.MH adalah Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor Advokat dan konsultan Hukum Romelan, SH.MH & Rekan yang beralamat di Jl. Wonodri Joho I No. 987 B Semarang, bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 14 Februari 2014, selanjutnya disebut sebagai PARA PENGGUGAT. Dengan PT. Java Prima Abadi, yang beralamat di Jln. Arteri Yos Sudarso No. I Kaligawe Kota Semarang, yang dalam perkara ini diwakili oleh kuasanya bernama Irianto, Jabatan General Manager, Ning Asiatun Chotimah, Jabatan Kepala Produksi, ketiganya beralamat PT. Java Prima Abadi yang beralamat di Jl. Arteri Yos Sudarso No. 1 Kaligawe Kota Semarang, bertindak untuk dan atas

49

nama pemberi kuasa, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 06 Maret 2014, selanjutya disebut sebagai Tergugat.

c. Dalil Penggugat

1. Bahwa Para Penggugat menerima upah terakhir masing-masing Rp. 1.209.100,- per bulan sesuai UMK kota Semarang tahun 2013.

2. Bahwa Para Penggugat tidak diikutkan Jamsostek sejak pertama kali bekerja sampai di PHK secara sepihak dan lisan oleh Tergugat dan baru diikutkan mulai Juni 2013 oleh Tergugat, antara lain: JKK, JKM, JHT, JPK, hal ini sangat merugikan Para Penggugat, karena tidak punya Saldo JHT, sejak pertama bekerja sampai Mei 2013, perbuatan Tergugat ini melanggar Pasal 99 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.

3. Bahwa awal terjadinya Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Para Penggugat tanpa kesalahan apapun di PHK oleh Tergugat dengan alasan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) telah berakhir, padahal Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang dilakukan Tergugat kepada Para Penggugat bertentangan dengan Pasal 59 ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan tidak dibuat rangkap dua hal ini melanggar Pasal 54 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. Bahwa ternyata Perjanjian Kerja Waktu Tertentu antara Para Penggugat dengan Tergugat adalah tidak sesuai yang dimaksudkan pada Pasal 59 ayat (1), (2), (4), (5) dan ayat (6) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan karena Perjanjian Kerja Waktu Tertentunya : pekerjaan bersifat tetap sebagai asisten Teknisi, tidak ada jeda

50

waktu 30 hari jika diperpanjang, dan terus menerus. Disamping itu perjanjian kerja tidak dibuat rangkap dua sesuai dimaksudkan Pasal 54 ayat (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka Para Penggugat berdasarkan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan demi hukum status kerjanya menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (buruh tetap).

5. Bahwa Para Penggugat guna menyelesaiakan masalahnya telah mengupayakan Bipartie dengan mengirim surat perundingan bipartie melalui kuasa hukumya Romelan, SH, MH pada Tergugat tertanggal 21 Oktober 2013, dengan agenda perundingan bipartie pada tanggal 23 dan 25 Oktober 2013, namun Tergugat tidak mau diajak bipartite, sehingga masalah perselisihan PHK Para Penggugat dicatatkan di Disnakertrans Kota Semarang pada tanggal 28 Oktober 2013, dan Para Pihak diundang oleh Disnakertrans Kota Semarang sebanyak 3 kali untuk dimediasi antara lain : Tgl 8, 19, dan 27 Nopember 2013.

6. Bahwa penyelesaian PHK para Penggugat oleh pegawai Mediasi Disnaketrans Kota Semarang mengalami kebuntuan karena ketidakhadiran Tergugat, maka Pegawai Mediasi Disnaketrans Kota Semarang menerbitkan surat anjuran No. 567/5242/2013, tertanggal 23 Desember 2013, yang isinya pada intinya menganjurkan agar PT Java Prima Abadi memberikan kesempatan kepada pekerja sdr. Nino Mei Saputra dan mugiyanto untuk bekerja kembali dengan memanggil para pekerja tersebut dan diangkat menjadi pekera tetap.

7. Bahwa atas anjuran tersebut maka Para Penggugat pada tanggal 3 Januari 2014 menjawab menyatakan menerima anjuran melalui kuasa hukumnya dari Advokat dari

51

Kantor Romelan, SH, MH & Rekan yang beralamat di Jl. Wonodri Joho I Nomor 987 B Semarang, dan tergugat diketahui pada risalah mediasi ternyata menolak anjuran. 8. Bahwa Para Penggugat telah dirugikan tidak mempunyai Saldo Jaminan Hari Tua

(JHT) karena tidak diikutkan Jamsostek sejak pertama kali masuk kerja, maka berdasrkan Pasal 96 UU No. 13 Tahun 2003 Jo Putusan Mahkamah Konstitusi No. 100/PUU-X/2012, tertanggal 3 Oktober 2012, maka Tergugat wajib membayar Jaminan Hari Tua kepada Para Penggugat, oleh karena itu Para Penggugat sudah selayaknya mohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memerintahkan kepada TergugatmembayarJaminan Hari Tua 3,7 % dari upah. Sesuai Pasal 99 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, sebesar sbb:

a. Penggugat I : bekerja sejak 08 Februari 2013 s.d tidak diikutkan Jamsostek pada Mei 2013 kerja 4 bulan sebesar Rp. 1.209.100 x 3,7%x4 bln = Rp. 178.946,- b. Penggugat II : bekerja sejak 10 Februari 2012 s.d tidak diikutkan Jamsostek Mei

2013, atau 15 bulan sbb

 Februari 2012 – Desember 2012, 10 bulan : Rp. 991.500 x 3,7% x 8 bulan = Rp.

366.855,-

 Januari 2013 – Mei 2013, 5 bulan : Rp. 1.209.100 x 3,7 % x 5 bulan = Rp.

23.683,-

Jumlah--- = Rp. 590.538,-

52

d. JawabanTergugat

Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Pasal 3 ayat (2) : “Advokat yang telah diangkat berdasarkan peryaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) dapat menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada bidang tertentu dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan”.

Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Pasal 4 ayat (1) : “sebelum menjalankan profesinya, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di sidang tebuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya”.

Bahwa atas dasar Undang-undang Advokat tersebut diatas, untuk memastikan apakah kuasa dari Penggugat sah atau tidak dan apakah berhak untuk mewakili Para Penggugat atau tidak. Untuk itu kami mohon melalui Majelis Hakim agar Kuasa Hukum dari Para Penggugat untuk memperlihatkan bukti Pengangkatan sebagai Advokat dan Berita Acara Sumpah dari Pengadilan Tinggi setempat, demi tegaknya hukum bagi penegak hukum itu sendiri.

Jika ternyata Kuasa Hukum Para Penggugat tidak dapat memperlihatkan bukti Pengangkatan sebagai Advokat dan Berita Acara Sumpah yang dimaksud oleh Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, maka legitima persona standi in judicionya perlu dipertanyakan, dan sebagai akibatnya kuasa ini tidak sah dan selanjutnya Kuasa Hukum Penggugat tidak berhak mewakili Para Penggugat dalam perkara ini.

Oleh karena kuasa dan kehadirannya tidak sah maka segala tindakan hukum yang pernah dilakukannya menjadi tidak sah, sehingga baik surat kuasa tertanggal 14 Februari 2014 maupun

53

surat gugatan yang dibuat dan ditandatanganinya tertanggal 20 Februari 2014 menjadi tidak sah dan dengan sendirinya batal demi hukum.

Oleh karena surat gugatannya telah batal demi hukum , maka kami mohon kepada Majelis Hakim agar supaya gugatannya pun ditolak untuk seluruhnya.

Bahwa berdasarkan uraian-uraian, fakta dan argumentasi hukum sebagaimana yang telah dikemukakan diatas maka Tergugat mohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang secara patut dan adil berkenan untuk memeriksa dan memutus perkara ini dengan putusan sela sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan eksepsi yang diajukan Tergugat untuk seluruhnya. 2. Menyatakan bahwa kuasa, kehadiran maupun segala tindakan hukum yang pernah

dilakukan oleh kuasa hukum Para Penggugat adalah tidak sah.

3. Menyatakan bahwa kuasa hukum Para Penggugat tidak berhak untuk mewakili Para Penggugat dalam perkara ini.

4. Menyatakan bahwa surat kuasa tertanggal 14 Februari 2014 tidak sah dan dinyatakan batal demi hukum.

5. Menyatakan bahwa surat gugatan yang dibuat dan ditandatangani kuasa hukum Para Penggugat tertanggal 20 Februari 2014 adalah tidak sah dan dinyatakan batal demi hukum, dan/atau dianggap tidak pernah ada, atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka mohon supaya gugatannya pun ditolak untuk seluruhnya.

Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang berpendapat lain maka dalam pokok perkara:

54

1. Bahwa kami Tergugat mohon kiranya terlebih dahulu agar segala sesuatu yang telah dikemukakan dalam Eksepsi tersebut di atas, mohon dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bagian jawaban dalam pokok perkara.

2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan perselisihan hubungan industrial Penggugat tertanggal 20 Februari 2014 sebab dalil-dalil tersebut adalah tidak benar serta sangat bertolak belakang dengan fakta-fakta hukum yang sesungguhnya kecuali hal-hal yang secara tegas-tegas diakui dan dibenarkan oleh Tergugat dalam persidangan.

3. Bahwa Para Penggugat sebagaimana disebutkan oleh Penggugat di dalam gugatannya pada halaman 1 merupaka tenaga kerja yang pernah bekerja di Perusahaan Tergugat dan telah putus hubungan kerja dengan Tergugat oleh karena telah berakhirnya masa kontrak kerja sesuai yang telah disetujui dan disepakati bersama antara Para Penggugat dengan Tergugat.

4. Bahwa apa yang dinyatakan oleh Penggugat di dalam gugatannya pada halaman 1 poin2 merupakan pernyataan yang ngawur dan tidak benar serta sangat bertolak belakang dengan fakta-fakta yang sesunguhnya, yang antara lain:

a) Penggugat I (Nino Mei Saputra) pernah bekerja di Perusahaan Tergugat dari tanggal 10 Februari 2012 dan telah berakhir masa kontrak kerjanya pada tanggal 09 Agustus 2013, dengan masa kerja 1 tahun 6 bulan.

b) Penggugat II (Mugiyatmo) pernah bekerja di Perusahaan Tergugat dari tanggal 09 Februari 2013 dan telah berakhir masa kontrak kerjanya pada tanggal 08 Agustus 2013, dengan masa kerja 6 bulan.

55

5. Bahwa seluruh pernyataan yang dikemukakan Penggugat dalam gugatannya pada halaman 2 poin 5 s/d 7 merupakan pernyataan mengada-ada dan terlalu dipaksakan kebenarannya oleh Penggugat, karena surat kontrak kerja antara Para Penggugat dengan Tergugat sudah sesuai dengan Pasal 59 ayat (1) huruf d UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Pasal 8 ayat (1), (2), dan (3) Kepmen No. 100 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yaitu: PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Yang mana Para Penggugat saat itu adalah pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan yaitu White Koffe yang baru produksi sekitar 1,5 tahun.

Bahwa kegiatan atau pekerjaan yang telah biasa dilakukan perusahaan adalah produksi Kopi Bubuk Hitam Cap Luwak, dan Para Penggugat tidak/bukan melakukan kegiatan atau pekerjaan jenis ini.

Sesuai dalam Pasal 8 ayat (2) kepmen No. 100 Tahun 2004 bahwa PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali paling lama 1 (satu) tahun, yang mana disini tidak dipersyaratkan bahwa perpanjangan kontrak tersebut harus ada jeda waktu 30 hari seperti yang dituangkan dalam Gugatan Penggugat. Dalam hal ini terlihat bahwa pernyataan yang dikemukakan Penggugat adalah Ngawur dan tidak berdasar hukum.

56

Bahwa sesuai dalam Pasal 8 ayat (2) Kepmen No. 100 Tahun 2004 bahwa PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dilakukan pembaharuan PKWT terhadap Para Penggugat dan hanya memperpanjang kontrak satu kali terhadap Penggugat I (Nino Mei Saputra) maupun Penggugat II (Mugiyatmo).

Bahwa dengan telah berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja antara Para Penggugat dengan Tergugat, maka hubungan kerja pun berakhir dengan sendirinya sesuai dengan tanggal berakhirnya jangka waktu dalam Surat Kontrak Kerja sebagaimana disebutkan dalam Pasal 61 ayat (1) huruf b UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu Perjanjian kerja berakhir apabila telah berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

6. Bahwa tergugat dalam upaya menyelesaikan masalah, selalu hadir dengan itikad baik dalam setiap undangan yang disampaikan oleh pihak Disnakertrans Kota Semarang, namun demikian memang pernah surat undangan tersebut datang terlambat sehingga telah melewati waktu/jadwal undangan untuk hadir dan pernah pula surat undangan tersebut sama sekali tidak diterima/sampai kepada Tergugat oleh karena surat tersebut dikirim ke alamat yang salah yaitu Ke Jl. Tentara Pelajar No. 02 Semarang (alamat kantor Tergugat yang lama). Padahal alamat/kedudukan Tergugat adalah di Jl. Arteri Yos Sudarso No. 01 Kaligawe Kota Semarang, sehingga hal tersebut mengakibatkan Tergugat tidak hadir dan karena kesengajaan.

7. Bahwa dalam mediasi di Disnakertrans Kota Semarang tidak didapatkan kesepakatan bukan karena disebabkan oleh ketidakhadiran Tergugat namun karena dalam mediasi tersebut situasinya sudah tidak kondusif lag mengingat kuasa hukum Penggugat sudah melampui etika berunding, yang mana Tergugat yang hadir waktu itu selaku

57

kuasa yang diberi kuasa dan mandat dari perusahaan sudah diserang secara pribadi yang melampui batas-batas kodrati manusia yang tidak ada kaitannya dengan substansi mediasu/perundingan. Oleh karena tidak didapatkan kesepakatan maka akhirnya Pegawai Mediasi Disnakertrans Kota Semarang menerbitkan surat Anjuran dengan No. 567/5242/2013 tertanggal 23 Desember 2013 sebagaimana disebutkan Penggugat dalam gugatannya pada halaman 2 angka 9.

Atas anjuran tersebut Tergugat pada tanggal 03 Januari 2014 melalui surat dengan Nomor : 003/JPA/HRD/I/2014 menyatakan bahwa Tergugat dengan sangat mohon maaf tidak bisa menerima dan melaksanakan Anjuran dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang tersebut untuk memberikan kesempatan kepada Para Penggugat untuk bekerja kembali dan diangkat menjadi pekerja tetap karena Penggugat menilai:

a) Bahwa dengan mengacu pada Surat Kontrak Kerja yang ada, hubungan kerja antara Tergugat dan Para Penggugat merupakan Hubungan Kerja Untuk Waktu Tertentu dengan status sebagai pekerja kontrak, yang mana dalam Surat Kontrak Kerjanya mencatumkan tanggal dimulai sampai dengan tanggal berakhirnya hubungan kerja. Dan masing-masing pekerja telah sepakat, menyetujui, menyadari, dan menandatangani surat kontrak kerja tersebut, tanpa mempermasalahkan status dan masa kontrak tersebut dari sejak awa hubungan kerja terjadi.

b) Bahwa jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Para Penggugat merupaka pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam masa percobaan atau penjajakan yaitu White Koffe.

58

c) Berakhirnya hubungan kerja antara para pekerja dengan perusahaan bukan karena PHK melainkan karena telah berakhirnya masa kontrak yang telah disepakati, disetujui dan ditandatangani oleh pekerja yang mana dalam surat kontrak kerja tersebut dicantumkan bahwa dalam hal hubungan kerja berakhir maka pekerja tidak akan menuntut apapun dari perusahaan.

d) Bahwa sesuai dengan asas pacta sunt servanda yang dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPer bahwa perjanjian yang sudah disepakati oleh para pihak, berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang meyelenggarakan. 8. Bahwa sebagai buruh kontrak yang hubungan kerjanya berakhir oleh karena telah

berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja atau telah selesainya masa kontrak, maka tidak ada kewajiban bagi Tergugat untuk mengadakan panggilan kerja kembali Para Penggugat atau membayar kompensasi apapun, dan tidak ada pula ketentuan yang menyatakan bahwa buruh kontrak berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak apabila hubungan kerja berakhir oleh karena telah berkahirnya jangka waktu perjanjian kerja atau telah selesainya masa kontrak, seperti yang telah disampaikan Penggugat dalam gugatannya pada halaman 4 angka 7.

9. Bahwa sehubungan dengan Tergugat telah melaksanakan kewajibannya yaitu telah mendaftarkan Para Penggugat dan diikutkan dalam semua program Jamsostek sesuai Pasal 6 ayat (1) UU No. 3 Tahun 1992 yang antara lain Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Untuk itu tidak ada kewajiban lagi bagi Tergugat untuk membayar Jaminan Hari Tua

59

kepada Para Penggugat seperti yang disampaikan Penggugat dalam gugatannya pada halaman 4 angka 6.

Bahwa berdasarkan uraian-uraian , fakta dan argumentasi hukum sebagaimana telah dikemukakan diatas maka Tergugat mohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang adalah patut dan adil jika gugatan Penggugat karena tidak berdasarkan hukum, terlalu mengada-ada, serta sangat bertolak belakang dengan fakta-fakta yang sesungguhnya maka mohon kiranya agar Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang berkenan untuk memeriksa dan memutus perkara ini dengan putusan sebagai berikut:

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

2. Menerima jawaban Tergugat secara keseluruhan

3. Atau apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). e. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Para Penggugat terhadap kedudukan hukum Kuasa Tergugat yang nota bene adalah karyawan dari tergugat, yang berkedudukan sebagai General Manager dan HRD Manager, yang dianggap tidak memenuhi sebagai kuasa yang disyaratkan oleh undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI, khususnya Pasal 87 yang berbunyi “Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Organisasi Pengusaha dapat bertindak sebagai Kuasa hukum untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial untuk mewakili anggotanya”.

60

Menimbang, bahwa mengenai Kuasa Hukum Tergugat yang diwakili oleh General Manager dan HRD Manager, Majelis hakim berpendapat bahwa orang yang berhak mewakili Pengusaha untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial, adalah organisasi pengusaha. Sebagaimana yang telah diatur dalam ketentuan Pasal 87 Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI. Oleh karena Undang-undang tersebut merupakan Lex Spesialis yang merupakan hukum secara formal untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial maka ketentuan mengenai kuasa hukum harus tunduk pula pada ketentuan Pasal 87 UU No. 2 Tahun 2004 tersebut, bukan kepada Undang-undang Perseroan Terbatas (PT).

Mengenai bahwa berdasarkan ketentuan tersebut maka menurut Majelis Hakim kuasa Hukum Tergugat bukan Organisasi Pengusaha, akan tetapi adalah karyawan Tergugat, maka tidak memenuhi syarat sebagai kuasa yang ditentukan Undang-undang sebagaimana tersebut diatas, oleh karenanya menurut Majelis Kuasa Hukum Tergugat juga tidak mempunyai legal standing untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial untuk mewakili Tergugat.

f. Putusan

Menerima keberatan yang diajukan oleh Tergugat dan Para Penggugat terkait surat kuasa, menyatakan bahwa kuasa hukum Para Penggugat tidak dapat mewakili Para Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat tidak dapat mewakili Tergugat untuk beracara di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Semarang khususnya dalam perkara No. 03/G2014/PHI.Smg, menyatakan perkara ini tidak bisa dilanjutkan pemeriksaannya, dan membebankan biaya perkara ini kepada Negara sebesar Rp. 276.000.- (dua ratus jutuh puluh enam ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari : SENIN, tanggal 14 APRIL 2014 dalam rapat pemusyawaratan Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Semarang, RAMA J PURBA, SH.MH sebagai Ketua Majelis,

61

AMBAR B M, SH dan Daryono, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari : SELASA, tanggal 15 APRIL 2014 oleh Majelis tersebut, dengan dibantu EDY ASMORO, SH. Panitera Pengganti pada Pengadilan Hubungan Industrial Semarang dan dihadiri oleh Kuasa Hukum Para Penggugat serta Kuasa Hukum Tergugat.

Dokumen terkait