• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asam laktat dan asam asetat yang ditandai dengan pH rendah terkandung dalam jus silase jagung dalam penelitian ini merupakan produk asam yang mendominasi dalam jus silase (Tabel 4.1). Hal ini mengindikasikan bahwa antibakteri yang dihasilkan dalam menghambat bakteri Escherichia coli dan

Salmonella sp. disebabkan oleh kandungan produk asam hasil fermentasi silase. Pengaruh kandungan jus silase jagung dan 50 µg/ml larutan antibiotik VITA Tetra-Chlor® terhadap diameter zona bening yang terbentuk pada bakteri

Escherichia coli dan Salmonella sp. diterangkan pada Gambar 4.4 dan 4.5. Keterangan: pH↓: pH eksternal bakteri

pH↑: pH internal bakteri

RCOOH: asam dalam bentuk tidak terionisasi

H+: proton yang dipompa oleh bakteri melalui aktifasi dekarboksilasi asam amino COO-: akumulasi anion menyebabkan toksik pada sel bakteri

23

Gambar 4.4 Kandungan jus silase jagung (100, 50, 25 dan 12.5 %) dan 50 µg/ml VITA Tetra-Chlor terhadap aktivitas antibakteri pada

Escherichia coli

Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa kandungan jus silase jagung yang berbeda berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri yang dihasilkan (P<0.05) dalam menghambat Escherichia coli. Jus silase jagung yang diencerkan sebanyak 50 % menurunkun aktivitas antibakteri dengan diameter zona bening yang terbentuk lebih kecil dibanding tanpa pengenceran. Namun kandungan jus silase jagung dari 12.5 % sampai 50 % tetap menghambat bakteri Escherichia coli dan menghasilkan aktivitas yang sama dengan diameter zona bening yang dihasilkan tidak berbeda.

Kandungan jus silase jagung yang berbeda juga mempengaruhi aktivitas antibakteri yang dihasilkan (P<0.05) dalam menghambat Salmonella sp.. Jus silase jagung yang diencerkan menjadi 50 % mengalami penurunan aktivitas antibakteri dengan diameter zona bening yang terbentuk lebih kecil dibanding tanpa pengenceran. Akan tetapi kandungan jus silase dari 25 % hingga 50 % tidak menghasilkan pengaruh yang berbeda dalam menghambat bakteri Salmonella sp.. Begitu pula pada jus silase jagung yang diencerkan hingga 12.5 % memiliki aktivitas antibakteri yang sama dengan diameter zona bening yang tidak berbeda dengan jus silase jagung yang diencerkan 25 % (Gambar 4.5).

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 100% 50% 25% 12.50% vita Tetra-chlor b c c c a Dia mete r zona be ning (mm )

24

Gambar 4.5 Kandungan jus silase jagung (100, 50, 25, dan 12.5 %) dan 50 µg/ml VITA Tetra-Chlor terhadap aktivitas antibakteri pada

Salmonella sp.

Dari Gambar 4.4 dan 4.5 diatas dapat dilihat bahwa pengenceran jus silase jagung menyebabkan penurunan aktivitas antibakteri yang dihasilkan. Akan tetapi jus silase jagung yang diencerkan dalam penelitian ini tidak selalu diikuti dengan penurunan aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri jus silase jagung yang diencerkan 25 % tidak berbeda dengan jus silase jagung yang diencerkan 50 % atau 12.5 % dalam menghambat bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp.

Pengaruh pengenceran akan menyebabkan penurunan konsentrasi asam dan pH baik jenis asam lemah maupun asam kuat sehingga akan mempengaruhi efikasi sebagai antimikroba. Kandungan 12.5 % jus silase jagung memiliki konsentrasi asam laktat setara dengan 10.7 mmol/l dan asam asetat 3.1 mmol/l asam asetat.

Brook et al. (2001) melaporkan bahwa konsentrasi asam laktat sebesar 70 mmol/l akan bersifat bakteriostatis, sedangkan konsentrasi diatas 100 mmol/l akan bersifat baktersidal terhadap bakteri Salmonella. Jika dibandingkan dengan konsentrasi minimal asam laktat yang dibutuhkan untuk menghambat Salmonella

maka kandungan asam yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih rendah dari sifat

bakteriostatis.

Russell (1992) berpendapat bahwa pH sangat menentukan aktivitas antibakteri produk asam organik yang dihasilkan dalam fermentasi. Sementara itu Alakomi et al. (2000) melaporkan bahwa asam laktat pH 3.6 dengan konsentrasi 10 mmol/l menyebabkan bakteriolisis pada bakteri gram negatif seperti:

Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella Typhimurium. Pada penelitian ini jus silase yang diencerkan sebesar 12.5 % memiliki konsentrasi asam laktat setara dengan 10.7 mmol/l dan nilai pH setara dengan 4.3 (dengan asumsi larutan asam laktat murni).

Bakteri patogen enterik adalah bakteri yang mampu bertahan hidup atau beradaptasi melewati kondisi asam lambung (acid tolerance response). Foster (2001) melaporkan bahwa bakteri patogen dapat bertahan dalam kondisi asam (pH 2-3) dengan cara mencegah proton masuk kedalam sel, memompa proton keluar dari sel dan menurunkan pH internalnya. Sementara itu Castanie-Cornet et al. (1991) melaporkan bahwa bakteri E. coli patogen beradaptasi pada pH 2 dengan

0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 100.0% 50.0% 25.0% 12.5% vita Tetra-chlor b bc a c b Dia mete r zona be ning (mm )

25

glucose-repressed oxidative system, glutamate-dependent system, dan arginine dependent system.

Berdasarkan hasil pada gambar 4 dan 5 aktivitas antibakteri jus silase dalam penelitian ini diduga tidak hanya disebabkan oleh produk asam-asam organik hasil fermentasi yang dihasilkan oleh BAL, namun juga dapat disebabkan oleh efek sinergis produk asam-asam organik dengan faktor-faktor antibakteri lain yang dihasilkan oleh BAL yang tidak diamati dalam penelitian ini. Lindgren et al.

(1990) melaporkan bahwa asam organik merupakan produk metabolit utama yang dihasilkan oleh BAL bersifat antimikroba dalam fermentasi anaerob. Akan tetapi kompetisi BAL dengan mikrooganisme lain dalam fermentasi diikuti dengan adanya produk-produk metabolit lain seperti Hydrogen peroksida, Diacetil dan bakteriosin. Sementara itu Piard dan Desmazeaud. (1991 dan 1992) melaporkan bahwa selain menghasilkan produk asam organik, BAL dalam menghambat bakteri-bakteri gram negatif juga menghasilkan Hidrogen peroksida (H2O2) dan

Reuterin.

5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa jus dari silase jagung yang diawetkan dengan baik mengandung produk feed additive

berupa BAL dan asam-asam organik hasil fermentasi yang didominasi oleh asam laktat dan asetat. Jus silase jagung memperlihatkan aktivitas antibakteri yang lebih besar dibanding 50 µg/ml laruan antibiotik VITA Tetra-Chlor® dalam menghambat Salmonella sp. Disamping itu feed additive jus silase jagung cakap dalam menghambat Escherichia coli dan Salmnella sp. yang diisolasi dari pedet diare.

5.2 Saran

Perlu dilakukan feeding trial untuk menguji efikasi jus silase jagung dalam memacu pertumbuhan pedet pre-ruminant dengan asumsi jus silase jagung fresh memiliki jumlah koloni BAL tidak kurang dari 1-2.6 x 109 CFU/ml dan nilai pH tidak lebih dari 4.2.

26

Dokumen terkait