• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini juga didasarkan atas penelitian yang telah dilakukan terhadap model pembelajaran AIR dalam proses pembelajaran. Adapun hasil penelitian tersebut adalah:

Hamzah. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam

Pembelajaran Fisika Kelas X IPA 3 SMA Negeri 3 Purworejo Tahun

Pelajaran 2013/2014 Hasil dari penelitian ini dapat menunjukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada pembelajaran fisika dapat meningkatkan pema-haman siswa SMA Negeri 3 Purworejo kelas X IPA 3. Rata-rata pemahaman fisika siswa pada tahap pra siklus adalah 57,53 dengan persentase 12,5%, meningkat menjadi 69,62 dengan persentase 53,12% setelah diberi tindakan pada siklus I, dan meningkat kembali menjadi 81 dengan persentase 81,25% setelah diberi tindakan pada siklus II.

Handayani. (2014) Keefektifan Auditory Intellectually Repetition Berbantuan LKPD terhadap Kemampuan Penalaran Peserta Didik SMP.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Blado maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado Kabupaten Batang pada materi

luas dan volume kubus dan balok yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD dapat memenuhi KKM klasikal yaitu ≥75% dari banyaknya peserta didik tersebut dengan ketuntasan klasikal mencapai 94,73%; (2) kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Blado Kabupaten Batang pada materi luas dan volume kubus dan balok yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran AIR berbantuan LKPD lebih baik dibanding kemam-puan penalaran matematis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran STAD.

Hardy. (2010). Auditory Learning in Mathematics. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Auditory dengan memfokuskan pada pendengaran siswa. Belajar dengan mendengarkan kata atau kalimat matematika memudahkan siswa memahami suatu konsep baru dan memasukkannya dalam ingatan.

Mustagfiri (2013) Komparasi Model Pembelajaran AIR Dan Ekspositori Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 82,83 dan rata-rata kemampuan pemecahan masalah kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol 76,58 sehingga diperoleh thitung = 3,220; sedangkan tabel t dengan α = 5% dan dk = 72 diperoleh ttabel = 1,675. Karena thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Auditory

Intellectually Repetition (AIR) dan ekspositori. Selain itu juga disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih baik bila dibandingkan dengan rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas ekspositori.

Akhlaghi. (2015). The Effect of Powerpoint Presentation on Grammar and Vocabulary Learning of Iranian Pre-University EFL Learners. Dari sekelompok siswa EFL yang 54 siswa yang dipilih secara acak dan dibagi menjadi dua kelompok dengan masing-masing angggota 27 siswa (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) menunjukkan bahwa presentasi Powerpoint dapat membuktikan sukses dalam meningkatkan tata bahasa peserta didik dan pengetahuan kosa kata. Ditemukan juga peserta didik memiliki sikap positif terhadap penggunaan presentasi Powerpoint.

Noryati. (2014). Efektifitas Media Power Point pada Pembelajaran Bidang Studi Bahasa Indonesia di SDN Ngelang 02 Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan Tahun 2014/2015. Menurut hasil perhitungan terhadap 20 butir soal yang berkaitan dengan efektifitas pemanfaatan media power point pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang peneliti berikan kepada 22 siswa kelas IV SD Negeri Ngelang 02 Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan termasuk dalam kategori “efektif”. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa dari nilai rata-rata angket 63,6 berada di kategori efektif. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan Bapak Kepala Sekolah SD Negeri Ngelang 02 Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan pada waktu

wawancara, bahwa media power point itu efektif dalam proses belajar mengajar.

Nouri dan Shahid. (2005) The Effect Of Powerpoint Presentations On Student Learning And Attitudes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Presentasi Powerpoint dapat meningkatkan sikap siswa terhadap instruktur dan presentasi kelas.

Purwanto. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SD

Gugus Kapten Japa Denpasar Utara. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Pembelajaran Generatif Berbantuan Media Powerpoint dengan kelas yang dibelajarkan secara konvensinal. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen = 81,06 > = 75,85 pada kelas kontrol dan hasil analisis uji hipotesis diperoleh thitung = 4,82 > ttabel (α= 0,05, 63) = 2,000 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Generatif Berbantuan Media Powerpoint berpengaruh terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas V SD Gugus Kapten Japa Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model AIR dan media Powerpoint efektif dalam pembelajaran sehingga dapat memperkuat penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Auditory

Intellectually Repetition dengan Media Powerpoint Pada Siswa Kelas V SDN Pudakpayung 02 Kota Semarang” yang dilakukan oleh peneliti.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu mengenai penerapan model pembelajaran AIR dan penggunaan media Powerpoint dalam pembelajaran antara lain: pada umumnya model pembelajaran AIR diterapkan dalam pembelajaran eksakta seperti matematika dan sains dan masih jarang untuk diterapkan dalam pembelajaran di SD. Selain itu, tahap Repetition pada model AIR ini diberikan secara langsung untuk dijawab secara lisan oleh siswa bukan dalam bentuk tugas secara tertulis sehingga melatih siswa untuk berani menjawab dan mengungkapkan pendapatnya. Model pembelajaran AIR ini dipadukan dengan media Powerpoint yang disajikan menarik dengan permainan warna, teks dan animasi sehingga dapat merangsang siswa untuk mengetahui lebih jauh informasi terhadap materi yang disampaikan.