• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Disarankan bagi guru SMA Negeri Jumapolo menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep dan membentuk nilai karakter siswa, metode eksperimen juga bisa diterapkan untuk topik lain dalam matapelajaran fisika.

68

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012.Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Anderson, Lorin W. 2010.Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berg, Euwe v. d. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Bernardina, Anastasia. 2005. (Skripsi) Pemahaman, Minat, dan Keaktifan Anak-Anak SD Dalam Pembelajaran Sains Dengan Menggunakan Teori Intelegensi Ganda (Multiple Intelligences) Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Budi, Y. K. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains). Widya Dharma Majalah Ilmu dan Pendidikan. 63.

Bumbungan, Rosiana. 2009. (Skripsi) Peningkatan Pemahaman Siswa Mengenai Getaran Pada Bandul Sederhana Melalui Pembelajaran Dengan Metode Eksperiemen Terbimbing Menggunakan LKS Pada Siswa Kelas VIII SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Dahar, Ratna W. 2011.Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.

Djamarah, Syaiful B. 2010.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fitri, Eka H. 2008.(Skripsi) Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Mengurangi

Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Hamid, Ahmad A. 2011. Pembelajaran Fisika di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Kanginan, Marthen. 2007.Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Miftakhul Jannah, Sugianto, S. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education.54- 60.

Minh, Richard J. 1970. Laboratory Experiences: An Approach to Teaching Physics.The Physics Teacher8. 146.

NN1. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, M. N. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Siregar, Evelin. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Bandung:

Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik Untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Sutopo. 2011. Kontribusi Matapelajaran Fisika Pada Pendidikan Karakter. Fisika FMIPA UM. 10-11.

Suyono. 2011.Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2008.Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Tobin, J. A. 1932. Laboratory Experiments in Physics. Chesnut Hill: Department of Physics Boston College.

Uno, Hamzah. 2005. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Uno, Hamzah. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

72

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri Jumapolo

Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/ II

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompentensi

Menerapkan konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian.

B. Kompetensi Dasar

Merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian listrik.

C. Indikator

1. Membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik.

2. Menjelaskan cara membaca dan memasang alat ukur kuat arus dan alat ukur tegangan. 3. Menggunakan amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik

2. Siswa dapat menjelaskan cara membaca dan memasang alat ukur kuat arus dan alat ukur tegangan.

3. Siswa dapat menggunakan amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian.

E. Metode Pembelajaran

waktu

Peneliti Siswa

1. Membuka Pelajaran:

1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam

2. Peneliti menyampaikan topik yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

3. Peneliti menjelaskan metode pembelajaran menggunakan eksperimen

1. Siswa memberi salam

2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti

2 menit 7 menit

2. Kegiatan inti:

Mengerjakan soal pre-test dan kuesioner

1. Peneliti membagikan soalpre-testkepada siswa 2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan soalpre-test 3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa

4. Peneliti membagikan kuesioner minat belajar 5. Peneliti mengambil hasil kuesioner minat belajar

Melakukan eksperimen pertama

1. Peneliti membagi siswa dalam kelompok

2. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan eksperimen pertama yaitu eksperimen rangkaian terbuka dan tertutub 3. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang

melakukan eksperimen pertama

4. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa

1. Siswa menerima soalprê-test 2. Siswa mengerjakan soalpre-test

3. Siswa menyerahkan jawaban kepada peneliti 4. Siswa menerima kuesioner minat belajar 5. Siswa menyerahkan kuesioner minat belajar

1. Siswa duduk dalam kelompok

2. Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan hasil eksperimen

3. siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen

2 menit 20 menit 2 menit 10 menit 2 menit 2 menit 10 menit 5 menit

tentang penggunaan alat ukur arus listrik dengan menggunakan basicmeter

2. Peneliti menjelaskan cara menggunakan basicmeter

3. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang melakukan eksperimen

4. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa

1. siswa mendengarkan penjelasan peneliti

2. siswa mendengarkan dan membaca cara menggunakan basicmeter

3. siswa melakukan eksperimen kedua

4. siswa menyimpulkan hasil eksperimen

2 menit

10 menit

10 menit

5 menit 5. Menutup pelajaran:

1. Peneliti memberitahukan kegiatan untuk pertemuan berikutnya

2. Peneliti menutup pelajaran dengan salam

1. Siswa menjawab salam penutup

1. Membuka Pelajaran:

1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam

2. Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan

1. Siswa memberi salam

2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti

2 menit 3 menit

2. Kegiatan inti:

Melakukan eksperimen ketiga

1. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan eksperimen ketiga yaitu eksperimen tegangan listrik

2. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang melakukan eksperimen

3. Peneliti merangkum hasi kesimpulan siswa

Melakukan eksperimen keempat

1. Peneliti mengajak siswa melakukan eksperimen keempat yaitu hubungan antara arus listrik dan beda potensial 2. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang

melakukan eksperimen

3. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa

1. Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan hasil eksperimen

2. siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen

1 Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan hasil eksperimen

2 Siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen

10 menit

5 menit

10 menit

5 Menit

3. Menutup pelajaran

1. Peneliti memberitahukan kegiatan pertemuan berikutnya 2. Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup

1. Siswa mendengarkan 2. Siswa memberi salam

3menit 2 menit

1. Membuka Pelajaran:

1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam

2. Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan

1. Siswa memberi salam

2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti

2 menit 3 menit

2. Kegiatan inti:

Mengerjakan soal post-test

1. Peneliti membagikan soalpost-test kepada siswa 2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan soalpost-test 3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa

Mengerjakan kusioner minat belajar

1. Peneliti membagikan kuesioner minat belajar dan nilai karakter kepada siswa

2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan kuesioner minat belajar dan nilai karakter

3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa

1. Siswa menerima soalpost-test 2. Siswa mengerjakan soalpost-test

3. Siswa memberikan hasil jawaban kepada peneliti

1. Siswa menerima kuesioner minat belajar dan nilai karakter

2. Siswa mengerjakan kuesioner minat belajar dan nilai karakter

3. Siswa memberikan hasil jawaban kepada peneliti

2 menit 20 menit 3 menit 2 menit 20 menit 3menit 3. Menutup pelajaran

1. Memberi salam penutup 2. Berterimakasih

1. Siswa memberi salam penutup 5 menit

1. Alat Ukur Listrik a. Arus Listrik

Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi 2, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.

Gambar 1. Rangkaian Terbuka

Gambar 2. Rangkaian Tertutup

Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut terhubung dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub negatif dan kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.

terang. Jika baterai digunakan tiga buah lampu menyala semakin terang. Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya semakin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar semakin banyak atau arus listriknya semakin besar. Besarnya arus listrik (disebut dengan kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir.

b. Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) disebut amperemeter, apabila mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik, maka diberi simbol (A) dalam rangkaian listrik. Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta kutub-kutub negatif keduanya telah saling dihubungkan dengan kabel seperti gambar berikut.

Gambar 3. Amperemeter

82

Gambar 5. Pengukuran Arus Pada Rangkaian Listrik

Arus listrik harus mengalir masuk ke kutub positif (diberi tanda “+” atau warna merah) dan meninggalkan amperemeter melalui kutub negatif (diberi tanda “-“ atau warna hitam), bisa dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum membentur sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak amperemeter. Tetapi jika menggunakan meter digital yang memiliki polaritas otomatis (autopolarity), hubungan dengan polaritas terbalik tidaklah masalah. Ini karena meter tetap akan memberikan bacaaan benar, hanya tanda negatif didisplai di depan angka, yang menunjukkan bahwa hubungan polaritas ke meter adalah terbalik.

Amperemeter dipasang seri dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya, rangkaian kabel harus dipotong agar dapat menyisipkan amperemeter (lihat gambar 6).

Umumnya amperemeter yang digunakan di lab sekolah sebuah basicmeter. Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada fotobasicmetergambar 6, terdapat 9 terminal, 4 terminal merah di kiri untuk arus dan 4 terminal merah di kanan untuk tegangan. Satu terminal warna di sisi tengah bawah adalah kutub negatif baik untuk arus atau tegangan.

Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores pajang 0 dan 20 menunjukkan x 1 A = 0,2 A. antara gores 0 dan 20 terdapat skala 10 (lihat Gambar 2.5). ini berarti skala kecil basicmeter adalah: x 0,2 A= 0,02 A.

Gambar 7. Mengamati skala terkecil Basicmeter

Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil, yaitu:

x 0,02 A = 0,01 A

Diperoleh skala terkecil 0,02 A dan ketidakpastiannya adalah 0,01 A.

Melaporkan hasil pengukuran arus dalam suatu rangkaian dimana batas ukur 0-1 A memberikan hasil seperti gambar berikut :

Gambar 8. Pengukuran arus menggunakan basicmeter

Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah

Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus

i = x0+∆x ……….………..(1)

i = (0,72+0,01) A

c. Tegangan Listrik (Beda Potensial)

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada benda lain.

Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari suatu titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V).

d. Alat Ukur Tegangan Listrik

Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian disebut dengan voltmeter dan diberi simbol (V) dalam rangkaian listrik. Voltmeter harus diukur secara parallel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Untuk memasang voltmeter dalam suatu rangkaian, harus diperhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub positif (“+” atau warna merah) dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (“-“ atau warna hitam). Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol.

Untuk memasang voltmeter cukup langsung menghubungkan ujung-ujung komponen yang akan diukur beda potensialnya ke kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar. Gambar berikut menunjukkan pengukuran tegangan pada suatu rangkaian.

Gambar 9 Pengukuran tegangan pada suatu rangkaian listrik

Melaporkan hasil pengukuran tegangan listrik pada suatu rangkaian dengan menggunakan basicmeter itu hampir sama dengan melaporkan hasil pengukuran pada arus lisrtik.

e. Hukum Ohm

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.

Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman. Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal dengan Hukum Ohm.

Besar perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial sebanding dengan kuat arus (V~I). secara matematis dapat dituliskan V= m x I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus.

Grafik hubun

Berdasarkan grafik

Nilai m yang tetap ini ke dilambangkan R, dan di Jadi, persamaan tersebut

Keterangan:

V : beda potensial I : kuat arus (A) R : hambatan listr Persamaan di atas dike mengalir pada suatu pe penghantar itu dengan sy

H. Sumber Pembelajaran

1. Judul Buku: Fisika 1 U Pengarang: Setya Nura Kota Terbit : Jakarta Penerbit : Departemen P 2. Judul Buku : Fisika unt

Pengarang: Marthen Ka Kota Terbit : Jakarta Penerbit : Erlangga

R

k hubungan antara kuat arus dengan beda potensial

afik di atas, nilai m dapat diperoleh dengan pe

ni kemudian didefinisikan sebagai besaran ham diberi satuan ohm (Ω ), untuk menghargai G but dapat dituliskan sebagai berikut.

nsial atau tegangan (V) )

strik (Ω )

dikenal sebagai Hukum Ohm yang berbunyi penghantar sebanding denganbeda potensial a n syarat suhunya konstan/tetap”.

1 Untuk SMA/MA Kelas X (E Book)-urachmandani en Pendidikan Nasional untuk Kelas X n Kanginan R= atau V = I x R nsial n persamaan m = . hambatan listrik yang Georg Simon Ohm.

i “ Kuat arus yang l antara ujung-ujung

A. Tujuan

Siswa dapat memahami kuat arus listrik B. Alat

1. Tiga buah baterai 2. 1 buah lampu 3. Kabel

4. Dudukan bolam lampu C. Landasan Teori

Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi 2, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan.

Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.

D. Langkah kerja

1. Rangkailah bola lampu dan sebuah baterai dengan menggunakan kabel di atas papan seperti gambar di samping! 2. Amatilah nyala bola lampu!

3. Lakukanlah kegiatan di atas dengan menggunakan 2 baterai dan 3 baterai! 4. Bandingkan nyala bola lampu!

A. Tujuan

Siswa dapat menggunakan alat ukur arus listrik B. Alat

1. Dua buah baterai 2. Satu buah lampu 3. Kabel

4. Dudukan bolam lampu 5. Basicmeter

C. Landasan Teori

Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) disebut amperemeter, apabila mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik, maka diberi simbol (A) dalam rangkaian listrik. Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta kutub-kutub negatif keduanya telah saling dihubungkan dengan kabel.

Umumnya amperemeter yang digunakan di lab sekolah sebuah basicmeter. Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada foto basicmeter terdapat 9 terminal, 4 terminal merah di kiri untuk arus dan 4 terminal merah di kanan untuk tegangan. Satu terminal warna di sisi tengah bawah adalah kutub negatif baik untuk arus atau tegangan.

Gambar 1. Basicmeter

Batas ukur arus : 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A Batas ukur tegangan : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V

Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores pajang 0 dan 20 menunjukkan x 1 A = 0,2 A. antara gores 0 dan 20 terdapat skala 10 (lihat gambar 2). ini berarti skala kecil basicmeter adalah: x 0,2 A= 0,02 A.

Gambar 2. Mengamati Skala Terkecil Basicmeter

Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil, yaitu:

x 0,02 A = 0,01 A

Gambar 3. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter

Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah sebagai berikut:

x0= x 1 A = 0,72 A (dua desimal)

Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus:

i = x0 + ∆x ……….………..(1) i = (0,72+ 0,01) A

D. Langkah kerja

1. Memasang alat ukur kuat arus seperti pada gambar disamping dengan cara sebagai berikut:

a. Memasang alat ukur arus listrik

dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai amperemeter atau menggeser binding post ke arah kanan b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0

Gambar 3. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter

Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah sebagai berikut:

x0 = x 1 A = 0,72 A (dua desimal)

Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus:

i = x0 + ∆x ……….………..(1) i = (0,72+ 0,01) A

D. Langkah kerja

1. Memasang alat ukur kuat arus seperti pada gambar disamping dengan cara sebagai berikut:

a. Memasang alat ukur arus listrik

dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai amperemeter atau menggeser binding post ke arah kanan b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0

Gambar 3. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter

Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah sebagai berikut:

x0 = x 1 A = 0,72 A (dua desimal)

Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus:

i = x0 + ∆x ……….………..(1) i = (0,72+ 0,01) A

D. Langkah kerja

1. Memasang alat ukur kuat arus seperti pada gambar disamping dengan cara sebagai berikut:

a. Memasang alat ukur arus listrik

dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai amperemeter atau menggeser binding post ke arah kanan b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0

dihubungkan dengan kutub positif dari sumber tegangan baterai e. Terminal negatif dari amperemeter (songket warna hitam)

dihubungkan dengan satu kabel yang terhubung dengan lampu

f. Kabel dari lampu yang satunya dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber tegangan.

g. Lalu dilihat apakah jarum pada amperemeter bergerak atau menyimpang, atau lampu menyala.

h. Jika jarum amperemeter belum menyimpang atau maka dicek dahulu apakah kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya.

2. Baca skala yang terbaca. 3. Tuliskan nilai yang terbaca.

Soal Kompetensi :

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut !

(A) (B)

Tentukan rangkaian yang benar ketika anda ingin mengukur arus dengan menggunakan amperemeter.

A. Tujuan

Siswa dapat menggunakan alat ukur tegangan listrik B. Alat dan bahan

1. Bola lampu 2. Batu baterai 3. Basicmeter 4. Kabel C. Dasar Teori

Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian disebut dengan voltmeter dan diberi simbol (V) dalam rangkaian listrik. Voltmeter harus diukur secara parallel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Untuk memasang voltmeter dalam suatu rangkaian, harus diperhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub positif (“+” atau warna merah) dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (“-“ atau warna hitam). Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol.

Untuk memasang voltmeter cukup langsung menghubungkan ujung-ujung komponen yang akan diukur beda potensialnya ke kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar.

D. Langkah kerja

1. Rangkailah alat tersebut seperti gambar disamping 2. Cara memasang voltmeter:

a. Memasang alat ukur tegangan listrik dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode

b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0 c. Lalu pilih batas ukur voltmeter yang paling besar

d. Menghubungkan bolam lampu dengan kabel ke sumber tegangan e. Hubungkan terminal positif dari voltmeter dengan kutub positif dari

sumber tegangan

f. Hubungkan terminal negatif dari voltmeter dengan kutub negatif dari sumber tegangan

g. Lalu dilihat apakah jarum pada voltmeter bergerak atau menyimpang h. Jika jarum voltmeter (basicmeter) belum menyimpang atau maka dicek

dahulu apakah kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya.

3. Catatlah beda potensial yang ditunjukkan voltmeter .

4. Ulangi kegiatan diatas dengan menggunakan 2 dan 3 baterai dan catatlah hasilnya.

5. Bandingkan antara dengan menggunakan 1, 2, dan 3 baterai. 6. Apa kesimpulan anda?

1. Antara potensial listrik dan arus listrik, mana yang lebih berbahaya? Jelaskan alasan anda!

2. Mengapa burung-burung yang hinggap pada kabel listrik tegangan tinggi tidak mati? Jelaskan dengan konsep beda potensial!

3. Manakah dari gambar rangkaian berikut yang benar untuk mengukur beda potensial?

A. Tujuan

Siswa dapat mengetahui hubungan antara kuat arus listrik dengan beda

Dokumen terkait