• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4 Waktu dan Tempat Penelitian

2.4.2 Indikator Tenaga Kerja

Multiplier effek yang ditimbulkan dari indikator tenaga kerja adalah merupakan perbandingan atau rasio antara total tenaga kerja di suatu wilayah dengan tenaga kerja pada sektor basis (Glasson 1977). Penurunan rumus untuk indikator tenaga kerja ini sama dengan penurunan rumus pada indikator pendapatan, yaitu sebagai berikut :

MSe = E En − 1 1 = E Eb 1 = Eb E ……….…(7)

dimana : MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja; E = jumlah total tenaga kerja wilayah;

Eb = jumlah tenaga kerja sektor basis

Berdasarkan rumus di atas, dapat dilakukan prediksi dampak yang akan ditimbulkan oleh peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor basis terhadap jumlah total tenaga kerja di wilayah tersebut sebagai berikut :

ÄE = ÄEb (MSe) ………...….(8) dimana : MSe = koefisien pengganda jangka pendek untuk indikator tenaga kerja;

ÄE = perubahan tenaga kerja wilayah; ÄEb = perubahan tenaga kerja sektor basis.

2.5 Strategi Pengembangan

Menurut Rangkuti (2000), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan pada logika yang memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan terkait erat dalam kelangsungan kegiatan dan keberhasilan kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang tidak dapat dikontrol, tetapi dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan, sedangkan lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan yang dapat dikontrol, sehingga merupakan strategi keunggulan perusahaan (Rangkuti 2000). Keterkaitan faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam bentuk matrik SWOT. Matrik SWOT merupakan suatu alat untuk meringkas faktor-faktor strategis perusahaan yang menggambarkan peluang dan ancaman eksternal, serta pertemuan dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, untuk menghasilkan empat kelompok kemungkinan anternatif strategi.

III KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Perbedaan karakteristik fisik dan non fisik yang dimiliki masing-masing daerah merupakan potensi yang menjadi aset untuk pengembangan pembangunan wilayah. Perencanaan regional dimaksudkan agar semua daerah dapat melaksanakan

pembangunan secara proporsional dan merata, sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Karakteristik fisik yang ada diantaranya adalah sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan perlu digerakkan untuk peningkatan produksi dan produktivitas, sehingga memberikan kontribusi terhadap pendapatan wilayah (PDRB) dan kesempatan kerja dalam rangka pembangunan wilayah. Pengembangan potensi sumberdaya alam diprioritaskan pada sektor atau komoditas yang dianggap memiliki peluang bersaing dalam era pasar global. Salah satu sektor yang signifikan dengan pengembangan potensi sumberdaya adalah sektor perikanan dan kelautan.

Pentingnya pengembangan sektor perikanan dan kelautan juga dapat dilihat dari pengaruhnya yang cukup besar terhadap kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Kendal. Sektor perikanan dan kelautan masih merupakan lapangan usaha yang banyak diminati dan menjadi sumber penghasilan untuk kehidupan keluarga.

Salah satu cara untuk mengetahui kontribusi sektoral adalah dengan

menggunakan metode Location Quotient (LQ). LQ dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu sektor ekonomi di suatu daerah termasuk sektor basis atau non basis dalam periode tertentu. Metode LQ adalah membandingkan porsi lapangan kerja atau

pendapatan untuk sektor tertentu di daerah yang lebih sempit, dibandingkan dengan porsi lapangan kerja atau pendapatan untuk sektor yang sama secara nasional (wilayah yang lebih luas).

Dengan menggunakan metode LQ dan multiplier effek sebagai alat analisis, berbagai indikator dapat digunakan untuk melihat peranan suatu sektor terhadap perekonomian suatu wilayah. Dalam penelitian ini, indikator yang akan digunakan adalah pendapatan wilayah (PDRB) dan tenaga kerja. Penentuan indikator tersebut berdasarkan pada pentingnya peranan masing-masing indikator terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Kendal. Peningkatan pendapatan wilayah penting dilakukan dalam upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Penyerapan tenaga

kerja juga merupakan faktor penting dalam pembangunan wilayah, karena terkait langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Metode Multiplier Effect menggambarkan seberapa besar pengaruh perubahan kedua indikator tersebut terhadap pembangunan wilayah.

Identifikasi sektor basis dan non basis akan menggambarkan struktur ekonomi wilayah Kabupaten Kendal baik secara sektoral maupun regional yang bermanfaat bagi

perencanaan pembangunan selanjutnya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategi pengembangan sektor perikanan dan kelautan.

Gambar 1. Skema Kerangka Pendekatan Studi

Keterangan : --- = ruang lingkup penelitian; Analisis LQ = analisis Location Quotient; Analisis ME = analisis Multiplier Effect.

SDA SDM Teknologi Kelembagaan

Karakteristik Fisik Karakteristik non Fisik

Potensi Sektor Perikanan

Pendapatan Tenaga Kerja

Peranan Dampak Strategi Pengembangan Sektor Perikanan Implikasi Analisis LQ Analisis ME Analisis SWOT

IV METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield 1930 diacu dalam Nazir 1999). Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data berdasarkan jenisnya ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah kumpulan angka-angka hasil observasi (Soeratno dan Arsyad 1993). Berdasarkan jenisnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data pendapatan wilayah Kabupaten Kendal dan data pendapatan wilayah Provinsi Jawa Tengah serta data jumlah tenaga kerja di wilayah Kabupaten Kendal dan data jumlah tenaga kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah, sedangkan data kualitatif berupa data text dan image. Dari segi perolehannya, data yang didapat dikategorikan sebagai non experimental atau data yang diperoleh dengan tidak melakukan percobaan.

Berdasarkan sumbernya data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan Sektor Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Kendal. Data primer ini digunakan untuk memperkuat dan menjelaskan data sekunder yang telah didapat serta untuk menentukan alternatif strategi pengembangan wilayah dengan menggunakan analisis SWOT. Data sekunder merupakan data time series lima tahun terakhir yang diperoleh dari Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Badan Perencanaan Pembangunan

Kabupaten Kendal serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal. Data sekunder yang diambil adalah data pendapatan wilayah Kabupaten Kendal dan data pendapatan wilayah Provinsi Jawa Tengah serta data jumlah tenaga kerja di wilayah Kabupaten Kendal dan data jumlah tenaga kerja di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

4.3 Metode Pengambilan Responden

Pemilihan responden dilakukan secara non acak yaitu dengan purposive sampling. Menurut Fauzi (2001), pemilihan sampel pada purposive sampling dilakukan pada teknik anggota populasi untuk memenuhi tujuan tertentu. Pengambilan responden ini digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan wilayah dengan menggunakan analisis SWOT.

Responden dipilih dari wakil setiap stakeholder atau pelaku perikanan dan yang berelevansi dengan penelitian, dalam hal ini terdiri atas 7 orang pega wai Kantor

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, yang meliputi Kepala Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Kepala Sub Bagian Penangkapan, Kepala Sub Bagian Budidaya dan Pengendalian Lingkungan, Kepala Sub Bagian Usaha dan Penyuluhan serta Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana Perikanan Kantor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal, Kepala Bappekab (Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten) Kendal, Kepala BPS (Biro Pusat Statistik) Kabupaten Kendal, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal dan 6 orang pelaku usaha perikanan yang terdiri atas dua orang nelayan tangkap, dua orang pembudidaya serta dua orang pengolah yang merupakan penduduk asli Kabupaten Kendal serta sudah lama menjadi nelayan.

4.4 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data-data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi dan keragaan pembangunan sektor

perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal, yang dapat dilihat dari karakteristik fisik (SDA, SDM, teknologi, kelembagaan) perikanan di Kabupaten Kendal.

Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah sektor perikanan termasuk basis ekonomi di Kabupaten Kendal, serta bagaimana dampaknya terhadap pembangunan wilayah dilihat dari indikator pendapatan wilayah dan tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk kedua analisis di atas adalah Location Quotient dan Multiplier Effect. Setelah itu, dengan mengetahui peranan dan dampak sektor perikanan terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah, maka dapat ditentukan alternatif strategi pengembangan sektor perikanan di wilayah Kabupaten Kendal dengan menggunakan analisis SWOT.

Dokumen terkait