BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Pembelajaran Pada Kelompok Eksperimen
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mengevaluasi, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian yaitu soal nomor 5 dan 6. Soal nomor 5 mengandung aspek memeriksa, mengkritik, menilai. Soal nomor 6 mengandung aspek merumuskan, membuat hipotesis, mendesain.
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program statistik IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis
64 selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak yang nantinya akan menentukan jenis analisis statistik selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang diuji normalitasnya adalah data skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih
pretest ke posttest I.
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53).Hasil uji normalitas kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengevaluasi
No Data Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Pretest mengevaluasi kelompok kontrol 0,493 Normal
2 Posttest I mengevaluasi kelompok kontrol 0,116 Normal 3 Posttest II mengevaluasi kelompok kontrol 0,553 Normal 4 Selisih rerata skor pretest ke posttest I
mengevaluasi kelompok kontrol 0,367 Normal
5 Pretest mengevaluasi kelompok eksperimen 0,077 Normal 6 Posttest I mengevaluasi kelompok eksperimen 0,167 Normal 7 Posttest II mengevaluasi kelompok eksperimen 0,146 Normal 8 Selisih rerata skor pretest ke posttest I
mengevaluasi kelompok eksperimen 0,584 Normal
Tabel 4.1 menunjukkan data hasil uji normalitas distribusi data pretest, posttest
I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest ke posttest I dalam kelompok eksperimen
65 harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Selanjutnya, analisis yang digunakan adalah analisis parametrik. Analisis parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired samples t-test (Field, 2009 : 325).
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan mengevaluasi. Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 325).
Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut (lihat Lampirann 4.6).
Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Kelompok F Sig. Keterangan
Kontrol dan eksperimen 0,473 0,495 Homogen
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,473 dan harga sig. 0,495. Karena sig. > 0,05, terdapat homogenitas varians pada kedua data. Dengan demikian, statistik independent sample t-test menggunakan nilai yang equal
variances assumed (Field, 2009: 340).
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.6).
66
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Mengevaluasi
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,132 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu Mean (M) = 1,97; Standard Deviation (D) = 0,89; Standard
Error Mean (SE) = 0,16; size of particular group (n) = 30; dan degrees of freedom (df)
= 57. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 1,63; SD = 0,79; SE = 0,15; n = 29; dan df = 57. Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis menggunakan Independent samples t-test dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh harga Sig. (2-tailed) = 0,132 dan harga t = 1,52. Harga
Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan rerata skor pretest kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan kemampuan awal yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan mengevaluasi.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326).
Secara prinsip, untuk melihat pengaruh perlakuan digunakan rumus: (O2-O1 )-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dengan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277). Berikut hasil perhitungannya (posttest I eksperimen - pretest eksperimen) - (posttes I kontrol - pretest kontrol) = (3,35 - 1,63) - (2,76 - 1,97) = (1,72) - (0,79) = 0,93. Hasil dari perhitungan tersebut adalah 0,93 yang berarti positif. Hal ini berarti, ada hubungan kausal postif atau ada pengaruh perlakuan dari penerapan metode inkuiri
67 terhadap kemampuan mengevaluasi. Kemudian, untuk melihat apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, dilakukan uji Independent samples t-test.
Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut (lihat Lampiran 4.7).
Tabel 4.4 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Kelompok F Sig. Keterangan
Kontrol dan eksperimen 1,147 0,289 Homogen
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F
= 1,147 dan harga sig. 0,289. Karena sig. > 0,05, terdapat homogenitas varians pada
kedua data. Dengan demikian, statistik independent sample t-test menggunakan nilai yang equal variances assumed (Field, 2009: 340).
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.7).
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,001 Ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,79; SD = 1,03; SE = 0,18; n = 30; dan df = 57. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 1,71; SD = 0,88; SE = 0,16; n = 29; dan df = 57. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 dan harga t = -3,69. Harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh
68 perlakuan adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
mengevaluasi. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam
diagram berikut.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji besar pengaruh perlakuan sering disebut sebagai effect size. Kriteria untuk menentukan besarnya efek dapat dilihat pada bab III halaman 45. Untuk menghitung persentase pengaruh terlebih dahulu dihitung koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179).
69 Berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan
mengevaluasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil Sig. (2-tailed) = 0,01, df = 57 dan t = -3,686. Oleh karena itu, dapat dilakukan penghitungan secara manual untuk
mengetahui effect size penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Perhitungan tersebut, menggunakan rumus sebagaimana yang sudah disebutkan pada bab III, halaman 45. Berikut merupakan tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan mengevaluasi (lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi
Variabel t t2 df r (effect size) R2 % Keterangan
Mengevaluasi -3,686 13,59 57 0,44 0,19 19 Efek sedang
Dari tabel 4.6, dapat diketahui bahwa besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengevaluasi memiliki harga r sebesar 0,44 atau 19% dengan koefisien korelasi termasuk efek sedang.
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan mengevaluasi, dilihat dari rerata
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan penghitungan secara manual dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan di bab III halaman 44.
Berikut merupakan tabel hasil penghitungan persentase peningkatan rerata
70
Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Mean Persentase (%)
Pretest Posttest I
Kontrol 1,97 2,76 40,1
Eksperimen 1,63 3,35 105,5
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ada peningkatan rerata antara pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase peningkatan rerata pretest ke
posttest I kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok kontrol. Nilai mean pretest kelompok kontrol sebesar 1,97 dan nilai mean posttest I adalah 2,76. Persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol sebesar 40,1%. Nilai mean
pretest kelompok eksperimen sebesar 1,63 dan nilai mean posttest I sebesar 3,35.
Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen sebesar 105,5%.
Jumlah siswa yang mengalami peningkatan skor rerata dapat diketahui dengan menggunakan gain score. Uji gain score dilakukan dengan menggunakan selisih skor
pretest ke posttest I. Kemudian, dihitung frekuensi banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai diatas gain score yang telah ditentukan. Gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi dari selisih pretest ke posttest I dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥ 1,50 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara signifikan. Kemudian, dilakukan penghitungan dengan rumus yang terdapat di bab III, halaman 45.
71
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Mengevaluasi
Berdasarkan grafik tersebut, gain score kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Gain score dengan frekuensi yang paling besar pada kelompok eksperimen yaitu 2,67 dengan frekuensi 4 siswa. Akan tetapi, gain score dengan frekuensi yang paling besar pada kelompok kontrol yaitu 1,00 dengan frekuensi 5 siswa. Hal tersebut berarti selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen lebih dominan karena nilainya lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I kelompok kontrol (lihat Lampiran 4.9). Berikut adalah tabel persentase gain score kemampuan
mengevaluasi.
Tabel 4.8 Penghitungan Persentase Gain Score Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok f ≥ 1,50 Persentase (%)
Kontrol 11 36,7
Eksperimen 17 58,6
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa siswa dengan gain score ≥ 1,50 pada kelompok eksperimen lebih banyak daripada kelompok kontrol. Berdasarkan penghitungan manual, diperoleh persentase gain score ≥ 1,50 pada kelompok kontrol sebesar 36,7%, sedangkan persentase gain score ≥ 1,50 pada kelompok eksperimen sebesar 58,6%. Selisih persentase kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sebesar 21,9%.
0 1 2 3 4 5 6 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 Fre k u en si Gain
Grafik Gain Skor Pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
72 Artinya, kelompok eksperimen yang menerapkan metode inkuiri lebih diuntungkan dibanding kelompok kontrol yang menerapkan metode ceramah. Dengan perhitungan 50% gain score tersebut, metode inkuiri memberi manfaat untuk 58,33% siswa, sedangkan metode ceramah memberi manfaat untuk 30,56% siswa.