• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Kadar Unsur Hara Dalam Bahan Organik Asal dan SOLA

Hasil analisis kandungan hara pada masing-masing bahan organik padat pada Tabel 8 menunjukkan gambut basah dan gambut kering Rawa Pening memiliki kandungan hara yang relatif paling tinggi pada semua jenis unsur hara, kecuali pada unsur hara K. Gambut Rawa Pening diketahui termasuk dalam gambut yang memiliki kandungan unsur hara tergolong tinggi jika dibandingkan dengan gambut di beberapa daerah lain di Indonesia. Hal ini disebabkan pada tanah gambut Rawa Pening terdapat pengaruh dari abu volkan yang disebutkan dalam penelitan Hastuti (2000), sehingga memungkinkan kadar unsur hara pada gambut Rawa Pening tinggi. Meskipun demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa besar kadar abu volkan sebenarnya yang terdapat di gambut Rawa Pening.

Serasah pinus Gunung Walat memiliki kandungan unsur hara yang relatif lebih rendah dibandingkan kedua bahan gambut Rawa Pening, namun kandungan

hara serasah pinus lebih tinggi dari kedua bahan limbah cair kelapa sawit selain pada unsur K. Daun pinus yang merupakan bahan dominan pada serasah pinus merupakan bahan dengan kandungan unsur hara yang relatif rendah. Rendahnya kadar unsur hara serasah pinus Gunung Walat juga dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Komaryati et al. (2002) dengan hasil analisis beberapa unsur hara diantaranya unsur K (0,15 %), Ca (2,97 %) dan Mg (0,37 %).

Limbah cair kelapa sawit merupakan bahan dengan kandungan unsur hara yang paling tinggi hanya pada unsur hara K (5.908 - 6.245 ppm), sedangkan pada jenis unsur hara lain jumlahnya relatif paling rendah dibandingkan kedua bahan lainnya. Sama seperti penyebab kadar C dan N yang rendah, rendahnya kandungan unsur hara pada limbah cair kelapa sawit dikarenakan kandungan hara di dalam tandan dan buah kelapa sawit sudah hilang pada saat proses pengolahan buah kelapa sawit, sehingga kadar hara yang tersisa hanya berasal dari campuran ampas pengolahan dengan air limbah yang jumlahnya sangat rendah.

Tabel 8. Kandungan Unsur Hara Dalam Bahan Organik Asal

Bahan Baku Fe K Ca Mg ---ppm---SP* 15.346 500,5 9.817 5.415 GK* 66.051 484,5 39.572 19.313 GB* 70.945 728,0 53.687 29.568 SLA** 1.224 6.245 2.638 5.193 SLB** 199,0 5.908 2.282 4.472 Bahan Baku Mn Zn Cu Na ---ppm--- SP* 1.208 64,0 69,7 207,4 GK* 993,6 81,8 153,6 507,3 GB* 2.364 112,2 78,0 750,0 SLA** 59,0 6,0 6,0 30,0 SLB** 52,0 3,0 1,0 52,0

Keterangan : *) Kadar unsur hara terhadap bahan padat, **) Kadar unsur hara terhadap cairan ; tu : tidak terukur ; SP : Serasah Pinus, GK : Gambut Kering, GB : Gambut Basah, SLA : Limbah Cair Kelapa Sawit Kolam Satu, SLB : Limbah Cair Kelapa Sawit Kolam Dua.

Filtrasi bahan organik asal dengan menggunakan membran saring 0,45 µm memberikan perubahan kadar hara pada masing-masing SOLA dengan bahan organik asalnya, yaitu menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kadar unsur

hara bahan organik asal. Penurunan kadar hara pada setiap SOLA sangat tinggi. Unsur hara Zn mengalami penurunan terbesar, dimana penurunan kadar hampir mencapai 100 % pada semua SOLA. Gambut Rawa Pening mengalami penurunan kadar paling tinggi dengan persentase penurunan hampir mencapai 100 % pada semua jenis unsur hara, sedangkan komposisi kandungan unsur hara pada SOLA yang tertinggi terdapat pada kedua jenis limbah cair kelapa sawit, kecuali pada unsur hara Zn. Kandungan unsur hara pada SOLA disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Kandungan Unsur Hara dalam Senyawa Organik Larut Air (SOLA)

Bahan Baku Fe K Ca Mg Mn Zn Cu Na ---ppm--- SP* 0,3 61,7 30,8 33,0 tu 0,2 0,3 25,4 GK* 2,4 5,4 6,6 17,3 tu 0,1 0,2 tu GB* 3,0 3,5 8,0 4,0 tu 0,4 0,2 5,2 SLA** 58,0 3.271 980,3 2.067 13,3 0,1 0,3 tu SLB** 50,0 2.901 768,3 1.875 7,6 0,1 0,1 tu Keterangan: *) ppm unsur hara terhadap bahan padat, **) ppm unsur hara terhadap cairan, tu : tidak terukur, SP : Serasah Pinus, GK : Gambut Kering, GB : Gambut Basah, SLA : Limbah Cair Kelapa Sawit Kolam Satu, SLB : Limbah Cair Kelapa Sawit Kolam Dua.

Analisis kandungan unsur hara dalam SOLA membuktikan terdapat korelasi positif antara nilai daya hantar listrik (DHL) dengan kandungan unsur hara pada SOLA. Hal ini terlihat pada SOLA limbah cair kelapa sawit. Selain memiliki nilai DHL yang paling tinggi, juga ditemukan kandungan unsur hara yang tinggi melebihi kandungan hara pada SOLA lainnya, sedangkan pada SOLA gambut Rawa Pening yang memiliki nilai DHL rendah ditemukan juga kandungan unsur hara yang rendah. Berdasarkan hasil analisis ini maka terbukti bahwa nilai DHL SOLA berkorelasi positif dengan kandungan kation-kation dalam SOLA.

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis menunjukkan nisbah C/N pada bahan serasah pinus lebih tinggi dibandingkan pada bahan lainnya, sedangkan nilai pH dan KTK pada bahan gambut lebih tinggi dari bahan serasah pinus. Nilai parameter pH, KTK dan C/N menunjukkan karakteristik bahan organik asal dipengaruhi oleh bahan penyusunnya. Bahan serasah pinus dan gambut memiliki kandungan unsur hara Fe (15.346 ppm dan 66.051 - 70.945 ppm), Ca (9.817 ppm dan 39.572 – 53.687 ppm), Mg (5.415 ppm dan 19.313 – 29.568 ppm), Mn (1.208 ppm dan 993,6 – 2.364 ppm), Zn (64,0 ppm dan 81,8 - 112,2 ppm), Cu (69,7 ppm dan 78,0 - 153,6 ppm) dan Na (207,4 ppm dan 507,3 - 750,0 ppm) yang lebih tinggi dari limbah cair kelapa sawit, sedangkan unsur K (5.908 – 6.245 ppm) ditemukan lebih tinggi pada limbah cair kelapa sawit.

2. Nilai DHL pada SOLA serasah pinus, gambut basah, gambut kering, limbah cair kelapa sawit kolam satu dan dua secara berturut-turut adalah 197,4 µS/cm, 41,6 µS/cm, 108,5 µS/cm, 7.160 µS/cm dan 6.130 µS/cm, sedangkan nilai DOC pada SOLA secara berturut-turut sebesar 76,1 mg/l, 4,1 mg/l, 6,0 mg/l, 158,3 mg/l dan 90,2 mg/l. Filtrasi bahan organik asal menyebabkan perubahan pH dan kadar unsur hara pada SOLA. Perubahan pH menjadi lebih tinggi mendekati pH netral kecuali pada serasah pinus, sedangkan kadar hara pada masing-masing SOLA mengalami penurunan dibandingkan bahan organik asalnya. Pada unsur hara Zn penurunannya sangat tinggi yaitu hampir mencapai 100 % pada

3. Gugus fungsional organik yang ditemukan pada semua bahan adalah gugus C-X (pada semua jenis vibrasi), gugus S=O, C=C, C-O, C-N, N-H, C-H dan O-H. Gugus C=N (imines dan oximes) terdapat pada serasah pinus dan limbah cair kelapa sawit, gugus N-H (stretch) pada semua bahan kecuali limbah cair kelapa sawit kolam dua, gugus O-H (alcohol-phenol,

free) terdapat pada serasah pinus, gambut kering dan limbah cair kelapa

sawit kolam satu, gugus O-H (alcohol-phenol, H-Bonded) pada semua bahan kecuali limbah cair kolam dua, gugus C=O (amide) terdapat pada serasah pinus dan limbah cair kelapa sawit dan gugus C-H (aromatics) terdapat pada semua bahan kecuali gambut basah. Gugus fungsional X=C=Y hanya terdapat pada bahan serasah pinus, sedangkan gugus C=O

(aldehyde dan ester) dan C-H (alkenes, stretch) hanya terdapat pada

Dokumen terkait