• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keistimewaan Warna Merah

Dalam dokumen KEAJAIBAN FLORA DAN FAUNA HARUN YAHYA (Halaman 41-44)

Sistem pertahanan beberapa hewan tergantung pada efek warna merah yang menciutkan hati. Misalnya, dalam keadaan bahaya, belalang pohon memperlihatkan warna

merah di punggungnya kepada musuh. Kepiting menunjukkan warna merah pada capitnya. Yang menarik, bagian tubuh yang berwarna merah ini tidak terlihat dalam keadaan normal, tetapi dengan mudah tersingkap saat bahaya datang. Cara ini digunakan untuk “mengejutkan” musuhnya.

Ikan Buntal

Ikan ini dilengkapi dengan mekanisme pertahanan yang unik. Bila terancam bahaya, ia menelan banyak air dan membengkak. Duri-duri yang mencuat di sekujur tubuhnya cukup untuk membuat lawannya mundur teratur.

Lebih Menakutkan Dibandingkan Sebenarnya

Bila bahaya menghadang, kadal ini akan mengembangkan tubuhnya hingga tampak lebih besar dibandingkan ukuran sebenarnya. Saat tubuhnya mengembang, surai yang muncul di tengkuk membuat sosoknya tampak lebih menakutkan.

Sistem pertahanan diri lainnya yang tak kalah mengagumkan adalah “mata palsu”. Ada beragam pola pada tubuh hewan yang bisa disebut “mata palsu”. “Mata palsu” ini begitu meyakinkan, sehingga pemangsa yang ingin memangsa hewan-hewan ini menyangka ia menghadapi hewan yang berukuran jauh lebih besar. Di lain pihak, hewan pemilik “mata palsu” ini menikmati karunia yang tak disadari oleh mereka sendiri.

Beberapa jenis kupu-kupu, saat membuka sayapnya, akan metampakkan sepasang mata yang kelihatan simetris dengan pola yang mendetail. Hanya dengan memperlihatkan mata palsu ini, musuh dibuat percaya bahwa yang dihadapinya bukanlah kupu-kupu. Khususnya, “wajah palsu” beberapa spesies kupu-kupu, misalnya kupu-kupu Shonling pada gambar di bawah, sangat sempurna karena mempunyai mata berkilat, raut wajah, alis mata berkerut, mulut, dan hidung, sehingga keseluruhan polanya cukup menakutkan bagi sebagian besar musuhnya.

Mustahil kita mengatakan bahwa wajah palsu tersebut muncul akibat “kebetulan” belaka. Bila kita amati gambar tersebut dengan saksama, kita menyadari bahwa raut wajah palsu tersebut tak mung-kin terbentuk secara kebetulan. Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membuat “wajah” yang simetris? Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membentuk warna dan corak yang serupa di dua tempat? Tentu saja tidak mungkin. Pernyataan “kebetulan” ini sama sekali tidak bermakna dan tidak ilmiah. Mampukah kupu-kupu membuat sistem pertahanan sendiri, berpikir bahwa cara tersebut akan berguna? Jawabannya tentu saja tidak.

Mustahil seekor ulat yang masa hidupnya hanya beberapa minggu mampu mengatur kombinasi warna dan desain tubuhnya sendiri serta membuat lukisan dengan begitu indah, dan lukisannya ini digunakan sebagai alat pertahanan diri. Seperti makhluk hidup lain, Allah juga telah menciptakan mahkluk ini dengan “mata palsu”. Pemilik rancangan yang sempurna ini hanyalah Allah, penjaga alam dan seisinya.

Sistem pertahanan diri lainnya yang tak kalah mengagumkan adalah “mata palsu”. Ada beragam pola pada tubuh hewan yang bisa disebut “mata palsu”. “Mata palsu” ini begitu meyakinkan, sehingga pemangsa yang ingin memangsa hewan-hewan ini menyangka ia menghadapi hewan yang berukuran jauh lebih besar. Di lain pihak, hewan pemilik “mata palsu” ini menikmati karunia yang tak disadari oleh mereka sendiri.

Beberapa jenis kupu-kupu, saat membuka sayapnya, akan metampakkan sepasang mata yang kelihatan simetris dengan pola yang mendetail. Hanya dengan memperlihatkan mata palsu ini, musuh dibuat percaya bahwa yang dihadapinya bukanlah kupu-kupu. Khususnya, “wajah palsu” beberapa spesies kupu-kupu, misalnya kupu-kupu Shonling pada gambar di bawah, sangat sempurna karena mempunyai mata berkilat, raut wajah, alis mata berkerut, mulut, dan hidung, sehingga keseluruhan polanya cukup menakutkan bagi sebagian besar musuhnya.

Mustahil kita mengatakan bahwa wajah palsu tersebut muncul akibat “kebetulan” belaka. Bila kita amati gambar tersebut dengan saksama, kita menyadari bahwa raut wajah palsu tersebut tak mung-kin terbentuk secara kebetulan. Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membuat “wajah” yang simetris? Mungkinkah peristiwa kebetulan mampu membentuk warna dan corak yang serupa di dua tempat? Tentu saja tidak mungkin. Pernyataan “kebetulan” ini sama sekali tidak bermakna dan tidak ilmiah. Mampukah kupu-kupu membuat sistem pertahanan sendiri, berpikir bahwa cara tersebut akan berguna? Jawabannya tentu saja tidak.

Mustahil seekor ulat yang masa hidupnya hanya beberapa minggu mampu mengatur kombinasi warna dan desain tubuhnya sendiri serta membuat lukisan dengan begitu indah, dan lukisannya ini digunakan sebagai alat pertahanan diri. Seperti makhluk hidup lain, Allah juga telah menciptakan mahkluk ini dengan “mata palsu”. Pemilik rancangan yang sempurna ini hanyalah Allah, penjaga alam dan seisinya.

Burung pada gambar di samping, yang hidup di hutan tropis, secara tiba-tiba akan membuka lebar sayapnya ketika musuh mencoba memangsa anaknya, telurnya, maupun dirinya sendiri. Corak berwarna cerah pada sayapnya yang muncul tiba-tiba akan mengejutkan musuhnya.

Organ tubuh palsu tidak hanya digunakan un-tuk menakuti-nakuti lawan, tapi juga untuk mele-paskan diri dari musuh. Bagian ekor ngengat (gambar bawah) tampak seperti kepala berante-na. Akibatnya, musuh menyerang bagian ekor ngengat ini karena menyangka itu kepala. Nge-ngat kemudian kembali mengecoh penyerang dengan memutar punggungnya. Tingkahnya ini membingungkan musuh, dan ia memperoleh kesempatan untuk melarikan diri. “Kepala palsu” yang sama juga dimiliki jenis kupu-kupu pada gambar di bawah.

Ikan thornback ray berenang masuk ke dalam sarangnya, dan membiarkan ekornya menghadap keluar. Pada bagian ekor terlihat sepasang “mata palsu”. Ikan di sekitarnya tidak berani mendekat karena mengira ikan itu masih dalam keadaan terjaga.

Ulat hijau ini terlindung dari musuh berkat “mata palsu” di ekornya.

Dalam dokumen KEAJAIBAN FLORA DAN FAUNA HARUN YAHYA (Halaman 41-44)

Dokumen terkait