• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko keuangan utama yang dihadapi Grup adalah risiko kredit, risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko likuiditas. Perhatian atas pengelolaan risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangan perubahan dan volatilitas pasar keuangan di Indonesia.

(i) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko dimana Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan, pasien atau pihak rekanan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko kredit terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang non usaha. Jumlah eksposur risiko kredit maksimum sama dengan nilai tercatat atas akun-akun tersebut. Grup mengelola risiko kredit dengan menetapkan batasan jumlah risiko yang dapat diterima untuk masing-masing pelanggan serta penerimaan jaminan dari pasien dan lebih selektif dalam pemilihan bank dan institusi keuangan, yaitu hanya bank-bank dan institusi keuangan ternama dan yang berpredikat baik yang dipilih.

Tabel berikut menganalisis kualitas aset keuangan berdasarkan jatuh tempo:

Belum Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun Lebih dari 1 Tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp

Kas dan Setara Kas 180.058.662.280 -- -- 180.058.662.280

Piutang Usaha 246.640.374.623 239.516.007.013 58.179.347.192 544.335.728.828

Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha 34.291.027.372 -- -- 34.291.027.372

Aset Keuangan Lancar Lainnya 5.940.988.451 -- -- 5.940.988.451

Jumlah 466.931.052.726 239.516.007.013 58.179.347.192 764.626.406.931 30 September 2015

Jatuh Tempo

Belum Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun Lebih dari 1 Tahun Jumlah

Rp Rp Rp Rp

Kas dan Setara Kas 279.958.770.048 -- -- 279.958.770.048

Piutang Usaha 168.025.621.864 203.662.725.441 35.512.189.467 407.200.536.772

Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha 1.341.961.213 -- -- 1.341.961.213

Aset Keuangan Lancar Lainnya 9.435.126.642 -- -- 9.435.126.642

Jumlah 458.761.479.767 203.662.725.441 35.512.189.467 697.936.394.675

31 Desember 2014 Jatuh Tempo

Tidak terdapat jaminan dari pelanggan atas piutang yang telah jatuh tempo. Grup telah mencatat penyisihan penurunan nilai atas piutang usaha yang telah jatuh tempo (lihat Catatan 4).

(ii) Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa mendatang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan Grup yang mempunyai potensi atas risiko nilai tukar mata uang terdiri dari kas dan setara kas (lihat Catatan 32).

Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Singapura sebesar 10%, akan meningkatkan laba sebelum pajak periode berjalan sebesar Rp1.354.859.271 (2014: Rp5.008.377.024). Analisa Sensitivitas

Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika sebesar 10%, akan meningkatkan laba sebelum pajak periode berjalan sebesar Rp550.459.181 dan (2014: Rp1.624.189.317).

Pelemahan nilai tukar terhadap mata uang asing lainnya tidak berdampak material terhadap laba sebelum pajak.

Analisis di atas didasarkan pada asumsi bahwa pelemahan dan penguatan terhadap semua mata uang asing dengan pola yang sama, tetapi tidak selalu benar-benar terjadi pada kenyataannya.

(iii) Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Grup tidak memiliki risiko suku bunga terutama karena tidak memiliki pinjaman dengan suku bunga mengambang.

(iv) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko di mana posisi arus kas Grup menunjukkan pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk menutupi pengeluaran jangka pendek.

Grup mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan kas dan setara kas yang mencukupi dalam memenuhi komitmen Grup untuk operasi normal Grup dan secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas aktual, serta jadwal tanggal jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan.

Tabel berikut menganalisis rincian liabilitas keuangan berdasarkan jatuh tempo:

Tidak Memiliki

Kurang dari 1 Tahun 1 - 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jatuh Tempo Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Diukur dengan biaya Perolehan Diamortisasi

Utang Usaha - Pihak Ketiga 229.351.660.599 -- -- -- 229.351.660.599

Beban Akrual 235.125.582.359 -- -- -- 235.125.582.359

Utang Bank 15.555.567.584 20.734.166.973 -- 36.289.734.557

Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 79.422.071.868 -- -- -- 79.422.071.868

Utang Pihak Berelasi Non-Usaha -- -- 416.491.944.412 416.491.944.412

Jumlah 559.454.882.410 20.734.166.973 -- 416.491.944.412 996.680.993.795

30 September 2015 Akan Jatuh Tempo dalam

Tidak Memiliki

Kurang dari 1 Tahun 1 - 5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jatuh Tempo Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

Diukur dengan biaya Perolehan Diamortisasi

Utang Usaha - Pihak Ketiga 192.762.995.806 -- -- -- 192.762.995.806

Beban Akrual 145.004.370.941 -- -- -- 145.004.370.941

Utang Bank 15.976.051.499 30.525.083.739 -- 46.501.135.238

Liabilitas Keuangan Jangka Pendek Lainnya 64.476.339.112 -- -- -- 64.476.339.112

Utang Pihak Berelasi Non-Usaha -- -- -- 415.813.668.549 415.813.668.549

Jumlah 418.219.757.358 30.525.083.739 -- 415.813.668.549 864.558.509.646

31 Desember 2014 Akan Jatuh Tempo dalam

Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar masing-masing kategori aset dan liabilitas keuangan:

Estimasi Nilai Wajar

Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar

Rp Rp Rp Rp

Aset Keuangan

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Kas dan Setara Kas 180.058.662.280 180.058.662.280 279.958.770.048 279.958.770.048 Piutang Usaha 529.781.610.443 529.781.610.443 392.646.418.387 392.646.418.387 Piutang Pihak Berelasi Non-Usaha 34.291.027.372 34.291.027.372 1.341.961.213 1.341.961.213 Aset Keuangan Lancar Lainnya 5.940.988.451 5.940.988.451 9.435.126.642 9.435.126.642

Jumlah 750.072.288.546 750.072.288.546 683.382.276.290 683.382.276.290

Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar

Rp Rp Rp Rp

Liabilitas Keuangan Diukur dengan Biaya

Perolehan Diamortisasi

Utang Usaha - Pihak Ketiga 229.351.660.599 229.351.660.599 192.762.995.806 192.762.995.806 Beban Akrual 235.125.582.359 235.125.582.359 145.004.370.941 145.004.370.941 Utang Bank 36.289.734.557 36.289.734.557 46.501.135.238 46.501.135.238 Liabilitas Jangka Pendek Lainnya 79.422.071.868 79.422.071.868 64.476.339.112 64.476.339.112 Utang Pihak Berelasi Non-Usaha 416.491.944.412 416.491.944.412 415.813.668.549 415.813.668.549

Jumlah 996.680.993.795 996.680.993.795 864.558.509.646 864.558.509.646

30 September 2015 31 Desember 2014

Pada 30 September 2015 dan 31 Desember 2014, manajemen memperkirakan bahwa nilai tercatat aset lancar dan liabilitas keuangan jangka pendek dan yang jatuh temponya tidak ditentukan telah mencerminkan nilai wajarnya. 34. Pengelolaan Modal 30 September 2015 31 Desember 2014 Rp Rp Liabilitas Neto: Jumlah Liabilitas 1.309.843.962.840 1.190.416.960.144

Dikurangi: Kas dan Setara Kas (180.058.662.280) (279.958.770.048)

Jumlah Liabilitas Neto 1.129.785.300.560 910.458.190.096

Jumlah Ekuitas 1.703.892.301.906 1.653.668.551.960

Dikurangi:

Tambahan Modal - Neto

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali - Neto 11.329.652.726 11.329.652.726

Perubahan Transaksi Ekuitas Entitas Anak 11.728.781.953 11.728.781.953

Selisih Nilai Transaksi dengan Pihak Nonpengendali -- 25.748.354.393

Kepentingan Nonpengendali (986.399.015) (5.464.927.320)

Jumlah 22.072.035.664 43.341.861.752

Jumlah Ekuitas yang Disesuaikan 1.725.964.337.571 1.697.010.413.712

Rasio Liabilitas Neto terhadap Ekuitas Disesuaikan 0,7 0,5

Tujuan manajemen permodalan adalah untuk menjaga kelangsungan usaha Perusahaan (going concern),

memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya serta menjaga struktur modal yang optimal untuk mengurangi biaya modal.

Perusahaan secara rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Perusahaan, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis.

Dokumen terkait