• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Teori

4. Kepemimpinan Kepala sekolah

a. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisaasi. Kepemimpinan juga dapat diterjemahkan dengan Istilah pengaruh kepada orang lain, pola interaksi, perilaku, hubungan kerja sama antar peran, kedudukan dan jabatan administrasi dan persepsi lain-lain (Wahjosumidjo 2007 : 17). Robbins dalam Suwatno (2011 : 140), kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok untuk menuju pencapaian sasaran. Sedangkan menurut Boone dan Kurtz dalam Suwatno (2011 : 140), kempemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 17), berbagai defenisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum, meliputi:

a) Di dalam suatu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang ataupun lebih.

b) Di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja (Intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk membimbing dan mempengaruhi perilaku orang lain atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan seorang guru untuk memimpin, memotivasi, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan dan mempengaruhi bawahannya untuk bisa bekerja bersama dengan baik dalam hal pencapaian tujuan sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

b. Sifat-sifat Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang paling berorientasi hasil di dunia, dan kepastian dengan hasil ini hanya positif jika seorang pemimpin apa yang diinginkannya. Menurut Kartono (2005 : 51) dalam Suwatno (2011 : 140), pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain untuk melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.

Terdapat beberapa sifat seorang pemimpin menurut parah ahli. Menurut Certer I. Bernard dalam Suwatno (2011 : 152), mengemukakan kepemimpinan mempunyai dua aspek, yaitu:

a) Keunggulan seseorang dalam lapangan teknik kepemimpinan, seorang yang menonjol dalam kualitas fisik, keahlian, teknologi, kecerdasan,

pengetahuan, ingatan dan daya proyeksi, akan menimbulkan kekaguman dan akan dapat memimpin bawahannya.

b) Keunggulan seseorang dalam kesetian terhadap tujuan, kesangguapan menghadapi tantangan dan keberanian, perasaan tanggungjawab.

Sedangkan menurut Koontz dan Cyril O’Donnel dalam (Suwatno

2011:152), mengemukakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai sifat, yaitu:

a) Memiliki kecerdasan melebihi orang-orang yang dipimpinnya. b) Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh. c) Memiliki kelancaran berbicara.

d) Matang dalam berpikir dan emosi. e) Menghayati kepentingan kerja sama.

Ghiselli dalam Handoko (1984 : 297), menjelaskan enam sifat kepemimpinan yaitu :

1) Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksan fungsi-fungsi dasar manajemen.

2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian akan tanggungjawab dan keinginan sukses.

3) Kecerdasan mencakup kebijaksanaan, pemikiran kreatif dan daya pikir. 4) Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan

memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.

5) Kepercayaan diriatau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.

6) Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara yang baru atau inovasi.

Menurut Keitz Devis dalam Rivai (2013 : 7), menyebutkan ada empat sifat harus dimiliki sseorang pemimpin, yaitu:

1) Kecerdasan.

2) Kedewasaan dan keleluasan hubungan sosial. 3) Motivasi dan dorongan berprestasi.

4) Sikap-sikap kemanusiaan.

Menurut Stogdill dan Mann dalam Robert dan Kinicki (2014 : 204) mengemukakan sifat yang dimiliki seorang pemimpin dalam hal ini adalah kepala sekolah yaitu :

1) Kecedasan. 2) Dominasi.

3) Kepercayaan diri.

4) Tingkatan energi dan aktivitas.

5) Pengetahuan yang berhubungan dengan tugas.

Sedangkan menurut Terry dalam Suwatno (2011 : 152-153), mengemukan teori sifat Kepemimpinan yaitu :

1) Energi. Seorang pemimpin harus mempunyai kekuatan mental maupun fisik.

2) Stabilitas emosi. Seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah tidak boleh berprasangka jelek kepada bawahannya, tidak boleh cepat marah dan percaya pada diri sendiri harus cukup besar.

3) Human relationship. Mempunyai pengetahuan tentang hubungan sosial.

4) Personal Motivation. Pemimpin harus mempunyai keinginan yang besar untuk memotivasi bawahannya.

5) Kommunication skill. Mempunyai kecakpan dalam berkomunikasi 6) Teaching skill. Seorang pemimpin harus mempunyai kecakapan untuk

mengajar, mejelaskan dapat memotivasi diri sendiri.

7) Social skill. Mempunyai hubungan sosial yang baik, supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya.

8) Technical competent. Mempunyai kecakapan dalam menganalisa, merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan dapat membuat konsep.

c. Fungsi Kepala Sekolah

Menurut Wahjosumidjo (2007:118-119) mengemukakan bahwa kepala sekolah mempunyai fungsi yaitu :

a) Bertanggunggungjawab agar para guru, staf dan siswa menyadari akan tujuan sekolah yang telah ditetapkan dengan kesadaran tersebut para guru, staf ddan siswa dengan penuh semangat, keyakinan melaksanakan tugas masing-masing dalam mencapai tujuan sekolah.

b) Agar guru, staf dan siswa melaksanakan tugas-tugas dengan penuh kesadaran maka setiap kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyediakan segala dukungan, peralatan, fasilitas, berbagai peraturan dan suasana yang mendukung kegiatan sekolah.

c) Kepala sekolah harus pula memahami motivasi setiap guru, staf dan siswa, mengapa mereka bersikap dan berperilaku baik yang bersifat positif maupun reaksi yang tidak mendukung.

d) Kepala sekolah harus selalu tampak sebagai sosok yang selalu dihargai, terpercaya, diteladani, dituruti segala perintahnya. Sehingga kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang betul-betul berfungsi sebagai sumber inspirasi bawahan.

e) Kepala sekolah harus selalu dapat menjaga memelihara keseimbangan antara guru, staf dan siswa di satu pihak dan kepentingan sekolah serta kepentingan masyarkat dipihak lain. Sehingga tercipta suasana keseimbangan, keserasian antara kehidupan sekolah dengan masyarakat.

f) Tiap kepala sekolah harus menyadari bahwa esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (the followership). Artinya kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau bawahan. Bawahan dalam hal ini adalah guru, staf dan siswa.

g) Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan, megadakan pengendalian, pengawasan dan pembinaan agar masing-

masing anggota/bawahan memperoleh tugas yang wajar dalam beban dan hasil usahan bersama.

h) Untuk mengatasi permasalahan matarantai pengelolaan kepala sekolah yang sebenaarnanya sangat menentukan terciptanaya seorang kepala sekolah yang professional.

Sedangkan menurut Wirawan (2013 : 549-550), mengemukakan fungsi kepala sekolah antara lain :

1) Menentukan Visi, Misi dan strategi sekolah. 2) Budaya organisasi sekolah.

Budaya organisasi sekolah adalah norma, nilai-nilai, filsafat, kode etik, ritual, kebiasaan dan sebagainya.

3) Iklim yang kondusif.

Iklim yang kondusif adalah persepsi positif sivitas akademika sekolah mengenai apa yang terjadi secara rutin di dalam lingkungan sekolah. Iklim sekolah terdiri dari dua yaitu iklim sivitas akademika dan iklim. Iklim sivitas akademika adalah persepsi sivitas mengenai aktivitas pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat serta prestasi yang diraih sekolah. Sedangkan iklim sosial adalah persepsi interaksi antara anggota para sivitas akademika sekolah, persepsi ini meliputi interaksi antara guru dengan kepala sekolah, guru dengan murid, guru dengan pegawai administrasi dan teknis, interaksi kepala sekolah, guru dengan orang tua siswa dan masyarakat.

4) Kurikulum.

Bersama-sama dengan guru kurikulum, kepala sekolah mengevaluasi kurikulum sekolah kemudian mengembangkannya agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan ilmu teknologi yang mutakhir. 5) Proses pembelajaran.

Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah harus mengembangkan proses pembelajaran secara terus-menerus.

6) Mengembangkan fasilitas pendidikan.

Kepala sekolah merencanakan dan melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan serta mengalokasikan dana untuk mengadakan fasilitas yang memadai. Yang meliputi: gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, sarana olahraga dan sebagainya.

7) Mengembangkan manajemen sekolah.

Kepala sekolah merupakan manajer puncak dari sekolah. yang memimpin proses perencanaan, menyusun standar-standar dan prosedur layanan manajemen, memimpin pelaksanaan aktivitas manajemen dan mengevaluasi hasilnya.

8) Peran manajerial.

Sebagai pemimpin sekolah atau manajerial, kepala sekolah melaksanakan peran manajerial.

9) Mengembangkan sumber daya manusia sekolah.

Salah satu fungsi kepala sekolah adalah memberdayakan guru, tenaga administrasi, dan tenaga teknis (karyawan) sekolah.

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 119) kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu perwujudan kepemimpinan nasional, yaitu kepemipinan pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila pancasila mencapai tujuan nasional, dalam situasi tertentu.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Fiedler dalam Robbins (2006 : 441), mengidefenisikan faktor situasi utama yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan meliputi:

a) Hubungan pemimpin-anggota, meliputi: tingkat keyakinan, kepercayaan, dan hormat bawahan terhadap pemimpin mereka.

b) Struktur tugas, meliputi: tingkat pemroseduran penugasan pekerjaan (yakni terstruktur atau tidak terstruktur).

c) Kekuasaan jabatan, meliputi: tingkat pengaruh yang dimiliki pemimpin terhadap variabel kekuasaan seperti memperkerjakan, memecat, mendisplinkan, mempromosikan dan menaikkan gaji.

Menurut Mary Parker Follett dalam Handoko (1984 :307), mengemukakan berbagai faktor yang mempengaruhi situasi kepemimpinan, meliputi: 1) Pemimpin, 2) Pengikut atau bawahan, 3) Situasi.

Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Hubungan kepemimpinan

e. Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan komponen yang paling berperan dalam meningkatkatkan kualitas pendidikan. Maka untuk itu kepala sekolah harus mengetrahui apa saja yang menjadi tugas-tugas yang dijalankannya.

menurut Stonen dalam Rivai (2013:18), tugas seorang pemimpin yaitu :

1) Pemimpin bekerja dengan orang lain.

Pemimpin bertanggungjawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasan, staf dan teman sekerja atau atasan dari organisasi lain atau luar.

2) Pemimpin adalah Akuntabilitas, mengadakan evaluasi, menjalankan tugas untuk mencapai outcome yang terbaik.

3) Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. 4) Pemimpin harus berpikir analitis dan konseptual.

Kemampuan dan kualitas pemimpin Situasi Kemampuan dan kualitas bawahan

5) Manajer adalah forcing mediator.

Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator atau penengah. 6) Pemipin adalah politisi dan diplomat. Seorang pemimpin harus dapat

mewakili tim atau organisasi.

7) Pemimpin membuat keputusan yang sulit. Pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Wahjosumidjo (2007 : 42) mengemukakan bahwa tugas pemimpin adalah :

a) Mendefinisikan misi dan peranan organisasi (invoelves the definition of the organizational mission and role).

Misi dan peranan organisasi dapat dirumuskan dengan baik apabila seorang pemimpin lebih dulu memahami asumsi struktural sebuah organisasi.

b) Pemimpin merupakan pengejewantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of purpose).

Dalam tugas ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan ke dalam tatanan atau keputusan terhadap sasaran untuk mecapai tujuan yang direncanakan.

c) Mempertahankan kebutuhan organisasi (to defend the organization’s integration).

Pemimpin bertugas untuk mempertahankan kebutuhan organisasi dengan mengajak para bawahan mengikuti keputusannya agar fungsi tersebut dapat dilaksanakan. Organisasi melakukan

koordinasi dan kontrol melaui dua cara, yaitu melalui otoritas, peraturan serta melalui pertemuan dan koordinasi khusus.

d) Mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the ordering of internal conflict).

Menurut Robert C. Miljus dalam Heidjrachman (1984 : 218-219) mengemukakan tanggungjawab seorang pemimpin, yaitu :

a) Menentukan tujuan pelaksanaan kerja yang realistis (kuantitas, kualitas, keamanan dan sebagainya).

b) Melengkapi karyawan dengan sumber dana-sumberdana yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.

c) Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang di harapkan dari mereka.

d) Memberikan susunan hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi. e) Mendelegasikan wewenang apalbila diperlukan dan mengundang

partisipasi apabila memungkinakan.

f) Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif. g) Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya. h) Menunjukkan perhatian nkepada karyawan.

f. Kompetensi Kepala sekolah

Menurut Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 dalam Wirawan (2013 : 550-552), tentang standar Kepala sekolah/Mandrasah, mengemukakan :

1) Kepribadian

a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah.

d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan

sebagai kepala sekolah/ madrasah.

f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2) Manajerial

a) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

b) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

c) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

f) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

h) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah.

i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. j) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

k) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

l) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah.

m) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

n) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

o) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

p) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3) Kewirausahaan

a) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

b) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.

e) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4) Supervisi

a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

5) Sosial

a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.

b) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

g. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja

Guru.

Kepala sekolah adalah ujung tombak kemajuan suatu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang satu dengan yang lainnya pasti memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda pula. Sehingga mempengaruhi bagaimana kepemimpinannya didalam sekolah. Adakalanya kepemimpinan kepala sekolah disukai oleh guru, dan sebaliknya ada pula kepemimpinan kepala sekolah yang tidak disukai oleh guru. Hal tersebut tergantung bagaimana setiap guru memandang kepala sekolah dari segi yang berbeda- beda pula. Apabila kepemimpinan kepala sekolah dipandang baik, maka guru akan merasa puas untuk bekerja pada sekolah tersebut. Sebaliknya jika guru merasa tidak mendapat pelayanan dan perlakuan yang baik dari kepala sekolah, maka guru tersebut tidak merasa puas bekerja di sekolah tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menjadi penentu keberhasilah tujuan organissi sekolah, baik dalam mendidik siswa maupun dalam menyusun berbagai program-program didalam sekolah.

Dokumen terkait