• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dapat disimpulkan bahwa model integrasi masyarakat lokal dalam perencanaan destinasi pariwisata perdesaan dalam kasus di Desa Pakraman Pinge adalah pelembagaan pariwisata berbasis kultural. Disebut pelembagaan karena adanya proses untuk membangun suatu intitusi pariwisata yang merupakan ruang bagi titik temu dari aktivitas masyarakat yang memiliki kepentingan dan kepedulian terhadap pariwisata. Berbasis kultural, karena lembaga tersebut diupayakan untuk tidak bersifat eksternal dan eksklusif. Bersifat eksternal berarti lembaga tersebut seolah berasal dari luar dan terlepas dari kerangka pemahaman serta pemaknaan budaya masyarakat lokal. Sedangkan eksklusif mengandung makna, ketika lembaga tersebut hanya dimiliki dan dimengerti oleh sebagian kecil masyarakat yaitu elit (inklusif dan eksklusif). Dengan kata lain, lembaga ini akan menaungi praktik pariwisata perdesaan yang menawarkan produk pariwisata berbasis rutinitas kehidupan masyarakat perdesaan Bali dengan bahasa dan ritme aktivitas yang dimengerti masyarakat lokal.

Dengan demikian dibutuhkan lembaga pariwisata yang bersifat internal dan inklusif sesuai dengan kultur masyarakat lokal. Ini dimaksudkan agar masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam praktik pariwisata perdesaan. Keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan dan pembagian manfaat pariwisata, dimungkinkan jika kedua aktivitas tersebut terselenggara dalam payung lembaga yang menyediakan ruang negosiasi yang sehat bagi pemangku kepentingan pariwisata perdesaan. Lembaga tersebut menjadi strategis bagi ruang pembelajaran masyarakat dan dapur bagi produksi kebijakan pariwisata yang diciptakan masyarakat lokal secara kolektif.

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Chris, 2004, Cultural Studies; Teori & Praktek, Kreasi Wacana, DIY Briedenhann, J. & Wickens, E., 2004, Rural Tourism-Meeting the Challenges of

the New South Africa, International Journal of Tourism Research, 6: 189- 203.

Campbell, 1999, Ecotourism in Rural Developing Communities, Annals of Tourism Research, 26: 534-553

Davidson, Rob and Maitland, Robert, 1997, Tourism Destinations, Hodder & Stoughton, London

Dogra, Ravinder and Gupta, Anil, 2012, Barriers to Community Participation in Tourism Development: Empirical Evidence from a Rural Destination, South Asian Journal of Tourism and Heritage, 5: 131-142

Fashri, Fauzi. 2104. Pierre Bourdieu; Menyingkap Kuasa Simbol. Yogyakarta: Jalasutra.

Garrod, B., Wilson, J.C., and Bruce, D.B., 2001, Planning for Marine Ecotourism in the EU Atlantic Area: Good Practice Guidelines, Project Report, University of the West of England, Bristol

Gunn, Clare A., 1994, Tourism Planning; Basics, Concepts, Cases, Taylor & Francis, USA

Inskeep, E., 1991, Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development Approach, Van Nostrand Reinhold, USA

Jenkins, C. L., 1982, The Effects Of Scale In Tourism Projects In Developing Countries, Annals of Tourism Research, 9: 229-249

Lane, B., 1994. What is rural tourism?, Journal of Sustainable Tourism, 2: 7-21. Leslie, David, 2012, Responsible Tourism; Concepts, Theory and Practice, CABI,

UK

Mowforth, Martin and Munt, Ian, 1998, Tourism and Sustainability; New Tourism in the Third World, Routledge, New York

Murphy, Peter E., 1985, Tourism A Community Approach, Methuen, New York Page, S. J. & Getz, D. (Eds.), 1997, The business of rural tourism: international

Pike, Steven, 2004, Destination Marketing Organisations, Elsevier, UK

Roberts, L. and Hall, D., 2004, Consuming the countryside: Marketing for rural tourism, Journal of Vacating Marketing, 10: 253-263

Scheyvens, Regina, 2002, Tourism for Development; empowering communities, Prentice Hall, England

Shah, Kishore and Gupta, Vasanti, 2000, Tourism, the Poor and Other Stakeholders: Experience in Asia, The Russell Press, Nottingham

Telfer, Richard and Sharpley, David J., 2008, Tourism and Development in the Developing World, Routledge, New York

Timothy, Dallen J., 1999, Participatory Planning; A View of Tourism in Indonesia, Annals of Tourism Research, 26: 371-391

Timothy, Dallen J. and Boyd, Stephen W., 2003, Heritage Tourism, Pearson Education, England

Tosun, Cevat, 2000, Limits to Community participation in the tourism development process in developing countries. Tourism Management, 21: 613-633.

Tosun, Cevat and Timothy, Dallen J., 2003, Arguments for Community Participation in the Tourism Development Process, The Journal Of Tourism Studies, 14: 1-15

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Veal, A. J., 2006, Research Methods for Leisure and Tourism; A Practical Guide, Pearson Education, England

WTO, 1998, Guide for Local Authorities on Developing Sustainable Tourism, World Tourism Organization.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1. Ceklis kelengkapan instrumen

No. Kelengkapan Keterangan

A. Panduan wawancara

B. Panduan pengambilan gambar C. Alat rekam suara

D. Kamera E. Laptop F. Charger G. Flashdisk H. Buku catatan I. Pulpen J. Map K. Buku harian 2. Panduan wawancara

Target: menggali informasi kondisi ruang dan ranah pariwisata, modal, ekspektasi mengenai pariwisata, permasalahan yang dihadapi, kearifan lokal, kelembagaan, dan jenis partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata

A.Ranah atau ruang

- Kegiatan pariwisata yang sedang berlangsung

- Lembaga yang terlibat (masyarakat, pemerintah, swasta) B.Komposisi modal

- Ekonomi (individu/kelompok dan trajektori) - Budaya (individu/kelompok dan trajektori) - Sosial (individu/kelompok dan trajektori) - Simbolik (individu/kelompok dan trajektori) C.Permasalahan yang dihadapi

- Etos (need for achievement, need for power, need for affiliation) - Struktural (adat, kebijakan dinas, dan lain-lain)

- Laten - Romantisme - Futuristik E. Kearifan lokal F. Kelembagaan

- Ruang-ruang diskursif (formal dan informal) - Mekanisme pengambilan keputusan

- Manajemen konflik 3. Catatan penelitian Sumber Aspek Penekanan Temuan/ Informasi Kekurangan informasi Keterangan

4. Panduan pengambilan gambar A.Narasumber B.Infrastruktur C.Suprastruktur D.Lembaga/institusi E. Kegiatan pariwisata F. Kegiatan masyarakat G.Lansekap

Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti

Ketua Peneliti A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) I Made Adikampana, S.T., M.T.

2 Jenis Kelamin L/P

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197702242001121002

5 NIDN 0024027704

6 Tempat dan Tanggal Lahir Negara, 24 Februari 1977 7 Alamat e-mail adikampana@gmail.com 8 Nomor Telepon/HP 08123884484

9 Alamat Kantor Jl. DR. R. Goris No. 7 Denpasar 10 Nomor Telepom/Faks. (0361) 223798

11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 56 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 12 Mata Kuliah yang diampu 1. Geografi Pariwisata

2. Proses Perencanaan pariwisata 3. Perencanaan Kawasan Pariwisata 4. Perencanaan Destinasi Pariwisata 5. Pariwisata Berbasis Masyarakat

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Nasional Bandung Universitas Gadjah Mada Universitas Udayana

Bidang Ilmu Teknik

Planologi

Teknik Arsitektur Pariwisata

Pariwisata

Tahun Masuk - Lulus 1995 - 2001 2004 - 2006 2012 - Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Identifikasi

Karakteristik Pedagang Kaki Lima dalam rangka Penanganan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung Pariwisata Alam dan Peluang Pekerjaan bagi Masyarakat Lokal -

Nama Pembimbing/Promotor Ir. Akhmad Setiobudi, M.Sc.

Prof. Ir. Wiendu Nuryanti,

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)

1 2010 Pembangunan Pariwisata Berbasis Komunitas di Atraksi Wisata Ceking

HB, DIKTI 46,5

2 2011 Desa Wisata Berbasis Masyarakat sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pinge

PDM, Unud 7,5

3 2013 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis

PUPT, DIKTI 62

4 2013 Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata Candi Dasa Provinsi Bali

HB, DIKTI 45

5 2014 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis

PUPT, DIKTI 64

6 2014 Model Integrasi Masyarakat Lokal dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata Perdesaan

HB, DIKTI 48,75

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber

lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber*) Jumlah (Juta Rp.)

1 2011 Penataan Kemitraan dan

Kelembagaan Desa Wisata Tista Kecamatan Kerambitan

Kabupaten Tabanan

DIPA, Unud 4

2 2012 Pengembangan Agrotourism Berbasis Ipteks Terpadu di Desa Lod Tunduh Kabupaten Gianyar

IbM, DIKTI 45

3 2013 Pengembangan Atraksi Agrowisata Terpadu Berbasis Ipteks

IbM, DIKTI 49

4 2014 IbM Desa Pakraman Pinge yang Menghadapi Permasalahan Pengembangan Produk Desa Wisata

IbM, DIKTI 43

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1 Analisis Dampak Budaya Pembangunan Bandara Internasional Terhadap Masyarakat Sekitarnya

2/2, 2011 dwijenAGRO

2 Desa Wisata Berbasis Masyarakat sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat di Desa Pinge

12/1, 2012 Analisis Pariwisata

3 Integrasi Masyarakat Lokal dalam

Perencanaan Destinasi Pariwisata (Sebagai manifestasi praktek dekonstruktif)

3/1, 2012 Jurnal Ilmiah Hospitality Management 4 Optimalisasi Kontribusi Pariwisata Ceking

terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal

2/1, 2012 Jurnal Ilmiah Pariwisata 5 Tantangan Pengembangan Pariwisata di

Daerah Pinggiran

5/1, 2014 Jurnal Ilmiah Hospitality Management 6 Partisipasi Masyarakat Lokal dalam

Pengembangan Pariwisata Ekologis

9/3, 2014 Jurnal

Kepariwisataan Indonesia

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1 Kegiatan Temu Karya Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu

Pengintegrasian Pengembangan Pariwisata dalam Ekonomi Masyarakat Lokal 2010 Bali

2 Seminar Hasil-Hasil Penelitian 2011 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana

Kontribusi Pariwisata Ceking terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal 2011 Bali

3 Seminar Hasil-Hasil Penelitian Pariwisata Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Kajian Dampak Bandara terhadap Budaya Masyarakat 2012 Bali

4 Deseminasi Hasil-hasil Penelitian tahun 2013 Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Kawasan 2013 Bali

Candi Dasa Provinsi Bali 5 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 Dampak

Pariwisata Perdesaan bagi Masyarakat Lokal 2014 Bali

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1 Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global

2010 xiv + 294 Udayana University Press 2 Pariwisata Kalimantan:

Pemikiran & Perjalanan ke Jantung Borneo

2010 xiii + 155 Arsimedik Publisher

3 The Exellence Research Universitas Udayana 2011

2011 vii + 182 Udayana University Press 4 Prosiding Seminar Nasional

Sains dan Teknologi 2014

2014 xxviii + 1032 Udayana University Press

H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID

- - - - -

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat 1 Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur 2012 Kabupaten Nunukan Mendukung program

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

1 Peneliti Muda Terbaik Tingkat Universitas Udayana Bidang Sosial

Anggota Peneliti A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra Luh Putu Kerti Pujani M. Si.

2 Jenis Kelamin L/P

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIP/NIK/No.Identitas lainnya 195708291986012001

5 NIDN 0029085708

6 Tempat dan Tanggal Lahir Gianyar, 29 Agustus 1957 7 Alamat e-mail bunga_nana@yahoo.com 8 Nomor Telepon/HP 0361290047/03618553655 9 Alamat Kantor Jl. DR. R. Goris No. 7 Denpasar 10 Nomor Telepom/Faks. (0361) 223798

11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 134 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang 12 Mata Kuliah yang diampu 1.Antropologi Pariwisata

2.Metodologi 3.Sistem Pariwisata

4.Seminar dan Wisata Spiritual 5.Sosial Budaya Pariwisata

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana

Universitas Udayana

-

Bidang Ilmu Antropologi Kajian Budaya - Tahun Masuk - Lulus 1978 - 1984 1997 - 2000 - Judul Skripsi/Tesis/Desertasi Cerita Sutasoma

dalam Karya Seni Rupa I Gusti Nyoman Lempad (Suatu Usaha Pemahaman Transmisi Budaya dalam Kehidupan Komunitas Banjar Taman di Desa Ubud) Pekerja Anak Pada Sektor Informal Penjual Post Card di Obyek Wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali (Studi tentang Pemaknaan Kerja dalam Perspektif Budaya Kewiraswastaan) -

Nama Pembimbing/Promotor Prof. Dr. I Gusti. Ngurah Bagus Dr. Nengah Bawa Atmadja, MA. -

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian

Pendanaan Sumber*) Jumlah

(Juta Rp.)

1 2010 Upaya dan Kendala Disparda Provinsi Bali dalam Pemulihan Pariwisata Pasca Bom Bali ( Suatu Tinjauan Kritis Kajian Budaya)

DIPA PNBP 7,5

2 2011 Desa Wisata Berbasis Masyarakat Sebagai Model Pemberdayaan Masyaraka di Desa Pinge

DIPA PNBP 7,5

3 2011 Pemetaan Kriminalitas Dan Upaya Antisipasi Tindak Kejahatan

Terhadap Wisatawan (Studi Tentang Bentuk Kejahatan di Wisata Kuta

Hibah Penelitian Unggulan Udayana

50

4 2013 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis

PUPT, DIKTI 62

5 2013 Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata Candi Dasa Provinsi Bali

HB, DIKTI 45

6 2014 Model Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis

PUPT, DIKTI 64

7 2014 Model Integrasi Masyarakat Lokal dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata Perdesaan

HB, DIKTI 48,75

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber

lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan Sumber*) Jumlah

(Juta Rp.)

1 2011 Manajemen Kelompok Elit Sebagai Aktor Penggerak Pengembangan Desa Wisata Pinge

DIPA PNBP 4

2 2014 IbM Desa Pakraman Pinge yang Menghadapi Permasalahan

Pengembangan Produk Desa Wisata

IbM DIKTI 43

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI

maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

Kesenian Reog Ponorogo Menuju Icon Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo

2009

2 Pemetaan Kriminalitas danUpaya Antisipasi Tindak Kejahatan

Terhadap Wisatawan (Studi Tentang Bentuk Kejahatan di Wilayah Pariwisata Kuta Vol.7, No.1 2012 Jurnal Kepariwisataan Indonesia

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1 Sosialisasi Renstra Fakultas

Pariwisata terhadap civitas akademika Fakultas Pariwisata Renstra Fakultas Pariwisata Tahun 2010-2014. Fakultas Pariwisata, 2010

2 Penceramah dalam pembekalan metodologi kualitatif kepada peserta “Penelitian Lapangan I” di Jember dan Bromo Prosedur kerja penelitian kualitatif PS. Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata, 2011 3 Penceranah dalam pembekalan

metodologi kualitatif kepada peserta “Penelitian Lapangan I” di kawasan wisata Senggigi dan Gili Trawangan Lombok. Prosedur kerja penelitian kualitatif (teknik wawancara mendalam dan pedoman wawancara) PS. Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata 2012

4 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Pariwisata Ekologis 2014 Bali

5 Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 Dampak Pariwisata Perdesaan bagi Masyarakat Lokal 2014 Bali

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul buku Tahun Jumlah Halaman

Penerbit

1 Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global

2010 xiv + 294 Universitas Udayana Press 2 Prosiding Seminar Nasional Sains

dan Teknologi 2014 2014 xxviii + 1032 Udayana University Press

H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial

Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun

Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

- - - - -

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

- - - -

Lampiran 3. Publikasi

A. Artikel di Senastek 2015 (sudah dilaksanakan)

TIPOLOGI ELIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA PERDESAAN

Abstrak

Tantangan dalam pengembangan pariwisata perdesaan adalah adanya keterbatasan struktural yang berupa dominasi elit dalam pengambilan keputusan dan pembagian manfaat pariwisata perdesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi tipologi elit dalam pengembangan pariwisata perdesaan. Pengembangan Desa Wisata Pinge di Tabanan, Bali digunakan sebagai studi kasus. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara terhadap beberapa informan diantaranya tokoh masyarakat lokal, kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan badan pengelola desa wisata. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk menentukan karakteristik elit pariwisata perdesaan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa pengembangan Desa Wisata Pinge berada dalam fase baru berkembang. Pada fase tersebut, keberadaan elit memberikan dampak yang berarti bagi pengembangan pariwisata perdesaan. Terdapat dua tipe elit dalam ranah pariwisata perdesaan, yaitu elit inklusif dan elit eksklusif. Elit inklusif memiliki karakter : partisipatif, visioner, orientasi pada pengembangan pariwisata skala kecil, dan legitimatif. Sedangkan elit eksklusif bercirikan sebaliknya : dominatif, pragmatis, orientasi pada pengembangan pariwisata berskala besar, dan non-legitimatif.

Kata kunci: tipologi, elit, pariwisata perdesaan, inklusif, eksklusif Abstract

The challenge in the development of rural tourism is the existence of structural limitation in the form of elite domination in decision-making and sharing the benefits of tourism. The research addressed to construct the elite typology in the practices of rural tourism development. The development of Pinge Village as a rural tourism destination in Tabanan, Bali is utilized as a case study. Data collected by observation and interviews with several informants including local community figure, tourism awareness group (pokdarwis), and rural tourism management board. The data analyzed descriptively to

determine the characteristics of rural tourism elite. Result of such analysis indicated that the developments of rural tourism in Pinge Village are in a new phase or early stage. In this stage, the presences of the elite contribute a significant impact for the development of rural tourism. There are two types of the elite in the development of rural tourism, specifically the inclusive and exclusive elite. The inclusive elite has character: participative, visionary, small-scale tourism oriented, and legitimate. While the exclusive elite characterized by conversely: dominative, pragmatic, large-scale tourism oriented, and non-legitimate.

Keywords: typology, elite, rural tourism, inclusive, exclusive

1. PENDAHULUAN

Masyarakat lokal merupakan bagian tidak terpisahkan dari destinasi pariwisata. Integrasi masyarakat lokal dalam destinasi pariwisata dimaksudkan untuk memastikan masyarakat lokal mendapat ruang dan kesempatan berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata. Kerangka pemikiran integrasi dimulai dari pemahaman mendasar tentang destinasi pariwisata. Di dalam destinasi pariwisata, tidak hanya terdapat industri pariwisata dalam sebuah sistem (produk, pasar, dan akses), melainkan juga ada keterkaitan atau koeksistensi dengan industri lain dan masyarakat lokal. Begitu pentingnya peran masyarakat lokal dalam keberlanjutan pengembangan destinasi pariwisata telah mendorong munculnya tren baru pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Oleh Tosun dan Timothy (2003) ditegaskan bahwa aspek penting dalam pariwisata berkelanjutan adalah penekanan kepada pariwisata berbasis masyarakat lokal. Pendekatan ini lebih fokus terhadap partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengembangan destinasi pariwisata. Melalui partisipasi masyarakat, pariwisata secara langsung dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. Dengan adanya manfaat inilah penerimaan, dukungan, dan toleransi masyarakat lokal terhadap pariwisata akan tumbuh dengan optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat lokal posisinya sangat strategis dan setara dengan pengambil keputusan lainnya dalam menjamin keberlanjutan destinasi pariwisata (Telfer dan Sharpley, 2008; Timothy dan Tosun, 2003).

perencanaan ditengarai menjadi tantangan dan hambatan pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan. Scheyvens (2002) menyebutkan ada dua tantangan terbesar dalam pariwisata berbasis masyarakat lokal. Pertama, pada kenyataannya masyarakat lokal dalam suatu destinasi pariwisata terbagi ke dalam berbagai faksi atau golongan yang saling mempengaruhi berdasarkan kelas masyarakat (kasta), gender, dan kesukuan. Antar faksi biasanya saling menyatakan paling memiliki atau mempunyai hak istimewa atas keberadaan sumber daya pariwisata. Golongan elit masyarakat lokal tertentu sering berada dalam posisi mendominasi pelaksanaan pariwisata berbasis masyarakat, lalu memonopoli pembagian atau penerimaan manfaat pariwisata (Mowforth dan Munt, 1998). Tantangan kedua adalah permasalahan internal dalam mengidentifikasi pariwisata sebagai strategi pembangunan masyarakat lokal. Masyarakat lokal pada umumnya tidak cukup punya informasi, sumber daya, dan kekuatan dalam hubungannya dengan berbagai pengambil keputusan lainnya dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata, sehingga masyarakat lokal rentan terhadap eksploitasi. Selain tantangan yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat lokal juga akan berhadapan dengan berbagai hambatan. Tosun (2000) mengidentifikasi tiga hambatan dalam pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Pertama, keterbatasan operasional; termasuk dalam hambatan ini adalah sentralisasi administrasi publik, lemahnya koordinasi, dan minimalnya informasi pariwisata. Kedua, keterbatasan struktural; berupa sikap pelaku pariwisata, terbatasnya tenaga ahli, dominasi elit masyarakat, aturan hukum yang belum tepat, sedikitnya jumlah sumber daya manusia (SDM) terlatih, dan minim akses ke sumber modal/finansial. Ketiga keterbatasan kultural, yaitu : kurangnya kapasitas terutama pada masyarakat miskin dan apatis atau rendahnya kesadaran pariwisata masyarakat lokal.

Berbagai permasalahan tersebut juga teramati di sebuah desa adat yaitu Desa Pakraman Pinge, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa Pakraman Pinge pada tahun 2004 telah ditetapkan sebagai desa wisata atau destinasi pariwisata di wilayah perdesaan. Penetapan ini didasarkan bahwa Desa Pakraman Pinge mempunyai sumber daya pariwisata yang sangat potensial.

Morfologi desa tradisional, bentang alam, tinggalan budaya, dan tradisi masyarakat agraris menjadi kekuatan utama pengembangannya. Selain itu Desa Pakraman Pinge telah dikunjungi wisatawan, terutama wisatawan mancanegara yang berasal dari Eropa. Akan tetapi kebanyakan wisatawan tersebut hanya sebatas transit sebelum atau setelah mengunjungi daya tarik wisata lainnya yang terdapat di sekitar Desa Pakraman Pinge. Ini terjadi karena selama ini Desa Pakraman Pinge merupakan jalur perjalanan wisata, terutama wisatawan bersepeda atau bersafari dengan mobil volkswagen.

Adanya penetapan Desa Wisata Pinge sebagai destinasi pariwisata perdesaan disambut eforia oleh masyarakat lokal. Akan tetapi kemudian, muncul kecenderungan elit yang mendominasi perencanaan serta implementasi program, dan selanjutnya memonopoli pembagian manfaat pengembangan Desa Wisata Pinge. Munculnya fenomena elit dalam pengembangan pariwisata perdesaan seperti kasus yang teramati di Desa Wisata Pinge, disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat lokal mengidentifikasi dampak pariwisata sebagai strategi pembangunan masyarakat perdesaan. Disamping itu, dominasi elit tersebut juga didukung oleh masih minimnya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata perdesaan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan tipologi elit dalam pengembangan pariwisata perdesaan. Temuan tentang tipologi elit pariwisata perdesaan dapat memberikan ilustrasi tentang karakteristik dan implikasi yang ditimbulkannya dalam pengembangan pariwisata perdesaan.

2. BAHAN DAN METODE

Penelitian tentang tipologi elit dalam pengembangan pariwisata perdesaan mengambil kasus di Desa Wisata Pinge. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretatif, naturalistik agar lebih bisa memahami makna suatu fenomena (tindakan, keputusan, keyakinan, nilai) dalam realitas sosial tertentu (Snape dan Spencer, 2003). Fenomena yang diinterpretasi adalah adanya elit yang mendominasi pengembangan pariwisata perdesaan.

Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara terhadap beberapa tokoh masyarakat lokal baik dinas maupun adat, pokdarwis, dan badan pengelola desa wisata. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi komprehensif mengenai proses perencanaan pengembangan pariwisata perdesaan. Selain data primer, sumber data juga berasal dari data sekunder yang dihasilkan dari survei kelembagaan. Semua data yang terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

3. HASIL

Penetapan Desa Pakraman Pinge sebagai desa wisata atau destinasi pariwisata perdesaan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tabanan No. 337

Dokumen terkait