• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Kesimpulan

Hasil penelitian pada BAB 5 sebelumnya disusun berdasarkan Rumusan Masalah yang dibuat pada BAB 1, dengan menggunakan metode yang di paparkan pada BAB 3. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor situasional

Dari serangkaian pemaparan tentang faktor situasional, dapat ditarik kesimpulan bahwa, awal mula yang menyebabkan pelaku judi sabung ayam ikut bermain dikarenakan adanya pengaruh dari kelompok sepermainan. Terjadinya penyempitan dalam setiap pembahasan membuat pelaku judi sabung ayam ingin mengetahui lebih jauh tentang kegiatan tersebut. Selain itu, mudahnya informasi dan tontonan sabung ayam myenyebabkan peningkatan dalam pembahasan sabung ayam di lingkungan pelaku. Lingkungan sosial memang merupakan faktor utama modal pembentukan sikap dan perilaku individu, ketika lingkungan hangat membicarakan sabung ayam, individu secara otomatis menginput kedalam pikiran dan senantiasa mengikuti perkembangan hingga turut menyelami judi sabung ayam.

2. Faktor belajar

Kesimpulan yang dapat ditarik dari faktor belajar ialah, adanya motivasi dari dalam diri pelaku judi sabung ayam yang menyebabkan pelaku ingin mendalami lebih jauh bagaimana aturan main yang sebenarnya dalam permainan sabung ayam, sehingga proses pembelajaran terbangun secara tidak langsung dari kegiatan yang dijalankan oleh pelaku sabung ayam. Terlihat dari keterangan yang didapat, bahwa proses pembelajaran itu sendiri dimulai dari bagaimana perawatan ayang yang dikhususkan untuk sabung, hingga aturan menang dan kalah dalam sabung ayam. Sehingga para pemula yang baru belajar bermain sabung ayam tidak jenuh dikarenakan tidak adanya peningkatan dalam pemeliharaan atau permainan sabung ayam.

3. Faktor penghargaan

Faktor penghargaan dalam pembahasan sebelumnya menghasilkan sebuah kesimpulan yaitu, dalam setiap permainan sabung ayam ada nilai harga diri yang juga turut digadaikan secara tidak langsung, terlihat dari penuturan informan E dan R yang merasa memiliki kebanggaan yang besar setelah ayam aduannya memenangi sebuah pertarungan. Keinginan akan nama besar dan sanjungan dari orang banyaklah yang menyebabkan gengsi dalam sabung ayam meningkat, seperti yang diutarakan oleh informan E, yang menuturkan bahwa namanya terkenal di setiap arena pertarungan.

4. Faktor Psikologis

Dari penuturan informan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kenyamanan seseorang pada saat melakukan sabung ayam merupakan faktor kuat yang menyebabkan kegiatan tersebut tidak pernah hilang dari peradaban manusia. Kenyamanan yang timbul dan berubah menjadi hobi sabung ayam merupakan potensi dasar yang menyebabkan selalu adanya generasi penerus, itu tercipta karena adanya proses penyaluran hobi dari orang tua atau paman terhadap anak atau kemenakannya. Sehingga pergantian generasi tidak berarti juga pergantian hobi. Dalam pembahasan juga terlihat bahwa kejenuhan akan kesibukan dari pekerjaan membuat pelaku sabung ayam mencari hiburan melalui kegiatan sabung, terlepas dari perkara perjudian, faktor psikologis seseorang yang mendapatkan kenyamanan ataupun kesenangan merupakan alasan pemain sabung ayam tetap melestarikan kegiatan tersebut.

5. Faktor Ekonomi

Dari penjelasan informan yang didapat maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sabung ayam bisa dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Terlihat dari penuturan informan NG selaku pemilik warung makan yang dekat dengan arena sabung ayam. Warung milik NG semakin meningkat pendapatannya apabila ramai orang yang datang ke arena sabung. Selain itu informan A yang berbisnis ternak ayam petarung, yang diuntungkan dengan maraknya orang melakukan sabung ayam, dengan begitu akan semakin besar kesempatan ayam miliknya laku terjual. Melihat prilaku masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal dekat arena sabung ayam yang menerima kegiatan perjudian sabung ayam,

maka kondisi masyarakat yang seperti ini berperan besar terhadap tumbuhnya prilaku tersebut dalam komunitas.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah dan Aparat Keamanan Polri

a. Sabung ayam ketika menjadi wadah perjudian jelas menjadi pelanggaran terhadap peraturan pemerintah sesuai dalam Pasal 303 ayat 3 KUHP Jo Pasal 1 Peraturan pemerintah RI Nomor 9 1981, karena hal inilah aparat perlu menegakkan ketertiban guna menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

b. Aparat desa harus bisa menjalin kerjasama yang baik dengan aparat keamanan Polri, agar timbul kesadaran masyarkat akan dampak negatif judi sabung ayam yang berkembang di lingkungan tempat tinggal mereka.

2. Untuk masyarakat

a. Masyarakat hendaknya bisa bersama-sama menentang keberadaan judi sabung ayam di desa yang meresahkan warga, juga berpotensi menimbulkan kerusuhan atau perkelahian.

b. Hendaknya para penyabug tidak perlu mengajak atau memperblehkan anak-anak di bawah umur untuk menyaksikan judi sabung ayam, agar anak-anak tidak meniru prilaku mereka.

c. Masyarakat perlu mencari alternatif hiburan lain yang lebih bermanfaat dan tidak berdampak negatif. Karena sabung ayam ini mengandung beberapa dampak negatif.

Arif, Syaiful. 2010.Refilosofi Kebudayaan. Jogjakarta. AR-RUZZ Media.

Danandjaja, James.2007. Folklor Indonesia; Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti.

Iqbal,hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Penelitian dan aplikasinya. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Koentjaraningrat. 1990.Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. PT Rineka Cipta. Milles, M.B dan A.M Humberman. 1992.Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Moleong, Lexy. 1989.Metode penelitian kualitatif. Bandung. Remaja Rosda. Nasir, Muhammad. 1988.Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Santoso, Slamet .2004.Dinamika Kelompok. Jakarta. Bumi Aksara. Sunaryo. 2002.Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC.

Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers. Wahyuni, Sri Niniek. 2004.Manusia dan Masyarakat. Jakarta. Ganeca Exact.

(www.anneahira.com/pengertian-masyarakat.htm). Diunduh 4 oktober 2012. Anggraeni, Mariana. 2009. Hakikat dan Fungsi Sabung Ayam Dalam Serat Adu Jago.

(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0C CEQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.digilib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital

%2F123480-RB02M38h-Hakikat%2520dan%2520fungsi-Pendahuluan.pdf&ei=dVbxUPb1Bc_MlAXR0oGIBA&usg=AFQjCNHICngN3XM qOBPfhYHJFAef40ZguA&sig2=GzhRAR062cmjr7L8is4yAQ&bvm=bv.13577001 87,d.dGI). Diunduh 2 Oktober 2012.

Efendi, Yusuf. 2011. Massaung Manuq:Sabung Ayam dalam Tradisi Orang Melayu di Sulawesi Selatan. (http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2758/massaung-manuq-sabung-ayam-dalam-tradisi-orang-melayu-di-sulawesi-selatan). Diunduh 4 Oktober 2012.

Kelik. 2011. Asal Mula Nama Ayam Bangkok.

(http://menorehbreeder.wordpress.com/2011/04/19/kisah-dibalik-keris-empu-gandring/). Diunduh 2 Oktober 2012.

Kampung, Jawara. 2012. Sejarah Sabung Ayam Di Nusantara.

(http://jawarakampung.blogspot.com/2012/08/sejarah-sabung-ayam-di-nusantara.html)Diunduh 2 oktober 2012.

Papu, Johanes.2002.(http: //www.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp? id=278). Diunduh 10 Oktober 2012.

Syafi’, Muhammad. 2011. Pengertian Judi, Jenis-jenis, dan Faktor Penyebabnya. (http://ilmu-pendidikanislam.blogspot.com/2011/11/judi-atau-perjudian.html). Diunduh 5

oktober 2012.

Yuningrat, Liena. 2012. Jenis-jenis ayam

petarung.(http://bamsbreeder.blogspot.com/2012/12/jenis-ayam-aduan-petarung.html). Diunduh 21 desember 2012

Dokumen terkait