• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK

C. Usulan Program Weekend Orang Muda Katolik 1.Latar Belakang Kegiatan 1.Latar Belakang Kegiatan

3. Gambaran kegiatan Orang Muda Katolik

a. Tema : Iman tanpa Perbuatan Hakikatnya Mati

b. Tujuan : Membantu orang muda Katolik agar tetap setia pada

imannya akan Yesus Kristus dan semakin menumbuh

kembangkan imannya sebagai orang muda Katolik melalui

keterlibatannya dalam hidup menggereja.

c. Susunan Acara

Waktu Acara

7 Juli 2017

9.00-9.30 Snack dan Presensi peserta

9.30-9.50 Pengantar dari pembimbing Weekend OMK

9.50-10.00 Doa Pembuka

10.00-13.00 Perjalanan menuju Gua Maria Mapan

13.00-13.30 Makan siang dalam kelompok

13.30-14.30 -Istirahat

-Snack

14.30-16.00 Sesi 1: Refleksi Pengalaman Keterlibatan

-Perkenalan

-Refleksi

-Pengambilan tema Pentas seni

16.00-17.00 MCK

17.00- 19.30 Persiapan pentas seni

19.30-20.00 Makan malam

20.00-22.30 Sesi 2: Menjalin Persaudaraan 8 Juli 2017 5.30-6.00 -Senam pagi -Ibadat singkat 6.00-7.00 MCK 7.00-7.30 Sarapan 7.30-12.00 Sesi 4: Outbound

- Pengantar singkat dari pendamping

- Koran yang terluka

- Sharing pengalaman - Adu balon - Sharing pengalaman - Lilin kehidupan - Sharing pengalaman 12.00-13.00 MCK 13.00-13.30 Makan siang 13.30-15.00 - Istirahat - Snack

15.00-16.00 Sesi 4: Iman tanpa perbuatan adalah mati

16.00-16.30 Sharing kelompok

16.30-17.30 Misa

17.30-18.00 Foto bersama dan sayonara

d. Pelaksanaan

Waktu Rincian kegiatan

9.30-9.50

Salam dan kata pembukaan

Ketua panitia mengucapkan selamat datang kepada semua

peserta dan berterima kasih atas kedatangan mereka, serta

kepada pembimbing atas kesediaannya mendampingi Weekend

orang muda Katolik ini. Kemudian menyampaikan harapan

agar Weekend ini memampukan peserta untuk semakin

menyadari Karya Allah, cara kerja serta bimbingan-Nya dan

tanggapan terhadap karya Allah itu; terutama sebagai orang

muda Katolik yang perlu bertanggungjawab atas tugasnya

sebagai pembaharu Gereja.

9.50-10.00 Doa Pembukaan

Doa pembuka:

Allah yang Maha kasih, kami menghadap-Mu secara

bersama-sama untuk memaknai perjalanan hidup kami dan kami mau

yang baik yang mampu melayani sesama sebagai wujud iman

kami akan Yesus Kristus. Ya Bapa bantulah kami agar kami

dapat memahami akan pentingnya persaudaraan di antara

kami, dan mampukan kami jadi pengikut Kristus yang setia

dan mampu melayani sesama kami tanpa memandang suku dan

agama, miskin dan kaya karena kami percaya Engkau hadir

melalui mereka. Demi Kristus Tuhan dan Juru selamat kami.

Amin

10.00.13.00 Perjalanan menuju Gua Maria Mapan

Dalam Weekend orang muda Katolik ini kita akan melakukan

perjalanan dari paroki menuju Gua Maria Mapan, dalam

perjalanan diharapkan kita mampu memaknai apa yang kita

temui dan dapat menjalin kekompakkan dalam kelompok serta

dapat membantu sesama yang membutuhkan pertolongan kita.

13.00-13.30 Makan siang

13.30-14.30 Istirahat, Snack

14.30-16.00 Perkenalan OMK

Dalam Weekend ini kita akan masuk ke dalam sesi perkenalan

di mana kita diajak untuk saling mengenal satu dengan yang

lainnya. Dengan demikian kita dapat saling dekat dan dapat

bekerjasama dalam tim untuk membangun Gereja dan

Refleksi dan Sharing pengalaman

Pendamping mengajak peserta untuk bersama-sama mengingat

kembali perjalanan yang telah mereka lalui selama menjadi

OMK. Peserta dalam kelompok besar bersama-sama

mensharingkan pengalamannya selama menjadi OMK dengan

panduan pertanyaan:

1. Sejauh mana saya terlibat dalam hidup menggereja?

2. Apa yang saya peroleh selama terlibat dalam berbagai

kegiatan dalam hidup menggereja?

Pengambilan tema pentas seni

Pendamping meminta peserta mengambil tema pensi yang

akan mereka tampilkan sesuai dengan tema yang telah

ditentukan oleh pendamping secara acak.

Dalam pensi ini peserta diajak memaknai perjalanan yang

mereka lakukan hari ini dan dihubungkan dengan keterlibatan

mereka dalam hidup menggereja.

16.00-17.00 MCK

17.00-19.30 Persiapan pentas seni

Peserta dipersilahkan untuk latihan pensi dalam kelompok

masing-masing sesuai tema.

19.30-20.00 Makan malam

- Pendamping mengajak peserta hening dan peserta diajak

untuk menutup mata dengan selayer lalu peserta diajak

menuju ke tempat api unggun yang telah disiapkan

sebelumnya dengan mata tertutup. Peserta berjalan di

dampingi oleh satu pendamping dalam masing-masing

kelompok dengan suasana doa.

- Setelah semua kelompok sampai, pendamping meminta

peserta membuka mata dan bergadengan tangan

mengelilingi api unggun untuk doa bersama.

- Pendamping mempersilahkan peserta untuk menampilkan

kreativitas yang mereka pelajari sesuai dengan tema yang

masing-masing kelompok dapatkan dalam kelompok besar

- Acara bebas

8 Juli 2017

5.30-6.00 Senam pagi, ibadat singkat

-Pendamping mengajak peserta untuk senam pagi di

lapangan dan dipimpin oleh pendamping.

-Inti doa adalah mensyukuri malam yang sudah berlalu,

karena diberi kesehatan, diberi hari yang baru yang cerah,

dan mohon berkat perlindungan dan penyertaan selama

kegiatan hari ini.

7.00-7.30 Sarapan

7.30-12.00 Sesi 4: Outbound

Teman-teman terkasih, hari ini kita akan bersama-sama

melakukan kegiatan outbound. Outbound sendiri berarti out of

boundaries atau keluar dari batas. Outbound dilakukan dengan

permainan-permainan yang memanfaatkan alam, sekaligus

sebagai bahan pelajaran bagi OMK, dengan sifat permainan

yang menantang (untuk keluar batas). Tetapi tiap kegiatan atau

jenis permainan yang dilakukan memiliki pesan yang

diterjemahkan oleh masing-masing OMK, untuk membuka

paradigma OMK yang melakukannya. Tiap kegiatan terdapat

tema atau materi, yang diterjemahkan dalam bnetuk-bentuk

permainan. Pembina memberi kail pada OMK lewat kegiatan

yang dilakukan, OMK sendiri yang akan memancing makna

dari kegiatan tersebut dengan kegiatan ini, OMK lebih

mengenal batas dirinya dari kegiatan yang dilakukan, ketika

sudah mengenal batas dirinya, hal tersebut dijadikan titik tolak

untuk keluar batasnya, sehingga dapat membuka cara pandang

yang kemudian menentukan cara pikir selanjutnya menentukan

cara bertindak dan mendapatkan hasilnya, menjadi OMK

dengan paradigma yang lebih positif. Outbound mengajak

semua orang untuk sungguh terlibat dan mengalami segala

konsep ini menjadi berarti. Di sisi lain perlu disadari bahwa

manusia adalah pribadi kreatif. Manusia dianugrahi

kemampuan dan potensi yang kaya. Oleh karenanya potensi

disebut menjadi berarti jika sungguh-sungguh dihidupi.

Dihidupi yang dimaksud adalah potensi-potensi yang ada itu

disadari dan dikembangkan demi membuat hidupnya berarti.

Dengan daya imajinasi yang dimiliki manusia dapat

menghasilkan berbagai macam bentuk kreasi yang dapat

menjadi inspirasi baru dalam meningkatkan keterlibatan hidup

menggereja.

Pendamping mengajak peserta untuk berdialog bersama

dengan panduan pertanyaan:

a. Koran yang Terluka

1) Perasaaan apa yang kalian rasakan dalam permainan

tadi? Mengapa?

2) Nilai-nilai apa saja yang dapat kalian ambil dari

permainan tadi?

3) Apa makna permainan ini bagi kalian?

4) Aksi apa yang akan kalian lakukan dalam kelompok

sebagai OMK?

b. Adu Balon

1) Perasaan apa yang kalian rasakan dalam permainan

2) Nilai-nilai apa saja yang dapat kalian ambil dari

permainan ini?

5) Apa makna permainan ini bagi kalian? Dan inspirasi

apa yang kalian dapat untuk meningkatkan keterlibat

dalam hidup menggereja?

c. Lilin kehidupan

1) Apa yang teman-teman rasakan ketika mengikuti

permainan tadi

2) Nilai-nilai apa saja yang teman-teman dapatkan dari

permainan tadi?

3) Makna apa yang teman-teman dapatkan dari permainan

tadi?

4) Tantangan apa saja yang teman-teman alami ketika

mengikuti permainan tadi? Dan tantangan apa yang

teman-teman alami ketika terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja?

5) Bagaimana cara teman-teman mengatasi tantangan

dalam permainan tadi? Bagaimana teman-teman

mengatasi hambatan unuk terlibat aktif dalam hidup

menggereja?

Peserta diajak menjawab pertanyaan dan mensharingkan

pengalamannya selama permainan tadi.

13.00-13.30 Makan siang

13.30-15.00 Istirahat , Snack

15.00-16.00 Sesi 5: Iman Tanpa Perbuatan Adalah Mati

“Iman tanpa perbuatan adalah mati”

Sebagai seorang beriman Katolik, kita memiliki iman kepada

Yesus Kristus. Namun iman tersebut tidak sebatas menjadi

milik kita pribadi dengan Allah sendiri, tidak sebatas

ditunjukkan lewat kehadiran di Gereja setiap minggunya. Iman

akan Yesus perlu ditunjukkan lewat sesuatu yang lebih konkret

yaitu keterlibatan dalam kehidupan menggereja juga dalam

kehidupan bermasyarakat.

Lewat Weekend ini, orang muda diajak untuk menyadari akan

pentingnya penghayatan iman, ungkapan iman serta

perwujudan iman. Bersama-sama mencoba menggali

pemahaman sehingga mampu menyadari ungkapan dalam

suatu ayat Kitab Suci bahwa “iman tanpa perbuatan adalah mati” sehingga pada akhirnya mereka dapat menunjukkan imannya sebagai orang Katolik dengan mengambil bagian

dalam gerak hidup menggereja dan masyarakat.

Iman (faith) : percaya, teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan

Beriman: mempercayakan diri pada keandalan di luar diri kita

- Iman adalah ANUGERAH

Manusia mampu beriman (mengenal dan berhubungan dengan

Tuhan) semata-mata karena kebaikan Tuhan. Dengan iman,

manusia menjawab dan menanggapi Tuhan yang

memperkenalkan sabda, kehendak, perintah, dan diri-Nya.

- Iman adalah KEPUTUSAN

Dengan pemahamannya, manusia menyadari dirinya. Dalam

iman manusia menyadari Tuhan sebagai yang paling dapat

diandalkan dan diharapkan mendatangkan kebaikan. Di

tengah-tengah keadaan dan situasi yang berat, manusia

ditantang untuk menentukan sikap: apakah akan mengandalkan

Tuhan sebagai dasar dan tujuan hidup atau tidak.

- Iman adalah KETERLIBATAN

Orang beriman sejati menyerahkan diri (mempercayakan hidup

dan masa depannya) kepada Tuhan. Penyerahan dirinya

berdampak pada keterlibatan manusia untuk mencapai

kepenuhan hidup dan masa depannya. Iman yang menuntut

keterlibatan membawa kesetiaan. Terikat pada Tuhan dan

kehendak-Nya sepanjang hidup.

Inti hidup beriman bukan terletak pada orang yang rajin

berdoa, beribadat, dan tekun ke Gereja semata. Tetapi juga

orang yang berkata ‘ya’ kepada Tuhan, mengakui dan

diwujudkan dalam keterlibatan dan kesetiaan kepada Tuhan

secara nyata dalam hidup sehari-hari.

Sharing pengalaman

Pendamping membagi peserta dalam kelompok kecil dan

sharing dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil tersebut

dengan pertanyaan:

1. Apa tugas dan tanggungjawab saya sebagai orang muda

Katolik?

2. Apakah iman yang saya yakini sudah saya

wujudnyakatkan melalui tindakan? Bentuk tindakan

macam apa?

Pleno + tanya jawab

Masing-masing kelompok memplenokan hasil sharing mereka

kepada kelompok besar dan kemudian ditanggapi oleh peserta

yang lain.

Pendamping mengajak peserta merenungkan kembali

Peserta diminta berefleksi dengan pertanyaan tuntunan :

1. Sejauh mana aku telah terlibat dalam kehidupan

menggereja?

2. Apa yang menjadi hambatanku untuk terlibat selama

ini?

Lalu peserta diminta untuk membuat niat-niat yang akan

masyarakat.

Peserta diajak untuk mengungkapkan niat-niat yang telah

dibuat dalam kelompok besar. Pendamping merangkup sharing

dan memberikan peneguhan.

Persaudaraan sejati dan kerjasama berpola pada persaudaraan

dan kerjasama Yesus dan para rasul.

Komunitas yang ingin kita bangun adalah komunitas sejati

yang dibangun oleh Yesus sendiri beserta para muridnya,

Maka diperlukan bagi kita untuk melihat secara mendalam apa

yang menjadi dasar, pengikat dan unsur-unsur yang

mempersatukan dalam komunitas Yesus sendiri. Dengan

merenungkan hal itu, kita dapat menimba semangat di

dalamnya untuk memajukan persaudaraan sejati dan

kerjasama, sehingga pada akhirnya kita mampu semakin

terlibat dalam hidup menggereja.

- Komunitas persaudaraan kasih ( Luk 22:14-29)

Sebelum Yesus menderita sengsara, Ia sekali lagi

mengumpulkan para murid-Nya di suatu tempat dan

mengadakan perjamuan malam terakhir. Pada saat-Nya yang

terakhir, Yesus ingin menekankan kepada para murid-Nya

semangat dan dasar persaudaraan sejati yang harus mereka

teruskan dalam jemaat selanjutnya. Pesan utama itu adalah

dilanjutkan oleh orang muda:

- Pelayanan (Yoh 13:1-17)

Dalam perjamuan teakhir, Yesus melayani dengan membasuh

kaki para murid. Cinta diwujudkan dalam pelayanan kepada

orang yang kita cintai. Tanpa pelayanan, cinta tidak akan

terwujud, persaudaraan dan persatuan tidak akan terjadi. Itulah

yang juga terjadi dalam wilayah. Hanya lewat pelayanan saling

melayani, maka hidup bersama dalam persaudaraan akan

terwujud.

- Melaksanakan kehendak Bapa

Waktu para murid menunjukkan dan bertanya siapa ibu dan

saudara Yesus, Yesus menjawab “Mereka yang melaksanakan

kehendak Bapa-Ku yang di surga”. Bagi Yesus, saudara dan

ibunya adalah setiap orang yang mendengar dan melaksanakan

kehendak Bapa. Ini berarti kita semua dapat menjadi sahabat,

saudara, dan ibu –Nya; asal kita melaksanakan kehendak Allah dalam hidup ini. Salah satu kehendak Allah adalah agar kita

mencintai Tuhan dan sesama kita.

Melalui teks ini kita ditunjukkan bahwa kita adalah sahabat

bagi siapapun bila mengerjakan kehendak Bapa. Mereka yang

berkehendak baik, mencari Allah di dalam perjalanan dunia ini

adalah saudara kita juga. Ini menjadi landasan kerjasama kita

ini.

- Titik tolak : Yakobus 2 “Iman tanpa perbuatan adalah MATI”

Hidup menggereja adalah hidup menampakkan iman kepada

Yesus Kristus. Setiap kegiatan yang menampakkan iman

adalah hidup mengereja. Jika seseorang menampakkan

imannya di dalam masyarakat, orang itu menggereja dalam

masyarakat. Sebagai orang beriman, kita dituntut untuk

menampakkan kehadiran Yesus di tengah keluarga dan

masyarakat kita. Kehadiran Yesus dapat dialami oleh orang

lain bila kita menampakkannya dalam kesaksian hidup kita.

Kesaksian hidup kita adalah salah satu wujud pewartaan kabar

gembira kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus.

Dalam hidup-Nya, Yesus senantiasa mengambil bagian dan

terlibat dalam hidup manusia. Sebagai pengikut Yesus kita

juga dipanggil untuk ambil bagian dalam hidup menggereja.

Kesadaran ini menuntut dari kita siap sedia untuk melibatkan

diri secara aktif dalam kegiatan Gereja dan masyarakat.

Contohnya: mengikuti doa lingkungan, pendalaman iman

lingkungan, koor lingkungan, dst.

- Pendamping mempersilahkan peserta membicarakan

niat-niat dalam kelompok kecil yang dapat diwujudkan secara

16.30-17.30

17.30-18.00

dipersembahkan dalam Misa penutup Weekend orang muda

Katolik ini.

Misa penutup

Misa penutup dengan tema “Jangan lelah bekerja di ladang Tuhan”

Lagu pembuka “Panggilan Tuhan”(MB 456)

Doa pembuka dengan inti bersyukur atas penyertaan Tuhan

selama Weekend berlangsung dan mohon Tuhan membuka hati

para orang muda Katolik untuk menyadari pentingnya

keterlibatan dalam hidup menggereja dan masyarakat sehingga

mereka mau dengan senang hati melayani sesama dalam hidup

sehari-hari sebagai wujud iman Kristiani.

Bacaan dari Yak 2: 14-18 dan Injil Matius 7: 17-21. Kothbah

berisi adalah buah-buah rohani selama Weekend yang telah

diperoleh peserta selama Weekend serta niat-niat yang telah

dibuat. Sesudah doa umat diadakan prosesi pembacaan niat

dan rencana setiap orang muda Katolik yang hendak

mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lagu penutup “Jadilah Saksi Kristus” (MB 455).

BAB V PENUTUP

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat secara

keseluruhan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan ini. Dengan

dikuatkan oleh hasil penelitian dan wawancara. Kemudian pada bagian berikutnya

berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis ini.

A. Kesimpulan

Sumbangan pendampingan iman bagi orang muda Katolik untuk

kmeningkatkan keterlibatan hidup menggereja meliputi dua aspek yaitu: koinonia

dan diakonia. Dalam dua aspek tersebut, pendampingan iman membantu orang

muda untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan.

Pendampingan iman membantu semangat persaudaraan sebagai suatu panguyuban

umat beriman yang mengimani Kristus (koinonia), dan menyadarkan

tanggungjawab pribadi sebagai orang muda Katolik terhadap kesejahteraan

bersama atas dasar cinta kasih, saling melayani serta bersedia menjadi pengikut

setia Kristus, dengan mewujudkan cita-cita Kerajaan Allah (diakonia).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman hidup menggereja

dalam orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok sudah cukup baik.

Akan tetapi masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Dari segi keterlibatan hidup

menggereja dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus

Raja Barong Tongkok masih belum menampakkan keterlibatan dari segi aspek

koinonia. Permasalahan lain yang muncul adalah kesulitan pembagian waktu yang

orang muda kurang memiliki waktu untuk terlibat dalam kegiatan hidup

menggereja.

Berdasarkan hasil penlitian masih diperlukan upaya untuk meningkatkan

keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup

menggereja. Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui Weekend orang muda

Katolik. Melalui program Weekend ini diharapkan orang muda semakin menyadari

tugas dan tanggungjawabnya dalam hidup menggereja demi mewujudkan Kerajaan

nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan. Penulis memberikan

beberapa saran sebagai hasil refleksi dalam meningkatkan keterlibatan bagi orang

muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok.

1. Pengurus Paroki

Pihak pengurus paroki bekerjasama dengan ketua lingkungan dan komisi

kepemudaan untuk menindaklanjuti program yang telah penulis usulkan yaitu

Weekend orang muda Katolik. Program ini diyakini mampu memotivasi orang

muda Katolik untuk terlibat aktif dan bertanggungjawab dalam berbagai kegiatan

yang ada di stasi, paroki, dan masyarakat. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan dan

perkembangan Gereja tergantung pada keterlibatan orang muda sebagai penerus

masa depan Gereja, maka Gereja harus berani mencoba hal-hal baru untuk

menemukan sesuatu yang baru demi menghidupkan kembali iman orang muda yang

Pengurus paroki perlu mengevaluasi dan merefleksikan kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut sungguh berguna dan

berdampak positif atau tidak. Di sisi lain, orang muda Katolik perlu meningkatlkan

kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dan memeberikan diri

secara totalitas untuk melayani Gereja.

2. Pendamping Pendampingan Iman

Berkaitan dengan pendampinagan iman yang dilaksanakan di paroki Kristus

Raja Barong Tongkok, hendaknya pihak paroki mengkader pendamping

pendampingan iman lebih banyak lagi sehingga pendampingan iman dilaksanakan

secara rutin dan terprogram. Dan perlu diingat bahwa pendampingan dilaksanakan

dalam suasana hati penuh kegembiraan, terbuka dan bukan karena keterpaksaan

sehingga masing-masing orang dapat menungkapkan pengalaman imannya secara

bebas dan dapat memetik buah-buah rohani dari pendampingan iman sehingga

Dokumen terkait