BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Identitas dan Gambaran Subjek
Tabel 3: Identitas Subjek
Keterangan Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4
Nama S1 S2 S3 S4
Usia 49 tahun 46 tahun 34 tahun 51 tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga PNS Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Nama individu autis O F B V Usia individu autis dan urutan
kelahiran 20 tahun Anak kedua (bungsu) 6 tahun Anak ketiga (bungsu) 13 tahun Anak kedua 12 tahun Anak ketiga (bungsu) Urutan kelahiran anak normal
Anak pertama Anak pertama dan kedua Anak pertama dan ketiga Anak pertama dan kedua
A.2 Gambaran Subjek A.2.1 Subjek 1
Subjek 1 seorang ibu rumah tangga. Ia termasuk dari golongan keluarga yang berada. Subjek memiliki 2 orang putra, yang pertama seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogjakarta. Selain itu, anak subjek ini juga kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Jogjakarta. Anak subjek yang kedua adalah seorang anak autis yang berusia sudah cukup dewasa. Keseharian anak subjek ini bersekolah di sekolah lanjutan autis di Jogjakarta, yang sengaja didirikan oleh subjek .
Subjek tinggal di sebuah kompleks perumahan yang dapat dikatakan cukup bagus. Lingkungan perumahan tersebut termasuk tenang dan sepi. Rumah subjek tergolong besar, karena terdiri atas 2 lantai. Pada bagian depan terdapat pagar besi yang selalu dikunci apabila tidak ada tamu. Di bagian dalam rumah subjek, terdapat banyak foto keluarga yang dipajang di ruang tamu. Selain foto keluarga, ada juga foto anak-anak subjek dan foto subjek bersama dengan suami. Selain itu, banyak juga replika pesawat mainan yang dipajang di penyekat antara ruang tamu dan dapur. Menurut subjek, replika mainan pesawat itu adalah koleksi dari anaknya yang autis, yang memang menyukai pesawat. Kondisi mainan tersebut masih tampak bagus dan tidak rusak maupun kotor.
Subjek memiliki tinggi sekitar 165 cm dan berat badan sekitar 70 kg. Ia memiliki sifat keibuan yang tampak jelas dari perilakunya. Selama proses wawancara, subjek menunjukkan sikap yang kooperatif. Subjek juga tidak segan untuk menceriterakan banyak hal yang bisa membantu penelitian ini. Bahkan,
peneliti tidak perlu bertanya terlalu banyak, subjek sudah bercerita banyak hal mengenai kondisi dan cara-cara penanganan pada anaknya.
A.2.1 Subjek 2
Subjek adalah seorang pegawai negeri sipil di sebuah kantor pemerintah di Purwokerto. Subjek termasuk dalam golongan keluarga yang berkecukupan. Ia memiliki 3 orang anak yang salah satunya autis. Anak subjek yang pertama saat ini berkuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Jogjakarta. Sementara itu, anak subjek yang kedua dan ketiga tinggal bersama subjek di rumahnya. Anak subjek yang kedua masih duduk di bangku SMP, sementara anak yang ketiga ini seorang anak autis yang masih berusia 5 tahun. Anak subjek ini bersekolah di Taman kanak-kanak dan mengikuti terapi untuk anak autis.
Subjek tinggal di sebuah kompleks perumahan yang cukup bagus. Lingkungan perumahan tersebut termasuk tenang dan sepi. Rumah subjek termasuk berukuran ideal untuk tinggal satu keluarga. Bagian depan rumah subjek tidak terdapat pagar. Akan tetapi, di depan rumah subjek bukan merupakan jalan utama kompleks, kondisi jalan ini cukup sepi dari lalu-lalang kendaraan. Oleh karena itu, rumah subjek tidak terlalu bising sehari-harinya dan tidak berbahaya bila anak-anak kecil bermain-main di jalan tersebut.
Subjek memiliki tinggi sekitar 160 cm dan berat lebih kurang 75 kg. Pada proses wawancara, subjek bersikap kooperatif dan membantu peneliti untuk mendapatkan data wawancara yang mendukung. Subjek juga menunjukkan
bisa membantu memberikan berbagai informasi dan penanganan yang terbaik bagi anaknya yang autis.
A.2.3 Subjek 3
Subjek merupakan seorang ibu rumah tangga. Ia termasuk dalam keluarga yang berkecukupan. Subjek memiliki 3 orang anak. Anak subjek yang pertama berusia sekolah. Saat ini tengah bersekolah di sekolah lanjutan di kota Semarang. Anak subjek yang kedua saat ini berusia 12 tahun dan autis. Anak ini tidak bersekolah, akan tetapi mengikuti suatu terapi khusus untuk anak autis. Anak subjek yang ketiga masih duduk di bangku sekolah dasar.
Kondisi lingkungan rumah subjek sangat nyaman dan sejuk. Meskipun berada di lingkungan kota Semarang yang panas dan bising, kompleks rumah subjek tidak menunjukkan hal tersebut. Di sekitar rumah subjek masih terdapat pohon besar yang rindang dan jalanan kompleks yang cukup lebar namun jarang sekali ada kendaraan yang lalu lalang. Hal ini juga ditambah dengan letak rumah subjek yang berada di ujung gang, sehingga minim sekali jumlah kendaraan yang lewat.
Subjek memiliki tinggi badan sekitar 165 cm, namun berat badannya sekitar 50 kg. Oleh karena itu, ia bisa dikategorikan cukup kecil. Selama proses wawancara, subjek banyak bercerita tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki anaknya yang autis. Wawancara dengan subjek 3 ini selain dengan pola tanya jawab juga lebih berupa sharing pengalaman subjek yang cukup banyak, sehingga peneliti tidak perlu
mengungkapkan banyak pertanyaan. Pada awalnya subjek menunjukkan sikap yang kurang simpatik. Namun, ketika proses wawancara sudah berlangsung, subjek menunjukkan antusiasme yang tinggi dan menceriterakan banyak hal mengenai anaknya.
A.2.4 Subjek 4
Subjek merupakan seorang wiraswastawan pengusaha roti rumahan di kota Semarang. Ia dapat digolongkan dalam keluarga menengah atas. Ia bekerja membuat roti-roti kering pesanan. Subjek sendiri memiliki 3 orang anak. Anak yang pertama kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Bogor. Sementara itu, anak subjek yang kedua bersekolah di perguruan tinggi swasta di kota Salatiga, sedangkan anak subjek yang ketiga masih berusia 11 tahun, dan mengikuti beberapa sesi terapi di beberapa lembaga yang berbeda.
Kondisi lingkungan subjek cukup tenang. Walaupun ia tinggal di kawasan padat penduduk di Semarang, akan tetapi lingkungannya tidak menunjukkan kebisingan yang berlebihan. Bahkan cenderung tenang dan nyaman. Letak rumah subjek yang berada di dalam kompleks dan jauh dari hingar bingar jalan utama juga menjadi salah satu faktor penunjang keadaan ini. Rumah subjek selalu terbuka dan selalu menampakkan kegiatan setiap harinya. Pintu rumah tidak pernah tertutup, sehingga apabila ada orang yang lewat, mereka selalu bisa melihat kegiatan yang tengah dilakukan subjek di rumahnya.
respon yang bersahabat. Ia tidak terlihat takut mengungkapkan banyak hal mengenai kondisi anaknya. Semua pertanyaan dari peneliti dijawab dengan penuh keyakinan oleh subjek. Hanya saja, suami subjek yang kebetulan berada di sekitar tempat wawancara menunjukkan sikap yang kurang bersahabat dan tampak kurang senang dengan kehadiran peneliti. Namun, subjek tetap bersikap santai dan bersahabat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan.