• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 2.1. Five Hirearchi of Need Maslow Self

2.6. Kerangka Pemikiran

Koperasi sebagai bentuk organisasi memiliki seperangkat nilai yang dirumuskan dalam sejumlah prinsip-prinsip koperasi, sehingga koperasi menampilkan karakteristik khusus. Partisipasi anggota sebagai bentuk karakteristik khusus koperasi harus terwujud dalam tindakan nyata sehari-hari, misalnya bertransaksi dengan koperasi dan memasyarakatkan koperasi kepada lingkungan.

Partisipasi menjadi salah satu faktor sangat penting dalam mengukur keberhasilan koperasi. Koperasi tidak hanya dituntut untuk meningkatkan

asset koperasi melalui cara penetapan strategi yang tepat dalam persaingan, akan tetapi dituntut secara normatif untuk mengembangkan potensi yang tersedia pada anggota dalam proses akumulasi asset perusahaan.

Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung jawab, jika sebagian besar anggota koperasi sudah melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota koperasi yang dimaksud dikatakan baik atau tinggi. Sebaliknya, apabila sebagian besar anggota koperasi tidak melaksanakan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab maka partisipasi anggota dikatakan buruk atau rendah.

Alfred Hanel dalam Rani (2011:28), memberikan dimensi-dimensi partisipasi anggota dalam prinsip identitas :

1. Kedudukannya sebagai pemilik, para anggota :

(a) Memberikan kontribusi pada pembentukan dan pertumbuhan koperasinya dalam bentuk kontribusi keuangan (penyertaan modal, pembuatan cadangan, simpanan).

(b) Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan keputusan, dan dalam pengawasan terhadap kehidupan koperasi.

2. Kedudukannya sebagai pelanggan atau pemakai, para anggota memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan koperasi dalam menunjang kepentingannya.

Hasil penelitian Entri Sulistari dalam Rinto (2003:5) menyebutkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan dengan partisipasi anggota dalam pengembangan koperasi adalah motivasi menjadi anggota, persepsi terhadap pelayanan koperasi, persepsi terhadap manfaat koperasi, dan pengalaman menjadi anggota koperasi.

Anggota pastinya akan membandingkan besarnya manfaat yang diperoleh dari koperasi saat memutuskan untuk menjadi anggota. Apabila manfaat yang diperoleh lebih kecil daripada partisipasi yang diberikan, maka akan cenderung mengurangi transaksi usaha dengan koperasi bahkan menjadi anggota pasif. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas koperasi untuk menghasilkan manfaat dalam rangka menunjang kesejahteraan anggotanya dalam bentuk manfaat ekonom, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kesimpulannya adalah partisipasi anggota menjadi pilar keberhasilan koperasi, sehingga perlu diketahui tingkat partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Anggota akan berpartisipasi aktif dalam koperasi apabila keuntungan atau manfaat yang dihasilkan koperasi bagi seorang anggota adalah lebih besar daripada manfaat yang dapat dicapai oleh individu, apabila tetap bertahan dalam koperasi tersebut bahkan menarik anggota baru. Anggota akan merasa sejahtera apabila pelayanan yang diberikan oleh koperasi baik dan nyaman, sehingga anggota semakin

termotivasi untuk berpartisipasi aktif baik sebagai pengguna koperasi maupun sebagai pegawai di koperasi. Sebagaimana menurut Jochen Ropke (2012:32), menyatakan bahwa :

“Jika manfaat (utility) atau keunggulan yang diberikan oleh koperasi bagi seseorang lebih tinggi dari utility yang dapat diperoleh/dicapai olehnya pada saat ia tidak menjadi anggota koperasi, maka orang tersebut akan masuk menjadi anggota koperasi dan melakukan usaha dengan koperasinya atau dengan kata lain, koperasi

dapat menarik anggotanya”.

Kerangka pemikiran tersebut menjelaskan bagaimana tingkat partisispasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Partisipasi anggota di Primkopkar “Manunggal” Salatiga, secara intern variabel yang diidentifikasi yang mempunyai hubungan dengan partisipasi anggota ialah motivasi menjadi anggota, persepsi anggota terhadap pelayanan, dan persepsi anggota terhadap manfaat.

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Variabel independen diberi notasi X dan variabel dependen diberi notasi Y. Variabel independen dalam penelitian ini adalah motivasi menjadi anggota (X1), persepsi anggota terhadap pelayanan (X2) dan persepsi anggota terhadap manfaat (X3) sebagai variabel dependen adalah partisipasi anggota (Y) . adapun model korelasi nya adalah sebagai berikut :

Bagan 2.2

Kerangka Dasar Penelitian

Partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah kesediaan anggota koperasi untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab dalam organisasi/usaha koperasi. Kewajiban anggota dalam koperasi adalah keikutsertaan anggota dalam berbagai bentuk kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi, diwujudkan dalam bentuk pencurahan pendapat dan pikiran dalam pengambilan keputusan, pengawasan, kehadiran dan keaktifan dalam rapat anggota, pemberian kontribusi modal keuangan, serta pemanfaatan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Hak anggota dalam koperasi adalah menetapkan kebijakan, arah dan langkah usaha, mengawasi usaha koperasi, memanfaatkan berbagai potensi dan layanan yang disediakan koperasi serta menikmati sisa hasil usaha koperasi. Partisipasi anggota yang dimaksud disini adalah keterlibatan anggota secara aktif dalam koperasi di Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Partisipasi anggota (Y) Persepsi terhadap pelayanan (X2) Persepsi terhadap manfaat (X3) Motivasi menjadi anggota (X1)

Pengukuran variabel partisipasi anggota menggunakan skala pengukuran ordinal dengan 3 tingkatan yaitu :

Tinggi = x 100% = 100 % Sedang = x 100 % = 66,6 % Rendah = x 100% = 33,3 %

Tinggi Jika keterlibatan anggota > 66,6 %

Sedang Jika keterlibatan anggota = 66,6 %

Rendah Jika keterlibatan anggota < 66,6 %

Motivasi menjadi anggota koperasi dalam penelitian ini kehendak individu untuk bergabung dalam koperasi yang didasari dengan adanya minat kesenangan untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita, serta kegiatan yang menarik dalam organisasi koperasi.

Variabel ini diukur menggunakan skala pengukuran ordinal dengan 3 tingkatan yaitu :

Tinggi Jika menjadi anggota koperasi karena kesadaran individu dan keyakinan bahwa koperasi dapat memperbaiki taraf hidup yang lebih baik, skor 3. Sedang Jika menjadi anggota koperasi karena adanya

Rendah Jika menjadi anggota koperasi karena terpaksa atau ikut-ikutan, skor 1.

Kualitas pelayanan merupakan kesenjangan antara harapan atau keinginan anggota dengan persepsi anggota atas pelayanan yang diberikan dari koperasi Primkopkar “Manunggal” Salatiga, yang sesuai dengan lima dimensi kualitas layanan yaitu, dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy.

a. Dimensi Tangible

Dimensi Tangible merupakan bukti langsung yang nyata, dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh konsumen dari segi fisik dan penampilan yang ada di Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Hal ini meliputi: penampilan dan fasilitas koperasi secara fisik, kenyamanan tempat, perlengkapan kebutuhan konsumen, dan penampilan karyawan. b. Dimensi Reliability

Dimensi Reliability merupakan dimensi keandalan. Yaitu keandalan dari Primkopkar “Manunggal” Salatiga dalam memberikan pelayanan yang telah dijanjikan kepada konsumen. Hal ini meliputi: ketepatan waktu dan ketepatan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen.

c. Dimensi Responsiveness

Dimensi Responsiveness merupakan kesediaan atau kemampuan karyawan Primkopkar “Manunggal” Salatiga untuk membantu konsumen dan menyediakan pelayanan yang baik, cepat dan tepat.

Dimensi ini meliputi, kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam penanganan keluhan konsumen, dan kemauan untuk membantu konsumen.

d. Dimensi Assurance

Dimensi Assurance atau jaminan berkaitan dengan kemampuan koperasi dan perilaku karyawannya dalam menanamkan rasa aman, percaya diri dan keyakinan konsumen terhadap Primkopkar “Manunggal” Salatiga. Sehingga konsumen akan merasa lebih aman, nyaman dan yakin dengan layanan yang diberikan.

e. Dimensi Emphaty

Dimensi Emphaty yaitu perlakuan karyawan Primkopkar “Manunggal” Salatiga kepada konsumen dalam rangka memelihara hubungan baik dengan konsumen. Dimensi ini meliputi: keramahan, kesopanan dan perhatian terhadap konsumen, komunikasi yang baik antara karyawan dengan konsumen tanpa membedakan antara konsumen yang satu dengan yang lain.

Berdasarkan kriteria tersebut maka tingkat kepuasan terhadap kualitas pelayanan Primkopkar “Manunggal” diklasifikasikan sebagai berikut :

Memuaskan : Jika semua kriteria dimensi terpenuhi. Cukup memuaskan : Jika 2-3 kriteria dimensi terpenuhi. Kurang memuaskan : Jika hanya 1 kriteria dimensi terpenuhi.

Persepsi anggota terhadap pelayanan Primkopkar “Manunggal” dapat diukur menggunakan skala pengukuran ordinal dengan 3 tingkatan yaitu :

Baik Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar “Manunggal” Salatiga didalam memberikan pelayanan sangat memuaskan, skor 3.

Cukup Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar “Manunggal” Salatiga didalam memberikan pelayanan cukup memuaskan, skor 2.

Buruk Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar “Manunggal” Salatiga didalam memberikan pelayanan kurang memuaskan, skor 1.

Anggota koperasi mengharapkan mendapatkan manfaat atau keuntungan untuk memuaskan kebutuhan ekonomis maupun non-ekonomis manusia. Sudut ekonomis, kebutuhan yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan lainnya. Sedangkan sudut non-ekonomis terutama adalah cinta kasih, penghargaan, keamanan dan aktualisasi diri. Setiap orang menjadi anggota koperasi didasari oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang dapat diraih dari koperasi tersebut, dalam upaya mencapai kesejahteraan dalam memperbaiki kehidupan.

Persepsi anggota terhadap manfaat Primkopkar “Manunggal” dapat diukur menggunakan skala pengukuran ordinal dengan 3 tingkatan yaitu :

Baik Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar “Manunggal” Salatiga sangat memberikan manfaat bagi kehidupannya, skor 3.

Cukup Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar

“Manunggal” Salatiga cukup memberikan manfaat bagi kehidupannya, skor 2.

Buruk Jika anggota berpendapat bahwa Primkopkar

“Manunggal” Salatiga kurang memberikan manfaat bagi kehidupannya, skor 1.

Tabel 2.2. Skala Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Notasi Skala pengukuran

Nominal Ordinal Interval Rasio

1 Partisipasi anggota Y √ 2 Motivasi menjadi anggota X1 √ 3 Persepsi anggota terhadap pelayanan X2 √ 4 Persepsi anggota terhadap manfaat X32.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. (Sugiyono, 2011:64). Menurut Sudjana (1992:219) dalam

Riduwan (2011:37), hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis Kerja I

Partisipasi anggota Primkopkar “Manunggal” Salatiga adalah rendah. Partisipasi anggota dikatakan rendah apabila tingkat keterlibatan anggota dalam rangkaian program kegiatan yang dilakukan oleh Primkopkar “Manunggal” Salatiga kurang dari 0,66 Hipotesis statistiknya adalah :

H0 : p ≥ 0,67 H1 : p < 0,67 2. Hipotesis Kerja II

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi menjadi anggota Primkopkar “Manunggal” dengan partisipasi anggota dalam Primkopkar “Manunggal”. Artinya semakin tinggi motivasi menjadi anggota Primkopkar “Manunggal” maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi anggota Primkopkar “Manunggal”.

Hipotesis statistiknya adalah : H0 : ρX1Y = 0

3. Hipotesis Kerja III

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi anggota terhadap pelayanan di Primkopkar “Manunggal” dengan partisipasi anggota dalam Primkopkar “Manunggal”. Artinya semakin tinggi persepsi anggota terhadap pelayanan di Primkopkar “Manunggal” maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi anggota Primkopkar “Manunggal”.

Hipotesis statistiknya adalah : H0 : ρX2Y = 0

H1 : ρX2Y > 0 4. Hipotesis Kerja IV

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi anggota terhadap manfaat Primkopkar “Manunggal” dengan partisipasi anggota dalam Primkopkar “Manunggal”. Artinya semakin tinggi persepsi anggota terhadap manfaat Primkopkar “Manunggal” maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi anggota Primkopkar “Manunggal”.

Hipotesis statistiknya adalah : H0 : ρX3Y = 0

Dokumen terkait