• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan UU No. 7 tahun 1996 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Asupan pangan (makanan dan minuman) seseorang dapat dipengaruhi oleh karakteristik sampel, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan daerah tempat tinggal. Selain itu, asupan pangan juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi keluarga, seperti pekerjaan ayah dan ibu, serta status ekonomi keluarga.

Pemenuhan kebutuhan air diperoleh dari asupan air yang berasal dari makanan, air hasil metabolisme tubuh, serta air dari minuman. Kebutuhan air yang berasal dari asupan air dari makanan, air dari minuman dan air metabolik adalah sebesar 1.31 mL/Kal untuk pria dan 1.22 mL/Kal untuk wanita pada golongan usia dewasa (19-70 tahun), sedangkan pada anak-anak (9-13 tahun) yaitu sebesar 1.15 mL/Kal untuk laki-laki dan 1.11 mL/Kal untuk perempuan (Manz & Wentz 2005). Berdasarkan kebutuhan air pada dewasa dan anak-anak tersebut, maka diasumsikan kebutuhan air pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.23 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Menurut AFIC (2000), kebutuhan air pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan dikarenakan adanya perbedaan komposisi tubuh dan aktivitas fisik.

Selain mengandung air, makanan dan minuman yang dikonsumsi juga mengandung beberapa zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti energi, karbohidrat, protein, lemak, Ca, P, Fe, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, Folat, vitamin B12, dan vitamin C. Berdasarkan kandungan gizi pangan tersebut, maka diperoleh penilaian mutu gizi secara komperehensif, yaitu mutu gizi asupan pangan. Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP) merupakan salah satu dimensi utama mutu pangan yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan zat gizi dari pangan yang dikonsumsi (Gibson 1990 dalam Hardinsyah et al. 2000). Penilaian Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP) menggunakan metode rata-rata tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi dan dinyatakan dalam persen (Gambar 1).

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada remaja di Indonesia

Keterangan gambar :

: variabel yang diteliti : hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti Karakteristik sampel

- Usia

- Jenis kelamin

- Daerah tempat tinggal - Pendidikan

Asupan air

- Air dari makanan - Air metabolik - Air dari minuman

Mutu gizi asupan pangan - Asupan zat gizi

- Tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi

Kebutuhan air Karakteristik sosial ekonomi keluarga

- Pekerjaan ayah - Pekerjaan ibu - Status ekonomi

METODE

Desain, Waktu, dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia. Pengumpulan data dilakukan oleh tim Riskesdas pada bulan Mei– Agustus 2010. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan Juni–September 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat.

Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel yang digunakan dalam Riskesdas 2010. Sampel Riskesdas 2010 di tingkat kabupaten/kota berasal dari 441 Kabupaten/Kota yang tersebar di 33 provinsi. Jumlah tersebut merupakan sebagian dari jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Indonesia (497 Kabupaten/Kota). Sebanyak 56 kabupaten tidak termasuk kedalam sampel Riskesdas karena jumlah rumah tangga dari blok sensus pada kabupaten tersebut kurang dari 25 rumah tangga, sehingga tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan dan terdapat 1 kabupaten di Provinsi Papua (Kabupaten Nduga) yang tidak dapat dikunjungi dalam periode waktu pengumpulan data Riskesdas.

Populasi dalam Riskesdas 2010 adalah seluruh rumah tangga biasa yang mewakili 33 provinsi. Sampel rumah tangga dalam Riskesdas 2010 dipilih berdasarkan listing Sensus Penduduk tahun 2010. Proses pemilihan rumah tangga dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan two stage sampling. Riskesdas mengambil sejumlah blok sensus dari setiap kabupaten/kota yang termasuk ke dalam kerangka sampel kabupaten/kota. Pemilihan blok sensus tersebut dilakukan sepenuhnya oleh BPS dengan memperhatikan status ekonomi dan rasio perkotaan/perdesaan, serta dipilih blok sensus yang mewakili propinsinya. Blok sensus tersebut proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota tersebut. Selanjutnya dipilih 25 rumah tangga dari setiap blok sensus menggunakan simple random sampling oleh penanggung jawab teknis kabupaten yang sudah dilatih. Blok sensus yang dipilih untuk kesehatan masyarakat adalah sebesar 2800 blok sensus dengan 70000 rumah tangga.

Riskesdas 2010 berhasil mengunjungi 2798 blok sensus dari 441 kabupaten/kota. Jumlah rumah tangga dari blok sensus tersebut sebanyak 69300 rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga sebanyak 251388 anggota. Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga tersebut diperoleh 44844 remaja berusia 10-19 tahun dengan jumlah remaja laki-laki sebanyak 22933 dan remaja perempuan sebanyak 21911 orang. Kriteria inklusi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel berusia 10-19 tahun dalam kondisi konsumsi yang biasa, yaitu tidak sedang diet, sakit, puasa atau dalam acara hajatan/hari raya. Kriteria eksklusi sampel yang digunakan adalah kondisi fisiologis hamil. Cleaning data dilakukan pada sampel yang tidak ada data berat badan dan tinggi badan, serta terhadap sampel yang asupan energinya <0.3 atau >3 kali dari energi basal dan memiliki tingkat kecukupan gizi >400% yang dijelaskan pada Gambar 2. Total sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 39400 orang (87.9% dari total sampel awal remaja), dengan 20509 sampel laki-laki dan 18891 orang sampel perempuan.

Gambar 2 Alur memperoleh jumlah sampel yang digunakan

Jumlah seluruh anggota rumah tangga 251388 orang

Jumlah calon sampel 44844 remaja (10-19 tahun)

Jumlah sampel yang digunakan 39400 remaja

Cleaning data

- Tidak ada data tinggi badan dan berat badan : 179 sampel - Kondisi fisiologis hamil : 372

sampel

- Kondisi konsumsi tidak biasa (sedang diet, puasa, dan acara hajatan/hari raya) : 628 sampel Cleaning data

- Nilai total asupan energi <0.3 dan >3 kali dari total energi basal : 1470 sampel

- Asupan air dari minuman nol (0) : 1467 sampel

- Asupan air dari makanan nol (0) : 2 sampel

- Tingkat kecukupan gizi > 400% : 1326 sampel

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dari Riskesdas 2010 dalam bentuk electronic file berupa entry data dan hasil pengolahan tim Riskesdas 2010 (Tabel 3). Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh tim Riskesdas dapat dilihat pada Lampiran 1. Contoh kuesioner Riskesdas 2010 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3 Sumber dan cara pengumpulan data

Peubah Sumber data yang digunakan Cara pengumpulan data Karakteristik individu 1. Daerah 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Status hamil 5. Pendidikan Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Blok I No. 5 Blok IV No 7 Blok IV No 4 Blok IV No 10 Blok IV No 8 Wawancara Karakteristik keluarga 1. Pekerjaan ayah 2. Pekerjaan ibu Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Blok IV No 9 Blok IV No 9 Wawancara Antropometri 1. Berat badan 2. Tinggi badan

Kuesioner Riskesdas (RKD10.IND) Blok X No 1a,1b

Blok X No 2a, 2b

Pengukuran langsung - Diukur dengan timbangan

berat badan digital (kapasitas 150 kg dan ketelitian 50 g) - Diukur dengan alat ukur tinggi

badan multi fungsi (kapasitas ukur 2 m dan ketelitian 0.1) Asupan pangan

1. Jumlah pangan 2. Jenis pangan

Kuesioner Riskesdas (RKD10.IND) Blok IX

Blok IX

Food recall 1x24 jam

1. Status ekonomi

2. Asupan zat gizi makro dan mineral (E, P, L, Kh, Ca, P, Fe) 3. Asupan vitamin (Vit A,

Tiamin,Riboflavin, Niasin, Vit B6, Vit B12, Folat, Vit C)

Hasil olahan data Riskesdas 2010 Hasil olahan data Riskesdas 2010 Hasil olahan data Riskesdas 2010

Olahan BPS

Dihitung menggunakan Nutrisurvey Software Dihitung menggunakan Nutrisurvey Software

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer

Microsoft Office Excel dan SPSS. Proses pengolahan data meliputi editing dan cleaning. Proses cleaning data dilakukan untuk memastikan bahwa data yang

digunakan logis dan sesuai dengan peubah yang ditentukan. Proses cleaning data dilakukan pada data asupan pangan, berat badan, dan tinggi badan. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengukur asupan air dan MGP yang diolah menggunakan data asupan pangan, serta status gizi yang diolah menggunakan data berat badan dan tinggi badan (Gambar 2).

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja berusia 10-19 tahun. WHO (2011) menyatakan bahwa usia remaja adalah 10-19 tahun. Sampel tersebut kemudian dikelompokkan menurut jenis kelamin dan kelompok usia. Sampel dikelompokkan ke dalam tiga kelompok usia, yaitu kelompok usia 10-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-19 tahun. Pengelompokkan ini didasarkan pada proses pertumbuhan remaja yang terjadi dalam tiga tahap. Menurut Omran dan

Al-Hafez (2001), perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja tidak terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga perubahan tersebut dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu remaja awal (early adolescent), remaja tengah (middle adolescent), dan remaja akhir (late adolescent).

Karakteristik

Data mengenai karakteristik sosial ekonomi terdiri dari data karakteristik sampel dan keluarga yang dianalisis secara statistik deskriptif. Data tersebut adalah daerah tempat tinggal sampel, pendidikan sampel, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, dan status ekonomi keluarga. Data tersebut kemudian dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan kuesioner Riskesdas 2010.

Daerah tempat tinggal sampel dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu perdesaan dan perkotaan. Pendidikan sampel dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu tidak pernah sekolah, tamat SD/MI, tamat SMP/MTS, dan lainnya. Pada kelompok lainnya terdapat pendidikan tamat SMA/MA, tamat diploma (D1/D2/D3) dan tamat perguruan tinggi (PT). Pekerjaan ayah dan ibu dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu tidak bekerja, TNI/Polri/PNS/Pegawai, wiraswasta/layan jasa/dagang, petani/nelayan, buruh, dan lainnya. Status ekonomi dikelompokkan menurut kuintil yang didasarkan pada besar pengeluaran keluarga per kapita setiap bulannya.

Status gizi

Status gizi remaja dihitung menggunakan standar penilaian berdasarkan IMT menurut umur. Status gizi sampel digunakan dalam menentukan rumus perhitungan kebutuhan energi, yang lebih lanjut akan digunakan untuk menghitung kebutuhan air. Berikut merupakan rumus perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Riyadi 2003) :

IMT = (kg) T (m) x T (m)

Standar penilaian status gizi remaja berdasarkan WHO (2007) menunjukkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur yang normal berkisar antara persentil ke-5 sampai ke-85. Sampel tergolong kurus bila IMT menurut umur berada dibawah persentil ke-5 (IMT/U < persentil ke-5) dan tergolong overweight bila IMT menurut umur berada diatas persentil ke-85 (IMT/U ≥ persentil ke-85) (Tabel 4).

Tabel 4 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur

Usia (tahun)

Laki-laki Perempuan

Kurus Normal Gemuk Kurus Normal Gemuk

10 < 14.1 14.1 – 18.6 > 18.6 < 13.9 13.9 – 19.1 > 19.1 11 < 14.5 14.5 – 19.3 > 19.3 < 14.4 14.4 – 20.0 > 20.0 12 < 14.9 14.9 – 20.1 > 20.1 < 14.9 14.9 – 20.9 > 20.9 13 < 15.4 15.4 – 20.9 > 20.9 < 15.5 15.5 – 21.9 > 21.9 14 < 16.0 16.0 – 21.9 > 21.9 < 16.0 16.0 – 22.9 > 22.9 15 < 16.5 16.5 – 22.8 > 22.8 < 16.5 16.5 – 23.7 > 23.7 16 < 17.1 17.1 – 23.7 > 23.7 < 16.8 16.8 – 24.2 > 24.2 17 < 17.5 17.5 – 24.4 > 24.4 < 17.0 17.0 – 24.7 > 24.7 18 < 17.9 17.9 – 25.0 > 25.0 < 17.1 17.1 – 24.9 > 24.9 19 < 18.2 18.2 – 25.6 > 25.6 < 17.2 17.2 – 25.2 > 25.2 Sumber : WHO (2007) Asupan air

Data estimasi asupan air dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan sumbernya, yaitu air yang berasal dari minuman, air dari makanan, dan air metabolik.

Air yang berasal dari minuman diperoleh berdasarkan data food recall 1x24 jam yang diperoleh dari Riskesdas 2010. Air yang berasal dari minuman dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu air putih dan bukan air putih, seperti teh, kopi, susu kental manis, sirup, susu, jus, minuman karbonasi dan lainnya. Berat minuman bukan air putih yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam kandungan air menggunakan koreksi berat padatan zat gizi yang dikandungnya, serta menggunakan National Nutrient Database for Standard

Reference (USDA 2011). Jenis minuman yang kandungan airnya diperoleh dari National Nutrient Database for Standard Reference (USDA 2011) dapat dilihat

pada Lampiran 3.

Air yang berasal dari makanan diperoleh berdasarkan data food recall 1x24 jam yang terdiri dari tiga waktu makan utama dan dua waktu selingan. Air yang berasal dari makanan dibagi ke dalam 11 kelompok makanan berdasarkan Daftar Kode Bahan Makanan yang digunakan oleh Riskesdas 2010, yaitu (1) serealia, umbi, dan olahannya; (2) kacang-kacangan, biji-bijian, dan olahannya; (3) daging dan olahannya; (4) telur dan olahannya; (5) ikan, hasil perikanan, dan olahannya; (6) sayuran dan olahannya; (7) buah-buahan; (8) olahan susu; (9) minyak dan lemak; (10) serba serbi; dan (11) makanan jajanan. Berat makanan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam kandungan air menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 2007 dan Energy

and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion Board Singapore Government 2009). Jenis makanan yang kandungan airnya dihitung

berdasarkan Energy and Nutrient Composition of Foods (Health Promotion

Board Singapore Government 2009) adalah jenis pangan yang tidak terdapat

dalam DKBM (Lampiran 3). Konversi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)} Keterangan :

Kgij = kandungan zat-zat gizi-i dalam bahan makanan-j Bj = berat makanan-j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan-j BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan

Data asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi pangan (karbohidrat, protein, lemak) yang dikonsumsi (air metabolik). Menurut Verdu dan Navarrete (2009), 1 gram karbohidrat, lemak dan protein masing-masing menghasilkan 0.55 mL, 1.07 mL, dan 0.40 mL air, sehingga diperoleh rumus perhitungan air metabolik sebagai berikut :

Air metabolik = (Karbohidrat yang dikonsumsi (g) x 0.55 mL) + (Protein yang dikonsumsi (g) x 0.40 mL) + (Lemak yang dikonsumsi (g) x 1.07 mL)

Estimasi asupan air

Estimasi total asupan air pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah air dari minuman yang seharusnya dikonsumsi oleh sampel jika data yang diketahui adalah jumlah air dari makanan dan air metabolik yang berasal dari data Riskesdas 2010 (Gambar 3). Estimasi total asupan air yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase kontribusi air dari makanan dan metabolik terhadap total asupan air sebesar 30%, sedangkan kontribusi air dari minuman terhadap total asupan air sebesar 70%. Persentase ini diperoleh berdasarkan penelitian Fauji (2011) dan Institute of Medicine (2005) dalam Santoso et al. (2011).

Berdasarkan Institute of Medicine (2004) dalam Santoso et al. (2011), asupan air pada populasi di Amerika Serikat menunjukan total asupan air 28% berasal dari makanan dan 72% dari minuman, yang terdiri dari 28% air putih dan 44% minuman lain-lain. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Fauji (2011) menyatakan bahwa kontribusi asupan air dari air putih dan minuman lainnya terhadap total asupan air yaitu sebesar 73.5% pada sampel remaja, sedangkan rata-rata asupan air dari makanan dan air metabolik terhadap total

asupan air sebesar 26.5%. Menurut Santoso et al. (2011), secara umum dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontribusi air dari minuman yaitu 65% dan air dari makanan dan air metabolik sebesar 35%.

Gambar 3 Perhitungan estimasi total asupan air Kebutuhan air dan kebutuhan energi

Kebutuhan air yang berasal dari asupan air dari makanan, air dari minuman dan air metabolik yaitu 1.31 mL/Kal untuk pria dan 1.22 mL/Kal untuk wanita pada golongan usia dewasa (19-70 tahun), sedangkan pada anak-anak (9-13 tahun) yaitu sebesar 1.15 mL/Kal untuk laki-laki dan 1.11 mL/Kal untuk perempuan (Manz & Wentz 2005). Berdasarkan kebutuhan air pada dewasa dan anak-anak tersebut, maka diasumsikan rata-rata kebutuhan air pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja perempuan dan 1.23 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Kebutuhan air menurut Popkin et al. (2010) yang membandingkan antara Adequate Intake (AI) air dengan Estimated Energy

Requirement (EER) pada remaja adalah sebesar 1.15 mL/Kal untuk remaja Jika :

Jumlah air dari makanan dan air metabolik (A)  datanya diketahui dari data Riskesdas 2010

Jumlah estimasi air dari minuman (B)  data belum diketahui Total estimasi asupan air (C)  data belum diketahui

x 100% = 30%  C = x A 30% + 70% = 100%

A + B = C

A + B = x A  B = A – A  B = A

Jadi :

Estimasi asupan air dari minuman (mL) =

x (asupan air dari makanan (mL) + air metabolik (mL))

Estimasi total asupan air (mL) =

estimasi asupan air dari minuman (mL) + (asupan air dari makanan (mL) + air metabolik (mL))

perempuan dan 1.18 mL/Kal untuk remaja laki-laki. Perhitungan ini didasarkan pada kebutuhan energi sampel.

Kebutuhan energi dihitung menggunakan rumus perhitungan kebutuhan energi dari Institute of Medicine (IOM) tahun 2002 dalam Mahan & Escoot-stump (2008) yang didasarkan pada oxford equation. Kebutuhan energi sampel dihitung sesuai dengan jenis kelamin, status gizi, usia, faktor aktivitas, serta berat badan dan tinggi badan aktual berdasarkan Total Energy Expenditure (TEE) yang dikoreksi dengan Thermic Effect of Food (TEF). TEF adalah peningkatan pengeluaran energi yang berhubungan dengan asupan pangan. Besarnya nilai TEF dihitung dari total pengeluaran energi yaitu sebesar 10% dari TEE (Tabel 5). Perhitungan kebutuhan energi pada remaja juga termasuk kebutuhan energi cadangan yang digunakan untuk pertumbuhan.

Tabel 5 Perhitungan kebutuhan energi (Kal) menurut usia, jenis kelamin dan status gizi Rumus perhitungan kebutuhan energi Kebutuhan energi (Kal)

Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi normal EER + 10%TEE EER = TEE + energi cadangan

EER = 88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+ 903xTB)+ 25 Kal Keterangan:

PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.13 (ringan)

PA = 1.26 (aktif) PA = 1.42 (sangat aktif)

Laki-laki 10-18 tahun dengan status gizi gemuk

EER = TEE EER = 114 – (50.9xU) + PA x (19.5xBB+ 1161.4xTB) Keterangan: PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.12 (ringan) PA = 1.24 (aktif) PA = 1.45 (sangat aktif) EER + 10%TEE

Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi normal EER + 10%TEE EER = TEE + energi cadangan

EER = 135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB + 934xTB)+ 25 Kal Keterangan:

PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.16 (ringan)

PA = 1.31 (aktif) PA = 1.56 (sangat aktif)

Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi gemuk

EER = TEE EER = 389 – (41.2xU) + PA x (15xBB+ 701.6xTB) Keterangan: PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.18 (ringan) PA = 1.35 (aktif) PA = 1.60 (sangat aktif) EER + 10%TEE

Rumus perhitungan kebutuhan energi Kebutuhan energi (Kal)

Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi normal TEE + 10% TEE EER = TEE TEE = 662 – (9.53xU) + PA x (15.91xBB+ 539.6xTB) Keterangan; PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4 PA = 1.11 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6 PA = 1.25 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9 PA = 1.48 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5

Laki-laki (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk

EER = TEE TEE = 1086 – (10.1xU) + PA x (13.7xBB+ 416xTB) Keterangan; PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4 PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6 PA = 1.29 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9 PA = 1.59 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5 TEE + 10% TEE

Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi normal TEE + 10% TEE EER = TEE TEE = 354 – (6.91xU) + PA x (9.36xBB+726xTB) Keterangan; PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4 PA = 1.12 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6 PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9 PA = 1.45 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5

Perempuan (usia 19 tahun) dengan status gizi gemuk

EER = TEE TEE = 448 – (7.95xU) + PA x (11.4xBB+619xTB) Keterangan; PA = 1.0 untuk 1.0 ≤ PAL < 1.4 PA = 1.16 untuk 1.4 ≤ PAL < 1.6 PA = 1.27 untuk 1.6 ≤ PAL < 1.9 PA = 1.44 untuk 1.9 ≤ PAL < 2.5 TEE + 10% TEE

Sumber : Mahan & Escoot-stump (2008)

Keterangan :

U = umur (tahun), BB = berat badan (kg), TB = tinggi badan (m)

EER = estimasi kebutuhan energi (Kal) TEE = total pengeluaran energi (Kal)

PA = koefisien aktivitas fisik

Faktor aktivitas

Faktor aktivitas ditentukan oleh pekerjaan masing-masing sampel karena pada data Riskesdas 2010 tidak terdapat data mengenai aktivitas sampel. Sampel yang tidak bekerja tergolong kategori faktor aktivitas yang sangat ringan, sekolah tergolong kategori aktif, wiraswata/layan jasa/dagang tergolong kategori aktivitas ringan, petani/nelayan dan buruh tergolong kategori aktivitas sangat aktif, dan sampel yang memiliki pekerjaan selain dari yang telah disebutkan, tergolong kategori aktivitas ringan. Setelah ditentukan kategori faktor aktivitasnya, kemudian dihitung kebutuhan energi setiap sampel (Tabel 5).

Kebutuhan protein

Perhitungan data kebutuhan protein didasarkan pada formula estimasi Angka Kecukupan Protein (AKP) sesuai dengan kelompok usia dan jenis kelamin. Perhitungan kebutuhan protein disesuaikan dengan berat badan aktual sampel serta dikoreksi dengan faktor koreksi mutu protein yaitu sebesar 1,2 (Tabel 6). Faktor koreksi mutu protein tersebut didasarkan pada kenyataan rendahnya mutu protein makanan penduduk Indonesia (WNPG 2004). Berikut rumus dan tabel perhitungan kebutuhan protein menurut usia dan jenis kelamin:

Kebutuhan protein = AKP x faktor koreksi mutu protein Keterangan :

- AKP = Angka kecukupan protein (g/kgBB/hari) - Faktor koreksi mutu protein = 1.2

Tabel 6 Perhitungan kebutuhan protein menurut usia dan jenis kelamin

Kelompok usia Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan 10-12 tahun 0.95 g/kg BB/hr x 1,2 0.85 g/kg BB/hr x 1,2 13-15 tahun 0.85 g/kg BB/hr x 1,2 0.85 g/kg BB/hr x 1,2 16-18 tahun 0.85 g/kg BB/hr x 1,2 0.85 g/kg BB/hr x 1,2 19 tahun 0.80 g/kg BB/hr x 1,2 0.80 g/kg BB/hr x 1,2 Sumber : WNPG (2004)

Kebutuhan lemak dan karbohidrat

Perhitungan kebutuhan lemak didasarkan pada perbandingan komposisi energi dari karbohidrat, protein dan lemak masing-masing adalah 50-65%, 10-20% dan 20-30% (WNPG 2004). Berdasarkan perbandingan tersebut diperoleh kebutuhan lemak sampel adalah 20% dari kebutuhan energi total untuk laki-laki dan 25% dari kebutuhan energi total untuk perempuan. Perbedaan persentase tersebut disebabkan oleh selama masa pertumbuhan, komposisi jaringan lemak pada perempuan lebih banyak dibandingkan pada laki-laki (Bredbenner et al. 2009).

Setelah mengetahui banyaknya energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak, maka dapat diperoleh kebutuhan karbohidrat sampel. Perhitungan data kebutuhan karbohidrat diperoleh dari sisa kalori total energi sampel yang dijelaskan sebagai berikut :

Kebutuhan zat gizi mikro

Perhitungan data kebutuhan zat gizi mikro didasarkan pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) (WNPG 2004) sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Zat gizi mikro yang dihitung adalah kalsium, fosfor, besi, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, folat, vitamin B12, dan vitamin C. Rata-rata kebutuhan zat gizi mikro sampel dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10.

Tingkat pemenuhan kebutuhan air

Berdasarkan data asupan air, dapat diperoleh data tingkat pemenuhan kebutuhan air dengan membandingkan antara asupan air dan kebutuhan air sampel yang dinyatakan dalam bentuk persen. Berikut adalah perhitungan tingkat pemenuhan kebutuhan air :

Tingkat pemenuhan kebutuhan air (%) =

Tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi selain air

Berdasarkan data asupan zat gizi, dapat diperoleh data tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi selain air dengan membandingkan antara zat gizi yang dikonsumsi dengan kebutuhan zat gizi sampel yang dinyatakan dalam bentuk persen. Berikut adalah perhitungan tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi sampel :

Tingkat pemenuhan kebutuhan zat gizi (%) =

Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP)

Berdasarkan tingkat kecukupan zat gizi termasuk air, diperoleh mutu gizi asupan pangan. Penilaian MGP dilakukan dengan menghitung rata-rata tingkat kecukupan zat gizi yang dinyatakan dalam persen. Zat gizi yang dipertimbangan dalam penilaian MGP, yaitu 16 zat gizi meliputi energi, protein, karbohidrat, lemak, air, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B6, folat, vitamin B12, vitamin C, kalsium, besi, dan fosfor. Mutu gizi asupan pangan dapat dihitung dengan rumus (Hardinsyah 2001) :

MGP (%) = ( ) Keterangan :

TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi ke-i, yaitu (asupan zat gizi ke- i/kecukupan zat gizi ke-i) x 100

Perhitungan tingkat kecukupan gizi ke-i (TKGi) setiap nilai TKGi bernilai maksimum 100 (truncated at 100) dengan alasan untuk meminimalkan kompensasi antara nilai TKGi yang rendah dan tinggi secara matematik, karena

Dokumen terkait