• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Pokok Bidang Transportasi

Dalam dokumen BUKU ARN 2016 2019 170317 www drn go id (Halaman 77-82)

Mencermati dinamika perkembangan yang terjadi, maka

perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi ke depan tetap

memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, baik pada skala lokal,

nasional maupun global. Tantangan pembangunan infrastruktur

transportasi dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah bagaimana

mewujudkan konektivitas nasional (termasuk didalamnya masalah-

masalah tranportasi perkotaan) dalam upaya peningkatan kelancaran

akses kepada masyarakat pengguna jasa transportasi termasuk

pendistribusian barang sampai ke pelosok nusantara, sebagai upaya

untuk mendorong pemerataan pembangunan maupun pertumbuhan

ekonomi yang merata serta mewujudkan pembangunan sektor unggulan,

antara lain kemaritiman, kelautan, pariwisata dan industri. Infrastruktur

penunjang konektivitas nasional berupa jaringan transportasi perlu

diintegrasikan dengan pelayanan sarana intermoda transportasi yang

terhubung

secara

efisien

dan

efektif,

termasuk

mendorong

pembangunan konektivitas antarwilayah, sehingga dapat mempercepat

54

A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9

dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan

infrastruktur transportasi konektivitas akan menurunkan biaya

transportasi dan biaya logistik, sehingga dapat meningkatkan daya saing

produk, dan mempercepat gerak ekonomi.

Pembangunan perkotaan Indonesia kedepan diarahkan pada

peningkatan peran perkotaan sebagai basis pembangunan dan

kehidupan yang layak huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing, dan

berkelanjutan, sesuai dengan karakter potensi dan budaya lokal. Arah

kebijakan pembangunan perkotaan berfokus pada pengembangan kota

sebagai suatu kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota sebagai pendorong

pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat tinggal

yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Oleh karena itu,

dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal perkotaan,

pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi

diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam melayani

kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan

transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan

berkeadaban.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki

wilayah dengan panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870

km. Lokasi geografisnya juga sangat strategis (memiliki akses langsung

ke pasarterbesar di dunia) karena Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane

of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur ini

menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global.

Lebih lanjut Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam)

wilayah

Large Marine Ecosystem (LME) yang mempunyai potensi

kelautan dan perikanan yang cukup besar. Melihat kondisi geografis dan

demografis sebagaimana dikemukakan di atas, maka sistem transportasi

Indonesia tidak dapat mengandalkan hanya satu jenis moda transportasi

saja, melainkan membutuhkan sistem transportasi intermoda (darat,

laut dan udara) maupun intramoda secara terintegrasi dalam pola

transportasi multimoda.

Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip

dasar dalam penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan,

angkutan sungai, angkutan danau, angkutan penyeberangan, kereta api,

A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9

55

pelayaran, dan penerbangan. Jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan

yang relatif tinggia antara lain disebabkan oleh rendahnya kesadaran

masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dan pentingnya perangkat

keselamatan transportasi. Apabila dilihat dari aspek penegakan hukum

dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi,

saat ini masih tingginya tingkat toleransi aparatur dalam memberikan

sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi. Saat ini tingkat kecukupan

dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan

transportasi masih kurang. Hal ini menjadi permasalahan yang harus

ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam

penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam rangka

meningkatkan rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta

menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi

transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam

menuju target zero accident.

Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi masih banyak

yang belum memenuhi standar pelayanan, yang tercermin dari kondisi

kualitas dan kuantitas sarana danprasarana transportasi yang ada.

Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan dan kondisi angkutan umum

sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu sangat

maksimal, yaitu : aman, nyaman, tarif terjangkau, tepat waktu, bahkan

door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan), dan

memiliki fasilitas penunjang yang memadai. Kurangnya tingkat

kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana

transportasi dalam hal ini sangat terkait dengan upaya pemenuhan

kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kurangnya tingkat

kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana

transportasi banyak direpresentasikan tidak hanya pada aspek kuantitas,

melainkan juga terkait dengan kualitas (kemudahan, keamanan, serta

kenyamanan) dalam menggunakan sarana dan prasarana transportasi.

Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi

pemanfaatan sarana dan prasarana transportasi, seperti pengembangan

transfer point (transfer moda), lokasi park and ride, maupun terminal

dan stasiun feeder akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan

kinerja transportasi. Fasilitas penunjang akan membantu pengguna

dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan pemanfaatan sarana

56

A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9

dan prasarana transportasi. Selain itu, fasilitas penunjang seperti jalan

akses pada simpul transportasi masih ada beberapa yang belum

terbangun.

Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan

dampak signifikan terhadap penataan dan pengaturan sistem

transportasi di Indonesia. Beberapa konsep pengembangan teknologi

melalui

Intelligent Transport System (ITS) akan memberikan

kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang

dihadapi saat ini bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak

serta merta karena masalah teknologi, melainkan lebih pada masalah

sosial dan ekonomi. Begitu juga dalam kaitannya dengan kebijakan dan

kelembagaan. Ada beberapa hal yang perlu segera dicarikan solusi

berkaitan dengan tatakelola dan pendanaan/pembiayaan sektor

transportasi.

Berangkat dari kompleksitas permasalahan di atas, riset dibidang

transportasi perlu didukung oleh riset pada bidang-bidang lainnya

seperti (a) sains dasar terutama terkait simulasi dan pemodelan, (b)

teknologi informasi, dalam rangka optimisasi kinerja sistem

transportasi, (c) energi dan lingkungan hidup dalam rangka penggunaan

energi alternatif dan minimisasi dampak lingkungan, (d) material maju

dalam pengembangan komponen sarana dan prasarana transportasi

serta (e) sosial kemanusiaan terkait perilaku bertransportasi dan

memenuhi permintaan masyarakat.

Dengan memperhatikan permasalahan tersebut di atas, untuk

keperluan 5 (lima) tahun kedepan diperlukan riset, pengembangan,

rancang bangun dan rekayasa yang diharapkan mampu menjawab

tantangan dan permasalahan tersebut dan kebijakan nasional utama

sektor perhubungan yaitu :

(1) Membangun Konektivitas Nasional termasuk di dalamnya

Transportasi Perkotaan;

(2) Meningkatkan Keselamatan & Keamanan Transportasi,

meningkatakan Kapasitas & Pelayanan Transportasi;

A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9

57

(4) Melakukan internalisasi dan integrasi isu-isu strategis lintas

sektor; dan

(5) Mempertimbangkan isue-isue Internasional.

Riset pengembangan dan kerekayasaan yang diusulkan

diharapkan merupakan riset “hilir” yang segera dapat dimanfaatkan

sektor industri, pemerintah dan masyarakat serta menghasilkan karya-

karya ilmiah, baik dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan pada jurnal

nasional maupun internasional maupun yang menghasilkan paten.

Riset,

pengembangan

dan

kerekayasaan

diharapkan

mempertimbangkan kesesuaian dengan kondisi geografis Indonesia,

ketersediaan sumber energi, kesiapan teknologi (Technology Readiness

Level), faktor ekonomi/keterjangkauan, berkelanjutan dan

demand-

driven.

Kerangka pikir penyusunan tema dan topik riset untuk

dilaksanakan tahun 2016-2019 disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1. Kerangka Pikir Penyusunan ARN Bidang Transportasi

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka riset, pengembangan dan

kerekayasaan bidang transportasi difokuskan pada 4 (enam) tema

utama, yaitu :

1.

Teknologi Infrastruktur Transportasi

2.

Teknologi Sarana Transportasi

3.

Integrasi Sektor Pendukung dan Pendorong Transportasi

4.

Tatakelola dan Pendanaan Transportasi

58

A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9

Dalam dokumen BUKU ARN 2016 2019 170317 www drn go id (Halaman 77-82)