• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

3. Gaya Kepemimpinan

A. Definisi Gaya Kepemimpinan

Ada beberapa definisi mengenai kepemimpinan, diantaranya adalah: Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003). Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Kartini Kartono (1994: 33) Pengertian pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

1. Teori sifat

Teori sifat menurut Ralph Stogdill dalam Numran, 1990 (dalam ardana dkk, 2008: 90), mengidentifikasi enam klasifikasi sifat kepemimpinan yaitu:

a. Karakteristik fisik (umur, penampilan, tinggi badan, berat badan, dan lain-lain).

b. Latar belakang sosial (pendidikan, status sosial, mobilitas).

c. Intelegensia.

d. Kepribadian (waspada, percaya diri, intergritas pribadi).

e. Karakteristik hubungan tugas (kebutuhan prestasi tinggi, inisiatif, orientasi tugas).

f. Karakteristik sosial (pergaulan luas dan aktif). 2. Teori perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku yaitu:

1. Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dengan dirinya tersebut dengan baik kepada bawahan.

2. Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model

leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (Stoner, 1978: 442).

B.Tipe Gaya Kepemimpinan

Sebuah kepemimpinan terdapat unsur seni untuk mempengaruhi di dalamnya. Usaha pemimpin untuk mempengaruhi orang lain atau bawahan adalah dengan menggunakan gaya-gayanya. Gaya merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin sebab gaya inilah akan memberikan dampak bagi efektifitas kepemimpinan. Akan tetapi, sebelum membahas gaya kepemimpinan, terlebih dahulu perlu menguraikan arti dan maksud dan gaya itu sendiri. Menurut Siagian (1999:297), gaya adalah keseluruhan tabiat atau sifat seseorang tercermin dalam ucapannya dan tindakan-tindakannya sebagai anggota organisasi. Sementara itu Thoha (1999:52) menyatakan bahwa adalah norma yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain

Menurut Gregore R. Terry yang di ahlih bahaskan oleh G.A Ticoalu (2001; 200-203) terdapat enam tipe gaya kepemimpinan

1. Gaya kepemimpinan Pribadi 2. Gaya Kepemimpinan Non Pribadi 3. Gaya Kepemimpinan Otoritas 4. Gaya Kepemimpinan Demokrasi 5. Gaya Kepemimpinan Peternalistis 6. Gaya Kepemimpinan Bakat

Menurut Yukl (1998:44), gaya kepemimpinan ini dikategorikan menjadi : A. Gaya kepemimpinan berorientasi tugas

Gaya kepemimpinan berorientas pada tugas, Hersey dan Blancard (1995 : 155) menyebutkan dengan berorientasi produksi, mereka menyatakan lebih menekankan pada aspek-aspek teknis pekerjaan atau para pegawai dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Mengenai gaya kepeminipinan yang berorientasi tugas ini Robbins (2003:39) berpendapat bahwa berorientasi produksi (beronientasi tugas) ialah kecenderungan seorang pemimpin yang menekankan aspek teknis atau tugas dan pekerjaan dan perhatian utama mereka adalah pada penyelesaian tugas kelompok, dan anggota kelompok adalah suatu alat untuk tujuan akhir.

Sedangkan Davis dan Newstrom (1999: 165) berpendapat bahwa para pemimpin yang berorientasi pada tugas yang berstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi Lebih lanjut Yukl (1998:49) menyatakan bahwa berorietasi pada studi-stud Michigan sama dengan Initiating Structure yaitu menunjukkan hal-hal yan dapat menarik minat kerja, memberi kritik bila pekerjaan salah atau jelek mau bekerja sama menyusun pekerjaan atau tugas, memberikan instruks yang jelas dan memberikan pengawasan pada saat bekerja Gaya

kepemimpinan hasil penelitian University of Michigan ini lebi menekankan pada penegasan antara peran pemimpin dengan peran bawahan Peranan pemimpin dalam menentukan perencanaan-perencanaan dan pengorganisasian serta menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan melalu bawahan, sedangkan bawahan melaksanakan tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh pemimpin secara baik dan benar.

B. Gaya kepemimpinan berorientasi hubungan

Menurul Hersey dan Blancard (1995 : 120) berorientasi pada hubunga mereka menyebutkan dengan orientasi pegawai, dan mereka mengataka bahwa para pemimpin lebih menekankan pada aspek huhungan dari pekerjaa mereka. Para pemimpin merasa bahwa setiap pegawai adalah penting da menaruh perhatian terhadap setiap orang dengan menerima individualitas da kebutuhan pribadi Menurut Stoner dan Sirait (1996:120) employed oriented merupakan suat usaha atau cara-cara untuk mencoba memotivasi dan mengendalika bawahan, mereka mendorong anggota kelompok untuk melaksanakan tuga dengan membiarkan anggota kelompok berpartisipasi dalam keputusa mempengaruhi mereka dan membentuk hubungan yang bersahabat. Salin percaya dan saling menghormati diantara anggota kelompok.

Sedangka menurut Davis dan Newstrom (1999: 166) pemimpin yang berorientasi pad konsederasi (orientasi hubungan) akan mencapai tingkat produksi yang agak lebih tinggi. Sebab pemimpin sangat memperhatikan kebutuhan manusia dan para pegawai. Pemimpin seperti ini biasanya berusaha untuk membina kerja tim dan membantu para pegawai untuk menanggulangi masalah mereka Menurut Yukl (1998 : 41), menyatakan bahwa Consideration adalah tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak secara ramah dan mendukung memperlihatkan perhatian terhadap bawahan dan memperhatika kesejahteraan mereka.

Selanjutnya Yukl (1998:44) memberikan contoh tindakan termasuk konsiderasi adalah mengembangkan sifat-sifat bersahabat. Memberikan kesempatan menyampaikan usulan, gagasan dan pendapat memberikan dukungan dan ramah, memperhatikan konflik yang terjadi, memikirkan kesejahteraan pegawai. memberikan kesempatan mendiskusika masalah-masalah pegawai.

Tipe kepemimpinan adalah jenis atau model bagaimana cara pemimpin it memimpin itu bawahannya. Menurut Yukl (1998),

tipe kepemimpinan ada empat macam: a. Kepemimpinan direktif

Pemimpin ini bersifat otokratis dimana tidak ada partisipasi bawahan. Bawahan secara tahu jelas apa yang diharapkan dari mereka dan perintah-perintah khusus diberikan oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan direktif mempunyai hubungan positif dengan kepuasan dan harapan bawahan yang melakukan pekerajan lebih dan satu, mempunyai hubungan yang negatif dengan kepuasan dan harapan bawahan yang melakukan tugas-tugas jelas.

b. Kepemimpinan suportif

Pemimpin bersikap sebagai teman, mudah didekati dia menunjukkan dirisebagai kawan sejati baik bawahan. Gaya kepemimpinan ini mempunyai pengaruh positif pada kepuasan bawahan yang bekerja dengan tugas-tugas yang penuh tekanan, frustasi dan tidak memuaskan

c. Kepemimpinan partisipatif

Pemimpin memperhatikan saran saran bawahan tetapi masih membuat keputusan untuk tugas –tugas yang tidak rutin. Karyawan lebih puas dibawah pimpinan yang partisipatif daripada pemimpin yang non partisipatif

Dokumen terkait