• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi RSUD Pirngadi Kota Medan di masa yang akan datang.

18 BAB II

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Rumah sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIS. Ppeletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930.Sebagai pimpinan yang pertama adalah Dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan rumah sakit ini diserahkan kepada Dr.A.A.Messing. Setelah masuknya jepang ke Indonesia pada tahun 1942, Rumah Sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi SYURITSU BYUSONO INCE dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden pirngadi Gonggo Putro.

Pada masa Negara Sumatera Timur pada tahun 1947 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan dan pimpinannya dijabat oleh dr. Ahmad Sofyan.Semasa pimpinan beliau Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan.Yaitu pada tahun 1952.Tahun 1955 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan, diserahterimakan kepada Dokter H. A. Darwis Dt. Batu Besar. Tahun 1958 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar, pimpinannya dijabat oleh dr. Paruhum Daulay. Tahun 1969 Rumah Sakit Umum Medan dipimpin oleh dr. Zainal Rasyid Siregar, SKM dan semasa kepemimpinan beliau nama Rumah Sakit Umum Pusat Medan berubah nama lagi menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi medan (provincial Top Referal Hospital). Pada tanggal 26 januari 1972 Rumah Sakit Paru-paru yang dahulunya berdiri sendiri masuk menjadi

19

bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan, sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara No. 48/XII/GSU tahun 1972 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 juni 1979, RSU Pusat Medan ditetapkan menjadi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan, berasal dari nama seorang putera bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan Rumah Sakit ini.

Pada tahun 1983 pimpinan Rumah Sakit ini diserahterimakan kepada dr. JE. Sudibyo. Pada tahun 1986 pimpinan Rumah Sakit Dr. pirngadi Medan dijabat oleh dr. Raharjo Slamet. Pada tahun 1990 sampai 26 Maret 1998 pimpinan Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh Prof. dr. Alogo Siregar, Sp.A, dan sejak 5 Maret 2002 dijabat oleh dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA sampai Maret 2010.

Pada tanggal 27 Desember 2001, sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah RSU Dr. Pirngadi Medan diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan.

Pada April 2009 Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan berubah kelembagaan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan dan dipimpin oleh dr. Umar Zein, DTM&H, MHA, Sp.D-KPTI sampai 09 juni 2009. Sejak 09 juni 2009 RSUD Dr. Pirgadi Kota Medan dpimpin oleh dr, Edwin Effendi M.Sc, sebgai pelaksana harian sampai Desember 2009, dan sejak Desember 2009 RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh dr. Dewi F. Syahnan, Sp. THT sampai dengan sekarang.

20

Berdasarkan kondisi tersebut dan menginggat sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan lengkap, maka Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan eminta rekomendasi persetujuan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dari Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI).

Ketua Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia Dr. dr. sutoto, M.Kes memberikan rekomendasi persetujuan pada tanggal 17 juli 2006. Selanjutny7a penilain kelayakan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan menjadi Rumah sakit Pendidikan dilakukan pada tanggal 10 januari 2007 oleh Tim Visitasi yang terdiri dari Direktur Bina Pelayanan Medik.

Didirikan : Pada tanggal 11 Agustus 1928

Pemilik : Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember 2001 Kualifikasi : Kelas B Pendidikan

Status : Rumah Sakit Swadana 11 Februari 1998

Akreditasi Dasar tanggal 14 April 2000 dan Akreditasi Lengkap tanggal 16 Desember 2006.

Alamat : Jl. Prof. H. M. Yamin SH No. 47 Medan 1. Visi dan Misi

Visi

Menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di Sumatera BagianUtara Misi

21

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

b. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain.

c. Mengembangkan manajemen RSUD yang profesional. 2. Falsafah

RSUD Pirngadi Kota Medan memberikan pelayanan berdasarkan Undang-undang kesehatan yang berlaku, etika umum dan etika profesi.

3. Motto

“Aegroti salus lex suprema (kepentingan penderita adalah yang utama) “

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang mengelompokkan hubungan antara orang-orang pada suatu organisasi. Setiap bagian dalam organisasi memiliki pengertian tentang tanggung jawab dan pembagian tugas, bagaimana masing-masing bagian berhubungan satu dengan yang lainnya dan wewenang yang didelegasi pada masing-masing bagian.

Berikut ini merupakan struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan yang dapat dilihat pada gambar 2.1

22 C. Job Description

23

Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan.

A. Direktur

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai Tugas Pokok :

Membantu dalam pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur RSUD Pirngadi Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut ;

1. Perumusan kebijakan rumah sakit

2. Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit

3. Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan B. Kepala Bagian Umum

Kepala Bagian Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Menyusun rencana kegiatan Bagian Umum dan Sumber Daya Manusia, berdasarkan data dan program Wakil Direktur Sumber Daya Manusia dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

24

4. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasal ahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja. 6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai

bahan pertimbangan dalam peningkntan karier.

7. Melaksanakan kegiatan pengelolaan administrasi pegawai, pengembangan Sumber Daya Manusia, kesejahteraan dan pembinaan pegawai.

8. Melaksanakan ketatausahaan, perlengkapan, kerumah tanggan, bantuan hukum dan hubungan masyarakat.

9. Memimpin dan menyiapkan administrasi umum dilingkungan rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya,Kepala Bagian Umum dibantu oleh : 1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

2. Kepala Sub Bagian Kepegawaian 3. Kepala Sub Bagian Hukum/Humas C. Kepala Bagian Keuangan

25

1. Menyusun rencana kegiatan Bagian Keuangan, berdasarkan data dan program Wakil Direktur Keuangan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan;

4. Mengatur dan mendstribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja. 6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hash yang dicapai sebagai

bahan pertimbangan dalam peningkatan karier.

Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Keuangan dibantu oleh : 1. Kepala Sub Bagian Perbendaharaan

2. Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana

3. Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Verifikasi D. Bidang Pelayanan Medis

Tugas dan tanggung jawab bidang pelayanan medisadalah :

1. Menyusun rencana kegiatan bidang pelayanan medis, berdasarkan data dan program Wakil Direktur Pelayanan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

26

2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harimonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

4. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja.

6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier.

7. Melaksanakan pengelolaan kebutuhan pelayanan medik rawat jalan, pelayanan rawat inap, utilisasi peralatan pelayanan medis.

8. Melaksanakan bimbingan serta peningkatan mutu di bidang pelayanan medis.

9. Melaksanakan pengendalian, pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medik, pengumpulan dan pengolahan data utilisasi serta koordinasi pengusulan peralatan medis.

10. Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis dan menunjang medis.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, kepala bidang pelayanan medis dibantu oleh :

27

2. Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medis E. Bidang Pelayanan Keperawatan

Tugas dan tanggung jawab bidang pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun rencana kegiatan Bagian Pelayanan Keperawatan berdasarkan data dan program Wakil Direktur Pelayanan serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. 2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas

berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

4. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan mencocokkan dengan petuniuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja. 6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai

bahan pertimbangan dalarn peningkatan karier.

7. Melaksanakan bimbingan, penyusunan program asuhan dan pelayanan keperawatan, peningkatan pelaksanaan etika profesi keperawatan serta peningkatan mutu keperawatan.

28 Bidang pelayanan medis mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Bagian Pelayanan Penunjang, berdasarkan data dan program Wakil Direktur Pelayanan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

4. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja.

6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier.

7. Melaksanakan pengelolaan kebutuhan pelayanan serta pengembangan fasilitas penunjang medik dan logistic.

G. Bidang Pendidikan dan Penelitian

Bidang pendidikan dan penelitian mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan Bagian Pendidikan dan Pelatihan berdasarkan data dan program Wakil Direktur Sumber Daya Manusia dan ketentuan perundang - undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

29

2. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dangan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalarn pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan.

4. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugas dan permasalahannya.

5. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja.

6. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karir.

7. Merencanakan kegiatan pengelolaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan non kesehatan.

Dalam melakasanakan tugasnya, bidang pendidikan dan pelatihan dibantu oleh : 1. Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

2. Kepala Seksi Pendidikan dan Pelatihan Non Pegawai H. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Tugas dan tanggung jawab Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah : 1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan rumah sakit termasuk bidang

akreditasi serta sertifikasi rumah sakit.

2. Memimpin dan menyiapkan administrasi urnum di lingkungan Rumah Sakit Umuin Daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

30

3. Memberikan pelayanan teknis administrasi bagi seluruh satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan.

4. Mempersiapkan dan menyediakan pendidikan dan pelatihan untuk dapat terwujudnya pelayann bermutu dan sesuai standar.

5. Menyusun rencana kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi pelayanan.

6. Mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan.

7. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitan.

8. Menyelenggarakan kegiatan tugas administrasi pendidikan, pelatihan dan penelitian.

Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Pnelitian dan Pengembangan dibantu oleh :

1. Kepala Seksi Penelitian 2. Kepala Seksi Perpustakaan

D. Jaringan Usaha

Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah dan merupakan rumah sakit rujukan di wilayah Kota Medan, dengan komposisi pasien: penduduk yang berasal dari Kota Medan sebanyak 62 %, serta penduduk yang berasal dari luar kota Medan sebesar 38 % (Kabupaten/ Kota di Sumut 36 %; luar provinsi Sumut 2 %). RSU Dr. Pirngadi Medan bertugas melakukan upaya kesehatan kepada masyarakat yang ingin

31

berobat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara merata,bermutu serta terjangkau.RSU Dr. Pirngadi Medan juga terus meningkatkan kualitas pelayanan melalui penambahan sarana dan prasarana penunjang kesehatan serta demi tercapainya “Program Indonesia Sehat 2010” seperti yang dicanangkan oleh Pemerintah bersama Departemen Kesehatan. RSU Dr. Pirngadi Medan bekerja sama dengan PT. ASKES (PERSERO) yang tersebar di seluruh wilayah Kota Medan untuk pelayanan JAMKESMAS, serta PT. Bank Sumut untuk pelaksanaan pembayaran gaji pegawai. Saat ini, dana anggaran JAMKESMAS yang dialokasikan Departemen Kesehatan melalui Kas Negara sebesar Rp. 8,74 milyar telah diterima oleh pihak RSU Dr. Pirngadi Medan untuk dikelola sendiri. Selama ini, RSU Dr. Pirngadi Medan masih melakukan sistem Askeskin, yang mana anggarannya dikelola oleh PT ASKES sehingga pihak RSU Dr. Pirngadi Medan harus mengklaimnya terlebih dahulu.

E. Kinerja Usaha Terkini

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu Rumah Sakit terbesar (kelas B) di Indonesia yang berfokus kepada kepuasan pelanggan (customer oriented) sesuai dengan motto Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan : “Kepentingan Penderita adalah yang Utama”. Sampai saat ini, Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan menyandang predikat Rumah Sakit Kelas B Pendidikan, berdasarkan akreditasi Depkes RI No.YM.00.03.3.5.1309 pada tanggal 14 Februari 2007. Beberapa hasil evaluasi pengukuran kinerja kegiatan RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun terakhir adalah:

32

1. pencapaian output kinerja kegiatan yang terbesar adalah upaya kesehatan perorangan sebesar 100,42 %,

2. pencapaian output kinerja kegiatan yang terkecil adalah kegiatan SumberDaya Manusia, yaitu sebesar 93,77 %,

3. pencapaian kinerja kegiatan Badan Pelayanan Kegiatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan adalah sebesar 96,67 % dengan kriteria “ sangat berhasil”.

4. beberapa jenis pelayanan yang mengalami peningkatan antara lain jumlah pasien, pelayanan Askes, pelayanan radiologi, dan pelayanan laboratorium, 5. penerimaan uang yang tertinggi adalah penerimaan dari Askes sebesar Rp.

20.694.358.443, sedangkan penerimaan terendah sebesar Rp. 14.000 dari Poli Pulmonologi.

F. Rencana Usaha

Rencana yang ingin dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan serta sebagai bentuk perwujudan dari Visi: Mandiri, Tanggap dan Profesional tahun 2010 adalah:

1. pembangunan gedung khusus kelas III dengan kapasitas 300 tempat tidur, 2. pembangunan ruang radiotherapy,

3. pelayanan farmasi klinis rawat jalan khusus Askeskin, 4. penambahan ruang Haemodialisa dengan 25 tempat tidur, 5. pembentukan pusat jantung terpadu,

6. pembentukan pelayanan ambulance kedaruratan masyarakat, 7. pelaksanaan pendidikan ilmu kedokteran berkala tiap bulan,

33 8. pengembangan pemulasaraan jenazah,

9. terealisasinya Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

34 BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADARSUD PIRNGADI KOTA MEDAN

A. Pengertian Kas dan Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas

Dalam bahasa sehari-hari kas selalu diartikan sebagai uang tunai. Namun dalam bahasa akuntansi istilah kas itu mengandung pengertian yang lebih luas yang menunjukkan uang dan alat pembayaran lainnya yang dapat dicairkan setiap saat, seperti cek atau money order yang secara normal dapat diterima menjadi alat pembayaran dan dapat disimpankan di Bank.Dari segi akuntansi, menurut Santoso (2007:161) “Kas merupakan salah satu unsur terpenting dalamlaporan keuangan karena keterlibatannya hampir dalam setiap transaksi perusahaan, hal ini dikarenakan bahwa hampir semua setiap transaksi bermula dan bermuara dengan kas, serta mengingat peranannya sebagai alat tukar dan juga sebagai dasar pengukuran bagi unsur-unsur lainnya”.

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Bahwa kas itu bukan hanya berupa uang tunai yang ada dan dimiliki perusahaan, melainkan juga mencakup simpanan perusahaan yang ada di Bank yang dapat ditarik dan dipergunakan setiap saat untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dimana banyak transaksi di perusahaan baik langsung maupun tidak langsung

35

akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak dibatasi pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aset yang dapat digunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan. Pengertian kas yang lain menurut Bastian (2008:61) “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan, sehingga kas merupakan aktiva yang sangat lancar atau paling aktif”. Semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan pada akhirnya akan berkaitan dengan kas, baik berupa kas masuk ataupun kas keluar. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian dalam penggunaan yang benar atas kas dapat dianggap sebagai fungsi manajemen yang paling penting. Selain itu, hal ini juga disebabkan alasan bahwa kas merupakan jenis harta perusahaan yang mudah dipindah tangankan atau diselewengkan dan mudah untuk disalahgunakan.

Pengertian Pengendalian Internal

Pada awalnya Pengendalian intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan intern atau internal check yang hanya berhubungan dari segi teknis pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya, dan kalau ditemui kelemahannya maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

Menurut Hasibuan (2011:233) “Pengendalian intern ialah suatu proses dasar dalam bentuk pemeriksaan untuk memastikan bahwa apa yang sudah dikerjakan terhadap suatu persoalan potensial”. Pengendalian intern mencakup struktur organisasi dan seluruh metode dan prosedur yang

36

terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan.

Menurut Ulum (2009:129)Pengendalian intern adalah “Suatu proses kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan untuk mengamati, memahami, dan menilai setiap pelaksanaan kegiatan tertentu sehingga dapat dicegah dan diperbaiki”. Menetapkan Pengendalian intern yang diterapkan dalam suatu perusahaan sangat penting sekali untuk mengetahui bagaimana kerangka prosedur-prosedur yang berhubungan dan disusun dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh fungsi utama dari perusahaan dan urutan yang berkesinambungan serta melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi.

B. Tujuan Dan Fungsi Pengendalian Internal Kas Tujuan Pengendalian Internal Kas

Dalam melakukan Pengendalian intern kas dan untuk mencapai tujuan Pengendalian intern kas harus diketahui sifat-sifat khusus dari kas dan tindakan yang mungkin terjadi untuk menggelapkan kas tersebut, karena kas mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bentuknya kecil, jenisnya sama, dan mudah dipergunakan. Menurut Santoso (2007:163) ada dua macam penyalahgunaan kas yang sering di jumpai yaitu :

37

1. Check kitting yaitu suatu transfer yang dilakukan melalui bank cek bank yang satu ke bank lainnya untuk menutupi kecurangan yang dalam hal ini setoran uang tunai.

2. Lapping yaitu terjadi apabila penyalahgunaan penerimaan dari pelanggan dimana penerimaan tersebut baru di catat sebagai penerimaan apabila ada pelanggan lainnya melakukan pembayaran pada hari kemudian.

Adapun tujuan utama Pengendalian intern menurut Bangun (2008:163) adalah“Agar seluruh sumber daya dapat dipergunakan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya”. Oleh karena itu menarik dan pentingnya kas, maka kas sering dijadikan sarana untuk penyelewengan. Penyelewengan bukan hanya hanya langsung dengan mencuri dari brankas, melainkan dengan cara penyelewengan dari pembukuan yang rapi dan teratur. Dengan cara-cara penyelewengan kas tersebut yang mungkin bahkan sering dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja akan sangat menghambat tercapainya tujuan pengawaasan intern kas. Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem Pengendalian intern adalah untuk membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih efisien.

Dari kebenaran dan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari pelaksanaan Pengendalian intern dirasakan sangat menunjang pencapaian tujuan Pengendalianintern perusahaan dalam mengamankan aktiva berupa kas dan dipatuhinya keputusan-keputusan kebijaksanaan manajemen. Tercapainya sistem Pengendalian intern kas dapat dilihat dari tingkat keamanan harta

38

perusahaan, ketelitian dan keandalan data akuntansi, meningkatnya efisiensi operasi perusahaan serta semakin dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dokumen terkait