• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.4 Instrumen Penelitian

pelaksanaan. Refleksi yang dilakukan dapat mengacu pada beberapa pertanyaan, antara lain: 1) Apakah guru atau observer sudah bersikap menghargai pada siswa selama di kelas?; 2) Bagaimana perilaku menghargai yang ditunjukkan?; 3) Perilaku tidak menghargai apa yang ditunjukkan siswa?; 4) Apa yang menjadi kendala untuk bersikap menghargai?

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pengukuran, sehingga diperlukan suatu alat ukur yang baik. Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian (Sugiyono, 2010:148). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan tes objektif, tes uraian, dan skala nilai. Catatan anekdot, wawancara, dan video digunakan untuk melihat perubahan perilaku menghargai siswa.

3.4.1 Tes Objektif

Tes banyak digunakan dalam pengukuran prestasi belajar di sekolah. Pengertian tes secara umum diungkapkan oleh Masidjo (1995:38) yang menyatakan bahwa “tes merupakan suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok.”

Tes tertulis merupakan suatu tes yang disajikan dalam bentuk tulisan di mana siswa dapat merespon dengan memberikan jawaban, memberi tanda, dan lain sebagainya (Muslich, 2011:117). Tes tertulis dalam bentuk tes objektif digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Tes tersebut meliputi tes pilihan ganda dan benar salah. Tes pilihan ganda terdiri dari 15 soal dengan alternatif jawaban sebanyak 4 item (a, b, c, d). Tes benar salah terdiri dari 5 soal dengan alternatif jawaban benar dan salah. Penyusunan soal-soal tersebut didasarkan pada indikator yang telah dibuat dengan mengacu pada kata kerja kognitif.

Soal-soal yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan sebanyak dua kali. Hal tersebut dilakukan

36

karena jumlah soal yang valid belum memenuhi target. Sehingga soal-soal yang belum valid diujikan kembali pada responden.

Berikut ini kisi-kisi yang telah dibuat peneliti berdasarkan hasil uji validitas: Tabel 3.1 Kisi-kisi soal objektif

KISI-KISI SOAL OBJEKTIF Mata Pelajaran : PKn

Kelas : III

Semester : Genap

Tahun Ajaran : 2012/2013

Standar Kompetensi : 4. Memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Kompetensi Dasar : 4.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti

kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan

Indikator Tingkatan

Instrumen soal nomer Pilihan

ganda

Benar-Salah Siklus 1

4.1.1 Menyebutkan contoh macam agama dan warna kulit yang ada di kelas

Pemahaman 1,4,5 1 4.1.2 Membedakan perilaku yang

menampilkan rasa bangga dengan rasa tidak bangga terhadap perbedaan.

Evaluasi 6,7 5

4.1.3 Menentukan perilaku untuk menampilkan rasa bangga

Penerapan 2,3,10 2 4.1.4 Menemukan contoh perilaku yang

menghargai perbedaan agama dan warna kulit dalam cerita.

Analisis 8 3

4.1.5 Menemukan tokoh yang berperilaku menghargai perbedaan agama dan warna kulit.

Analisis 9 4

Siklus 2

4.1.1 Menyebutkan contoh perbedaan agama dan warna kulit yang ada di kelas.

Pemahaman 2,3 1 4.1.2 Membedakan perilaku yang

menampilkan rasa bangga dengan rasa tidak bangga terhadap perbedaan.

Evaluasi 4,5 3

4.1.3 Menentukan perilaku untuk menampilkan rasa bangga

Penerapan 1,8 5 4.1.4 Menemukan bentuk perilaku yang

menghargai perbedaan agama dan warna kulit dalam cerita.

Analisis 6,9 2

4.1.5 Memilih perilaku tokoh yang menghargai perbedaan agama dan warna kulit.

Analisis 7,10 4

Siklus 3

37

Indikator Tingkatan Instrumen soal nomer bangsa yang ada di sekitar.

4.1.2 Membedakan perilaku yang

menampilkan rasa bangga dengan rasa tidak bangga terhadap perbedaan.

Evaluasi 4,5 3

4.1.3 Menentukan perilaku untuk menampilkan rasa bangga

Penerapan 1,8 5 4.1.4 Menemukan contoh perilaku yang

membuat perbedaan dalam cerita.

Analisis 6,9 2

4.1.5 Menemukan tokoh yang berperilaku membuat perbedaan dalam cerita.

Analisis 7,10 4

3.4.2 Tes Uraian

Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa dapat mengemukakan atau mengekpresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian menggunakan kata-kata sendidri. Tes uraian digunakan untuk menilai aspek afektif siswa yang berkaitan dengan perilaku menghargai. Jumlah soal uraian yang digunakan sebanyak 5 soal. Penyusunan soal-soal tersebut didasarkan pada indikator yang telah dibuat dengan mengacu pada kata kerja afektif.

3.4.3 Skala Nilai

Penilaian aspek psikomotorik dalam penelitian ini menggunakan skala nilai. Penyusunan soal-soal tersebut didasarkan pada indikator yang telah dibuat dengan mengacu pada kata kerja psikomotorik. Skala nilai adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah penyataan, gejala atau perilaku yang dijabarkan dalam bentuk skala atau kategori yang bermakna nilai dari yang terendah sampai yang tertinggi. Rentangan nilai ini dapat berbentuk huruf (A, B, C, D), angka (1 sampai dengan 10) atau suatu kategori rendah sedang tingggi (Masidjo, 1995:66-67).

3.4.4 Catatan Anekdot

Catatan anekdot adalah suatu catatan tentang peristiwa yang menarik dan bersifat faktual. Catatan anekdot berisi kejadian-kejadian nyata yang baru saja terjadi dan bukan suatu opini. Catatan anekdot adalah suatu bentuk pengamatan tertulis yang bersifat deskriptif tentang apa yang terjadi dalam kelas pada jangka waktu tertentu (Muslich, 2010:60). Arifin (2009:169) menyebutkan bahwa

38

“catatan incidental (anecdotal records) adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perseorangan.” Catatan anekdot ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui perubahan perilaku menghargai siswa kelas III SDN Pakem 4.

3.4.5 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan. Esterberg dalam Sugiyono (2010:317) menyebutkan bahwa “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.” Peneliti melakukan wawancara pada guru kelas III sebagai narasumber. Peneliti menggunakan jenis wawancara semi-terstruktur yang merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terstruktur (Arikunto, 2010:199). Pertanyaan wawancara ditentukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, namun ketika wawancara berlangsung peneliti masih dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan jawaban narasumber.

Fungsi wawancara dalam penelitian kelas yakni: 1) membantu peneliti agar fokus pada aspek yang yang diteliti atau kehidupan kelas secara detail; 2) menyediakan informasi diagnostik awal tentang apa yang akan diteliti melalui diskusi antara guru-siswa, dalam hal ini antara peneliti-guru; 3) meningkatkan hubungan positif dalam kelas karena adanya komunikasi dengan guru (Hopkins, 2011:192).

Pedoman wawancara dibuat dengan merumuskan tujuan wawancara dan membuat kisi-kisi yang memuat indikator perilaku menghargai. Berikut ini pedoman wawancara yang ditujukan untuk guru:

Tabel 3.2 Pedoman wawancara guru LEMBAR WAWANCARA

Siklus ke- : Hari/tanggal :

No Indikator Pertanyaan Jawaban

1

Siswa

mendengarkan orang lain dengan empatik

Apakah siswa sering memotong pembicaraan orang lain? Apakah siswa menantap orang yang sedang diajaknya

berbicara?

Dokumen terkait