Mencermati dinamika perkembangan yang terjadi, maka
perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi ke depan tetap
memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, baik pada skala lokal,
nasional maupun global. Tantangan pembangunan infrastruktur
transportasi dalam 5 (lima) tahun ke depan adalah bagaimana
mewujudkan konektivitas nasional (termasuk didalamnya masalah-
masalah tranportasi perkotaan) dalam upaya peningkatan kelancaran
akses kepada masyarakat pengguna jasa transportasi termasuk
pendistribusian barang sampai ke pelosok nusantara, sebagai upaya
untuk mendorong pemerataan pembangunan maupun pertumbuhan
ekonomi yang merata serta mewujudkan pembangunan sektor unggulan,
antara lain kemaritiman, kelautan, pariwisata dan industri. Infrastruktur
penunjang konektivitas nasional berupa jaringan transportasi perlu
diintegrasikan dengan pelayanan sarana intermoda transportasi yang
terhubung
secara
efisien
dan
efektif,
termasuk
mendorong
pembangunan konektivitas antarwilayah, sehingga dapat mempercepat
54
A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9
dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan
infrastruktur transportasi konektivitas akan menurunkan biaya
transportasi dan biaya logistik, sehingga dapat meningkatkan daya saing
produk, dan mempercepat gerak ekonomi.
Pembangunan perkotaan Indonesia kedepan diarahkan pada
peningkatan peran perkotaan sebagai basis pembangunan dan
kehidupan yang layak huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing, dan
berkelanjutan, sesuai dengan karakter potensi dan budaya lokal. Arah
kebijakan pembangunan perkotaan berfokus pada pengembangan kota
sebagai suatu kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota sebagai pendorong
pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat tinggal
yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Oleh karena itu,
dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal perkotaan,
pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi
diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam melayani
kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan
transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan
berkeadaban.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki
wilayah dengan panjang mencapai 5.200 km dan lebar mencapai 1.870
km. Lokasi geografisnya juga sangat strategis (memiliki akses langsung
ke pasarterbesar di dunia) karena Indonesia dilewati oleh satu Sea Lane
of Communication (SLoC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur ini
menempati peringkat pertama dalam jalur pelayaran kontainer global.
Lebih lanjut Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam)
wilayah
Large Marine Ecosystem (LME) yang mempunyai potensi
kelautan dan perikanan yang cukup besar. Melihat kondisi geografis dan
demografis sebagaimana dikemukakan di atas, maka sistem transportasi
Indonesia tidak dapat mengandalkan hanya satu jenis moda transportasi
saja, melainkan membutuhkan sistem transportasi intermoda (darat,
laut dan udara) maupun intramoda secara terintegrasi dalam pola
transportasi multimoda.
Keselamatan dan keamanan transportasi merupakan prinsip
dasar dalam penyelenggaraan transportasi yang meliputi angkutan jalan,
angkutan sungai, angkutan danau, angkutan penyeberangan, kereta api,
A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9
55
pelayaran, dan penerbangan. Jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan
yang relatif tinggia antara lain disebabkan oleh rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya keselamatan dan pentingnya perangkat
keselamatan transportasi. Apabila dilihat dari aspek penegakan hukum
dalam pemenuhan standar keselamatan dan keamanan transportasi,
saat ini masih tingginya tingkat toleransi aparatur dalam memberikan
sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi. Saat ini tingkat kecukupan
dan kehandalan sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan
transportasi masih kurang. Hal ini menjadi permasalahan yang harus
ditangani untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam
penyelengaraan pelayanan transportasi yang ditujukan dalam rangka
meningkatkan rasa aman dan kenyamanan pengguna transportasi serta
menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi
transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam
menuju target zero accident.
Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi masih banyak
yang belum memenuhi standar pelayanan, yang tercermin dari kondisi
kualitas dan kuantitas sarana danprasarana transportasi yang ada.
Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan dan kondisi angkutan umum
sebagai bagian dari pelayanan dasar (public service) tentu sangat
maksimal, yaitu : aman, nyaman, tarif terjangkau, tepat waktu, bahkan
door to door (sedikit mungkin pergantian moda angkutan), dan
memiliki fasilitas penunjang yang memadai. Kurangnya tingkat
kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi dalam hal ini sangat terkait dengan upaya pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kurangnya tingkat
kesesuaian, kecukupan dan keandalan sarana dan prasarana
transportasi banyak direpresentasikan tidak hanya pada aspek kuantitas,
melainkan juga terkait dengan kualitas (kemudahan, keamanan, serta
kenyamanan) dalam menggunakan sarana dan prasarana transportasi.
Belum memadainya ketersediaan fasilitas penunjang dalam optimalisasi
pemanfaatan sarana dan prasarana transportasi, seperti pengembangan
transfer point (transfer moda), lokasi park and ride, maupun terminal
dan stasiun feeder akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kinerja transportasi. Fasilitas penunjang akan membantu pengguna
dalam memberikan kenyamanan dan kemudahan pemanfaatan sarana
56
A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9
dan prasarana transportasi. Selain itu, fasilitas penunjang seperti jalan
akses pada simpul transportasi masih ada beberapa yang belum
terbangun.
Teknologi bidang transportasi pada prinsipnya memberikan
dampak signifikan terhadap penataan dan pengaturan sistem
transportasi di Indonesia. Beberapa konsep pengembangan teknologi
melalui
Intelligent Transport System (ITS) akan memberikan
kemudahan dalam manajemen transportasi. Namun kendala yang
dihadapi saat ini bahwa permasalahan transportasi di Indonesia tidak
serta merta karena masalah teknologi, melainkan lebih pada masalah
sosial dan ekonomi. Begitu juga dalam kaitannya dengan kebijakan dan
kelembagaan. Ada beberapa hal yang perlu segera dicarikan solusi
berkaitan dengan tatakelola dan pendanaan/pembiayaan sektor
transportasi.
Berangkat dari kompleksitas permasalahan di atas, riset dibidang
transportasi perlu didukung oleh riset pada bidang-bidang lainnya
seperti (a) sains dasar terutama terkait simulasi dan pemodelan, (b)
teknologi informasi, dalam rangka optimisasi kinerja sistem
transportasi, (c) energi dan lingkungan hidup dalam rangka penggunaan
energi alternatif dan minimisasi dampak lingkungan, (d) material maju
dalam pengembangan komponen sarana dan prasarana transportasi
serta (e) sosial kemanusiaan terkait perilaku bertransportasi dan
memenuhi permintaan masyarakat.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut di atas, untuk
keperluan 5 (lima) tahun kedepan diperlukan riset, pengembangan,
rancang bangun dan rekayasa yang diharapkan mampu menjawab
tantangan dan permasalahan tersebut dan kebijakan nasional utama
sektor perhubungan yaitu :
(1) Membangun Konektivitas Nasional termasuk di dalamnya
Transportasi Perkotaan;
(2) Meningkatkan Keselamatan & Keamanan Transportasi,
meningkatakan Kapasitas & Pelayanan Transportasi;
A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9
57
(4) Melakukan internalisasi dan integrasi isu-isu strategis lintas
sektor; dan
(5) Mempertimbangkan isue-isue Internasional.
Riset pengembangan dan kerekayasaan yang diusulkan
diharapkan merupakan riset “hilir” yang segera dapat dimanfaatkan
sektor industri, pemerintah dan masyarakat serta menghasilkan karya-
karya ilmiah, baik dalam bentuk tulisan yang dipublikasikan pada jurnal
nasional maupun internasional maupun yang menghasilkan paten.
Riset,
pengembangan
dan
kerekayasaan
diharapkan
mempertimbangkan kesesuaian dengan kondisi geografis Indonesia,
ketersediaan sumber energi, kesiapan teknologi (Technology Readiness
Level), faktor ekonomi/keterjangkauan, berkelanjutan dan
demand-
driven.
Kerangka pikir penyusunan tema dan topik riset untuk
dilaksanakan tahun 2016-2019 disajikan pada gambar berikut ini:
Gambar 4.1. Kerangka Pikir Penyusunan ARN Bidang Transportasi
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka riset, pengembangan dan
kerekayasaan bidang transportasi difokuskan pada 4 (enam) tema
utama, yaitu :
1.
Teknologi Infrastruktur Transportasi
2.
Teknologi Sarana Transportasi
3.
Integrasi Sektor Pendukung dan Pendorong Transportasi
4.
Tatakelola dan Pendanaan Transportasi
58
A g e n d a R i s e t N a s i o n a l 2 0 1 6 - 2 0 1 9
Dalam dokumen
BUKU ARN 2016 2019 170317 www drn go id
(Halaman 77-82)