• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang paling rawan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang dialami ibu hamil sebelum atau selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Terhambatnya pertumbuhan janin salah satunya disebabkan oleh gizi ibu yang buruk. Hal ini ditandai dengan rendahnya pertambahan berat badan ibu hamil atau berat badan ibu sebelum hamil. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang baik sehingga kualitas bayi yang dilahirkan juga baik (Khomsan 2002).

Status gizi ibu selama hamil menjadi salah satu indikator kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung. Secara tidak langsung pengetahuan gizi mempengaruhi status gizi. Kesehatan tubuh belum terjamin hanya dengan mengkonsumsi makanan yang berkualitas baik.

Terjadi peningkatan kebutuhan zat-zat gizi pada saat hamil. Menurut Nadesul (2005), ibu hamil perlu mengkonsumsi menu seimbang yaitu menu yang lengkap dan sesuai kebutuhan tubuh. Tidak hanya cukup energi dan protein saja tetapi juga zat gizi lainnya. Menu makanan ibu hamil sebaiknya terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu. Selain itu, dengan meningkatnya kebutuhan gizi selama hamil maka sebaiknya porsi makan saat hamil lebih banyak dibandingkan dengan sebelum hamil.

Kesehatan tubuh belum terjamin hanya dengan mengkonsumsi makanan yang berkualitas baik. Tanpa mengetahui jumlah dan jenis bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan tidak mungkin kesehatan tubuh dapat terjaga dengan baik. Untuk mengetahui hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan gizi. Tingkat pendidikan ibu dapat menentukan pengetahuan, sikap, dan praktek dalam menentukan makanan yang dikonsumsi keluarga dan secara langsung mempengaruhi konsumsi gizi ibu hamil.

Menurut Khomsan (1997), sikap gizi merupakan tahapan lebih lanjut dari pengetahuan gizi. Seseorang yang berpengetahuan gizi baik akan mengembangkan sikap gizi yang baik. Pembentukan sikap gizi akan lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan/sosial budaya yang ada di masyarakat.

Praktek atau perilaku merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu. Perilaku gizi dicerminkan oleh tindakan-tindakan berkaitan dengan upaya peningkatan status gizi, pemenuhan kebutuhan gizi.

Karakteristik ibu hamil secara tidak langsung mempengaruhi konsumsi gizi yang akan berpengaruh pada tingkat konsumsi gizi ibu hamil yang ditentukan berdasarkan perbandingan antara konsumsi gizi dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG). Pendidikan yang rendah berpengaruh pada pekerjaan dan pendapatan keluarga, sedangkan pendapatan keluarga terkait dengan daya beli keluarga terhadap pangan yang dapat menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang suatu keluarga. Peningkatan pendapatan diharapkan berpengaruh pada perbaikan konsumsi gizi keluarga dan selanjutnya berhubungan dengan konsumsi gizi ibu hamil. Besar keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi gizi keluarga. Jika anggota keluarga bertambah maka pangan untuk ibu hamil akan berkurang dan akan berdampak pada konsumsi gizinya. Selain itu, karakteristik ibu hamil seperti usia kehamilan, usia ibu hamil, dan IMT ibu sebelum hamil akan mempengaruhi AKG.

Karakteristik ibu hamil: • Usia

• Pendidikan • Besar keluarga • Pekerjaan

• Pendapatan per kapita • Usia kehamilan

IMT sebelum hamil

Pengetahuan gizi Media informasi Sikap gizi Akses pelayanan kesehatan Praktek gizi Tingkat konsumsi gizi (energi, protein, zat besi , vitamin A)

Status gizi kesehatan Status

Keterangan :

= variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti = hubungan yang diteliti = hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran pengetahuan, sikap, dan praktek gizi serta tingkat konsumsi ibu hamil di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi DKI Jakarta

METODE

Desain, Tempat dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan. Pemilihan lokasi berdasarkan program bubuk tabur multivitamin untuk ibu hamil. Pemilihan lokasi di wilayah tersebut dilakukan dengan purposive karena di daerah tersebut masih banyak penduduk miskin dan jumlah ibu hamil yang cukup banyak. Penelitian dilakukan dari bulan November 2007 sampai Januari 2008.

Cara Penarikan Contoh

Contoh penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang tinggal di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan dan merupakan baseline pada kajian uji penerimaan bubuk tabur multivitamin untuk ibu hamil yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta dan Departemen Gizi Masyarakat IPB. Jumlah ibu hamil di kelurahan Kramat Jati sebanyak 150 orang dan jumlah ibu hamil yang terdapat di Kelurahan Ragunan sebanyak 224 orang. Contoh penelitian ini diambil secara purposive dengan kriteria 1) bukan kehamilan pertama, 2) usia kehamilan antara 8-28 minggu, 3) bersedia diwawancarai. Data ibu hamil didapatkan di puskesmas serta sensus bersama kader posyandu. Jumlah contoh yang terpilih adalah semua ibu hamil yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Jumlah yang terpilih adalah 100 ibu hamil yang terdiri dari Kelurahan Kramat Jati 50 contoh dan Ragunan 50 contoh.

Penentuan ukuran contoh dengan menggunakan prevalensi (p) anemia 40 persen, level of confidence (α) 0.05, dan toleransi estimasi (d) 10 persen. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah contoh masing-masing wilayah minimal 48 orang, namun pada penelitian ini diambil contoh sebanyak 50 orang dari masing-masing wilayah. Rumus : n ≥ p x (1-p)x Z

(d)2 Ragunan (n=224) Kramat Jati (n= 150) Kriteria :

Bukan kehamilan pertama, n=31

n=34 Usia kehamilan 12-24 minggu

Kriteria :

Bukan kehamilan pertama,

Usia kehamilan 8-28 minggu n=50

n=50

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik ibu hamil, pengetahuan gizi ibu hamil, sikap gizi ibu hamil, dan praktek gizi ibu hamil, serta konsumsi pangan dengan metode semikuantitatif food frequency questionnaire. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah data tentang gambaran umum lokasi penelitian. Pengumpulan data primer melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari puskesmas, kelurahan, serta dinas terkait.

Data berat badan ibu sebelum hamil diperoleh melalui KMS atau recall. Pengetahuan gizi ibu hamil meliputi makanan sehat bagi ibu hamil, porsi makan ibu hamil, penyebab dan gejala terjadinya anemia, contoh makanan sumber zat gizi, dampak kekurangan zat besi selama kehamilan, pertambahan berat badan selama kehamilan, jarak kelahiran, risiko bayi lahir tidak cukup bulan, minimal berat badan bayi lahir yang sehat, serta perawatan payudara. Sikap gizi ibu pernyataan tentang makanan sehat bagi ibu hamil, suplemen gizi, tablet tambah darah, pertambahan berat badan, pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan, imunisasi TT. Praktek gizi ibu hamil meliputi komposisi makanan ibu hamil, susu ibu hamil, kebiasaan sarapan, pemeriksaan kehamilan, pemantauan pertambahan berat badan, imunisasi TT, dan perawatan payudara.

Tabel 4 Cara pengumpulan data primer

No Kelompok Data

Variabel Cara Pengumpulan

Data

Alat 1. Karakteristik

ibu hamil

1. Usia (ibu dan suami) 2. Pendidikan (ibu dan

suami) 3. Pekerjaan(ibu dan suami) 4. Penghasilan 5. Besar keluarga 6. Usia kehamilan 7. BB sebelum hamil 8. TB 1. Wawancara 2. Wawancara 3. Wawancara 4. Wawancara 5. Wawancara 6. Wawancara 7. Wawancara 8. Wawancara 1. Kuesioner 2. Kuesioner 3. Kuesioner 4. Kuesioner 5. Kuesioner 6. Kuesioner 7. Kuesioner 8. Kuesioner 2. Pengetahuan gizi 1. Makanan sehat 2. Porsi makan 3. Penyebab anemia 4. Makanan sumber zat

besi

5. Akibat kekurangan zat besi

6. Makanan sumber kalsium

7. Buah sumber vitamin C 8. Gejala anemia 1. Wawancara 2. Wawancara 3. Wawancara 4. Wawancara 5. Wawancara 6. Wawancara 7. Wawancara 8. Wawancara 1. Kuesioner 2. Kuesioner 3. Kuesioner 4. Kuesioner 5. Kuesioner 6. Kuesioner 7. Kuesioner 8. Kuesioner

No Kelompok Data

Variabel Cara Pengumpulan

Data

Alat 9. Pertambahan berat

badan selama hamil 10. Makanan sumber

protein

11. Jarak kelahiran yang aman

12. Risiko bayi lahir tidak cukup bulan

13. Berat minimal bayi lahir sehat 14. Perawatan payudara 9. Wawancara 10.Wawancara 11.Wawancara 12. Wawancara 13. Wawancara 14. Wawancara 9. Kuesioner 10. Kuesioner 11. Kuesioner 12. Kuesioner 13. Kuesioner 14. Kuesioner 3. Sikap gizi 1. Makanan sehat

2. Komposisi makanan 3. Porsi makan 4. Susu untuk ibu hamil 5. Suplemen gizi ibu hamil 6. Tablet besi

7. Manfaat tablet besi 8. Jumlah pertambahan BB 9. Cara mengurangi mual 10. Pertambahan berat

badan selama hamil 11. Pemeriksaan kehamilan 12. Imunisasi TT

13. Bayi lahir cukup umur

1. Wawancara 2. Wawancara 3. Wawancara 4. Wawancara 5. Wawancara 6. Wawancara 7. Wawancara 8. Wawancara 9. Wawancara 10.Wawancara 11.Wawancara 12. Wawancara 13. Wawancara 1. Kuesioner 2. Kuesioner 3. Kuesioner 4. Kuesioner 5. Kuesioner 6. Kuesioner 7. Kuesioner 8. Kuesioner 9. Kuesioner 10. Kuesioner 11. Kuesioner 12. Kuesioner 13. Kuesioner 4. Praktek Gizi 1. Makan buah

2. Makan sayur 3. Makan lauk pauk 4. Minum susu 5. Porsi makan 6. Sarapan pagi 7. Periksa kehamilan 8. Memantau pertambahan BB

9. Minum tablet besi 10. Imunisasi TT

11. Berencana memberikan ASI eksklusif

12. Imunisasi anak balita 13. Merawat payudara 1. Wawancara 2. Wawancara 3. Wawancara 4. Wawancara 5. Wawancara 6. Wawancara 7. Wawancara 8. Wawancara 9. Wawancara 10.Wawancara 11.Wawancara 12. Wawancara 13. Wawancara 1. Kuesioner 2. Kuesioner 3. Kuesioner 4. Kuesioner 5. Kuesioner 6. Kuesioner 7. Kuesioner 8. Kuesioner 9. Kuesioner 10. Kuesioner 11. Kuesioner 12. Kuesioner 13. Kuesioner 5. Konsumsi pangan 1. Jumlah pangan 2. Jenis pangan 3. Frekuensi makan

Semi kuantitatif food frequency

questionnaire selama 1 minggu

Kuesioner

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengolahan data dimulai dari editing, coding, entri, cleaning dan selanjutnya dianalisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entri data kemudian dilakukan

cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 13 for windows.

Data sosial ekonomi keluarga seperti tingkat pendidikan ibu hamil dan suami berdasarkan latar belakang pendidikan yang telah ditamatkan, kemudian dikategorikan menjadi dasar (tidak tamat SD, dan tamat SD), menengah (SMP dan SMA), tinggi (lebih dari SMA). Pekerjaan kepala keluarga dan ibu hamil dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pegawai negeri, swasta (pegawai swasta dan wiraswasta), dan lainnya. Data pendapatan keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga. Selanjutnya pendapatan keluarga ini dibagi dengan jumlah anggota keluarga sehingga diperoleh pendapatan perkapita perbulan, kemudian dikategorikan miskin dan tidak miskin berdasarkan batas kemiskinan Propinsi DKI Jakarta tahun 2004 yang sudah dikonversi dengan laju inflasi tahun 2004 sampai 2007. Contoh dikategorikan miskin jika pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp 214.817,00 dan tidak miskin jika pendapatan perkapita per bulan lebih dari atau sama dengan Rp 214.817,00. Data besar keluarga ditentukan berdasarkan jumlah anggota keluarga yang hidup dibawah pengelolaan sumberdaya yang sama. Besar keluarga dikategorikan menjadi kecil (≤4orang) dan besar (>4orang). Status gizi ibu sebelum hamil diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (Depkes 2003).

Pengetahuan gizi ibu hamil diperoleh dengan menilai jawaban contoh terhadap 14 pertanyaan mengenai gizi dan kesehatan ibu hamil yang meliputi, makanan sehat bagi ibu hamil, porsi makan ibu hamil, penyebab dan gejala terjadinya anemia, contoh makanan sumber zat gizi, dampak kekurangan zat besi selama kehamilan, pertambahan berat badan selama kehamilan, jarak kelahiran, risiko bayi lahir tidak cukup bulan, minimal berat badan bayi lahir yang sehat, serta perawatan payudara. Jawaban yang benar diberi skor 2.5, sedangkan jawaban yang salah diberi skor 0 dengan total skor maksimal 35. Menurut Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi ibu hamil dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. tinggi, apabila skor ≥80% dari total jawaban yang benar 2. cukup, apabila skor 60-80% dari total jawaban yang benar 3. kurang, apabila skor ≤60% dari total jawaban yang benar

Sikap gizi ibu hamil diketahui dengan menilai respon contoh terhadap 13 pernyataan tentang makanan sehat bagi ibu hamil, suplemen gizi, tablet tambah darah, pertambahan berat badan, pemeriksaan kehamilan, usia kehamilan, imunisasi TT. Pernyataan positif apabila setuju diberi skor 2.5 dan tidak setuju diberi skor 0, sedangkan untuk pernyataan negatif jawaban setuju diberi skor 0 dan tidak setuju diberi skor 2.5 dengan total skor 32.5. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang diajukan, sikap ibu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. baik, apabila skor ≥ 80% dari total jawaban yang benar 2. sedang, apabila skor 60-80% dari total jawaban yang benar 3. kurang, apabila skor ≤60% dari total jawaban yang benar

Praktek gizi ibu hamil dapat diketahui dengan menilai jawaban contoh terhadap 13 pernyataan tentang gizi dan kesehatan ibu hamil yang meliputi komposisi makanan ibu hamil, susu ibu hamil, kebiasaan sarapan, pemeriksaan kehamilan, pemantauan pertambahan berat badan, imunisasi TT, dan perawatan payudara.. Pernyataan yang dilakukan oleh contoh diberi skor 2.5 sedangkan yang tidak dilakukan diberi skor 0 dengan total skor 32.5. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang diajukan, praktek gizi dan kesehatan ibu hamil dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. baik, apabila skor ≥ 80% dari total jawaban yang benar 2. sedang, apabila skor 60-80% dari total jawaban yang benar 3. kurang, apabila skor ≤60% dari total jawaban yang benar

Data konsumsi pangan yang diketahui melalui metode semi kuantitatif food frequency quetionnaire secara berturut-turut dikonversikan ke dalam satuan energi (Kal), protein (g), zat besi (mg), dan vitamin A (RE) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) 1994. Konversi dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut:

KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:

Kgij = kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj = Berat makanan j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

Kecukupan zat gizi dihitung berdasarkan angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan menurut umur dan berat badan sehat (WNPG 2004). Berdasarkan Depkes (1996) diacu dalam Hardinsyah, Wulandari, dan Retnaningsih (2000),

tingkat konsumsi energi dan protein dibedakan menjadi cukup (≥90%) dan tidak cukup (<90%). Sedangkan untuk tingkat konsumsi vitamin A dan zat besi disebut tidak cukup jika TK<100% dan cukup jika TK >100%.

Analisis hubungan antar variabel menggunakan korelasi Spearman. Analisis Multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi (energi, protein, zat besi, dan vitamin A) pada ibu hamil. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik (Kleimbaum 1992 diacu dalam Riyadi, Hardinsyah & Anwar 1997) dengan model sebagai berikut :

k k

Z =

α

+

β

1

χ

1

+

β

2

χ

2

+...+

β χ

dimana :

Z = tingkat konsumsi yang dibedakan atas cukup dan tidak cukup X1 = pendapatan perkapita

X2 = besar keluarga X4 = praktek gizi.

β1 = koefisien pendapatan perkapita β2 = koefisien besar keluarga β3 = koefisien praktek gizi α = konstanta

Tingkat konsumsi gizi dibagi menjadi dua kategori yaitu cukup dan tidak cukup. Pada analisis regresi logistik kategori tingkat konsumsi gizi diberi kode yaitu untuk cukup = 1 dan tidak cukup = 0. Nilai eksponensial dari setiap koefisien variabel bebas (exp(βi)) merupakan nilai Odd Ratio (OR) yang menunjukkan besar dari setiap faktor tingkat konsumsi. Tujuan pengukuran analisis regresi logistik adalah untuk mengestimasi kemungkinan yang paling besar hubungan diantara seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 5 Cara pengkategorian dan analisis variabel penelitian

No Kelompok Data

Variabel Kategori Pengukuran Analisis

1. Usia ibu (th) 2. Pekerjaan Sesuai data 1. Karakteristik ibu hamil 3. Usia kehamilan (minggu) 4. Berat badan saat

wawancara (kg) 5. Berat badan sebelum

hamil (kg) 6. Tinggi badan (cm)

Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu sebelum hamil (Depkes 2003)

1. Kurang (IMT < 18.5) 2. Normal (IMT 18.5-25.0) 3. Lebih (IMT >25.0) 7. Pendidikan ibu dan

suami

1. Dasar (≤ SD)

2. Menengah (SMP dan SMA) 3. Tinggi (>SMA)

8. Pekerjaan ibu

dan suami 1. Pegawai negeri 2. Swasta (wiraswasta dan swasta) 3. Lainnya 9. Pendapatan perkapita DKI Jakarta (BPS 2004) 1. Miskin <Rp 214.817,00 2. Tidak miskin > Rp214.817,00

10. Besar keluarga 1. Keluarga kecil (≤4 orang) 2. Keluarga besar (>4 orang)

Deskriptif 3. Pengetahuan gizi 1. Makanan sehat 2. Porsi makan 3. Penyebab anemia 4. Makanan sumber zat

besi

5. Akibat kekurangan zat besi

6. Makanan sumber kalsium

7. Buah sumber vitamin C 8. Gejala anemia

9. Pertambahan berat badan selama hamil 10. Makanan sumber

protein

11. Jarak kelahiran yang aman

12. Risiko bayi lahir tidak cukup bulan

1. tinggi, apabila skor ≥80% 2. cukup, apabila skor 60-80% 3. kurang, apabila skor ≤60%

No Kelompok Data

Variabel Kategori Pengukuran Analisis

13. Berat minimal bayi lahir sehat

14. Perawatan payudara 4. Sikap gizi 1. Makanan sehat

2. Komposisi makanan 3. Porsi makan 4. Susu untuk ibu hamil 5. Suplemen gizi ibu hamil 6. Tablet besi

7. Manfaat tablet besi 8. Jumlah pertambahan

BB

9. Cara mengurangi mual 10. Pertambahan berat

badan selama hamil 11. Pemeriksaan kehamilan 12. Imunisasi TT

13. Bayi lahir cukup umur

1. tinggi, apabila skor ≥80% 2. cukup, apabila skor 60-80% 3. kurang, apabila skor ≤60%

Deskriptif

5. Praktek gizi 1. Makan buah 2. Makan sayur 3. Makan lauk pauk 4. Minum susu 5. Porsi makan 6. Sarapan pagi 7. Periksa kehamilan 8. Memantau pertambahan BB 9. Minum tablet besi 10. Imunisasi TT

11. Berencana memberikan ASI eksklusif

12. Imunisasi anak balita 13. Merawat payudara

1. baik, apabila skor ≥ 80% 2. sedang, apabila skor 60-80% 3. kurang, apabila skor ≤60%

Deskriptif 6. Konsumsi pangan 1. Jumlah pangan 2. Jenis pangan 3. Frekuensi makan

• Tingkat konsumsi energi dan protein

1. Tidak cukup (<90%) 2. Cukup (>90%) • Tingkat konsumsi vitamin

dan mineral

1. Tidak cukup <100%) 2. Cukup (>100%)

Definisi Operasional

Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan contoh dan suami yang dihasilkan per bulan dari pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan yang dinyatakan dalam satuan rupiah dan dikategorikan miskin jika pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp 197.306 dan tidak miskin jika pendapatan perkapita per bulan lebih dari atau sama dengan Rp 197.306.

Konsumsi gizi adalah jumlah zat gizi (energi, protein, vitamin A, dan zat besi) yang dikonsumsi oleh contoh dan dinilai melalui metode semi kuantitatif food frequency quetionnaire.

Tingkat konsumsi gizi adalah persentase dari perbandingan konsumsi dari rata-rata zat gizi (energi, protein, zat besi, dan vitamin A) terhadap kecukupan menurut umur berdasarkan WNPG (2004).

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh contoh dan dikategorikan menjadi tiga, yaitu dasar (tidak tamat SD dan tamat SD), menengah (SMP dan SMA), tinggi (diploma dan sarjana).

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat tubuh diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) ibu sebelum hamil kemudian dikelompokkan menjadi kurang (<18.5), normal (18.5-25.0), dan lebih (>25.0).

Pengetahuan gizi adalah tingkat pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi, makanan dan kesehatan yang diukur dengan nilai atas jawaban yang diajukan. Tingkat pengetahuan gizi dihitung dalam persentase serta dikategorikan menjadi tinggi, cukup, dan kurang.

Sikap gizi adalah respon contoh terhadap pernyataan yang berhubungan dengan gizi, makanan dan kesehatan. Sikap gizi dihitung dalam persentase serta dikategorikan menjadi baik, sedang, dan kurang.

Praktek gizi adalah tindakan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan gizi, makanan dan kesehatan. Praktek gizi dihitung dalam persentase serta dikategorikan menjadi baik, sedang, dan kurang.

Dokumen terkait